Bahasa Indonesia

Pengertian Drama: Ciri, Unsur, Jenis, Struktur, Dan Contohnya

Written by Siti Badriyah

Pengertian Drama – Grameds, apa Kamu pernah menyaksikan pementasan drama atau teater di salah satu televisi favoritmu? Atau, apa Kamu pernah menonton secara langsung pementasan drama atau teater? Namun, dalam pementasan drama atau teater tersebut, peran teks drama sangat penting untuk melancarkan acara.

Nah, artikel ini akan menjelaskan tentang seluk beluk drama secara mendalam, mulai dari pengertian, ciri, unsur, struktur, kaidah kebahasaan, jenis, dan tentunya contoh naskah drama. Materi tentang drama sebenarnya sudah pernah dibahas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11. Yuk, simak artikel berikut ini untuk memahami lebih dalam tentang pengertian drama, dan lainnya.

A. Pengertian Teks Drama

Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”, yang mana memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi. Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan atau tindakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah panggung.

Beli Buku di Gramedia

Seiring perkembangan zaman, drama tidak hanya terbatas dipentaskan antar panggung. Sekarang ini, drama dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang dipentaskan di atas panggung atau tidak dipentaskan di atas panggung, misalnya seperti film, televisi, drama radio, dan lain sebagainya.

Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh seseorang yang disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.

B. Ciri-Ciri Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian tentang teks, selanjutnya akan dijelaskan mengenai ciri-ciri teks drama. Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk menandai atau membedakan teks ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi tanda khusu pembeda dengan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks drama yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.

2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.

3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.

4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.

5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.

6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.

7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.

8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

C. Unsur-Unsur Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian dan ciri dari teks drama, selanjutnya akan dijelaskan tentang unsur-unsur dari teks drama. Unsur dalam teks drama hampir sama dengan genre sastra yang lain. Dalam teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur intrinsik ini adalah sebagai berikut:

a. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah cerita drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.

b. Latar (Setting)

Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.

c. Alur

Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks sastra, dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita tersebut.

d. Tema

Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

e. Amanat

Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.

2. Unsur Ekstrinsik

Selanjutnya, unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik ini adalah sebagai berikut:

a. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama

b. Falsafah hidup pengarang teks drama

c. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks drama

C. Struktur Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur dari teks drama, selanjutnya akan dipaparkan penjelasan tentang struktur teks drama. Sebagai bagian yang menjadi kerangka dari sebuah teks, struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog. Berikut ini adalah penjelasannya:

Beli Buku di Gramedia

1. Prolog

Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.

2. Dialog

Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.

3. Epilog

Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.

Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks drama sendiri memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Tiga bagian dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks drama biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.

E. Kaidah Kebahasaan Drama

1. Teks drama berisi dialog.

2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog

3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.

4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.

5. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.

6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.

7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.

8. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.

F. Jenis-Jenis Teks Drama

Nah, setelah Kamu mengetahui pengertian, ciri, unsur, struktur, hingga kaidah kebahasaan, berikut ini adalah penjelasan tentang berbagai jenis teks drama. Jenis teks drama sendiri dibagi menjadi tujuh, diantaranya yaitu:

1. Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah

a. Drama tradisional, adalah jenis drama yang sering kali tidak memakai teks atau naskah drama.

b. Drama modern, adalah jenis drama yang banyak memakai teks atau naskah drama.

2. Berdasarkan Bentuk Sastra Percakapannya

a. Drama puisi, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa puisi atau mengandung banyak unsur dari puisi.

b. Drama prosa, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa prosa.

3. Berdasarkan Sajian Isinya

a. Drama tragedi, adalah jenis drama yang menyajikan tokohnya dalam keadaan sedih atau muram. Drama ini biasanya terjadi karena tokoh tersebut sedang berada suatu situasi yang gawat. Dalam situasi yang merugikan tersebut, bisa jadi dapat mengantarkan tokoh ke dalam keputusasaan dan kehancuran. Drama tragedi sering juga disebut dengan drama serius. Drama serius biasa dipahami sebagai drama yang menggambarkan pertikaian antar tokoh dan kekuatan yang luar biasa. Akhir dari drama serius umumnya akan terjadi malapetaka atau kesedihan yang ditimpa tokoh utama.

b. Drama komedi, adalah jenis drama ringan yang menghibur. Meskipun penuh dengan lelucon atau humor, drama ini sering kali memuat tentang sindiran. Berbeda dengan drama tragedi, drama komedi biasanya memiliki akhir yang bahagia.

c. Drama tragedi komedi, adalah jenis drama yang menggunakan alur sedih atau duka cita, akan tetapi akhir dari drama ini memberikan kebahagiaan kepada tokoh utamanya.

4. Berdasarkan Kuantitas Percakapannya

a. Drama pantomim, adalah jenis drama yang dipentaskan dengan tidak banyak memakai kata-kata. Drama ini lebih memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokohnya.

b. Drama mini kata, adalah jenis drama yang dipentaskan hanya dengan menggunakan sedikit kata-kata. Drama ini biasanya memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokoh dan banyak bunyi dari mulut para tokoh, tetapi bunyi yang dihasilkan tidak berupa kata-kata.

c. Drama monolog, adalah jenis drama yang menampilkan drama dengan hanya satu tokoh utama yang bermonolog atau berbincang sendiri sepanjang pementasan.

d. Drama dialog, adalah jenis drama yang mementaskan para tokohnya untuk berdialog dengan menggunakan kata-kata.

5. Berdasarkan Besarnya Pengaruh Unsur Seni Lainnya

a. Drama opera, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni suara dan musik.

b. Drama sendratari, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni tari.

c. Drama tablo, adalah jenis pementasan drama yang tidak banyak tindakan atau dialog.

6. Berdasarkan Bentuk-Bentuk Lainnya

a. Drama absurd, adalah jenis pementasan drama yang secara sadar mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan, dan tematik.

b. Drama baca, adalah jenis teks drama yang hanya cocok untuk dibaca dan tidak cocok untuk dipentaskan.

c. Drama borjuis, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan kaum bangsawan.

d. Drama domestik, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan rakyat biasa.

e. Drama liturgis, adalah jenis teks drama yang dipentaskan bersamaan dengan upacara kebaktian gereja.

f. Drama satu babak, adalah jenis pementasan drama yang hanya memiliki satu babak dan satu tema dengan jumlah aktor atau aktris yang sedikit, dan memiliki alur yang ringkas.

g. Drama rakyat, adalah jenis pementasan drama yang muncul dan berkembang dalam festival rakyat. Drama ini biasanya banyak dipentaskan di wilayah pedesaan.

7. Berdasarkan Sarana Penyajiannya

a. Drama panggung, adalah jenis drama yang diperankan oleh aktor dan aktris di atas panggung.

b. Drama radio, adalah jenis drama yang disiarkan di radio. Drama ini hanya bisa didengarkan oleh para pendengarnya.

c. Drama televisi, adalah jenis drama yang hampir sama dengan drama panggung. Namun, drama ini ditampilkan melalui media televisi.

d. Drama film, adalah jenis drama yang ditampilkan pada sebuah layar lebar seperti bioskop.

e. Drama wayang, adalah jenis drama yang diiringi pagelaran wayang.

f. Drama boneka, adalah jenis drama yang memakai boneka dalam pementasannya.

G. Contoh Naskah Drama

Mengejar Cita-Cita

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.

Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Adi : aku mau kuliah di PIP.
Anjas : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi…
Anjas : tapi kamu kenapa?
Adi : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdoa.
Adi : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat lagi.
Anjas : nah gitu dong.
Adi : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas : aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?
Adi : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Adi : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan berdoa lah.
Anjas : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Adi .
Adi : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.

Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.

Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.

Rekomendasi Buku & Artikel

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah