Sejarah

Sejarah Tahun Baru Islam

tahun baru islam (1)
Written by Fandy

Sejarah Tahun Baru Islam – Menjelang tahun baru, jutaan berbondong-bondong merayakan pergantian tahun dengan pesta, juga syukuran akan masuknya masa baru. Harapannya, tahun baru dapat menjadi awal yang juga baik bagi seluruh masyarakat.

Islam sendiri memiliki tahun baru khusus. Tak perlu dengan pesta besar, tahun baru Islam adalah keistimewaan yang bisa disyukuri dengan berdoa serta beribadah dengan lebih baik.

Tahun baru Islam, merupakan perhitungan waktu yang merujuk kepada kalender Hijriah atau kalender Islam. Momentum ini, jelas merupakan momentum khusus bagi seluruh Umat Muslim. Sejarah tahun baru Islam sendiri, memiliki sejarah atau asal usul baik dari segi pembentukan, serta keutamaan yang mengikutinya.

1. Asal-Usul Penanggalan Kalender Islam

tahun baru islam (1)Asal usul penanggalan kalender Islam dimulai ketika seorang Gubernur Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang diberikan kepada Khalifat Umar Bin Khatab RA. Kepada pemimpin tersebut, Ia mengaku bingung perihal surat yang tidak memiliki tahun.

Hal inilah yang menyulitkannya saat penyimpanan dokumen atau pengarsipan. Kondisi inilah yang mendasari dibuatnya kalender Islam, yang mana saat itu Umat Muslim masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam tanpa angka tahun, hanya sebatas bulan dan tanggal.

Rasulullah SAW sendiri menggunakan kalendar ini sebagai penyempurnaan waktu. Misal saja, mengembalikan bulan menjadi 12 dan tidak memaju mundurkan bulan atau hari yang semestinya masyarakat jahiliyah ketika itu. Allah SWT sendiri berfirman pada Al-Quran Surat At Taubah ayat 36-37, melalui posisi bulan atau hilal.

Perumusan kemudian diprakarsai oleh Khalifah Umar yang memanggil Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas hingga Thalhan bin Ubaidillah untuk penyusunan kalender Islam.

Dalam perumusan tersebut, kemudian disepakati untuk menggunakan sistem kalender yang ada (pra Islam) untuk selanjutnya disempurnakan Rasulullah SAW. Meski kala itu, terdapat perbedaan pendapat dimana beberapa mengusulkan menggunakan milad Rasulullah SAW, namun ada yang mengusulkan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj kala Rasulullah menerima wahyu dan diangkat sebagai nabi.

Barulah ketika Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Yatsrib. Pengajuan ini, dianggap sebagai momentum besar bagi Islam yang mana hijrah merupakan simbol perpindahan masa jahiliyah ke masyarakat madani.

Untuk itu, penting untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai tonggak awal kalender Islam dibanding hari kelahiran Rasulullah, karena dianggap mengarah ke kultus individu yang tak seharusnya ada di dalam Islam.

Pendapat inilah yang kemudian disetujui oleh seluruh sahabat, dan dibuatlah kalender Islam dengan nama kalender Hijriyah. Penetapannya, dilakukan pada tahun 1 Hijriyah atau 17 tahun pasca hijrah nabi (638 Masehi).

Pada penerapannya, kalender Hijriyah menggunakan sistem peredaran bulan atau qomariyah, tak sama dengan Masehi yang masih mengandalkan matahari atau Syamsiah. Tak hanya itu, pergantian hari kalender masehi dimulai sejak pukul 12 malam, yang berganti saat matahari terbenam. Hal inilah yang membuat kalender hijriah lebih pendek yakni hanya 11 hari dibanding Masehi.

Arti kata Muharram

Salah satu bulan yang paling utama dalam kalender Islam adalah Muharram. Kata Muharam sendiri, berasal dari kata yang diharamkan atau dipantang dan dilarang. Ini bermakna pelarangan untuk melakukan peperangan atau pertumpahan darah, dan dianggap sharam. Tahun 1 Muharram sendiri adalah Tahun Baru dalam Islam.

 

Awal mula penamaan Muharam dengan maknanya, didasari dengan kepercayaan jika bulan ini merupakan awal yang baru dalam setahun. Permulaan tersebut, di masa hijrah merupakan masa peperangan. Dalam sejarah pun disebutkan, jika bulan ini merupakan waktu yang sangat ditaati, bahkan ketika di Arab tak pernah terjadi peperangan.

Hadits keutamaan bulan Muharram

Ketika bulan Muharam, terdapat sejumlah amalan yang bisa dikerjakan oleh kaum Muslim. Salah satu amalan ialah puasa sunnah Tasua serta Asyura. Seperti yang diketahui sebelumnya, Muharam memiliki keutamaan karena selain banyak amalan yang dianjurkan pada waktu tersebut, juga menghapus dosa setahun sebelumnya.

 

Dalam sebuah hadits, Bulan Muharam adalah bulan haram bersama tiga bulan lainnya yakni Dzulqa’dah, Rajab dan Dzulhijjah. Keutamaan tersebut berbunyi:

 

“Dalam satu tahun ada 12 bulan, di antaranya ada 4 bulan haram, 3 bulan secara berurutan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajabnya Mudhor yang berada di antara Jumadil dan Sya’ban”. (HR. Bukhori).

Allah SWT juga berfirman perihal keutamaan Bulan Muharam tersebut:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”. (Q.S. At Taubah: 36).

Makna dan keutamaan bulan Muharram

Muharam adalah bulan yang spesial, dikarenakan bulan pembuka dalam kalender Hijriyah. Rasulullah SAW bahkan menyebut Muharam sebagai bulan Allah karena keutamaannya.

Sebelum syiar Islam datang, bulan ini disebut sebagai Shafar Al Awwal. Beda halnya bulan  Safar atau bulan kedua yang kemudian disebut sebagai Shafar Ats Tsani. Allah SWT memperingati agar manusia tak menzalimi diri sendiri dengan perbuatan dosa.

Berbanding lurus pada amalan yang diberikan, dimana pahala yang dilakukan akan dilipatgandakan. Karenanya, banyak keutamaan yang dapat diraih melalui sejumlah amalan, sebut saja puasa.

2. Amalan Saat Tahun Baru Islam

tahun baru islam (1)Ummat Islam memiliki waktu khusus dalam menyambut tahun baru. Tak hanya perlu memperbanyak salawat dan zikir, terdapat banyak amalan yang bisa dilakukan ketika tahun baru Islam akan masuk.

Shekh Abdul Hamid dalam kitabnya menyebutkan, jika terdapat 10 amalan yang dapat dilakukan saat Bulan Muharam yaitu ziarah, asyura, menjenguk orang sakit, silaturahmi, membuat celak mata, mandi, sedekah, memotong kuku, menambah nafkah keluarga serta membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali.

Namun di antara seluruh amalan tersebut, terdapat amalan yang paling dianjurkan yakni puasa sebagaimana Abu Huraira.

“Seorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang paling utama?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan Muharam.’” (HR Ibnu Majah).

 

Puasa yang dimaksud ini adalah puasa Tasua serta Asyura yang bisa dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau 28 dan 29 Agustus. Dua jenis puasa tersebut hukumnya sunnah, serta dianjurkan untuk dilakukan kepada seorang muslim. Kendati jika tidak melakukannya tidak mendapat dosa.

 

Dalam hadist riwayat Muslim ini, terdapat ganjaran yang diberikan terhadap orang yang menjalankan puasa Tasua serta Asyura yakni dihapuskan dosanya selama setahun sebelumnya.

 

3. Jenis-Jenis Puasa Sunnah di Tahun Baru Islam

tahun baru islam (1)Keistimewaan Bulan Muharam, tak terlepas dari posisi sebagai pembuka tahun bagi Umat Muslim. Terdapat banyak amalan yang bisa mendatangkan pahala berlinpah apabila dilakukan pada bulan tersebut. Tentu, dengan kelulusan karena Allah SWT.

Dari pelbagai amalan yang ada, amalan akan sama baiknya dilakukan seorang Muslim dengan puasa sunah pada Bulan Muharam. Meski begitu, ada beberapa puasa yang sangat dianjurkan dengan beberapa keutamaan lainnya. Berikut ini penjabarannya.

Jenis puasa tersebu adalah Tasu’a, Asyura, Ayyamul serta puasa Senin Kamis yang akan memberi pahala lebih.

3.1 Puasa Tasu’a 9 Muharram

Puasa Tasu’a adalab puasa yang dibolehkan pada tanggal 9 Muharram, yang mana ibadah ini dikerjakan  sebagaimana puasa sunah lainnya yang di dalam hukum Islam. Berikut ini niat bagi yang menjalankannya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu’a karena Allah ta’ala.

3.2 Puasa Asyura 10 Muharram

Berikutnya adalah Puasa Asyura yang dikerjakan setiap tanggal 10 Muharram dengan keutamaan yang juga baik bagi setiap yang mengerjakan. Mirip dengan puasa Tasu’a, puasa ini juga sama seperti jenis puasa lainnya. Berikut ini niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura karena Allah ta’ala.

3.3 Puasa Ayyamul Bidh 13-15 Muharram

Selain kedua puasa tersebut, Bulan Muharram serta 12 lainnya di tahun Islam adalah jenis puasa sunnah yang sangat disarankan untuk dilakukan. Di bulan yang sama, terdapat jenis puasa Ayyamul Bidh atau puasa putih.

Puasa putih merupakan istilah karena berada pada hari-hari putih yakni pertengahan bulan setiap tanggal 13,14 serta 15 di bulan Islam. Bulan Muharram sendiri, jenis puasa ini dapat dilakukan sebagaimana jenis puasa lainnya.

Untuk menjalankannya, berikut ini niat puasa Ayyamul Bidh:

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat puasa pada hari-hari putih, sunnah karena Allah ta’ala.

Baca Juga Zakat Fitrah dan Zakat Mal: Pengertian, Perhitungan dan Cara Membayar

3.4 Puasa Senin Kamis

Di antara jenis puasa lainnya, puasa Senin Kamis mungkin merupakan jenis puasa yang paling dikenal. Jenis puasa ini sangat baik dilakukan tak hanya untuk mendapatkan pahala melainkan juga untuk kesehatan.

Di sisi lain, puasa ini juga bis membuat seseorang menjadi lebih tenang serta nyaman karena dekat dengan Allah SWT. Berikut ini niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal istnaini sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat puasa sunnah pada hari senin karena Allah ta’ala,.

Puasa hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat puasa sunnah pada hari kamis karena Allah ta’ala.

Itulah sejumlah puasa sunah yang baik dikerjakan saat Bulan Muharram, selain puasa tersebut, puasa sunah lain juga tak kalah baik untuk dilakukan. Sebut saja Puasa Nabi Daud. Puasa Nabi Daud merupakan puasa yang dilakukan selang sehari atau dua hari dan berlangsung secara terus menerus.

4. Keutamaan Bulan Muharram

sejarah tahun baru islam (1)Keutamaan Bulan Muharam sangat banyak, dalam bukunya, Ustaz Aad Zarkasih Lc juga menjelaskan peruhal empat bulan yang dimuliakan Allah SWT, salah satunya yakni Muharram.

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” ( QS At-Taubah: 36 ).

Empat bulan tersebut juga telah disebutkan Rasulullah di dalam sabdanya seperti berikut ini.

“Dari Abu Bakrah r.a., Nabi Muhamad SAW bersabda: Setahun itu ada 12 bulan, dan di antaranya ada empat bulan mulia, tiga berurutan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab Mudhar yang ia itu berada antara Jumada dan Sya’ban.” (Muttafaq ‘alaiyh).

Pemulaan yang disebutkan dalam Firman Allah SWT juga Rasulullah SAW dalam sabdanya jelas juga perihal adab dan hukumnya.

Penyebutan Rajab Mudhar misalnya dalam hadits tersebut, tak berarti Rajab memiliki banyak jenis. Rajab hanya memiliki satu jenis saja, meski memiliki dua suku yaitu Mudhar dan Rabi’ah yang mana keduanya sangat dimuliakan beberapa bulan dalam Hijriyah.

“Kaum Rabi’ah sangat menyukai dan mengagungkan bulan Ramadhan, sedangkan kaum Mudhar sangat menaruh cinta yang dalam kepada Rajab. Sehingga Rajab menjadi bulan yang sangat dimuliakan oleh kaum ini. Karena itulah, orang-orang dahulu, menyebut Rajab dengan sebutan Rajab Mudhar.” (Syarhu Muslim li an-Nawawi 11/168).

Dalam tafsir berbeda yakni Imam Al-Thabari menyebutkan, perihal keutamaan lain yang dipastikan dalam Bulan Muharram. Di bulan haram tersebut, dosa yang diperbuat bakal sama besar ganjaran juga dosanya. Sebaliknya pula, setiap amal ibdaha yang diperbuat akan semakin besar ganjaran pahala yang diberikan.

“Allah SWT memberikan keistimewaan untuk empat bulan haram di antara bulan-bulan yang ada, dan diagungkan kemuliaannya bulan itu, dan menjadikan dosa yang terbuat serta amal ibadah yang dilaksanakan menjadi lebih besar ganjaran dosa dan pahalanya.” (Tafsir al-Thabari 14/238).

5. Hukum dan Niat Puasa 1 Muharram

sejarah tahun baru islam (1)Puasa 1 Muharram adalah puasa yang biasa dilakukan sebagai bentuk kesyukuran memasuki tahun baru Islam. Meski begitu, Puasa 1 Muharam tak memiliki anjuran tersendiri sama halnya dengan puasa sunah di Bulan Muharam lainnya. Sebut saja Puasa Asyura dan puasa Tasu’a yang memang memiliki landasan hadis sebagai dasarnya.

KH Wahyul Afif Al Ghafiqi sendiri menjelaskan, jika puasa 1 Muharram memiliki hukum sunnah yang mutlak. Hal ini berarti, jika hukum sunnah bisa dilakukan tanpa adanya sebab tertentu atau faktor yang mendasari. Maka pengerjaannya, bisa dilakukan kapan saja kecuali jika terdapat waktu yang diharamkan dalam Islam.

Setiap amalan tentu bisa dilakukan tergantung pada niatnya, jika niat ibadah dilakukan karena Allah SWT maka bisa saja puasa sunah dilakukan pada tanggal 1 Muharram.

Puasa ini bisa dijalankan tentu tak hanya pada bulan Muharram sajak, melainkan juga untuk bulan-bulan lainnya yang bisa dilakukan baik awal, tengah maupun pada akhir bulan. Puasa sudah semestinya dijalankan karena Allah SWT semata tanpa faktor tertentu apalagi selain-Nya.

Hal yang perlu diingat adalah, tidak mengkhususkan tanggal 1 Muharram dengan keyakinan khusus karena tak ada dalil yang mendasari atau menyunahkannya. Adapun yang disunnahkan dalam bulan ini yakni memperbanyak puasa di Bulan Muharam, guna melipatgandakan amal ibadah yang tulus.

Singkatnya, niat puasa 1 Muharram bisa dilakukan cukup dalam hati, dengan niat berpuasa hanya karena Allah SWT. Tidak termasuk, pada niat-niat lain yang khusus dan tak dianjurkan dalam agama.

Sejarah tahun baru Islam, penetapan kalender serta keutamaan yang ada di dalamnya sejatinya perlu untuk dijalankan dan dimuliakan. Berbeda dengan Masehi yang lebih banyak dijadikan rujukan dalam penetapan waktu. Kalender Hijriah adalah penetapan istimewa karena merupakan tahun bagi seluruh Umat Muslim.

Materi Terkait Sejarah Tahun Baru Islam

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.