Agama Islam

Memahami Peristiwa Isra Miraj dari Sejarah hingga Hikmahnya

Peristiwa Isra Miraj
Written by Yufi Cantika

Peristiwa Isra Miraj – Fakta yang terkandung dalam sejarah singkat Isra Mi’raj dalam Hadits dalam Islam adalah sejarah yang penting untuk diketahui oleh umat Islam. Banyak sekali hikmah yang didapat dalam peristiwa dan sejarah Isra Mi’raj.

Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.

Jika dipikir menggunakan logika terasa tidak masuk akal, namun umat Islam harus mengimaninya karena terdapat keterangan dari hadits-hadits yang shahih dan juga Al-Qur’an. Pengertian peristiwa Isra Miraj mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa Isra Miraj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung.

Karena pada awal ayat Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘subhana’ yang berarti ‘maha suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al Qur’an. Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasihNya terhadapnya hamba tercintaNya, Nabi Muhammad SAW.

https://www.gramedia.com/products/isra-miraj?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/isra-miraj?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Hal ini juga merupakan sebuah peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.

الإِسْــــــــرَاءُ : هُوَ تَوَجُّهُ النَّبِيِّ ﷺ لَيْــــــــــلًا مِنَ الْمَسْــجِدِ الْحَـــرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصٰى

Isra atau sara ‘سرى’ artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an :

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Isra:1)

الـمِعْـــــرَاجُ : هُوَ صُعُوْدُ النَّبِيِّ ﷺ إِلَى الْعَالَـمِ الْعُلْوِيِّ وَ فِيْهِ فُرِضَتِ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ

Mi’raj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Dalam Al Qur’an, Miraj ini disinggung dalam surat An-Najm.

وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨

Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi ya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm:13-18)

Sejarah Singkat Peristiwa Isra Mi’raj dalam Hadits

Peristiwa Isra Miraj

Sumber: Bola.com

Menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur Al Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, menjelaskan adapun hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya (Nabi Muhammad SAW) karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).

Dalam sebuah malam selepas solat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di belah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)

Setelah itu, di datangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim)

Setibanya di Masjidil Aqsha, beliau shalat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjidil Aqsha, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu lagi berisi khamar. Rasulullah SAW pun memilih susu.

“Sungguh engkau telah memilih kesucian”, kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Dalam lanjutan dari hadits shahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.

‘Lalu aku bawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit”.

Hingga beliau pun melewati pintu-pintu langit yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke tujuh, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur. Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya. Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar.

Tatkala perintah Allah SWT memenuhi Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberikan Wahyu dan mewajibkan kepadaku solat lima puluh kali dalam sehari semalam. Setelah mendapat tugas salat lima puluh kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa.

“Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab,”Saat 50 kali”.

Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka”. “Aku akan kembali kepada Rabbku”. Lalu aku memohon,”Ya Rabb, berilah keringanan lima shalat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya,”Allah telah memberikan keringanan lima kali”. Musa mengatakan,”Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan”. Aku terus bolak balik antara Rabbku dengan Mudah hingga Rabbku berfirman:

“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap shalat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuk ya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya maka dicatat untuk ya sepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali.

Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan”. Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan,”Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi”. Aku menjawab,”Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya”.

Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu:

  1. Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam as
  2. Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya as dan Nabi Ishaq as
  3. Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as
  4. Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris as
  5. Langit kelima Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun as
  6. Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa as
  7. Langit ketujuh Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as

Ketika telah selesai menerima perintah shalat, Nabi Muhammad SAW kembali menunggangi buraqnya untuk pulang ke Mekkah diantar dengan Malaikat Jibril. “Menurut sebuah kisah saking cepatnya Buraq ketika Nabi Muhammad SAW pulang konon katanya tempat tidur nabi masih terasa hangat”. (Abi Rachman /Nashih).

https://www.gramedia.com/products/ski-kisah-nabi-muhammad-sawpara-pelopor-dan-isra-miraj?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/ski-kisah-nabi-muhammad-sawpara-pelopor-dan-isra-miraj?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Fakta di Balik Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj dalam Islam

Peristiwa Isra Miraj

Sumber: Kalam – SINDO news

Dirangkum dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang perlu diketahui di dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut. Di antaranya:

  1. Nabi Muhammad SAW naik ke atas langit dengan Ruh dan Badannya Nabi Muhammad SAW di perjalanan oleh Allah SWT hingga ke atas langit dengan Badan dan Ruhnya. Dan badan beliau masih tetap dalam bentuk aslinya, tidak berubah menjadi cahaya.
  2. Pemahaman Kewajiban Shalat. Perayaan Isra Mi’raj maknanya adalah mengagungkan dan menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad SAW karena perayaan Isra Mi’raj akan selalu mengangkat tema kisah Isra Mi’raj Nabi, dengan pembahasan panjang lebar dan ditekankan pada pemahaman kewajiban shalat.
  3. Nabi Muhammad SAW melihat Allah SWT dengan Mata Hatinya ketika Nabi Muhammad SAW di Mi’rajkan oleh Allah SWT, disebutkan bahwa beliau berbicara langsung dengan Allah SWT. Namun menurut jumhur ulama bahwa Nabi Muhammad SAW saat itu tidak melihat dengan mata kepala beliau, akan tetapi melihat Allah SWT dengan mata hati ya.
  4. Allah SWT Tidak Butuh Tempat. Nabi Muhammad SAW berbicara dengan Allah SWT di atas Mustawa. Namun jangan berangan-angan bahwa Allah SWT ada di atas langit. Maka yang perlu diketahui bahwa atas Mustawa bukan tempat Allah SWT, melainkan tempat Nabi Muhammad SAW.
  5. Nabi Muhammad SAW bertemu para Nabi dan Rasul. Nabi Muhammad SAW dalam keadaan hidup bertemu dengan para Nabi dan Rasul yang telah meninggal dunia dan berbincang. Itu adalah mukjizat dan yang dipahami para ulama bahwa orang yang hidup saat ini bisa saja bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sebagai karomah yang diberikan oleh Allah SWT. Meski peristiwa Isra Mi’raj ini mungkin tidak terfikir oleh nalar manusia biasa wajib diimani oleh kaum muslim.

Tajdid Jurnal Ilmu Ushuludin UIN Jambi mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa isra mi’raj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung. Karena pada awal ayat Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘Subhaan‘ yang berarti ‘Maha Suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al-Qur’an.

Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasih-Nya terhadapnya hamba tercinta-Nya, Nabi Muhammad SAW. Ini juga merupakan peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.

Hikmah Peristiwa Isra Mi’raj

Peristiwa Isra Miraj

Sumber: iNews

Dari peristiwa Isra Mi’raj, kita tentu perlu memahami hikmah dari perjalanan ini. Banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari perjalanan Nabi Muhammad SAW ini. Isra dan Mi’raj adalah perkara yang sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Al Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar dan tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya.

Sebelum perjalanan Isra Mi’raj dimulai, Rasulullah SAW terlebih dahulu dibedah hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail untuk selanjutnya dicuci dengan air Zam-zam tiga kali dan isinya hati mulia itu dengan hikmah dan iman. Pembedahan ini dilakukan sebelum memasuki inti cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, untuk selanjutnya diteruskan hingga Sidratul Muntaha. Dari pembedahan hati Nabi Muhammad SAW ini, kamu mendapatkan pelajaran bahwa hati adalah hal terpenting dalam diri manusia.

Hati merupakan pusat metabolisme keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan sekarang banyak orang hanya mengandalkan otaknya dengan logika dan rasio dan meluapkan peran hati yang sangat penting ini. Padahal berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran sumbernya adalah hati, bukan otak. Hati membawa kita kepada kebaikan universal, sedangkan otak hanya akan mengantarkan kamu kepada kebaikan parsial, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai kepentingan.

Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dalam waktu singkat telah tersebar luas kabarnya di masyarakat Mekkah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin membenci serta mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menantang kepada Nabi Muhammad SAW untuk menceritakan peristiwa itu kepada masyarakat Mekkah, setelah masyarakat Mekkah berkumpul maka Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa itu dengan rinci dan tiada yang terlewati. Mendengar cerita

Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam yang masih lemah imannya banyak yang menjadi murtad tetapi bagi yang kuat imannya tetap tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu, sebab mereka telah yakin tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW. Cerita lain dari peristiwa ini terhadap apa yang dilakukan Abu Bakar Ash Shiddiq, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain, setelah ia datangi orang-orang yang masih ragu dengan peristiwa Isra Mi’raj.

Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW dan meminta penjelasan langsung. Setelah mendengar sendiri dari Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq langsung menerimanya oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW memanggilnya dengan sebutan “Ash-Shiddiq”. Dari penjelasan tersebut dapat diambil hikmah bahwa peristiwa Isra Miraj hendaknya menambah dan mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahNya yakni melaksanakan sholat lima waktu.

https://www.gramedia.com/products/muhammad-sang-yatim-new-edition?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/muhammad-sang-yatim-new-edition?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Peristiwa Isra Miraj bisa Grameds pelajari lebih lanjut dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Gramedia selalu berusaha memberikan yang terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika