Sastra Sosial Budaya

5 Legenda Paling Populer di Indonesia

Written by Rahma Fiska

Legenda Paling Populer di Indonesia – Negara kita ini memiliki legenda yang jumlahnya tidak sedikit dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam legenda-legenda tersebut secara tidak langsung memberikan pengajaran kepada pembaca mengenai hal-hal yang terpuji. Bahkan beberapa keluarga, juga menjadikan legenda atau cerita rakyat sebagai cerita pengantar tidur.

Kebanyakan legenda yang beredar di seluruh penjuru Indonesia ini menceritakan mengenai asal-usul akan terjadinya suatu daerah. Namun, ada juga legenda yang menceritakan tentang adanya kisah kehidupan manusia pada umumnya.

Lalu, apa saja ya legenda yang paling populer di Indonesia? Bagaimana pula isi cerita dalam legenda populer tersebut?

Yuk, simak penjelasan mengenai legenda populer yang ada di Indonesia berikut ini!

https://pixabay.com/

1. Legenda Terjadinya Rawa Pening

Rawa Pening adalah nama dari sebuah rawa besar yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dalam legenda yang telah disebarkan secara turun-temurun, di dasar Rawa Pening terdapat naga besar yang bernama Baru Klinting. Naga besar tersebut menjaga Rawa Pening beserta lingkungan di sekitarnya.

Legenda mengenai terjadinya Rawa Pening menceritakan tentang seorang anak kecil yang bernama Baru Klinting dan memiliki paras aneh, yakni berwujud setengah naga serta setengah manusia. Baru Klinting diharuskan untuk bertapa dengan melilitkan tubuh naganya di puncak Gunung Telomoyo.

Kebetulan, pada saat itu, warga sekitar tengah mengadakan pesta besar. Para warga tersebut pergi ke hutan untuk mencari hewan buruan, tetapi tidak menemukan hewan buruan satu pun. Ketika mereka sedang beristirahat dengan duduk di sebuah pohon yang telah ambruk, salah satu dari warga tersebut memainkan pisaunya dengan menancapkan pisau ke pohon tersebut. Tiba-tiba, pohon tersebut memercikkan darah. Sontak, seluruh warga kebingungan dan beramai-ramai mencari tahu apa yang ada di balik pohon tersebut.

Ternyata, itu adalah tubuh naga dari Baru Klinting yang tengah bertapa. Tanpa basa-basi, akhirnya tubuh naga tersebut diiris-iris oleh para warga untuk dibawa pulang.

Baru Klinting yang tidak dapat menyelesaikan kegiatan bertapanya, akhirnya berubah wujud menjadi seorang manusia yang berparas aneh. Kemudian, dirinya berjalan ke pesta tersebut untuk meminta sedikit makanan kepada mereka. Sayangnya, kedatangan Baru Klinting justru mendapatkan penolakan dan cacian dari para warga.

Hanya ada satu warga yang menolong dan memberi makan Baru Klinting, yakni seorang nenek tua. Setelah makan makanan yang diberikan oleh sang nenek tua, Baru Klinting berpesan kepada Beliau untuk segera mempersiapkan perahu dan dayung.

Akibat kesombongan dari para warga tersebut, Baru Klinting menancapkan sebatang lidi di tanah dan membuat tantangan kepada para warga untuk mencabut lidi. Ajaibnya, tidak ada seorang pun yang berhasil mencabut lidi tersebut dari tanah dan hanya Baru Klinting saja yang bisa melakukannya.

Tiba-tiba, muncullah air  dari lubang bekas tancapan lidi tersebut. Air yang tersembur lama-kelamaan menjadi semakin deras dan menjadi air bah. Sang nenek tua yang mengingat akan pesan dari Baru Klinting segera menyelamatkan diri menggunakan kapal dan dayung yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Air bah tersebut akhirnya menjadi genangan luas dan membentuk rawa yang menenggelamkan desa dengan warganya yang sombong tersebut. Hanya sang nenek tua saja yang selamat dari bencana dan memberikan nama rawa tersebut menjadi “Rawa Pening”. “Pening” berarti “bening”, karena pada saat itu, genangan airnya berwarna bening.

Beli Buku di Gramedia

2. Malin Kundang

Anak-anak indonesia pasti tahu akan legenda yang berasal dari Padang, Sumatera Barat ini. Yap, legenda ini menceritakan mengenai seorang anak bernama Malin yang dikutuk menjadi batu akibat durhaka kepada Ibunya.

Berawal dari keinginan Malin untuk merantau ke daerah lain demi kehidupan yang lebih baik. Keinginan tersebut awalnya ditentang oleh Ibunya karena tidak rela berpisah dengan anak semata wayangnya tersebut. Namun, pada akhirnya, sang Ibu pun mengizinkan Malin untuk merantau dan berpesan untuk selalu ingat akan Ibunya di desa.

Berangkatlah Malin untuk merantau menggunakan sebuah kapal. Setelah beberapa tahun kemudian, Malin datang kembali ke desanya dan telah menjadi seorang yang kaya. Ditemani istri yang cantik dan beberapa kapal dagang miliknya.

Mendengar kabar bahwa Malin telah datang kembali, tentu saja membuat sang Ibu bahagia dan langsung menghampiri serta memeluk Malin. Sang istri terkejut karena tiba-tiba ada wanita tua yang lusuh memeluk suaminya dan mengaku bahwa dirinya adalah Ibunda dari Malin.

Sayangnya, Malin tidak mau mengakui sang Ibu dan malah mendorongnya hingga jatuh. Malin membentak dan memarahi sang Ibu dengan perkataan yang menyakiti hati sang Ibu. Akibat bentakan dari Malin tersebut, tentu saja sang Ibu merasa sedih dan marah. Beliau tidak menyangka bahwa Malin, anak semata wayangnya, berubah menjadi anak durhaka. Kemudian, sang Ibu memohon kepada Tuhan untuk memberikan azab kepada Malin dengan mengubahnya menjadi batu.

Tiba-tiba, angin dan petir bergemuruh hingga menghancurkan kapal Malin. Tak lama kemudian, tubuh Malin Kundang tersambar petir dan menjadi batu.

Beli Buku di Gramedia

3. Timun Mas

Legenda populer selanjutnya adalah berjudul Timun Mas yang berasal dari Jawa Tengah. Legenda ini menceritakan mengenai perjanjian antara sepasang petani dengan raksasa berwarna hijau yang biasa disebut dengan Buto Ijo.

Kala itu, sepasang petani telah bertahun-tahun menikah dan tidak dikarunia seorang anak. Sepasang petani tersebut telah berdoa kepada Tuhan secara terus-menerus supaya diberi momongan. Pada suatu hari, doa mereka didengar oleh Buto Ijo dan memberikan mereka penawaran untuk memperoleh anak. Caranya dengan memberikan sebuah biji buah timun untuk ditanam, tetapi dengan syarat bahwa anak tersebut akan diambil kembali oleh Buto Ijo pada usia 17 tahun. Akhirnya, penawaran tersebut disetujui oleh sepasang petani.

Tak lama kemudian, biji tersebut ditanam hingga berbuah menjadi buah timun yang besar dan ketika dibelah terdapat seorang bayi perempuan, yang kemudian diberi nama Timun Mas. Bertahun-tahun mereka bertiga hidup bertiga sampai tidak sadar bahwa Timun Mas telah berumur 17 tahun. Istri petani atau Ibu dari Timun Mas tidak rela jika harus berpisah dengan anaknya.

Akhirnya, tibalah waktunya Buto Ijo datang untuk menagih janji kepada sepasang petani tersebut. Sayangnya, mereka melanggar janji dengan menyuruh Timun Mas untuk lari menyelamatkan diri. Sebelum Timun Mas lari, dirinya dibekali 3 benda ajaib, yakni jarum, garam, dan terasi.

Selama kejar-kejaran tersebut, tiga benda ajaib ternyata benar-benar menyelamatkan Timun Mas dari Buto Ijo. Terasi adalah penyelamat Timun Mas karena ketika dirinya melemparkan ke arah Buto Ijo, tiba-tiba saja terasi tersebut berubah menjadi lumpur. Akhirnya, Buto Ijo tenggelam ke dalam lumpur tersebut.

Beli Buku di Gramedia

4.  Legenda Terjadinya Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah danau terkenal yang berada di Sumatera Utara. Legenda ini menceritakan mengenai seorang laki-laki bernama Toba yang jatuh cinta dengan seorang ikan mas.

Suatu hari, Toba hendak mencari ikan di sungai dan melihat ikan dengan sisik emas yang cantik. Toba langsung menangkap ikan tersebut dan tiba-tiba saja ikan tersebut berubah wujud menjadi seorang perempuan berparas cantik.

Toba pun jatuh cinta kepada putri ikan mas tersebut dan memintanya untuk menikah. Si putri ikan menyetujuinya dengan syarat Toba tidak boleh mengatakan kepada siapa pun mengenai identitasnya tersebut.

Setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Samosir. Kehidupan mereka sangat harmonis dan Samosir tumbuh menjadi anak yang baik. Suatu saat, Ibu Samosir meminta anaknya untuk mengantarkan makanan kepada Toba yang tengah bekerja di ladang. Samosir pun menuruti perintah tersebut dan berangkat menuju ladang. Ternyata, jarak antara rumah dengan ladang sangatlah jauh dan Samosir memakan bekal yang seharusnya diperuntukkan kepada Toba.

Ketika sampai di ladang, Samosir meminta maaf kepada Ayahnya bahwa dirinya telah memakan bekal tersebut. Toba yang saat itu tengah kelelahan dan kelaparan, tentu saja marah. Dalam marahnya, Toba spontan berteriak bahwa Samosir adalah anak ikan.

Tiba-tiba saja, langit menjadi gelap dan turunlah hujan deras selama berhari-hari. Itu merupakan pertanda Toba telah mengingkari janjinya kepada sang putri ikan. Hujan tersebut berhasil memunculkan sebuah danau besar dan menenggelamkan Toba, yang kemudian disebut sebagai Danau Toba.

Sedangkan anaknya, yakni Samosir, berlari menuju sebuah pulau dan pulau tersebut akhirnya dinamakan Pulau Samosir.

Beli Buku di Gramedia

5. Keong Mas

Legenda berjudul Keong Mas ini berasal dari Jawa Timur. Dalam legenda ini menceritakan mengenai seorang putri kerajaan yang dikutuk menjadi seekor keong dengan cangkangnya yang berwarna emas.

Saat itu, hiduplah seorang raja yang mempunyai dua putri cantik, bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana. Mereka hidup bahagia dan berkecukupan. Suatu waktu, datanglah seorang pangeran tampan bernama Raden Inu Kertapati yang hendak melamar salah satu putri Raja, yakni Candra Kirana.

Namun, proses lamaran tersebut membuat Dewi Galuh iri karena dirinya telah menaruh hati terhadap Raden Inu Kertapati. Perasaan iri tersebut berkembang menjadi perasaan benci. Hingga suatu hari, Dewi Galuh menemui penyihir dan memintanya untuk menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikan.

Akhirnya kutukan tersebut membuat Candra Kirana berubah wujud menjadi seekor keong mas dan pernikahannya dengan Raden Inu Kertapati gagal. Setelah berhasil menyihir Candra Kirana, penyihir tersebut langsung membuangnya yang dalam wujud keong mas, ke sungai. Penyihir tersebut berteriak bahwa kutukan Candra Kirana akan hilang apabila bertemu kembali dengan Pangeran Kertapati.

Selama bertahun-tahun, Candra Kirana yang dalam wujud keong mas, hidup di dasar sungai. Sampai suatu hari, ada seorang nenek yang tengah menjala ikan di tengah sungai. Akhirnya, Keong mas berhasil tersangkut di jala nenek tersebut. Si Nenek yang kagum dan takjub akan warna emas di cangkang Keong Mas pun berniat membawanya pulang serta menyimpannya di sebuah kendi.

Keesokan harinya, sang Nenek kembali ke sungai untuk mencari ikan. Namun, Beliau tidak mendapatkan seekor ikan pun dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Selepas sampai di rumah, sang Nenek kaget karena melihat ada banyak makanan enak yang tersaji di atas meja dan rumahnya sudah dalam keadaan bersih. Hal tersebut terus terjadi setiap harinya, hingga akhirnya sang Nenek memutuskan untuk membuat rencana.

Sang Nenek berencana untuk pura-pura pergi ke sungai seperti biasanya, padahal sebenarnya dia kembali ke rumah dan mengintip untuk mengetahui siapa yang telah melakukan hal mulia tersebut.

Kaget bukan main sang Nenek ketika tahu keong mas yang disimpan di kendi berubah wujud menjadi seorang putri yang cantik. Akhirnya, sang Nenek langsung menghampiri Candra Kirana dan menanyakan mengenai asal-usulnya. Candra Kirana pun menjelaskan tentang siapa dirinya dan alasan mengapa dirinya dapat berubah wujud seperti demikian.

Beli Buku di Gramedia

Sementara itu, Pangeran Kertapati masih terus-menerus mencari Candra Kirana karena yakin bahwa dirinya masih hidup. Bahkan, Pangeran Kertapati berjanji tidak akan kembali ke kerajaan sebelum dapat menemukan kembali Candra Kirana.

Si penyihir mengetahui akan hal tersebut akhirnya menyamar menjadi seekor burung gagak dan menghampiri Pangeran Kertapati. Pangeran Kertapati mengira bahwa burung gagak tersebut adalah petunjuk, maka dari itu, dirinya mengikuti petunjuk dari burung gagak. Namun, petunjuk tersebut ternyata salah dan menyebabkan Pangeran Kertapati tersesat.

Di tengah perjalanan, Pangeran Kertapati kehabisan bekal dan beruntungnya dia melihat sebuah rumah. Tanpa basa-basi, Pangeran Kertapati langsung menuju rumah tersebut dan meminta segelas air. Pangeran Kertapati tidak mengetahui bahwa itu adalah rumah milik sang Nenek dan ketika dirinya sampai, dirinya melihat Candra Kirana tengah memasak.

Sontak Pangeran Kertapati berteriak kegirangan karena berhasil menemukan Candra Kirana. Akhirnya, kutukan keong mas tersebut hilang dan mereka kembali ke kerajaan. Tak lupa, mereka membawa serta sang Nenek untuk ikut ke kerajaan. Candra Kirana pun menjelaskan perbuatan jahat yang dilakukan Dewi Galuh kepada Raja.

Raja langsung murka dan memberikan hukuman kepada Dewi Galuh. Dewi Galuh merasa ketakutan dan melarikan diri ke hutan. Akhirnya, Pangeran Kertapati dan Candra Kirana memutuskan untuk menikah dan mereka hidup bahagia di kerajaan.

Beli Buku di Gramedia
Nah, itulah beberapa legenda paling populer yang ada di Indonesia. Selain lima legenda tersebut, masih ada banyak lagi lho… Sebut saja Legenda Bawang Putih Bawang Merah, Legenda Sangkuriang, Legenda Roro Jonggrang, Legenda Ande-Ande Lumut, Legenda Batu Menangis, Legenda Lutung Kasarung, Legenda Jaka Tarub, dan masih banyak lagi. Legenda-legenda tersebut adalah bentuk karya sastra lisan yang diturunkan oleh nenek moyang sebagai penghibur lara sekaligus nasihat mengenai kehidupan. Sebagai generasi muda, kita tidak boleh melupakan akan adanya legenda-legenda tersebut ya…

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/ceritarakyat/

http://www.indonesia-osaka.org/

https://portal.smkn1bogor.sch.id/elibrary/

https://ppid.bandung.go.id/knowledgebase/

https://www.kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra