in ,

8 Penyebab Rezeki Suami Susah Diperoleh

Ujian dalam rumah tangga bentuknya bisa bermacam-macam, salah satu yang paling berpengaruh pada kesejahteraan keluarga adalah kesulitan finansial. Banyak suami yang diterpa kesulitan keuangan yang akhirnya memengaruhi kehidupan rumah tangganya. Lalu, apa penyebab rezeki suami sulit atau susah didapat? Simak penjelasannya di sini, ya.

 

Penyebab Rezeki Suami Susah 

(Sumber foto: www.pexels.com)

Penyebab rezeki suami yang terhambat bisa dikarenakan berbagai faktor, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi rezeki suami:

1. Kurangnya Usaha atau Kerja Keras

Kurangnya usaha atau kerja keras pada suami dapat memiliki dampak besar terhadap rezeki keluarga. Ketika seseorang tidak memperjuangkan pekerjaan dengan tekun atau tidak menunjukkan dedikasi yang cukup dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan, peluang untuk mendapatkan pendapatan yang memadai akan menjadi terbatas.

Usaha yang konsisten diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan memperluas jaringan profesional. Tanpa upaya yang memadai, suami tidak akan dapat mengejar peluang karier yang lebih baik atau meningkatkan pendapatan.  Akibatnya, rezeki keluarga mungkin akan terhambat, menyebabkan ketidakstabilan finansial dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk memahami pentingnya kerja keras dan komitmen dalam mencari rezeki demi keberlangsungan keluarga.

 

2. Kurangnya Keterampilan atau Pendidikan

Kurangnya keterampilan atau pendidikan suami dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan rezeki yang cukup untuk keluarga. Keterampilan dan pendidikan yang memadai sangatlah penting dalam memasuki pasar kerja yang kompetitif saat ini. Tanpa keterampilan yang sesuai atau pendidikan yang memadai, suami mungkin akan kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil dan memberikan penghasilan yang mencukupi.

Keterbatasan ini juga dapat membatasi kemungkinan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan gaji di tempat kerja. Selain itu, dalam era di mana teknologi terus berkembang, keterampilan yang diperbarui dan relevan juga menjadi kunci untuk tetap bersaing dalam dunia kerja.

Kurangnya keterampilan atau pendidikan dapat membatasi pilihan karier suami, mengarah pada pekerjaan yang kurang menguntungkan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat atau bakatnya. Akibatnya, rezeki keluarga mungkin akan terbatas, memengaruhi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk mengakui pentingnya pendidikan dan pengembangan keterampilan sebagai investasi dalam masa depannya dan keluarganya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

 

3. Krisis Ekonomi atau Pasar Kerja yang Buruk

Krisis ekonomi atau kondisi lapangan kerja yang buruk dapat memiliki dampak serius pada rezeki suami dan keluarganya. Saat terjadi resesi atau ketidakstabilan ekonomi, perusahaan cenderung melakukan pemotongan biaya, termasuk pemotongan tenaga kerja atau penundaan perekrutan baru. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat dan peluang pekerjaan menjadi semakin terbatas.

Suami akan menghadapi kesulitan dalam menemukan atau mempertahankan pekerjaan yang stabil dan memberikan penghasilan yang mencukupi. Bahkan jika suami memiliki pekerjaan, kondisi ekonomi yang buruk dapat menyebabkan pemotongan gaji, hilangnya tunjangan, atau pengurangan jam kerja, yang semuanya berdampak negatif pada penghasilan keluarga.

Selain itu, persaingan untuk pekerjaan yang ada menjadi lebih ketat, membuat sulit bagi suami untuk memperoleh promosi atau kenaikan gaji. Semua ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan finansial dalam keluarga, menyulitkan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan kesehatan, dan pendidikan.

Membuka Pintu Rezeki

4. Manajemen Keuangan yang Buruk

Manajemen keuangan yang buruk seorang suami dapat memiliki dampak serius pada rezeki keluarga. Ketika suami tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, penghasilan yang diperoleh mungkin tidak dimanfaatkan secara efisien atau dibelanjakan untuk hal-hal yang tidak penting. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pemborosan, utang yang tidak terkendali, dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan seperti pembayaran tagihan atau cicilan.

Selain itu, kurangnya perencanaan keuangan yang baik dapat membuat suami dan keluarga rentan terhadap kejutan finansial, seperti kebutuhan mendesak atau biaya tak terduga, yang dapat mengganggu stabilitas keuangan mereka. Dalam jangka panjang, manajemen keuangan yang buruk juga dapat menghambat kemampuan untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan, seperti mempersiapkan dana pensiun atau pendidikan anak-anak.

Akibatnya, keluarga mungkin akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan mereka dan merasa tertekan secara finansial. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk belajar dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang sehat, seperti membuat anggaran, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan menyimpan dana darurat, untuk memastikan stabilitas finansial keluarga dalam jangka panjang.

 

5. Perilaku Buruk atau Dosa

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Perilaku buruk atau dosa yang dilakukan suami dapat memiliki dampak yang signifikan pada rezeki keluarga. Perilaku seperti berjudi, berbohong, menipu, mencuri, atau mengeksploitasi orang lain dapat melanggar prinsip-prinsip moral dan etika yang penting dalam agama dan masyarakat.

Dampaknya bisa sangat merugikan, karena tindakan-tindakan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari orang lain, baik dari kolega, atasan, maupun relasi bisnis, yang pada gilirannya dapat merugikan karier suami dan memengaruhi pendapatan keluarga.

Selain itu, perilaku buruk seperti itu juga dapat menimbulkan konsekuensi hukum, seperti denda, tuntutan perdata, atau bahkan hukuman penjara, yang akan menambah beban finansial dan emosional pada keluarga.

Di samping itu, dosa-dosa seperti berbuat jahat terhadap orang lain atau merugikan sesama dapat menyebabkan berkurangnya berkah atau keberkahan dalam rezeki yang diperoleh.

 

6. Kurangnya Doa dan Ibadah

Kurangnya mempertebal iman kepada Sang Pencipta memiliki dampak yang signifikan pada rezeki keluarga. Doa dan ibadah merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan memohon pertolongan serta berkat-Nya dalam segala aspek kehidupan, termasuk rezeki.

Ketika seseorang mengabaikan keimanan, mereka cenderung kehilangan hubungan spiritual yang kuat dengan Sang Pencipta, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesadaran akan berkat dan keberkahan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam banyak tradisi keagamaan, doa dianggap sebagai bentuk ekspresi kepatuhan dan ketergantungan kepada Tuhan, serta sebagai wadah untuk memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.

Dengan kurangnya doa dan ibadah, seseorang mungkin cenderung bergantung pada upaya dan kekuatan pribadi mereka sendiri, tanpa memperhatikan peran Tuhan dalam mengatur nasib dan rezeki mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan terisolasi, cemas, dan kebingungan ketika menghadapi kesulitan atau tantangan dalam mencari rezeki.

11 Ibadah Dahsyat Pelancar Rezeki

7. Ujian dari Yang Kuasa

Setiap manusia akan selalu diuji dari segala aspek kehidupan. Sejatinya roda kehidupan selalu berputar, kadang berada di atas, dan kadang ada di bawah. Saat suami berkelimpahan rejeki, Tuhan menguji sejauh mana suami dapat bersyukur dan memanfaatkan di jalan yang benar.

Ada kalanya ujian berupa kesulitan dari sisi finansial seorang suami yang berpengaruh pada kondisi keuangan rumah tangganya. Kondisi ini menguji keimanan, keteguhan, dan kegigihan suami untuk berprasangka baik lalu bangkit dari keterpurukan.

Ketika dihadapkan dengan ujian finansial, suami cenderung mengalami tekanan emosional, kecemasan, dan kebingungan dalam mencari solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut. Rezeki yang sulit didapatkan atau kesulitan finansial dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam keuangan keluarga, mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, tempat tinggal, atau pendidikan.

Namun, ujian dari Tuhan juga dapat menjadi kesempatan untuk refleksi, pertobatan, dan pertumbuhan spiritual. Dalam menghadapi ujian finansial, suami dapat belajar untuk lebih mengandalkan Tuhan, memperkuat iman dan kepercayaan mereka kepada-Nya, serta memperdalam hubungan spiritual mereka. Ujian ini juga dapat menjadi pelajaran berharga dalam manajemen keuangan, disiplin, dan kesabaran.

 

8. Tidak Bersyukur

Bersyukur merupakan sikap mental yang menghargai dan mengakui segala berkat dan kebaikan yang telah diberikan oleh Tuhan, termasuk rezeki yang telah diterima. Ketika seseorang tidak bersyukur terhadap rezeki yang mereka miliki, mereka cenderung fokus pada hal-hal yang belum mereka miliki atau kurangnya yang mereka rasakan, yang dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan tidak bahagia.

Dampak dari sikap tidak bersyukur ini dapat sangat beragam. Pertama, secara emosional, seorang suami mungkin merasa tidak puas dan tidak bahagia dengan apa yang telah mereka capai, meskipun telah mencapai pencapaian yang signifikan dalam karier atau kehidupan mereka. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidakpuasan yang berkepanjangan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesehatan mental dan hubungan interpersonal dalam keluarga.

Selain itu, sikap tidak bersyukur juga dapat memengaruhi hubungan dengan Tuhan dan menyebabkan jarak antara suami dengan Sang Pencipta. Ketika seseorang tidak bersyukur terhadap rezeki yang telah diberikan, mereka cenderung mengabaikan peran Tuhan dalam kehidupan mereka dan merasa bahwa mereka mencapai segala sesuatu dengan usaha dan kemampuan mereka sendiri.

Hal ini dapat menyebabkan kehilangan rasa ketergantungan dan koneksi dengan Tuhan, yang pada akhirnya dapat menghalangi aliran keberkahan dalam kehidupan suami dan keluarganya. Selain itu, sikap tidak bersyukur merupakan hal yang dibenci oleh Sang Pencipta. Semakin ia jauh dari syukur, maka Tuhan senantiasa menjauhkan rezeki-Nya.

 

Penyebab Rezeki Suami Susah Menurut Islam

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Menurut Ustadz Hilman Fauzi, jika seorang istri tidak mendukung kebaikan suaminya, maka itulah yang menjadi hal yang dapat menghalang rezeki suami. Begitupun sebaliknya, jika suami menyakiti hati istrinya, maka hal itu juga bisa menghambat rezeki bagi seorang suami.

Dalam hadis tentang nafkah untuk keluarga di atas, Rasulullah menekankan pentingnya niat yang lurus karena Allah bagi para suami yang menafkahkan hartanya.

Sementara secara istilah, dikutip dari Al-Manhaj, nafkah adalah sesuatu yang dikeluarkan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau orang lain, baik itu makanan, minuman dan lain-lain.

Memberikan nafkah untuk keluarga adalah kewajiban seorang laki-laki yang menjalani peran sebagai kepala keluarga. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ? dalam Surah Al-Baqarah ayat 233:

Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Patut diingat bahwa anak merupakan titipan dari Allah melalui orang tuanya, maka rejeki anak pun mengalir dari mereka. Sedekah terbesar seorang hamba adalah melalui anak, jadi jika seorang ayah menafkahi anaknya dengan baik, maka rezekinya pun akan senantiasa mengalir. Jika seorang suami atau ayah tidak menafkahi keduanya, maka hal itu pasti menghambat rejeki suami seperti tertuang dari hadist berikut.

“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (H.R. Bukhari).

 

Tips agar Rezeki Suami Lancar

Terdapat beberapa ajaran dan prinsip dalam Islam yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan dan menjaga kelancaran rezeki. Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu agar rezeki suami mengalir deras menurut ajaran Islam:

1. Teguh pada Iman dan Taqwa

Menjaga iman dan ketakwaan kepada Allah merupakan pondasi utama dalam mencari berkah rezeki. Suami harus menjaga hubungan yang baik dengan Allah, mematuhi perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.

2. Salat dan Berdoa

Sebagaimana kewajiban seorang muslim adalah melakukan shalat 5 waktu, maka kewajiban yang satu ini jangan sampai dilupakan. Allah senantiasa memperbaiki hidup seseorang  jika mereka memperbaiki salatnya. Maka dari itu, tingkatkan keimanan dengan memperbanyak salat sunah, seperti salat tahajud dan salat hajat, dan memperbanyak doa kepada Allah untuk memohon kelancaran dan keberkahan rezeki.

Dikejar Rezeki karena Shalat Malam

3. Berbuat Baik kepada Sesama

Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama sebagai cara untuk mendapatkan berkah rezeki. Suami harus memperhatikan kebutuhan orang lain, memberikan sedekah, dan membantu sesama sesuai dengan kemampuan mereka.

 

4. Bekerja dengan Ikhlas

Bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam mencari rezeki adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam. Suami harus berusaha keras untuk mencari nafkah halal dengan menjalankan pekerjaan atau usaha mereka dengan integritas dan kejujuran.

 

5. Menjauhi yang Haram

Menghindari segala bentuk sumber rezeki yang haram atau diragukan kehalalannya, seperti riba (bunga), judi, atau sumber pendapatan yang melanggar prinsip-prinsip agama Islam.

 

6. Bersyukur dan Sabar

Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah dan bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian yang mungkin muncul dalam mencari rezeki.

 

7. Berinvestasi berupa Ilmu dan Keterampilan

Islam mendorong umatnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mencari rezeki. Suami harus terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat bersaing dan berkembang dalam pasar kerja atau bisnis.

 

8. Berusaha dan Berdoa untuk Meraih Keberkahan

Selain berusaha keras, suami juga harus berdoa kepada Allah untuk memohon berkat dalam rezeki yang mereka usahakan. Berkat dari Allah adalah hal yang penting dalam menjaga kelancaran dan kesejahteraan rezeki.

 

Kesimpulan

Rezeki suami bisa sulit karena berbagai faktor yang meliputi kurangnya usaha atau kerja keras, kurangnya keterampilan atau pendidikan yang memadai, kondisi ekonomi yang buruk, manajemen keuangan yang tidak baik, perilaku buruk atau dosa, kurangnya doa dan ibadah, ujian dari Tuhan, serta sikap tidak bersyukur.

Ketika suami menghadapi salah satu atau beberapa dari faktor-faktor ini, rezeki keluarga dapat terhambat atau bahkan terganggu secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dan melakukan upaya perbaikan serta memperkuat hubungan dengan sang pencipta sebagai landasan dalam menghadapi tantangan dalam mencari dan mempertahankan rezeki keluarga.

Selain itu, baik suami dan istri bisa saling merefleksi diri untuk saling meraih rida satu sama lain. Saling mendukung dan berbakti kepada keluarga dan bersedekah bisa membantu untuk memperlancar rejeki suami dan mencari ridho Sang Pencipta.

Jangan lupa agar suami meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat berkembang di dunia profesional. Dengan demikian, suami dapat meningkatkan peluang untuk mencapai kelancaran dan keberkahan dalam menggapai rezeki. Grameds juga bisa meningkatkan skill dan pengetahuan melalui buku-buku terbaik hanya Gramedia.com.



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu