in

Biaya Lamaran Ditanggung Siapa Dalam Budaya Indonesia?

Lamaran dalam budaya Indonesia membawa makna yang mendalam dan melibatkan serangkaian tradisi yang kaya akan nilai dan simbolisme. Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam proses ini adalah, “Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas biaya lamaran?” Pertanyaan ini tidak hanya mencerminkan aspek praktis dari persiapan pernikahan, tetapi juga mencerminkan norma, nilai, dan ekspektasi budaya yang turun-temurun. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang dinamika pembagian biaya lamaran dalam berbagai budaya di Indonesia, menggali tradisi, pandangan masyarakat, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi proses ini. Mari kita temukan jawabannya bersama-sama.

 

Apa yang dimaksud dengan Lamaran dalam Budaya Indonesia?

Lamaran dalam budaya Indonesia adalah sebuah proses yang melibatkan pertemuan antara kedua keluarga calon pengantin untuk membahas niat baik untuk menjodohkan kedua pasangan. Ini adalah tahap awal dalam persiapan pernikahan di mana kedua belah pihak memperkenalkan diri, membicarakan rencana masa depan, serta menetapkan persetujuan dan restu dari keluarga masing-masing.

Jangan Takut Menikah!

button

Rasulullah saw. telah menganjurkan umatnya untuk mengikuti sunahnya, yaitu menikah. Beliau melarang keras umatnya untuk tidak mengikuti salah satu sunahnya, yaitu menikah. Bahkan, Beliau menyebutnya sebagai bukan bagian dari golongannya jika umatnya tidak mau mengikuti sunahnya ini. 

“Hendaklah kalian mengawinkan orang-orang sendirian (belum menikah) di antara kalian dan orang-orang yang saleh di antara hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kekayaan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nur: 32).

Ayat tersebut memperjelas bahwa harta kekayaan yang cukup dan pekerjaan yang mapan bukanlah tolok ukur yang benar untuk melangkahkan kaki menuju jenjang pernikahan karena Allah swt. telah memberikan rezeki kepada setiap hamba-Nya. Buku ini akan menjadi panduan bagi Anda untuk membuka pintu rejeki dengan pernikahan. Dilengkapi dengan bonus doa minta jodoh dan doa-doa bagi calon pengantin lainnya, buku ini adalah referensi bacaan terbaik bagi Anda yang ingin melangkahkan khaki dengan mantap ke jenjang pernikahan.

 

Dalam tradisi lamaran Indonesia, proses ini seringkali dilakukan dengan upacara adat yang khas, di mana pihak pria atau keluarga pria memberikan seserahan atau hadiah kepada keluarga calon pengantin wanita sebagai tanda keseriusan niat baik mereka. Lamaran juga merupakan momen penting di mana kedua keluarga dapat bertukar informasi, mengenal satu sama lain lebih dalam, dan memastikan bahwa calon pengantin cocok satu sama lain dalam segala hal, baik secara budaya, sosial, maupun ekonomi.

Selain itu, lamaran juga dapat menjadi wadah untuk memperkuat hubungan antara kedua keluarga dan mempererat ikatan sosial di antara mereka. Ini juga menandai awal dari serangkaian upacara adat dan persiapan pernikahan yang akan datang, serta memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk merayakan kesepakatan dan persetujuan antara keluarga mereka.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

 

Tradisi dan Adat Lamaran di Indonesia

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Tradisi dan adat lamaran di Indonesia bervariasi tergantung pada budaya dan adat istiadat yang ada di masing-masing daerah. Namun, ada beberapa elemen yang umumnya terdapat dalam prosesi lamaran di berbagai suku dan budaya di Indonesia:

  • Pertemuan Antara Keluarga

Proses lamaran sering dimulai dengan pertemuan antara kedua keluarga calon pengantin. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkenalkan kedua keluarga serta membicarakan niat baik untuk menjodohkan kedua anak mereka.

  • Persetujuan Orang Tua

Setelah pertemuan antara kedua keluarga, tahap selanjutnya adalah memperoleh persetujuan dari orang tua atau keluarga calon pengantin. Persetujuan ini dianggap penting karena menunjukkan dukungan dan restu dari keluarga masing-masing pihak.

  • Penyerahan Seserahan

Salah satu bagian penting dalam prosesi lamaran adalah penyerahan seserahan dari pihak pria kepada pihak wanita. Seserahan ini dapat berupa uang, barang berharga, atau benda simbolis lainnya yang memiliki makna dalam adat istiadat lokal.

Menikah untuk Bahagia Sebuah Mahar Cinta

button

 

Buku ini membahas tema yang tiada habisnya, yaitu “pernikahan” bagi orang-orang yang terpapar sindrom usia “seperempat abad.” Sebab, usia segitu menjadi momentum munculnya suara-suara yang menanyakan “kapan nikah?” Tema yang diulas adalah “kebelet” nikah, di mana hal ini menjadi suatu pembenaran individual untuk segera melangsungkan pernikahan atas dasar “takut zina, takut ketuaan, takut tidak laku, takut tidak membahagiakan ortu” dan dalih-dalih yang lain.

 

  • Upacara Adat

Beberapa budaya di Indonesia mengadakan upacara adat khusus sebagai bagian dari prosesi lamaran. Upacara ini dapat mencakup doa bersama, ritual khusus, tarian adat, dan makanan adat yang disajikan sebagai bagian dari perayaan.

  • Tata Tertib dan Etiket

Dalam prosesi lamaran, ada tata tertib dan etiket yang harus diikuti sesuai dengan adat istiadat setempat. Hal ini mencakup cara berpakaian, sikap, serta bahasa yang digunakan selama prosesi berlangsung.

  • Resepsi dan Perayaan

Setelah prosesi lamaran selesai, biasanya diadakan resepsi atau perayaan untuk merayakan kesepakatan dan persetujuan antara kedua keluarga. Resepsi ini dapat melibatkan keluarga dan kerabat dekat serta menjadi momen yang berkesan bagi kedua calon pengantin.

 

Meskipun ada variasi dalam praktik lamaran di berbagai daerah di Indonesia, unsur-unsur di atas umumnya dapat ditemukan dalam prosesi lamaran di berbagai budaya dan suku di Indonesia. Tradisi dan adat istiadat lamaran menjadi bagian penting dalam mempererat hubungan antara kedua keluarga serta menandai awal dari perjalanan menuju pernikahan yang bahagia.

Baca Buku Ini saat Engkau Ingin Menikah

button

 

Biaya Lamaran ditanggung Siapa?

Pertanyaan tentang siapa yang seharusnya menanggung biaya dalam proses lamaran sering kali bergantung pada budaya, nilai, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat tertentu. Secara tradisional, tanggung jawab untuk membayar biaya lamaran seringkali jatuh pada pihak laki-laki atau keluarga pria. Ini tercermin dalam tradisi di banyak budaya di Indonesia di mana pihak laki-laki biasanya bertanggung jawab untuk memberikan mahar atau membayar biaya tertentu kepada keluarga calon pengantin perempuan sebagai bagian dari proses lamaran.

 

Namun, dengan perubahan sosial dan ekonomi serta peningkatan kesetaraan gender, ada juga tren di mana biaya lamaran dibagi secara lebih merata antara kedua belah pihak atau bahkan ditanggung oleh pihak perempuan atau keluarga pengantin perempuan. Ini bisa terjadi terutama dalam kasus di mana pasangan memiliki kesepakatan bersama atau dalam konteks di mana kedua pihak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya keuangan.

 

Pentingnya komunikasi terbuka antara kedua pasangan dan keluarga mereka dalam menentukan bagaimana biaya lamaran akan ditanggung. Kesepakatan dan pemahaman bersama tentang isu ini dapat menghindari konflik dan kebingungan di kemudian hari serta memastikan bahwa proses lamaran berlangsung secara harmonis.

 

Tips Pengelolaan Biaya Lamaran yang Efektif

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Dengan pemahaman yang baik tentang bagaimana mengelola biaya lamaran secara efektif, pasangan dapat menghindari stres keuangan yang tidak perlu dan fokus pada momen bahagia ini. Berikut beberapa tips yang dapat membantu dalam pengelolaan biaya lamaran dengan lebih efektif.

  • Menentukan Anggaran

Langkah pertama dalam mengelola biaya lamaran adalah menetapkan anggaran yang realistis. Pasangan perlu duduk bersama dan membahas berapa jumlah maksimum yang mereka siapkan untuk lamaran, termasuk pembayaran seserahan, upacara adat, serta biaya-biaya lain yang mungkin timbul. Mulailah dengan melakukan diskusi bersama pasangan tentang berapa jumlah yang dapat mereka alokasikan untuk lamaran. Ajaklah pasangan untuk berbicara terbuka tentang situasi keuangan masing-masing dan harapan mereka terkait dengan proses lamaran ini.

Ternyata Menikah & Bahagia itu Mudah

button

Pernikahan adalah sebuah perjalanan paling panjang dalam hidup manusia. Memutuskan menikah sendiri adalah titik awalnya. Sebagaimana suatu perjalanan, pernikahan juga memiliki tujuan. Tujuan bagi tiap-tiap pasangan pun berbeda-beda, tergantung prioritas masing-masing hendak dibawa ke arah mana hubungan pernikahan itu. Sebagai sebuah perjalanan, menikah adalah pengelanaan dan pengembaraan. Tiap pasangan yang memutuskan untuk menikah, berarti siap memasuki proses pengelanaan dan pengembaraan yang panjang. Di mana mereka akan melakukan pengelanaan atau pengembaraan itu? Tentu saja di antara kedua pasangan itu dan di dalam diri mereka sendiri. Menikah itu seperti memasuki hutan belantara, but you really have no idea about it.

Kita benar-benar tidak tahu persis akan menghadapi situasi seperti apa di dalamnya. Penuh kejutan. Gambling. Dan tiap pasangan mengalami hal yang berbeda dengan pasangan lainnya. Tidak akan pernah sama. Tidak ada rumus pastinya. Semacam pengembaraan tanpa petunjuk pasti, hanya kisi-kisi, seperti soal ujian di bangku sekolah, belum tentu keluarnya seratus persen sama persis. Belantara di sini hanya sebagai penggambaran saja, bahwa pernikahan itu semacam perjalanan tapa peta, sebab kitalah orang pertama yang memasukinya. Belum pernah ada orang lain yang menjamahnya. Tidak ada tanda yang memberi tahu kita di mana ada lubang, di mana ada jurang, dan bahaya lainnya. You have no clue. Bagaimana caranya? Adakah kiat-kiat khusus menjalani kehidupan pernikahan yang langgeng, sakinah, mawaddah, dan wa rahmah, seperti yang sering digaungkan dalam doa-doa pernikahan? Buku ini akan menjawab semuanya!

 

  • Prioritaskan Pengeluaran

Setelah anggaran ditetapkan, langkah berikutnya adalah memprioritaskan pengeluaran. Identifikasi elemen-elemen yang paling penting bagi pasangan dan alokasikan sebagian besar anggaran untuk hal-hal tersebut. Misalnya, jika upacara adat memiliki makna yang mendalam bagi kedua belah pihak, maka prioritas pengeluaran bisa diberikan pada persiapan upacara tersebut. 

  • Cari Alternatif yang Terjangkau

Penting untuk mengeksplorasi opsi yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Misalnya, pasangan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan barang-barang atau jasa dari vendor lokal, meminjam perlengkapan dari kerabat atau teman, atau melakukan beberapa persiapan sendiri untuk menghemat biaya. Lakukan riset tentang biaya rata-rata untuk lamaran di daerah atau komunitasmu. Kamu dapat mencari informasi dari internet, meminta referensi dari teman atau keluarga yang telah melalui proses lamaran, atau bahkan berkonsultasi dengan wedding organizer atau penyedia jasa yang spesialis dalam lamaran.

  • Tawar-Menawar dengan Bijak

Jangan ragu untuk melakukan tawar-menawar dengan vendor atau penyedia jasa untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Lakukan riset dan bandingkan harga dari beberapa vendor sebelum membuat keputusan. Ingatlah bahwa hampir semua biaya bisa dinegosiasikan, asalkan dilakukan dengan sopan dan bijaksana. Selanjutnya, hitunglah pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan lamaran berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan. Ini termasuk biaya untuk seserahan jika ada, upacara adat, pengadaan perlengkapan atau layanan tambahan seperti fotografer atau dekorasi, serta biaya-biaya lain yang mungkin timbul.

  • Tetapkan Batas dan Tetap Konsisten

Selama proses persiapan, penting untuk tetap konsisten dengan anggaran yang telah ditetapkan. Jangan tergoda untuk menambahkan biaya tambahan yang tidak direncanakan, kecuali jika itu benar-benar diperlukan. Tetapkan batas dan patuhi keputusan bersama yang telah dibuat.

  • Fleksibilitas dan Kreativitas

Terakhir, jadilah fleksibel dan kreatif dalam mengatasi tantangan keuangan yang mungkin muncul. Jika terjadi situasi tak terduga atau pengeluaran yang melebihi anggaran, carilah solusi alternatif atau pertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran di area lain. Selalu persiapkan dana darurat sebagai cadangan jika terjadi kebutuhan tambahan atau situasi tak terduga yang memerlukan pengeluaran ekstra. Ini akan membantumu mengatasi tantangan keuangan yang mungkin muncul selama proses lamaran tanpa harus mengorbankan kualitas atau makna dari momen tersebut.

Nikah Tanpa Panik

button

 

Kesimpulan

Nah, Grameds, bisa disimpulkan kalau lamaran dalam budaya Indonesia memainkan peran penting dalam persiapan pernikahan, membangun ikatan antara kedua keluarga calon pengantin serta menandai awal dari perjalanan yang membahagiakan. Meskipun tradisi ini bisa beragam, yang pasti, bagaimanapun biaya lamaran ditanggung, kerjasama dan komunikasi terbuka antara kedua belah pihak adalah kunci. Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman lebih dalam tentang dinamika budaya dan tanggung jawab keuangan dalam proses lamaran. Tetaplah bersiap untuk merayakan momen bahagia tersebut dengan penuh kehangatan dan keceriaan bersama keluarga serta orang-orang terdekat. Selamat menyongsong pernikahan yang bahagia! Grameds bisa mempelajari lebih lanjut terkait persiapan pernikahan melalui buku-buku pernikahan di Gramedia.com.



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu