Pendidikan

Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar: Manfaat Hingga Tantangannya

Written by Laila Wu

Pendekatan tematik—Di dunia pendidikan pendekatan tematik semakin menjadi sorotan. Utamanya di tingkat sekolah dasar, pendekatan ini menawarkan cara yang inovatif untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema yang menarik bagi siswa.

Sekolah Dasar (SD) memang menjadi fondasi awal bagi anak-anak dalam menapaki dunia pendidikan. Pada tingkat ini, mereka mulai diperkenalkan dengan pengetahuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

Selain aspek kognitif, anak-anak juga belajar bersosialisasi dengan teman sebaya dan mulai diajarkan untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, peran jenjang ini sangat penting dalam mengembangkan potensi intelektual dan sikap mental anak sebagai generasi penerus bangsa.

Pemerintah menyadari pentingnya peran jenjang Sekolah Dasar dan merespons antusiasme masyarakat yang terus meningkat dengan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SD. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembaruan konsep pembelajaran, di mana pembelajaran yang sebelumnya terpisah (separated learning) kini berkembang menjadi pembelajaran yang terpadu (integrated learning).

Konsep pembelajaran terpadu yang diadopsi oleh jenjang SD adalah menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Pendekatan tematik ini memanfaatkan satu tema tertentu yang kemudian diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran.

Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi pusat pembelajaran (studentcentered learning). Mereka membangun pengetahuan melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari yang terkait dengan tema yang sedang dibahas dalam kelas.

Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan rangsangan pengetahuan mengenai tema tersebut, yang kemudian dikembangkan oleh siswa melalui pengalaman mereka di lingkungan sekitar.

Siswa dan guru juga bisa menggunakan buku tematik sebagai penunjang dalam proses belajar. Pembelajaran melalui buku tematik memiliki beberapa kelebihan, salah satunya yaitu buku tematik menggabungkan banyak pelajaran dalam satu buku sehingga lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan banyak buku untuk tiap-tiap mata pelajaran. Selain itu, sistem pembelajaran yang fleksibel membuat buku tematik menjadi pilihan yang tepat.

Misalnya saja, seperti yang terkandung dalam buku Pendalaman Buku Teks Tematik: Energi dan Perubahannya, untuk kelas 3 SD. Buku siswa ini merupakan buku yang disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013.

Pendalaman Buku Teks Tematik Energi dan Perubahannya

Buku siswa disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan digunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. 

Setiap tingkat memiliki buku tematik yang berbeda. Untuk kelas 1-3 SD, buku tematik biasanya memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK, dan SBdP.

Buku ini tidak hanya memberikan tugas-tugas berupa pertanyaan, tetapi juga menyajikan berbagai aktivitas dan percobaan sederhana yang dapat membantu siswa dalam berpikir kritis dan meningkatkan kreativitas mereka.

Dengan visual yang menarik, buku tematik membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Tidak hanya untuk siswa, buku tematik ini juga memberikan manfaat bagi guru. 

Buku ini mempermudah tenaga pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu, buku tematik juga memberikan gambaran yang jelas kepada guru mengenai suatu tema yang mencakup beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari berbagai mata pelajaran.

Pendekatan tematik merupakan sebuah perubahan dalam pola pembelajaran, terutama di jenjang Sekolah Dasar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan suasana baru dalam pola pembelajaran di SD, yang sebelumnya banyak menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah, menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan melibatkan siswa secara langsung. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh mengenai konsep, keunggulan, dan tantangan dari pendekatan tematik dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar (SD).

 

Apa itu Pendekatan Tematik?

(Sumber foto: www.pexels.com)

Pendekatan tematik adalah strategi pembelajaran yang menekankan penggunaan tema-tema tertentu sebagai pusat pembelajaran lintas mata pelajaran.

Dalam pendekatan ini, guru merancang kurikulum berdasarkan tema-tema yang menarik dan relevan bagi siswa. Misalnya, sebuah tema tentang lingkungan bisa mencakup aspek-aspek ilmu pengetahuan alam, matematika, bahasa, seni, dan lain-lain.

Berdasarkan implementasi Kurikulum 2013 yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pendekatan tematik integratif telah menjadi inti dari proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, pendekatan tematik menjadi wajib diterapkan dalam pembelajaran di kelas awal SD.

Langkah pertama dalam pendekatan tematik ini dimulai dengan penentuan tema pembelajaran. Penentuan tema dapat didasarkan pada kesepakatan antara guru dan siswa, atau kesepakatan antar guru. Setelah tema ditentukan, guru mulai menjelaskan materi dengan mengintegrasikan konsep-konsep yang relevan dengan tema yang diangkat.

Pendekatan tematik yang digunakan harus tetap sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam kurikulum. Silabus dan rencana pembelajaran menjadi panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Silabus dan rencana pembelajaran dapat disusun oleh guru secara mandiri atau secara tim dengan guru lainnya.

Karakteristik pembelajaran ini adalah memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran sesuai dengan potensi peserta didik. Namun, guru juga dapat menggunakan silabus yang sudah disediakan oleh pemerintah dan mengeditnya agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik saat ini.

Setelah menentukan tema-tema yang akan diangkat dalam pembelajaran, guru kemudian menentukan tema mana yang akan dijadikan fokus dalam proses pembelajaran.

Guru atau pihak sekolah juga bisa menggunakan buku seperti Buku Penilaian Autentik (Bupena) 3C: Tema Perubahan di Alam SD/MI Kelas 3 Kurikulum 2013 sebagai pendukung proses belajar.

Bupena

Buku ini merupakan sumber belajar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. Selain sebagai alat bantu belajar, buku ini juga berfungsi sebagai panduan bagi siswa dalam menerapkan konsep-konsep yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam buku ini disajikan 7 mata pelajaran (PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, serta PJOK) secara terpadu dan sistematis sesuai dengan jadwal pelajaran mingguan. Didukung dengan berbagai kegiatan kontekstual dan menyenangkan, buku ini membantu siswa mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum.

Buku ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 (Revisi 2016) dan mengakomodasi muatan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK, dan SBdP untuk kelas 3. Sedangkan untuk kelas 4 – 6, buku ini juga mencakup muatan pelajaran IPA dan IPS.

Dalam buku ini terdapat kegiatan awal yang mampu menstimulasi siswa untuk memulai pembelajaran dengan semangat. Penyampaian materinya pun terpadu melalui cerita yang mengalir sesuai tema. Buku ini juga menyajikan soal-soal integrasi yang menggabungkan beberapa mata pelajaran serta kegiatan yang mencakup integrasi beberapa mata pelajaran.

 

Manfaat Pendekatan Tematik di Sekolah Dasar

Pendekatan tematik di Sekolah Dasar (SD) memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran Bermakna

Integrasi berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema tertentu membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Mereka dapat melihat keterkaitan antarberbagai konsep dan menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata.

2. Motivasi yang Tinggi

Tema-tema yang menarik dan relevan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Mereka lebih terlibat dalam pembelajaran karena tema tersebut menciptakan konteks yang menarik bagi mereka.

3. Pengembangan Keterampilan Holistik

Pendekatan tematik tidak hanya memperkuat pemahaman akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Ini membantu siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan terampil.

4. Memperluas Pemahaman

Melalui pendekatan tematik, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dalam satu mata pelajaran, tetapi juga memperluas pemahaman mereka tentang dunia dengan melihat hubungan antara berbagai aspek kehidupan.

 

Tantangan dalam Implementasi Pendekatan Tematik di Sekolah Dasar

(Sumber foto: www.pexels.com)

Penggunaan pendekatan tematik dalam pembelajaran di jenjang Sekolah Dasar (SD) ternyata masih belum sepenuhnya terwujud sesuai dengan konsep yang diharapkan. Meskipun sudah ada implementasi pendekatan tematik dalam struktur kurikulum SD, namun kenyataannya, masih ada beberapa sekolah yang belum mencoba atau bahkan belum memahami apa itu pembelajaran dengan pendekatan tematik.

Di lapangan pun terlihat bahwa banyak guru yang masih mengalami tantangan bahkan kendala dalam menggunakan pola pembelajaran tematik secara konsisten. Sebagian besar guru masih mengajar materi pelajaran secara terpisah, bukan secara terpadu.

Salah satu faktor utama penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi kepada guru tentang konsep dan penerapan pendekatan tematik. Selain itu, buku panduan yang disediakan pemerintah untuk mendukung model pembelajaran tematik masih terbatas hanya pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini membuat siswa masih mengandalkan buku panduan untuk setiap mata pelajaran karena evaluasi masih dilakukan secara terpisah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rusfadia Saktiyanti Jahja, dosen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, terdapat beberapa tantangan dan kendala yang harus dihadapi dalam implementasi pendekatan tematik di kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Kreativitas Guru dalam Mempersiapkan Alat Peraga

Guru dituntut untuk proaktif dan kreatif dalam membuat media pembelajaran. Namun, terkadang kondisi kelas yang memiliki jumlah siswa banyak dan sulit dikendalikan membuat sebagian guru enggan menggunakan metode pembelajaran tematik. Mereka lebih memilih kembali ke metode ceramah dan pembelajaran terpisah.

2. Motivasi Guru untuk Mengajar dengan Model Pembelajaran Terpadu

Tidak semua guru termotivasi untuk menerapkan pembelajaran tematik. Beberapa guru, utamanya yang sudah berusia lanjut, merasa sulit untuk menerapkannya karena dianggap rumit dan melelahkan. Sebaliknya, guru yang lebih muda cenderung lebih terbuka untuk menerapkan metode ini.

3. Pelatihan yang Belum Komprehensif tentang Pendekatan Tematik

Sebelum menerapkan pendekatan tematik, seharusnya guru-guru mendapatkan pelatihan yang komprehensif tentang konsep ini. Namun, hingga saat ini, pelatihan yang ada masih terfokus pada pendekatan terpisah per bidang studi.

4. Sarana dan Prasarana yang Belum Mendukung

Untuk menerapkan metode pembelajaran tematik, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Namun, dalam banyak kasus, kelas yang sempit atau jumlah peserta didik yang banyak membuat guru kesulitan untuk mengubah tata letak ruangan kelas.

5. Jenis Evaluasi yang Masih Terpisah

Evaluasi akhir untuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester masih dilakukan secara terpisah. Evaluasi ini menyebabkan siswa tetap harus melakukan pengayaan materi sendiri.

 

Dengan kondisi di lapangan yang demikian menantang, sesungguhnya kita perlu mempersiapkan segala kemungkinan, misalnya dengan memanfaatkan buku-buku yang mampu menjadi sarana evaluasi belajar. Salah satu buku yang bisa digunakan adalah Buku Cerdas & Pintar Latihan Soal Ulangan Tematik (Tema 1-8) untuk SD/MI Kelas 3.

Buku Cerdas & Pintar Latihan Soal Ulangan Tematik (Tema 1-8) untuk SD/MI Kelas 3

Buku soal ulangan tematik ini merupakan sarana bagi siswa, guru, dan orang tua untuk melatih diri. Dengan mengerjakan soal-soal latihan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari, siswa dapat lebih terlatih dan cekatan dalam mengerjakan soal ulangan. 

Melalui buku ini, para siswa, guru, dan orang tua dapat melatih kemampuan mereka di mana pun dan kapan pun, tidak harus berada di ruang kelas. Bahkan, mereka dapat belajar di rumah atau di tempat-tempat yang lebih santai, sehingga suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

Buku ini didesain khusus agar siswa dapat mengasah kemampuan mereka secara mandiri. Berbagai paket soal dalam buku ini disajikan lengkap dengan pembahasan dan kunci jawaban.

Keuntungan menggunakan buku soal ini adalah siswa dapat menguji penguasaan mereka atas materi yang telah dipelajari di sekolah dan menjadi motivasi tambahan untuk mempelajarinya dengan lebih tekun dan teliti.

 

Dengan demikian, berbagai faktor yang dapat menghambat proses belajar di sekolah dapat diminimalkan dampaknya dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin melalui latihan. Meski begitu, selain faktor-faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran, ada juga faktor penghambat lain yang berasal dari kondisi peserta didik, antara lain sebagai berikut.

1. Proses Seleksi Hanya dengan Melihat Usia

Proses seleksi peserta didik baru seringkali hanya melihat usia saja, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain. Hal ini menyebabkan berbagai kendala, terutama bagi orang tua yang tidak familiar dengan pendaftaran online.

2. Peran Orang Tua yang Kurang Mendukung Proses Pembelajaran

Orang tua yang sibuk bekerja dan menyerahkan proses pembelajaran sepenuhnya kepada sekolah juga menjadi penghambat efektivitas pembelajaran. Orang tua seharusnya menjadi agen sosialisasi primer yang memiliki peran yang lebih signifikan dalam mendukung pembelajaran anak-anaknya.

 

Keseluruhan faktor tersebut menjadi penghambat dalam implementasi pendekatan tematik di kelas. Sehingga, untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan berdaya guna, diperlukan upaya kolaboratif antara guru, orang tua, dan pemerintah dalam mendukung dan melaksanakan pendekatan tematik ini secara optimal.

Guru perlu merencanakan pembelajaran dengan cermat untuk memastikan bahwa tema yang dipilih mencakup berbagai aspek kurikulum dan memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Proses evaluasi dalam pendekatan tematik juga memerlukan penilaian yang komprehensif yang mengukur pemahaman siswa terhadap berbagai konsep dan keterampilan yang terkait dengan tema yang dipelajari.

 

Kesimpulan

Pendekatan tematik menawarkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan bermakna di sekolah dasar. Dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema yang menarik dan relevan, pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan.

Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat yang ditawarkan oleh pendekatan tematik membuatnya layak untuk diadopsi dalam konteks pendidikan saat ini.

Berbagai tantangan itu juga dapat diminimalkan dengan memanfaatkan berbagai buku penunjang yang bisa diperoleh di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

About the author

Laila Wu