in

Gap Year: Perspektif, Manfaat, Plus minus, dan Tips

Gap Year – Pendidikan menjadi satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang harus diperhatikan dengan baik-baik. Kita tidak boleh gegabah menentukan “jalan” di dunia pendidikan karena akan sangat berhubungan dengan masa depan kehidupan kita sendiri.

Banyak orang yang rela mengorbankan apa saja demi mengenyam pendidikan setinggi-tingginya agar memiliki kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh, seorang lulusan SMA rela masuk ke jurusan yang bahkan tidak dia minati asalkan bisa masuk ke kampus impiannya.

Meski begitu, lima tahun terakhir istilah Gap Year banyak dibicarakan oleh siswa-siswi SMA/SMK di Indonesia. Beberapa di antara mereka memilih untuk Gap Year meskipun umumnya, masyarakat Indonesia belum terlalu familiar dengan istilah ini sehingga memunculkan stigma negatif.

Nah, sebenarnya apa sih gap year? Mengapa bisa dipandang negatif seperti itu? Apakah gap year benar-benar tidak mempunyai manfaat sama sekali? Dalam artikel ini kita akan membahas Gap Year secara lengkap. Simak baik-baik, yuk Grameds!

Pengertian Gap Year

Singkatnya, gap year adalah istilah yang merujuk kepada waktu atau periode ketika seseorang mengambil waktu kosong untuk beristirahat atau melakukan hal lain seperti bekerja setelah lulus SMA dan sebelum mulai kuliah.

Dengan kata lain, siswa lulusan SMA/SMK memilih untuk menunda waktu masuk ke perguruan tinggi. Biasanya mereka akan melanjutkan di tahun selanjutnya maupun sampai benar-benar mendapatkan kesempatan yang tepat.

Konsep gap year pertama kali dimulai di tradisi Jerman saat sebelum Perang Dunia kesatu. Ketika itu, para pemuda Jerman memilih beristirahat dari sekolah dan berkeliling Eropa untuk mencari jati diri dan mendewasakan diri.

Gap year, bisa menjadi hal yang baik atau buruk tergantung individu yang menjalaninya. Seperti pisau bermata dua, jika salah dalam menjalaninya gap year hanya akan membuat waktu yang ada jadi sia-sia begitu saja.

Beberapa perspektif tentang gap year yang harus kamu ketahui

Nah, seperti disebutkan sebelumnya, di Indonesia sendiri saat ini gap year belum terlalu populer. Banyak lulusan SMA/SMK memilih memaksakan diri masuk perguruan tinggi supaya terhindar dari berbagai macam stigma negatif.

Meski di luar negeri gap year sudah cukup lumrah dan ada banyak perguruan tinggi favorit di dunia yang justru menyediakan pilihan menunda kuliah selama satu tahun kepada calon mahasiswanya.

1. Gap year berarti menganggur selama satu tahun, dong?

Bagi sebagian lulusan SMA/SMK, gagal masuk ke perguruan tinggi sama saja dengan menganggur satu tahun. Karena mereka merasa masih terlalu cepat untuk masuk ke dunia kerja namun tidak punya sekolah untuk dijadikan tempat belajar.

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

Namun sebenarnya masih ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dalam kurun waktu satu tahun ini. Artinya “menganggur” hanya istilah saja karena ilmu bisa didapatkan dari mana saja, seperti kursus-kursus gratis, ikut volunteer, buku, atau video gratis di Youtube.

Intinya, selama satu tahun itu bisa dijadikan untuk mempelajari banyak hal yang tidak dipelajari selama sekolah. Yang tentu saja bisa menjadi bekal di perguruan tinggi nantinya.

2. Mengambil gap year sama saja membiarkan diri tertinggal satu tahun dari orang lain?

Tidak sedikit juga orang yang merasa khawatir karena gap year bisa membuatnya tertinggal satu tahun dari orang lain. Baik dalam urusan pendidikan maupun karir nantinya.

Padahal, sistem pembelajaran di sekolah dengan kuliah sudah jelas berbeda. Singkatnya di sekolah, siswa harus mengikuti ketentuan dari sekolah tentang mata pelajaran apa saja yang akan dipelajari di kelas. Sementara di kuliah, mahasiswa bebas menentukan mata kuliah yang akan diambil. Bahkan bisa mengambil mata kuliah “tingkat atas” lebih cepat jika memang mampu.

Jadi, lamanya waktu kuliah sangat ditentukan oleh performa mahasiswanya sendiri. Ada yang lulus dalam waktu 3,5 tahun dan butuh waktu 7 tahun untuk lulus.

Di dunia kerja juga kurang lebih sama, perbedaan waktu satu tahun tidak bisa dijadikan acuan karena kemampuan individu yang memiliki peran utamanya. Ada orang yang sudah bisa dikatakan sukses bahkan sebelum berusia 30 tahun.

3. Gap year = aib?

Gap year juga sangat berpotensi memunculkan perasaan iri dan tekanan sosial dari berbagai pihak, seperti keluarga, teman, saudara, lingkungan, dan lain-lain. Jika tidak ditangani dengan baik, hanya akan mengundang stress, sedih, dan rasa malu.

Namun gap year sendiri tidak bisa dikatakan sebagai aib. Pada akhirnya, setiap orang memiliki jalan kehidupannya masing-masing dan juga ukuran keberhasilan yang berbeda.

Jika kamu memutuskan untuk mengambil gap year dan bisa memanfaatkannya dengan baik, kamu mungkin akan menemukan tujuan baru yang bahkan belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Manfaat Gap Year

Dengan waktu luang yang kamu miliki saat mengambil gap year, banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapatkan, lho.

1. Terhindar dari pilihan yang salah

Selama menjalani masa gap year, kamu jadi punya waktu lebih untuk memikirkan ulang setiap pilihan yang sudah kamu tetapkan sebelumnya. Bisa saja setelah gap year kamu memiliki pilihan yang berbeda karena ternyata yang sebelumnya bukan yang tepat untukmu.

2. Mengembangkan skill dan passion baru

Kamu juga bisa mencari skill atau kemampuan yang baru selama satu tahun tersebut kemudian mengembangkannya. Manfaatkan semua yang ada di internet sebaik-baiknya untuk menjelajah hal-hal baru yang menarik perhatianmu.

Kamu juga bisa menjadikan hal yang baru itu sebagai passion dan mempelajarinya secara maksimal sehingga bisa berguna ketika kamu mulai kuliah nantinya. Sambil mempersiapkan diri untuk kuliah, Grameds bisa melatih skill menulis lewat buku “Skills and Strategies For Academic Writing”. Buku ini menyuguhkan strategi dan latihan super lengkap untuk membantumu mempersiapkan diri sebelum kuliah.

3. Bisa belajar dan menyiapkan diri untuk ujian masuk kuliah

Menyiapkan diri untuk memasuki dunia perkuliahan memang tidak bisa dilakukan dengan instan karenanya masa gap year satu tahun juga dapat digunakan untuk mempelajari materi-materi yang ada di ujian masuk kuliah.

Coba ikuti berbagai macam kursus, les online, dan tryout yang diselenggarakan oleh banyak pihak. Baik yang berbayar maupun gratis. Grameds juga bisa berlatih soal melalui buku “Tes Potensi Akademik TPA” yang berisikan analisis soal setiap subtes hingga uji coba TOEFL.

4. Mendidikmu menjadi individu yang lebih dewasa

Gap year juga bisa mendidikmu tentang memilih tujuan dan cara untuk mencapainya. Mulai dari berpegang pada komitmen yang telah kamu buat, menentukan prioritas, mengambil keputusan, sampai mengatur waktu.

Kamu juga bisa belajar menerima kegagalan dan bagaimana caranya untuk bangkit. Lebih jauh lagi, kamu bahkan bisa belajar melindungi diri dari tekanan yang diberikan oleh berbagai pihak.

Selain mempersiapkan urusan akademis, mental juga harus dipersiapkan. Benahi diri agar lebih matang menghadapi tantangan baru di depan mata. Buku “Otewe Bebenah” berisikan cerita-cerita inspiratif dan kutipan ayat yang dapat membakar semangat kita untuk melahirkan pribadi yang baru.

Otewe Berbenah: Menyerap Energi Ayat-Ayat Motivasi Untuk Hid

Plus Minus Gap Year

Gap Year memang bisa memberikan manfaat yang tidak sedikit buat kamu, namun bukan berarti gap year tidak memiliki kekurangan. Agar kamu semakin yakin dengan keputusan untuk mengambil gap year, berikut beberapa sisi positif dari gap year.

1. Mengenal Diri Sendiri Lebih Dalam

Gap year yang dimanfaatkan dengan baik bisa membantumu untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Maksudnya, selama menjalani gap year kamu tidak hanya melakukan hal-hal yang kamu sukai tetapi membekali diri dengan keterampilan dan pengetahuan yang tidak didapatkan di sekolah.

Kamu juga bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman dan mendapatkan pengalaman yang benar-benar baru. Hal ini akan membantumu melihat sejauh mana batasan yang kamu miliki. Apakah kamu benar-benar sudah berada di tempat yang tepat atau belum, dan sebagainya.

2. Membuka Mata dan Melihat Dunia dengan Cara yang Berbeda

Kamu juga bisa membuka mata dan melihat dunia dengan cara yang berbeda selama gap year. Misalnya dengan menjadi volunteer untuk membantu mereka yang membutuhkan di daerah lain kamu akan mendapatkan insight baru tentang banyak hal.

Selain itu, kamu juga bisa bepergian ke berbagai tempat dan mengenali macam-macam budaya yang ada di masyarakatnya. Sehingga pandanganmu menjadi lebih luas dan kamu tidak menjadi katak dalam tempurung.

3. Menjadi Mandiri

Setelah lulus sekolah, kamu semakin dekat dengan pintu masuk ke dunia orang dewasa. Siapa pun tahu bahwa menjadi dewasa tidak semudah itu. Kamu harus bisa mandiri dan berdiri di kaki sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain.

Saat gap year kamu bisa mulai belajar melakukan banyak hal sendirian, seperti mencari uang, membangun pertemanan, termasuk bertanggung jawab pada setiap pilihan yang kamu ambil.

Selain sisi positif, gap year juga memiliki sisi negatifnya sendiri yang tidak bisa kamu kesampingkan begitu saja.

4. Kurang Siap Untuk Belajar Secara Formal Kembali

Tak bisa dipungkiri, setelah belajar di luar jam formal kamu mungkin sudah melupakan rasanya belajar di jam formal. Artinya, sebelum ujian masuk kuliah dimulai kamu harus membiasakan diri dengan ritme dan pelajaran sekolah sekali lagi.

5. Biaya Gap Year yang Tidak Bisa Dibilang Sedikit

Selama masa gap year kehidupanmu masih berjalan normal seperti biasanya. Dengan kata lain, kamu membutuhkan uang untuk membeli segala keperluanmu. Baik yang sifatnya produktif seperti kursus online, latihan tryout, dan pelatihan; maupun untuk pengeluaran sehari-hari seperti makan, jajan, kuota internet, dan lain-lain.

Belum lagi jika kamu ingin pergi ke banyak tempat selama gap year. Biaya yang dikeluarkan jelas jadi lebih besar dan sulit diperkirakan. Oleh sebab itu, sangat disarankan kamu mencari sumber pemasukan selama gap year. Baik menjadi freelance maupun magang di berbagai tempat.

6.Stigma Negatif Gap Year

Yup, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Gap year masih dipandang negatif oleh kebanyakan orang Indonesia. Jadi pertanyaan paling besar yang harus kamu jawab sebelum mengambil gap year adalah “bisakah kamu melawan stigma negatif yang akan kamu dapatkan nanti?”

Apa yang Harus Dilakukan Selama Gap Year?

Ada banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan dalam satu tahun menjalani gap year dan kamu bebas menentukan jenis kegiatan yang akan diambil. Akan tetapi, tanpa strategi yang tepat besar kemungkinan kamu akan kehilangan arah dan berakhir dengan menyia-nyiakan waktumu.

So, agar gap year kamu lebih bermanfaat lebih baik lakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan awal kamu mengambil gap year. Berikut beberapa opsi yang bisa kamu pilih.

1. Jika Ingin Mengenal Diri Sendiri

Menjadi volunteer dan berkontribusi bagi lingkungan sekitarmu. Kegiatan yang satu ini sangat membantu kamu mengetahui bagaimana rasanya berkontribusi bagi orang lain serta memberikan manfaat kepada yang membutuhkan.

Travelling dan melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda. Jangan bepergian dengan tujuan sekadar untuk mempercantik feed Instagram. Lebih jauh lagi, kamu bisa mencoba menemukan jati diri selama perjalananmu ke berbagai tempat.

2.   Jika kamu ingin mengeksplorasi minat dan bakat

Magang atau kerja part time jadi pilihan yang tepat untuk mengasah kemampuan dalam suatu bidang. Kamu bisa mendaftar ke tempat-tempat yang sesuai dengan kompetensi milikmu sendiri. Sehingga ketika masuk ke dunia perkuliahan, kamu punya pengalaman lebih dari teman-temanmu yang lain.

Ikut kursus untuk belajar sesuatu yang baru atau bisa juga mengasah kemampuan yang ingin kamu tonjolkan. Terlebih jika kamu masih kebingungan dengan kompetensimu sendiri.

Jika kamu membutuhkan waktu tambahan untuk masuk ke dunia perkuliahan

Belajar di tempat bimbel sangat cocok untuk kamu yang sudah tahu tujuan serta keinginan mu namun merasa belum yakin atau belum siap. Waktu satu tahun rasanya cukup untuk mempersiapkan diri dengan matang.

Tips buat kamu yang ingin mengambil gap year

Semua manfaat gap year yang sudah dibahas di atas tidak bisa kamu dapatkan tanpa perencanaan yang baik. Gap year juga tidak menjamin kamu akan mendapatkan kesuksesan. Hasil akhirnya tetap tergantung bagaimana kamu menyiapkan masa gap year tersebut.

Jadi biar kamu bisa merasakan manfaat gap year lebih maksimal, coba lakukan beberapa tips berikut ini.

1. Siapkan mental untuk mendengar obrolan negatif

Tips pertama adalah kamu harus menyiapkan mental dan batin karena besar kemungkinan lingkungan sekitarmu masih belum tahu apa tujuan dari gap year itu sendiri. Pastikan kamu bisa bertahan mendengar obrolan negatif dari tetangga, teman, maupun saudara sendiri, ya!

2. Sabar menghadapi pertanyaan dari keluarga besar

Saat mengambil gap year, secara otomatis kamu akan mendapatkan perhatian dari saudara-saudara yang lain. Pastinya mereka juga akan menanyakan banyak hal untuk mengobati rasa penasaran mereka. Kamu tentunya harus bisa sabar menghadapi semua pertanyaan itu dan menunjukan bahwa keputusanmu tidak akan mengecewakan mereka.

3. Buang rasa malu saat bertemu teman-teman yang lain

Akan ada waktunya ketika kamu mendapatkan pertanyaan tentang kabarmu dari teman-teman yang lain. Mereka memang sudah mempunyai kehidupan kuliahnya masing-masing sehingga ingin mengetahui bagaimana cara kamu melewatinya.

Jangan merasa malu dan mengarang cerita untuk menutupi kenyataan, bilang saja apa adanya tentang keputusanmu mengambil gap year. Meski berat, pada akhirnya itu semua akan berlalu.

4. Buang kebiasaan yang bisa menghambat gap year kamu

Banyak sekali kebiasaan kurang bermanfaat yang bisa menghambat proses gap year kamu. Misalnya maraton film sampai 3 hari 3 malam, nonton drama sampai dini hari, atau kebiasaan lainnya.

Ingat kamu mengambil gap year untuk masa depan yang lebih baik, jangan sampai menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah kamu dapatkan, ya!

5. Berdamai dengan rasa jenuh

Terlalu lama menjalani kegiatan seorang diri mungkin akan mengantarkanmu kepada perasaan jenuh. Ini hal yang wajar dan semua orang juga bisa merasa jenuh. Namun kamu harus bisa mengontrolnya, jangan sampai mengeluh berlebihan bahkan kehilangan semangat.

6. Siapkan diri untuk kemungkinan terburuk

Manusia memang bisa berencana sebaik mungkin namun Tuhan yang menentukan hasilnya. Kamu mungkin sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk masuk ke kampus impian, akan tetapi kemungkinan gagal tidak hilang begitu saja.

Siapkan rencana cadangan untuk kemungkinan terburuk sebaik mungkin sehingga kamu tidak akan jatuh untuk yang kedua kalinya.

7. Berpikir positif dan berdoa

Usaha tanpa dibarengi dengan doa sama dengan menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Doa tanpa usaha sama dengan sia-sia. Lakukanlah keduanya dengan baik, sehingga kamu akan mendapatkan hasil yang terbaik.

Berpikirlah secara positif dan mintalah yang terbaik kepada Tuhan. Percaya bahwa Tuhan akan mendengar setiap doa yang kamu panjatkan selama menjalani masa gap year.

Tak perlu overthinking dengan atas segala keputusan yang Grameds buat.

Pikiran negatif yang kerap muncul kadang membuat diri kewalahan. Latih diri untuk berdamai dengan keadaan agar sifat overthinking bisa teratasi. Buku “Hello Overthinking” akan memandumu untuk berdamai dengan keadaan dan meredakan gaduh yang ada di pikiran.

Hello, Overthinking : Berdamai Dengan Pikiran2 Yg Terlalu Ra

Selesai sudah pembahasan mengenai gap year yang penuh dengan insight. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia menyediakan buku agar dapat menjadi referensi sebelum mengambil keputusan akhir. Semoga Bermanfaat, ya!

Penulis: Gilang Oktaviana

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.