in

10 Pilihan Universitas Negeri di Yogyakarta Terbaik dan Terfavorit!

(Oinlasi/Creative Commons CC0 1.0 Universal Public Domain Dedication).

Universitas Negeri di Yogyakarta – Selain terkenal sebagai kota gudeg, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar. Berbagai universitas negeri di Yogyakarta ramai dilirik para calon mahasiswa. Saat ini, ada lebih dari 100 institusi pendidikan di Yogyakarta yang dapat kamu pilih untuk melanjutkan studi setelah lulus SMA. Jumlah tersebut terbagi menjadi universitas swasta, institut, akademi, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas negeri di Yogyakarta.

Berikut daftar universitas negeri terbaik dan favorit di Yogyakarta.

Daftar Universitas Negeri di Yogyakarta

1. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Universitas Negeri Di Yogyakarta
(Lusia Komala Widiastuti/Creative Commons CC0 1.0 Universal Public Domain Dedication).

Universitas Gadjah Mada (UGM) berada di Bulaksumur, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Universitas ini merupakan perguruan tinggi pertama yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia setelah Indonesia merdeka. UGM berdiri pada 19 Desember 1949 dengan mengukuhkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949.

Pada saat didirikan, UGM hanya memiliki enam fakultas, tetapi saat ini telah ada 18 fakultas dan dua sekolah, yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana. Fakultas-fakultas yang ada di UGM dibagi lagi menjadi departemen-departemen, yang kemudian membawahi program-program studi. Program-program studi yang ada di UGM meliputi program sarjana, magister, doktor, dan spesialis.

Ditilik dari sejarahnya, UGM merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, dan perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta. Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusastraan.

Pendirian diumumkan di Gedung Komite Nasional Indonesia (KNI) Malioboro pada 3 Maret 1946 yang dipromotori oleh Mr. R.S. Budhiarto Martoatmodjo, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, dan Mr. Soenario, dengan pengurus, yaitu Dr. Soleiman, dr. Boentaran Martoatmodjo, Dr. Soeharto, B.P.H. Bintoro, Prof. H. Farid Ma’ruf, Mr. Mangunjudo, K.P.H. Nototaruno, dan Prof. Ir. Rooseno.

Sejak 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta memindahkan ibu kota Republik Indonesia (RI) ke Yogyakarta. Dikarenakan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dengan Sekutu dan The Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di Jakarta dan Bandung, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada 17 Februari 1946, STT Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya, yaitu Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.

Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.

Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.

Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Akademi ini awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan, sehingga akademi ini ditutup.

Selanjutnya pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi, panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1948.

Serangan Belanda ke ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.

Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta.

Disepakati Prof. Ir. Wreksodiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono, dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.

Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan. Tanggal 3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.[6] Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.

Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:

  • Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
  • Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
  • Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
  • Fakultas Kedokteran Hewan;
  • Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
  • Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.

Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri atas Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.

Universitas Negeri Di Yogyakarta

2. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

(Naufal Shidqi/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Universitas Negeri Yogyakarta merupakan pengembangan dari IKIP Yogyakarta yang awalnya lahir sebagai fakultas di Universitas Gadjah Mada, berdasarkan PP 37/1950, pada 23 Januari 1951. Dalam sejarahnya, ada beberapa fakultas yang menjadi cikal bakal lahirnya IKIP Yogyakarta, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Djasmani (FPD), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Berdasarkan SK Menteri PDK 92/1962, berdiri Institut Pendidikan Guru (IPG). IPG dan FKIP mengurusi bidang ilmu pendidikan. Kemudian, dikeluarkan Keputusan Presiden RI No. 1/1963 pada 3 Januari 1963 yang memutuskan penyatuan FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta. Pelaksanaan Keppres ini menetapkan berdirinya IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang yang resminya berdiri pada 1 Mei 1963.

Perkembangan IKIP Yogyakarta sendiri, pada 1982 menyelenggarakan enam fakultas, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK). Dua tahun kemudian, lembaga ini menyelenggarakan sebanyak 30 jurusan dengan 36 program studi, pada 1996 berkembang menjadi 37 program studi.

Pada 1990, muncul wacana untuk pengembangan IKIP Yogyakarta menjadi universitas. Kemudian, dikeluarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud pada 20 Juni 1996 yang menetapkan IKIP Yogyakarta juga tiga IKIP lainnya (IKIP Medan, IKIP Padang, dan IKIP Malang) diberi perluasan tugas ke arah perubahan kelembagaan menjadi universitas.

Tahap yang dikerjakan IKIP Yogyakarta, pada 1997 dibuka 12 program studi nonkependidikan jenjang S-1 dan D-3 pada tiga fakultas, yakni FPBS, FPMIPA, dan FPTK. Pada tahun akademik 1999/2000, dibuka dua program studi di FPIPS dan satu di FPOK. Pada 14 Agustus 1999, Universitas Negeri Yogyakarta sah menjadi perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Yogyakarta dengan menyelenggarakan enam fakultas, yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE), dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).

Pada perkembangannya, FISE berkembang menjadi dua fakultas yaitu Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja UNY pada 22 Juni 2011.

Pada 2007, survei dari Ditjen Dikti RI menyatakan bahwa UNY merupakan satu-satunya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di antara 20 universitas di Indonesia yang layak masuk ke kelas dunia. Untuk itu UNY segera membentuk tim Pengembang UNY menuju World Class University (WCU) yang di antaranya bertugas menyiapkan kisi-kisi instrumen pengembangan UNY menuju WCU.

3. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Kalijaga)

(Laman situs UIN Sunan Kalijaga).

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Kalijaga) merupakan salah satu perguruan tinggi agama Islam pertama yang ada di Indonesia. Nama Kalijaga diambil dari salah satu penyebar agama Islam di Jawa yang merupakan Walisanga, yaitu Sunan Kaliaga. Kampus UIN Sunan Kalijaga berada di perbatasan antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman, yaitu di Jalan Marsda Adisucipto No. 1, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

UIN Sunan Kalijaga memiliki delapan fakultas dan pascasarjana, yaitu Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Syariat dan Hukum, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Pascasarjana.

Sejak tahun 2021, UIN Sunan Kalijaga resmi menyandang gelar perguruan tinggi yang terakreditasi Unggul berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No. 899/SK/BAN-PT/AK-ISK/PT/X/2021 tentang Konversi Peringkat Akreditasi Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Kabupaten Sleman, tertanggal 12 Oktober 2021–20 Desember 2023. Tidak hanya itu, UIN Sunan Kalijaga juga menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang pertama kali meraih Akreditasi Unggul versi BAN-PT dan nomor 12 secara nasional.

4. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN Yogyakarta)

(Laman situs UPN Yogyakarta).

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN Yogyakarta) berlokasi di Jalan SWK Ring Road Utara No. 104, Ngropoh, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Universitas ini didirikan pada 2 Oktober 1958 dengan nama awal Akademi Pembangunan Nasional (APN) Veteran. Selanjutnya, APN mengalami perubahan dari status kedinasan menjadi salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pada 1 April 1995. Status PTS disandang kampus ini hingga awal Oktober 2014. Pada 6 Oktober 2014, universitas tersebut akhirnya mendapatkan status kedinasan menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta.

UPN Veteran memiliki 5 fakultas, yaitu Fakultas Teknologi Mineral (FTM), Fakultas Teknik Industri (FTI), Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

5. Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta)

Universitas Negeri Di Yogyakarta
(Laman situs ISI Yogyakarta).

Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta) terletak di Jalan Parangtritis km.6, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang seni, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Fakultas Seni Media Rekam. ISI Yogyakarta juga telah membuka Program Pascasarjana yang memiliki program S-2 dan S-3 untuk konsentrasi jurusan Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni.

ISI Yogyakarta dibentuk berdasarkan penggabungan atas tiga pendidikan tinggi seni yang sudah ada sebelumnya yaitu yaitu Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Akademi Musik Indonesia (AMI), dan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)

6. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Yogyakarta (STTN Yogyakarta)

STTN Yogyakarta resmi didirikan pada 3 Agustus 1985 oleh Direktur Jenderal BATAN dan Ir Djali Ahimsa. Sekolah Tinggi ini mempunyai dua jurusan kuliah, yaitu Teknofisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir. Saat ini, STTN Yogyakarta memiliki akreditasi B.

7. Politeknik Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta

Politeknik ATK Yogyakarta pada awalnya adalah Lembaga Pendidikan Tinggi di bidang Teknologi Kulit. Selanjutnya, nama kampus ini berubah menjadi Politeknik ATK Yogyakarta pada 15 Januari 1959.

Terdapat tiga program studi yang ditawarkan oleh Politeknik ATK Yogyakarta. Ketiga program studi tersebut adalah Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik (TPKP), Teknologi Pengolahan Kulit (TPK), dan Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK).

8. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta berdiri pada tahun 2001 sesuai dengan SK Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Republik Indonesia. Sementara itu, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ini memiliki enam akademi kesehatan, yaitu:

  • Akademi Analisis Kesehatan (AKK);
  • Akademi Kebidanan (AKBID);
  • Akademi Gizi (AKZI);
  • Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL);
  • Akademi Kesehatan Gigi (AKG).

9. Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta

AAU Yogyakarta adalah Sekolah Pendidikan Tentara Nasional Indonesia yang berada di Jl. Laksda Adi Sucipto Km 10 Yogyakarta. AAU Yogyakarta mencetak perwira TNI-Au. Akademi ini didirikan pada 1945 dengan nama awal Lembaga Pendidikan Pertama Perwira TNI-AU. Program studi yang ditawarkan oleh AAU Yogyakarta, yaitu Program Studi Teknik elektronika, Teknik Manajemen Industri, dan Teknik Aeronautika.

10. Sekolah Tinggi Multimedia (MMTC) Yogyakarta

MMTC Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yang berada di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kampus ini diresmikan pada 31 Juli 1985 oleh Presiden Soeharto di bawah Departemen Penerangan.

Kampus ini memiliki program S-1 dan Diploma dengan tiga jurusan, yaitu Manajemen Produksi Pemberitaan (Manarita), Manajemen Teknik Studio Produk (Matekstosi), dan Manajemen Produksi siaran (Manaprodsi).



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Devina

Hai aku devina, bagi ku menulis adalah hal yang menarik untuk aku jalani. Dengan menulis aku bisa mengetahui banyak hal dan informasi yang tidak pernah aku tahu sebelumnya. Menulis juga membuatku bisa bercerita tentang banyak hal yang unik.

Kontak media sosial Instagram saya Christin Devina