Bahasa Indonesia

Kata Kerja Mental: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Kata Kerja Mental: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Written by Siti Badriyah

Pengertian Kata Kerja Mental – Kata kerja atau verba adalah satuan kata yang berfungsi menjabarkan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek atau pelaku dalam sebuah kalimat. Umumnya, kata kerja dalam sebuah kalimat menjalani peran sebagai predikat. Dalam tata bahasa Indonesia, kata kerja dibagi ke dalam beberapa kelompok, salah satunya adalah kata kerja mental.

Kata kerja mental adalah jenis verba (kata kerja) yang menerangkan suatu respons atau reaksi terhadap suatu kejadian atau aktivitas. Jenis kata kerja ini biasanya disebut sebagai kata kerja tingkah laku karena menggambarkan perilaku atau tindakan seseorang. Contoh kata kerja mental sendiri biasa digunakan oleh orang-orang dalam percakapan sehari-hari.

Selain itu, kata kerja mental juga banyak ditemukan di berbagai macam teks, seperti teks eksposisi, dan lain-lain. Untuk mengetahui pengertian dan contoh kata kerja mental, simak penjelasan mengenai kata kerja mental di bawah ini.

Pengertian Kata Kerja Mental

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kerja atau verba adalah jenis kata yang memiliki fungsi untuk menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan, sedangkan mental memiliki berarti bersangkutan dengan batin dan watak manusia.

Jadi, dari kedua pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian kata kerja mental merupakan jenis kata kerja yang menerangkan suatu tindakan yang berkaitan dengan batin manusia sebagai respons terhadap suatu tindakan atau kejadian.

Menurut Fitri Itut Rahayu dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas XI SMK menyebutkan bahwa kata pengertian kata kerja mental adalah kata kerja yang menggambarkan persepsi, afeksi, serta kognisi seseorang. Suatu kalimat yang menggunakan kata kerja mental biasanya terdiri atas pengindera dan suatu kejadian. Contohnya, ayah (pengindera) terkejut melihat (kata kerja mental) banjir di depan rumah (fenomena).

Secara umum, kata kerja mental adalah jenis kata kerja yang digunakan untuk menjabarkan reaksi, respons, atau sikap seseorang terhadap suatu tindakan atau aktivitas. Jenis verba ini dikenal juga dengan sebutan kata kerja behavioral atau verba tingkah laku karena menggambarkan perilaku seseorang terhadap suatu kejadian atau fenomena yang dialami.

Dalam konfigurasi sebuah kalimat, kata kerja mental sebagai predikat tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan kata kerja mental dalam kalimat sangat bergantung kepada subjek dan kejadian atau fenomena yang dijabarkan.

Ciri-Ciri Kata Kerja Mental

Berdasarkan penjelasan di atas, kata kerja mental mempunyai sejumlah karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan verba ini dengan jenis verba lainnya. Ciri-ciri kata kerja mental adalah sebagai berikut.

1. Menerangkan Persepsi, Afeksi, dan Kognisi Manusia

Ciri utama dari verba mental adalah menjelaskan atau menggambarkan tindakan yang berkaitan dengan persepsi, afeksi, serta kognisi yang dimiliki oleh seseorang.

2. Tidak Dapat Berdiri Sendiri

Kata kerja mental adalah kata yang menggambarkan suatu perilaku atau tindakan seseorang. Oleh sebab itu, kata kerja ini tidak bisa berdiri sendiri karena harus memiliki subjek serta objek dan predikat sebagai suatu kejadian.

3. Dipicu oleh Subjek dan Objek

Ciri kata kerja mental lainnya adalah harus diiringi oleh suatu subjek serta objek yang memicu lahirnya sebuah tindakan respons. Objek yang dimaksud dapat berupa orang lain atau fenomena tertentu yang menjadi pemicu.

Bentuk Kata Kerja Mental

Berdasarkan data yang tersedia, bentuk kata kerja mental terdiri dari dua jenis, yaitu kata kerja dasar (monomorfemis) dan kata kerja turunan (polimorfemis). Berdasarkan perilaku sintaktisnya, kata kerja mental terbagi menjadi dua perilaku, yaitu perilaku dalam tataran frasa dan perilaku dalam tataran kalimat.

Berdasarkan makna semantisnya, kata kerja mental terbagi menjadi tiga makna, yaitu kata kerja mental bermakna keadaan, kata kerja mental bermakna proses, dan kata kerja mental bermakna sikap.

Contoh 1: Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia.

Contoh di atas memperlihatkan tiga konstituen, yaitu kita, butuh, dan SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Berdasarkan bentuknya, kata butuh merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata butuh, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat.

Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata butuh dalam contoh 1 dapat berdiri sendiri menempati fungsi predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata butuh dalam contoh 1 termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata butuh yang berfungsi sebagai predikat membutuhkan kehadiran objek berupa frasa “SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia”.

Jadi, kata butuh termasuk verba transitif berobjek. Kata butuh merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata butuh merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘perlu’.

Makna kata butuh dalam contoh 1 merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memerlukan SDM yang unggul, toleran, dan berakhlak mulia.

Contoh 2: Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel.

Contoh 2 terdiri atas lima konstituen, yaitu kita, sudah mulai, dengan program B20, akan masuk, dan ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Dalam contoh 2 terdapat dua kata kerja mental, yaitu mulai dan masuk.

Berdasarkan bentuknya, kata mulai dan masuk merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata mulai dan masuk, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata mulai dan masuk dalam contoh 2 berfungsi sebagai predikat masing-masing berdampingan dengan kata sudah dan akan yang keduanya berkategori adverbia.

Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mulai dan masuk dalam contoh 2 termasuk verba taktransitif tak berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata mulai dan masuk tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 2 juga tidak memiliki pelengkap.

Jadi, kata mulai dan masuk termasuk verba taktransitif tak berpelengkap. Kata mulai dan masuk merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mulai merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘mengawali berbuat’.

Makna kata mulai dalam contoh 2 merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk mengawali suatu perbuatan. Perbuatan yang dimaksud ialah lompatan kemajuan dengan adanya program B20 dan masuk ke B30. Makna kata masuk dalam contoh 2 merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk datang ke B30.

Contoh 3: Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak.

Contoh 3 terdiri atas 7 konstituen, yaitu data, adalah, jenis kekayaan baru bangsa kita, kini, data, lebih berharga, dan dari minyak. Kata kerja mental yang terdapat dalam contoh 3 ialah kata berharga. Verba berharga termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-.

Berharga dalam contoh 3 mempunyai bentuk dasar harga yang mendapat prefiks ber-. Bentuk dasar harga termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata berharga dalam contoh 3 berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata lebih yang berkategori adverbia.

Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata berharga dalam contoh 3 termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Disebut taktransitif karena kata berharga tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 3 juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata berharga termasuk verba taktransitif takberpelengkap.

Kata berharga merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata berharga merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘memiliki harga tinggi’.

Makna kata berharga dalam contoh 3 merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memiliki harga tinggi. Sesuatu yang memiliki harga tinggi ialah data. Data disebut sebagai jenis kekayaan baru yang memiliki harga lebih tinggi daripada minyak.

Contoh 4: Kita patut bersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama tetap berdiri kokoh.

Contoh 4 terdiri atas 5 konstituen, yaitu kita; patut bersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama, dan tetap berdiri kokoh. Kata kerja mental yang terdapat dalam contoh 4 ialah kata bersyukur.

Verba bersyukur termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-. Bersyukur dalam contoh 4 mempunyai bentuk dasar syukur yang mendapat prefiks ber-. Bentuk dasar syukur termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-.

Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata bersyukur dalam contoh 4 berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata patut yang berkategori adjektiva. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata bersyukur dalam contoh 4 termasuk verba tak transitif tak berpelengkap.

Disebut taktransitif karena kata bersyukur tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 4 juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata bersyukur termasuk verba tak transitif tak berpelengkap.

Contoh Kata Kerja Mental

Setelah memahami pengertian serta ciri-ciri kata kerja mental, kenali berbagai contohnya. Bagi kalian yang masih bingung terkait contoh dari jenis verba ini, simak kumpulan contoh kata kerja mental beserta artinya di bawah ini.

1. Persepsi

Kata kerja persepsi adalah jenis kata kerja mental mental yang bertujuan untuk menggambarkan persepsi manusia, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.

Berikut contoh kata kerjanya:

  • Melihat: menggunakan mata untuk memandang, menonton, mengetahui, membuktikan, menilik, meramalkan, menengok, menjenguk.
  • Menikmati: merasai, mengalami atau sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan.
  • Mendengar: dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.
  • Merasakan: merasai, menikmati.
  • Memandang: melihat dan memperhatikan.

Contoh kalimat:

“Galih melihat Ratna menunggu angkutan umum di belakang sekolah dengan wajah muram”.

Dalam kalimat ini, ‘Galih’ berperan sebagai subjek, dengan kata kerja mental ‘melihat’ sebagai predikat. Frasa ‘Ratna menunggu angkutan umum…’ adalah pemicu kata kerja mental yang dilakukan oleh Galih.

“Oki merasakan udara dingin menyelimutinya saat dia menyusuri lorong gelap itu”.

Frasa ‘udara dingin menyelimutinya…’ adalah pemicu untuk predikat kata kerja mental ‘merasakan’ yang dilakukan oleh subjek ‘Oki’.

2. Afeksi

Afeksi adalah jenis kata kerja mental yang menggambarkan atau menerangkan perasaan dan emosi seseorang. Berikut contoh kata kerjanya:

  • Tertawa: melahirkan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan suara berderai.
  • Bersedih: bersusah hati, berdukacita, merasa pilu.
  • Menangis: perasaan sedih (kecewa, menyesal, dan sebagainya) dengan mencucurkan air mata serta mengeluarkan suara.
  • Menyukai: menaruh kasih, mencintai, menyayangi.
  • Khawatir: takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.

Contoh kalimat:

“Citra khawatir Aji tidak bisa menyelesaikan misinya kali ini”.

Predikat ‘khawatir’ pada kalimat di atas adalah ragam kata kerja afeksi yang menerangkan perasaan subjek ‘Citra’ terhadap frasa “Aji tidak bisa …” kejadian atau fenomena pemicu kata kerja mental tersebut.

“Kanaya menyesal tidak dapat berada di sisi ayahnya di saat-saat terakhir hidupnya”.

Frasa ‘tidak dapat berada di sisi ayahnya …’ adalah pemicu untuk predikat kata kerja afektif ‘menyesal’ sebagai emosi yang dirasakan oleh subjek ‘Kanaya’.

3. Kognisi

Kata kerja kognisi merupakan jenis kata kerja yang menggambarkan proses seseorang memperoleh suatu informasi atau pengetahuan. Berikut contoh katanya:

  • Memahami: mengerti dengan benar, mengetahui dengan benar.
  • Mengetahui: menyadari atau menginsafi.
  • Memikirkan: mencari upaya untuk menyelesaikan, merenungi, mempertimbangkan.
  • Memperkirakan: membuat perhitungan kira-kira, atau menduga, membuat perkiraan.
  • Berpendapat: memiliki dan mengemukakan pendapat.

Contoh kalimat:

“Ayah berpikir untuk mendaftarkan mobil keluarga kami mengikuti program asuransi kendaaraan bermotor”.

Predikat ‘berpikir’ adalah kata kerja mental yang menerangkan kegiatan kognitif subjek ‘Ayah’ sebagai respons atas kegiatan dalam frasa “mendaftarkan mobil keluarga…”

“Arumi memahami keputusan Malik yang tidak mengijinkannya bekerja selama mengandung adalah buah dari kekhawatiran Malik atas keselamatannya”.

Dalam kalimat tersebut, frasa “keputusan Malik…” memicu subjek ‘Arumi’ bereaksi dengan predikat kata kerja mental ‘memahami’.

Contoh Penggunaan Kata Kerja Mental

Berikut kumpulan contoh penggunaan kata kerja mental yang terdapat dalan suatu kalimat:

  • Rani memikirkan kembali perkataan yang diucapkan Ratna kemarin.
  • David menyadari bahwa dirinya telah kehilangan ponselnya saat menuju ke kantor.
  • Ibu menangis tersedu-sedu melihat adikku dibawa ke rumah sakit.
  • BMKG memperkirakan bahwa akan terjadi bencana banjir di kawasan kota Jakarta Timur setelah turunnya hujan yang sangat deras.
  • Penonton sangat menyukai tarian tradisional yang dipentaskan tim tari sekolah.
  • Pak Budi terkejut mendengar anaknya kecelakaan.
  • Pria itu menyesali perlakuannya kepada kekasihnya setelah hubungannya putus.
  • Bu Rahmi khawatir akan keadaan anaknya yang sedang merantau di luar kota.
  • Aku merasakan ayah menyelimutiku tadi malam.
  • Fira ikhlas atas kepergian ibunya.
  • Danu sangat bahagia karena mendapat uang jajan dari ayahnya.
  • Dinda merasa sedih sebab nilai ujiannya kali ini turun drastis.
  • Ratna menolak permintaan maaf Fadlan karena terlanjur sakit hati.
  • Umat Islam percaya bahwa Allah SWT satu-satunya Tuhan dan Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah SWT.
  • Fani putus asa saat pengumuman akhir olimpiade nasional.
  • Danang mengenal Duta saat sedang di keramaian konser.
  • Putra setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh Fahmi.
  • Ibu mengharapkan aku menjadi orang sukses dan mau membantu orang lain.
  • Andi menikmati masakan yang dibuat oleh ibunya.
  • Penonton konser sangat bersemangat saat konser dimulai.
  • Adi memarahi adiknya yang memecahkan koleksi mainan kesayangannya.
  • Dani tersinggung ketika dirinya dipanggil gendut oleh teman-temannya.
  • Fina memahami perasaan temannya yang sedang berduka.
  • Indah yakin bahwa kekasihnya takkan pernah mengkhianati cintanya.
  • Arin sependapat dengan opini yang disampaikan oleh panelis di TV.
  • Anna meragukan nilai akhirnya ketika pengumuman nilai akan disampaikan.
  • Winda tertawa terbahak-bahak lelucon yang dibuat oleh Dandi.

Penutup

Tata bahasa Indonesia memiliki berbagai jenis kata kerja yang dapat disertakan di dalam kalimat untuk memperkaya tulisan. Ragam kata kerja mental adalah salah satu ragam kata kerja yang sering ditemukan dalam berbagai macam tulisan. Namun, tidak banyak yang mengenali ragam kata kerja ini, padahal pesan dalam kalimat dapat tersampaikan dengan lebih tepat jika diterapkan dengan tepat.

Itulah kumpulan contoh kata kerja mental dan penggunaannya dalam suatu kalimat. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua!

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah