in

Ketahui Hewan Yang Bernafas Menggunakan Trakea

Hewan yang bernafas menggunakan trakea – Sebagaimana manusia, hewan juga merupakan makhluk hidup yang membutuhkan bernafas untuk mempertahankan hidupnya. Untuk bernafas, ada beberapa cara dan alat pernafasan yang dimiliki oleh makhluk hidup menyesuaikan dengan habitat dan spesiesnya.

Ada yang bernafas menggunakan paru-paru, insang, trakea, paru-paru buku, dan kulit. Semua alat pernafasan tersebut untuk kita bahas. Nah dalam kesempatan kali ini kita akan membahas hewan-hewan apa saja yang bernafas dengan menggunakan trakea? Bagi Grameds yang penasaran apa itu trakea, tenang saja. Kita tidak akan membahas hewan-hewan yang bernafas dengan trakea saja, tetapi juga akan membahas penjelasan apa itu trakea, fungsi, dan cara kerjanya.

Hewan yang bernafas menggunakan trakea – Bicara tentang hewan memang bisa dibilang sangat luas, mulai dari makanannya hingga organ pernapasannya. Setiap tak selamanya memiliki organ pernapasan yang sama, ada yang menggunakan paru-paru, insang, dan juga trakea.

Bagi sebagian orang mungkin belum mengetahui apa yang dimaksud dengan apa itu trakea dan hewan apa saja yang menggunakan trakea ketika bernapas. Tak perlu khawatir, di kesempatan kali ini, kita akan bahas lebih dalam lagi tentang trakea dan juga hewan yang bernafas menggunakan trakea.

Sebelum membahas hewan yang bernapas menggunakan trakea, ada baiknya kita membahas tentang apa itu trakea terlebih dahulu. Jadi, tetap simak ulasan ini sampai selesai, Grameds.

Apa Itu Trakea?

Di antara lima alat pernapasan pada manusia dan hewan, salah satunya adalah trakea. Alat ini juga sering kali disebut dengan batang tenggorokan. Bentuknya seperti tabung atau tuba yang memanjang dengan struktur yang khusus. Dindingnya begitu kaku karena terbuat dari serat spiral kitin.

Tujuan Tuhan mendesain seperti adalah untuk melindungi trakea dari tekanan atau kompresi dari jaringan lain yang berdekatan.

Namun demikian, dinding trakea juga dapat bersifat fleksibel, sehingga dapat menahan tekanan sampai pada batas tertentu. Selain itu, agar trakea tidak mudah rusak, pecah, tertutup penuh, ataupun mengalami deformasi.

Pada kebanyakan sistem pernafasan satu ini, terdiri dari satu tabung utama dengan disertai banyak cabang-cabang kecil. Cabang tertipis inilah yang disebut dengan trakea. Cabang-cabang ini secara langsung terhubung ke otot dan organ.

Alat pernapasan yang terletak di dalam rongga tubuh ini berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi trakea sebagai alat pernafasan tidak berdiri sendiri. Trakea juga didampingi dengan spirakel dan stigma agar dapat berjalan optimal sebagai alat pernafasan. Dengan bantuan pergerakan perut, udara dapat keluar masuk melalui trakea.

Pada umumnya, hewan yang bernafas menggunakan trakea adalah arthropoda darat dan air. Serangga, crustacea, myriapoda, dan arachnida merupakan kelompok hewan yang termasuk di dalamnya.

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

Hewan seperti ulat bulu, kelabang, kalajengking, dan kepiting tidak menggunakan mulutnya untuk bernafas. Pada tubuh mereka terdapat banyak lubang pernafasan kecil yang disebut dengan spirakel. Penampakan spirakel dapat kita perhatikan pada gambar di bawah ini.

Kelebihan sistem pernafasan dengan menggunakan trakea adalah oksigen dapat masuk ke dalam tubuh dengan cepat dan tidak memerlukan banyak usaha. Sementara kekurangan dari sistem respirasi yang menggunakan trakea adalah oksigen tidak dapat diangkut dalam jarak yang lebih jauh.

Jika trakea berukuran lebih panjang, maka aliran oksigen tidak dapat bekerja secara optimal. Oleh karena itu, sistem pernafasan dengan trakea biasanya untuk hewan yang berukuran kecil.

Kategorisasi hewan bukan hanya melalui alat pernapasannya saja, tetapi juga bisa dibedakan melalui cara berkembang biaknya. Untuk Grameds, yang ingin tahu lebih banyak pengelompokkan hewan melalui cara berkembang biaknya, maka bisa mencari tahunya pada buku Berbagai Cara Hewan Berkembang Biak.

Buku ini menjelaskan secara rinci mengenai macam-macam pola perkembangbiakan pada hewan tingkat rendah (Invertebrata), serta pada hewan tingkat tinggi (Vertebrata) seperti pada amfibi, reptil, burung, dan mamalia.

 

Hewan yang Bernafas Menggunakan Trakea

Berikut ini merupakan contoh hewan yang bernafas dengan menggunakan trakea. Yuk Grameds langsung saja kita ulas.

1. Capung

Sumber gambar: Pixabay.com/liggraphy

Dalam bahasa Inggris, capung dikenal dengan dragonfly. Jika dilihat dari pengelompokannya, capung dapat dikategorikan sebagai serangga (insecta) dan digolong ke dalam bangsa odonata. Pada umumnya, warna capung mencolok, terutama capung jantan. Mereka banyak menghabiskan waktunya di dekat air, bertelur dan tumbuh dewasa tak jauh dari air.

Untuk kategori hewan serangga, usia capung relatif panjang, yakni dua sampai empat tahun. Kemampuan terbangnya lincah dikarenakan gerakan sayapnya berasal dari otot-otot sayap yang kuat.

Hewan yang dapat dikategorikan sebagai karnivora ini merupakan hewan yang mengalami metamorfosis. Hanya saja metamorfosisnya tidak sempurna sebagaimana kupu-kupu. Setelah telur capung menetas, capung akan menjadi nimfa, larva, baru menjadi capung dewasa. Mereka tidak melewati tahapan pupa.

Capung merupakan salah satu hewan yang bernafas menggunakan trakea. Ukuran trakea capung menyesuaikan dengan ukuran capung. Semakin besar ukuran capung, amka otomatis ukuran trakea juga semakin besar. Trakea pada hewan ini berbentuk seperti anyaman.

2. Kutu

Pixabay.com/gkgegk

Kutu dalam bahasa Inggris disebut dengan lice. Mungkin karena penyerapan dari bahasa Inggris, penduduk Jawa menyebutnya dengan liso. Hewan parasit yang kehadirannya sangat tidak diinginkan ini bernafas dengan menggunakan trakea.

Hewan ini sebenarnya termasuk ke dalam artropoda yang berukuran sangat kecil. Dlam arti sempit, kutu merupakan serangga yang morfologinya tidak bersayap yang lagi-lagi, berukuran sangat kecil. Cara mereka berpindah tempat ada yang melompat, merayap, dan sebagainya.

Kutu memiliki banyak jenis. Sebut saja kutu rambut, kutu air, kutu kucing, kutu anjing, kutu beras, kutu loncat, kutu perisai, kutu daun, kutu putih, kutu bubuk, kutu burung, dan lainnnya.

Bagi sekecil akan senang apabila dijelaskan tentang berbagai macam hewan yang ada  di sekitarnya. Bagi para orang tua bisa memperkenalkan nama-nama hewan dengan menggunakan media buku. Salah satu buku yang cocok untuk anak agar kenal dengan dunia hewan adalah Ensiklopedia Pertamaku: Dunia Hewan

 

3. Kalajengking

Sumber gambar: Pixabay.com/stevepb

Hewan yang ada dalam salah satu jenis zodiak ini menggunakan trakea sebagai sistem pernapasannya. Kalajengking atau scorpion ini merupakan hewan yang masih memiliki kekerabatan dengan laba-laba, ketonggeng, caplak, dan tungau. Hewan ini berbisa yang dapat melumpuhkan mangsa atau siapapun yang menyerangnya dengan cara memberikan sengatan pada ujung ekornya.

Kalajengking merupakan hewan yang sebangsa dengan laba-laba atau juga disebut dengan arachnida. Semua hewan dalam kelompok ini merupakan predator dan serangga adalah mangsanya.

4. Laba-laba

Sumber gambar: Pixabay.com/TRAPHITHO

Masih serumpun dengan kalajengking, laba-laba memiliki sistem pernapasan yang hampir sama dengannya, yaitu sistem pernapasan dengan menggunakan trakea. Hewan yang menjadi inspirasi film Spiderman ini memiliki banyak jenis sistem pernafasan.

Setidaknya ada lima jenis sistem pernafasan yang ada pada laba-laba, yaitu sistem pernafasan dengan sepasang tabung trakea, dua tabung trakea, sepasang paru-paru buku, dua pasang tabung paru-paru buku, serta hybrid sepasang trakea dan sepasang paru-paru buku.

Udara yang masuk ke dalam tubuh laba-laba melalui spirakel akan diolah di dalam paru-paru buku atau trakea. Kemudian, udara tersebut akan berdifusi (oksigen dan karbondioksida) untuk dialirkan ke seluruh tubuh, mengingat laba-laba memiliki sistem peredaran darah terbuka.

Darah laba-laba atau hemofilia berperan untuk mengedarkan oksigen, hormon, dan nutrisi ke seluruh organ tubuhnya. Jantung pada laba-laba yang bentuknya sederhana berfungsi untuk memompa darah (yang membawa oksigen) ke rongga tubuh sekitar organ laba-laba.

5. Tungau

Mungkin sebagian dari Grameds mengira bahwa hewan ini sama dengan kutu kasur atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan tinggi. Meskipun keduanya sama-sama suka hidup di kasur, namun keduanya adalah dua jenis hewan yang berbeda. Jika kutu termasuk ke dalam kelompok serangga, namun tungau lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba.

Hewan ini merupakan salah satu hewan yang menggunakan trakea dalam sistem pernafasannya. Udara yang masuk melalui spirakel berpasangan maupun tunggal kemudian diteruskan oleh trakea ke seluruh tubuhnya.

6. Lipan atau Kelabang

Jika kalian melihat hewan ini, mungkin reaksi pertama dari kalian adalah menghindar. Kelabang atau lipan ini merupakan binatang yang bertubuh pipih, berbisa, memiliki segmen seperti cacing, bersendi, bagian depan beracun, dan berkaki banyak.

Hewan ini termasuk predator yang mangsanya adalah serangga dan cacing. Jika diperhatikan dari morfologinya, lipan tidak memiliki tulang belakang dan termasuk ke dalam filum arthropoda dan subfilum myriapoda. Segmen yang ada pada tubuhnya jumlahnya beragam, bahkan bisa hingga sebanyak 177 segmen dan pada masing-masing segmen terdapat sepasang kaki, kecuali pada dua segmen belakang dan satu segmen di belakang kepala.

Apabila bertemu dengan mangsanya, kelabang akan menyerang dengan cara menggigitnya dengan menggunakan kaki beracun yang dapat melumpuhkan mangsanya. Selain itu, pada masing-masing mata yang terletak di bagian kepala dapat mengalami modifikasi menjadi cakar yang beracun.

Bagi manusia, kebanyakan kelabang tidak sampai mematikan. Mayoritas racun mereka hanya menyebabkan terjadinya efek samping lokal (seperti demam dan meriang). Namun demikian, tidak sedikit juga  sebagian dari kelabang yang berbahaya, terlebih kelabang tropis. Contoh kelabang yang berbahaya adalah scolopendra gipas dan lithobius forficatus.

7. Belalang

Sumber gambar: Pixabay.com/realworkhard

Contoh hewan yang bernafas dengan menggunakan trakea berikutnya adalah belalang. Sebagai salah satu serangga, hewan ini termasuk ke dalam jenis herbivora. Serangga ini pada umumnya memiliki antena yang berukuran lebih pendek dibanding ukuran tubuhnya.

Cara belalang melakukan pernafasan adalah pertama-tama udara akan masuk ke dlaam tubuh belalang melalui spirakel yang umumnya terletak di bagian dada dan perut mereka. Pada tepi spirakel terdapat bulu-bulu halus yang fungsinya hampir mirip dengan bulu hidung, yaitu menyaring kotoran agar tidak ikut masuk ke dalam sistem pernafasan.

Setelah masuk melalui spirakel, udara akan diteruskan menuju trakea. Saat udara masuk ke dalam trakea, spirakel belalang akan menutup. Pada belalang, trakea memiliki fungsi yang hampir mirip dengan paru-paru pada manusia.

Trakea berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Tidak hanya itu, karbon dioksida juga akan dikeluarkan melalui trakea.

Trakea berbentuk tabung dan mempunyai cabang-cabang yang berukuran lebih kecil yang dinamakan trakeolus. Organ inilah yang nantinya berhubungan langsung  dengan sel-sel pada jaringan tubuh. Pada trakeolus juga, terjadi pertukaran udara antara oksigen dan karbon dioksida. Di dalamnya terdapat cairan bernama trakeolus.

Organ pernapasan berikutnya adalah kantung udara yang berbentuk seperti balon. Kantung udara ini terhubung dengan trakea. Fungsinya adalah untuk menjaga ketersediaan udara dan menjadikan proses pernapasan menjadi lebih praktis untuk pertukaran gas.

8. Kupu-kupu

Pixabay.com/Nikiko

Hewan cantik berwarna indah ini juga merupakan hewan yang bernafas dengan menggunakan trakea. Kupu-kupu merupakan hewan yang memiliki proses metamorfosis sempurna. Dari proses menjadi telur, menetas, ulat, kepompong, lalu berubah menjadi kupu-kupu.

Kupu-kupu merupakan polinator (yaitu hewan perantara yang membantu proses penyerbukan) sehingga banyak petani dan banyak orang pada umumnya, kupu-kupu dianggap sangat bermanfaat. Selain menjadi polinator, keindahan kupu-kupu mendorong beberapa orang untuk mengembangkan peternakan kupu-kupu.

Fakta unik mengenai kupu-kupu adalah memiliki reseptor untuk mencicipi rasa pada kakinya. Jika seekor kupu-kupu betina mendarat di tanaman-tanaman berbeda, hewan ini akan menggoyang-goyangkan dedaunannya dengan kakinya agar tanaman tersebut melepaskan “jus”-nya.

Di belakang kakinya, terdapat jaringan yang memiliki chemoreceptors yang berfungsi untuk mendeteksi secara kimiawi tanaman mana yang cocok.

Agar dapat terbang, kupu-kupu perlu berada pada temperatur ideal, yakni sekitar 30oC. Darah dingin yang mereka miliki tidak memungkinkan kupu-kupu untuk mengontrol temperatur tubuh mereka sendiri. Akibatnya, kemampuan tubuh mereka sangat dipengaruhi oleh udara yang ada di sekelilingnya.

Jika berada di lingkungan yang terlalu dingin, atau di bawah 13o C, kupu-kupu tidak cukup kuat untuk bergerak. Bahkan, untuk terbang dalam rangka melepaskan diri dari serangan predator pun, kupu-kupu tidak bisa. Namun, kupu-kupu akan dengan mudah terbang ketika berada di lingkungan pada suhu 28o-38o C.

9. Lobster

Meskipun alat pernapasan utama lobster adalah insang, namun lobster juga dapat bernafas dengan trakea. Lobster merupakan hewan yang termasuk ke dalam golongan crustacea atau udang-udangan yang berkulit keras. Tubuhnya beruas-ruas seperti udang. Pada umumnya, sebagaimana hewan arthropoda lainnya, lobster memiliki lima pasang kaki. Beberapa di antara kaki tersebut berfungsi sebagai penjepit.

Dalam dunia kuliner, lobster termasuk primadona karena selain rasanya yang lezat, lobster mengdanung nutrisi yang tinggi. Terlebih protein yang ada di dalam tubuhnya. Tidak hanya itu, lobster juga dianggap ampuh untuk mencegah berbagai macam penyakit.

10. Lalat

Sebagai salah satu jenis serangga, lalat juga bernafas dengan menggunakan trakea. Sama halnya seperti belalang, kupu-kupu, dan capung. Hanya saja, perbedaan lalat dengan serangga lainnya adalah jumlah sayap yang dimiliki. Pada lalat, sayap yang dimiliki untuk terbang hanyalah sepasang, sementara serangga memiliki beberapa pasang sayap.

Selama ini, lalat dikenal sebagai hewan yang menjijikkan karena seringkali hinggap, bahkan tinggal di tempat-tempat yang kotor, seperti sampah, kotoran manusia atau hewan, makanan basi, dan lainnya. Masalahnya, setelah hinggap di tempat kotor, terkadang hinggap di makanan kita. Tentu saja hal ini rawan untuk menyebarkan penyakit.

Bahkan yang lebih parah, sebagian lalat meninggalkan telurnya di makanan yang mereka hinggapi. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh lalat adalah disentri, diare, infeksi usus, muntaber, keracunan, cacingan, dan masih banyak lainnya. Contoh jenis lalat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh adalah lalat rumah, lalat hijau, lalat biru, dan lalat latirine.

11. Semut

Hewan berikutnya yang bernafas menggunakan trakea adalah semut. Serangga satu ini sudah dikenal luas sebagai serangga sosial. Artinya, semut selalu hidup dengan cara membentuk koloni dalam jumlah yang banyak. Meskipun dalam setiap koloni bisa berjumlah ribuan ekor, sarang semut memiliki susunan yang teratur.

Dalam koloni tersebut, koloni semut terbagi menjadi beberapa golongan, yakni semut pekerja, semut penjaga, semut penjantan, dan ratu semut.

Di dunia ini, semut memiliki jumlah jenis yang cukup banyak, yaitu lebih dari 12.500 jenis. Dan mereka menguasai hampir semua belahan bumi. Sebagian besar dari mereka hidup dan berhasil menguasai di kawasan yang beriklim tropis. Hanya beberapa wilayah yang tidak dapat dikuasai mereka, seperti Greenland, Islandia, dan Hawaii.

Saat ini, budidaya semut sudah banyak dilakukan oleh banyak orang, salah satu semut yang sudah banyak dibudidaya adalah semut rangrang. Untuk kamu yang ingin membudidayakan semut rangrang, maka buku Cara Mudah Dan Cepat Sukses Agribisnis Semut Rangrang+cd(FC) bisa dijadikan sebagai panduannya.

 

Kesimpulan

Pada umumnya, hewan yang bernafas dengan menggunakan trakea merupakan hewan yang termasuk ke dalam jenis serangga, arachnida (kelompok hewan laba-laba), dan lipan. Trakea sebagai alat utama pernapasan biasanya dimiliki oleh hewan yang memiliki sistem peredaran darah terbuka. Oleh karena itu, hewan-hewan ini membutuhkan trakea agar secara mandiri dapat mengatur sistem pernafasannya sendiri.

Grameds, sayang sekali ulasan kita kali ini sudah sampai pada ujungnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia senantiasa siap menemani langkah panjangmu untuk mempelajari pembahasan-pembahasan yang kalian gemari. Buku-buku yang kami siapkan untuk kalian merupakan buku-buku terbaik di bidangnya. Yuk Grameds, jangan ragu untuk memiliki buku dari toko kami.

Jika ingin mencari buku yang berkaitan dengan hewan, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Mutiani Eka Astutik

Rujukan:

  • https://mediaindonesia.com/humaniora/546048/mengenal-hewan-yang-bernapas-dengan-trakea
  • https://rahasiabelajar.com/hewan-yang-bernapas-dengan-trakea/
  • https://daftarhewan.com/hewan-yang-menggunakan-trakea/
  • Buku: Cara Mudah Dan Cepat Sukses Agribisnis Semut Rangrang+cd(FC)
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Novi Veronika

Saya semakin mencintai dunia menulis ini karena membuat saya semakin bisa mengembangkan ide dan kreativitas, serta menyalurkan hobi saya ini. Selain hal umum, saya juga menyukai tulisan tentang pendidikan dan juga administrasi perkantoran.