Bahasa Indonesia

Memahami Ciri-ciri dan Contoh Teks Eksplanasi

Ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi
Written by Siti Badriyah

Ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi – Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas 8 pasti akan dijelaskan mengenai apa itu teks eksplanasi. Ya, pelajaran ini ternyata juga akan dipelajari lagi di kelas 11.

Jadi ketika Grameds sudah memasuki kelas 11, maka sudah saatnya untuk mengingat-ingat kembali materi yang telah diberikan sebelumnya.

Jika ingin belajar lebih jauh, Grameds juga bisa membaca buku Gramedia berjudul Bahasa Indonesia kelas VIII atau dapatkan melalui link di bawah.

https://www.gramedia.com/products/z1-smpmts-klviii-bahasa-indonesia-k13-rev-2017?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/z1-smpmts-klviii-bahasa-indonesia-k13-rev-2017?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Secara singkat, teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan mengenai proses terjadinya sesuatu, sebagai contoh yaitu teks mengenai proses terjadinya banjir. Nah, untuk lebih memahami lagi ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi, simak artikel berikut sampai selesai, ya.

Seperti yang telah disebutkan di atas, teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu. Lebih tepatnya, teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang berisi jawaban atas pertanyaan ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ atas terjadinya peristiwa atau kejadian alam, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan yang lainnya.

Semua kejadian yang ada di sekitar kita, tak hanya fenomena alam tentunya, memiliki sebab dan akibat masing-masing. Hubungan sebab akibat itulah yang kemudian akan dijelaskan melalui teks eksplanasi.

Adapun tujuan utama dari sebuah teks eksplanasi yaitu memberikan informasi yang detail dan tentu juga akurat, tentang terjadinya sebuah fenomena atau kejadian. Informasi yang detail ini akan dijabarkan sesuai dengan struktur khusus teks eksplanasi.
Struktur inilah yang menjadi pembeda antara teks eksplanasi dengan jenis teks lain, sekaligus memudahkan pembaca untuk memahami setiap detail informasi atas topik yang dibahas. Selain itu, kalian juga bisa mengenalinya melalui ciri-ciri yang hanya dimiliki oleh teks eksplanasi.

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Jika kalian menemukan sebuah teks panjang, tentu harus ada ciri-ciri untuk mengenali apakah teks tersebut termasuk teks eksplanasi atau bukan. Sebab setiap teks memiliki jenis masing-masing, sehingga terdapat ciri-ciri khusus untuk mengenalinya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks eksplanasi.

https://www.gramedia.com/products/sma-klxi-pbt-bahasa-indonesia-jl2b-smt2-k13-rev?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/sma-klxi-pbt-bahasa-indonesia-jl2b-smt2-k13-rev?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

1. Informasi Faktual

Informasi yang terkandung di dalamnya merupakan sebuah fakta atau benar terjadi dan umumnya bersifat faktual. Artinya, kejadian tersebut benar adanya, tidak dikarang, atau ditulis berdasarkan opini penulis.

2. Bersifat Ilmiah

Hal-hal yang dimuat dalam teks tersebut berhubungan dengan sebuah keilmuan dan ilmu pengetahuan. Sehingga berbagai objek yang dibahas dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Bersifat Informatif

Isi dari teks eksplanasi merupakan sebuah informasi yang bersifat informatif, yang hendak disampaikan kepada para pembaca. Bukan persuasif atau berusaha untuk mempengaruhi para pembaca.

4. Fokus pada Hal-hal Umum

Fokus isi teks eksplanasi yaitu hal-hal yang generik atau umum, seperti banjir, longsor, badai, tsunami, gempa bumi, hujan, atau gunung meletus, bukan partisipan manusia. Teks eksplanasi juga dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan detail.

5. Memakai Sequence Makers

Dalam teks eksplanasi akan memakai urutan kejadian atau sequence makers. Seperti penggunaan kata pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

Struktur Teks Eksplanasi

Ciri-ciri dan contoh teks eksplanasiTeks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan fenomena alam, sosial, atau pun budaya. Semuanya dijelaskan secara faktual dan menggunakan struktur tertentu. Penggunaan struktur ini tentu bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pembaca memahami informasi yang akan disampaikan.

Selain itu struktur ini juga yang menjadi pembeda antara teks eksplanasi dengan jenis teks lainnya. Berikut adalah struktur dari teks eksplanasi.

1. Pernyataan Umum

Struktur yang pertama yaitu pernyataan umum. Di bagian ini, akan dijelaskan mengenai gambaran umum peristiwa atau kejadian tertentu yang memang hendak dibahas. Adapun poinnya yaitu mengenai proses bagaimana sebuah fenomena dapat terjadi.

2. Rangkaian atau Deretan Penjelasan

Adapun struktur yang kedua adalah urutan atau rangkaian dari kejadian yang hendak dibahas. Apabila di bagian awal sudah dijelaskan gambaran umumnya, maka kalian akan mendapat informasi mengenai penyebab kejadian dan juga akibat dari adanya kejadian tersebut di bagian ini. Sebab akibat ini bisa dijabarkan dalam beberapa paragraf. Paragraf ini juga sering disebut sebagai deretan penjelas.

3. Interpretasi

Adapun struktur terakhir yaitu interpretasi. Dalam teks eksplanasi, paragraf terakhir ini berisi tentang ulasan atau kesimpulan dari keseluruhan teks. Tanggapan dan pernyataan yang berkaitan dengan fenomena atau kejadian yang dibahas bisa diletakkan di paragraf penutup ini.

Ketiga struktur tersebut harus diperhatikan saat membuat teks eksplanasi. Sebab ketiga struktur di atas harus selalu berurutan. Dengan paragraf yang dibuat runtut sesuai struktur, maka akan memudahkan pembaca dalam memahami kejadian atau fenomena yang dibahas.

Kalian juga akan lebih mudah untuk mengenali jenis teks eksplanasi di manapun dengan menghafalkan struktur yang dipakai dalam teks eksplanasi.

Kaidah Kebahasaan dalam Teks Eksplanasi

Ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi

Sumber: Kompas.com

Setiap jenis teks tertentu, memiliki kaidah kebahasaan yang berbeda. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pembaca dan kesesuaian dengan isi tulisan. Kaidah kebahasaan ini juga lah yang membuat para pembaca menikmati tulisan dengan cara yang lebih mudah. Nah, berikut adalah beberapa ciri kebahasaan yang dipakai dalam pembuatan teks eksplanasi:

  1. Kaidah kebahasaan pertama adalah fokus teks eksplanasi pada hal-hal umum, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, hujan, badai, dan lain-lain.
  2. Teks eksplanasi banyak memakai istilah-istilah atau kata yang bersifat ilmiah. Contohnya seperti intensitas, kadar, suhu, molekul, partikel, lempengan, magnitude, drainase, debut, sedimentasi, kapasitas, degradasi, dan lain sebagainya.
  3. Lebih banyak menggunakan kata kerja aktif. Contohnya yaitu meresap, meninggi, menggeser, melebat, menurun, bergerak, bercampur, mengalir, berdengung, berdegup, menggoyangkan, membuat, melayang, dan lain sebagainya.
  4. Lebih banyak memakai konjungsi waktu dan kausal, seperti sebelum, sesudah, setelah itu, kemudian, bila, sehingga, pertama, kedua, terakhir.
  5. Tetap menggunakan kalimat pasif. Contohnya seperti kata ditarik, dirapikan, dihindari, dipotong, diperkirakan, ditahan, diporakporandakan, ditutup, dibuka, diubah, dan lain-lain.
  6. Bersifat informatif, yang artinya digunakan untuk memberikan informasi kepada pembaca terkait tema yang ditulis.

Contoh Teks Eksplanasi

Setelah mempelajari ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi tentu akan lebih mudah jika membuat teks sendiri. Maka dari itu, berikut ini akan diberikan beberapa contoh dari teks eksplanasi.

1. Judul: Banjir

Banjir tentu merupakan fenomena alam yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Saat curah hujan yang turun begitu deras, banjir akan menggenang di mana-mana. Terutama di daerah dataran rendah yang memiliki sedikit tempat resapan air.

Banjir ini biasa bersumber dari curah hujan yang berintensitas tinggi dengan durasi yang panjang atau lama serta pada daerah aliran sungai atau DAS. Meski begitu, banjir bisa disebabkan karena dua hal, yaitu karena alam dan manusia. Secara alami, banjir disebabkan oleh adanya erosi, kapasitas sungai, pengaruh geofisik/fisiografi, pengaruh air pasang, ataupun drainase lahan.

Selain itu, beberapa perilaku buruk manusia yang menyebabkan banjir di antaranya adalah perubahan penggunaan lahan, buang sampah sembarangan, pemukiman padat penduduk yang dibangun di pinggiran sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.

Penyebab Banjir

Banjir dapat muncul secara alami karena terdapat perubahan tata guna lahan. Misalnya ketika terjadi erosi yang membuat sedimentasi masuk ke sungai, menyebabkan daya tampung sungai menjadi berkurang.

Alhasil, air hujan yang melimpah dan tak bisa lagi ditampung oleh sungai, akan menggenang sebagai banjir. Air hujan yang jatuh ke tanah nantinya akan menjadi aliran permukaan (run-off) yang ada di atas tanah. Kemudian sebagian juga akan meresap ke dalam tanah, sehingga banjir juga akan bergantung pada kondisi tanah.

Jika sebuah hutan yang memiliki daerah resapan sangat tinggi diubah menjadi pemukiman, maka daya serapnya akan berkurang. Hutan yang seharusnya bisa menahan aliran permukaan cukup besar akhirnya menjadi resisten terhadap aliran air hujan, sebab berdiri rumah-rumah di atasnya. Akhirnya debit aliran sungai pun meningkat lebih besar.

Banjir Karena Faktor Sosial

Penyebab banjir yang lebih banyak terjadi yaitu disebabkan oleh perubahan tata guna lahan. Jika sebuah hutan yang bertempat di aliran sungai diubah menjadi tempat pemukiman, maka debit puncak sungai pun akan meningkat. Debitnya bisa naik mulai dari 6 sampai 20 kali lipat, bergantung pada jenis hutan serta pemukiman.

https://www.gramedia.com/products/z1-smamasmkmak-klxii-bahasa-indonesia-k13-rev2018?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/z1-smamasmkmak-klxii-bahasa-indonesia-k13-rev2018?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Begitu pula dengan perubahan lainnya, yaitu meningkatnya debit puncak secara signifikan. Seperti deforestasi, dan juga degradasi lingkungan. Termasuk pula pembangunan kota yang penuh beton-beton, Jalan-jalan beraspal yang tidak mengindahkan drainase, daerah resapan, juga tak menghiraukan intensitas air hujan yang bisa menyebabkan banjir.

Sampah yang seringkali dibuang sembarangan, terutama di DAS juga membuat sungai kotor dan tersumbat sampah. Maka apabila air melimpah, maka apabila air melimpah, akan tumpah ke jalan-jalan dan pemukiman di sekitarnya, sebab daya tampung sungai menjadi berkurang karena tumpukan sampah.

Hal ini banyak terjadi di kawasan padat penduduk yang berada di sekitar aliran sungai. Sehingga sangat menghambat aliran dan mengurangi daya tampung sungainya. Kawasan kumuh di Jakarta menjadi salah satu fenomena penting yang harus diperhatikan bersama.
Tak hanya itu saja, fenomena sosial lain yang bisa menyebabkan banjir juga sudah seharusnya ditanggapi dengan baik, supaya banjir dapat dicegah ketiga hujan lebat.

2. Judul: Petir

Saat hujan turun dengan lebatnya, tak jarang petir yang disertai kilat menyambar di sana-sini. Ya, petir, halilintar, dan kilat memang fenomena alam yang sering ditemukan ketika hujan turun.

Biasanya langit yang hitam akan diikuti dengan cahaya kilat dan suara gemuruh Yang menggelegar disertai hujan lebat. Adanya perbedaan antara kecepatan cahaya dan waktu membuat keduanya tidak muncul bersamaan.

Proses Terjadinya Petir

Petir muncul saat hujan lantaran adanya perbedaan potensial antara awan dengan bumi atau dengan awan lainnya. Muatan pada awan terjadi karena ia terus menerus bergerak secara teratur. Lalu selama bergerak, ia akan berinteraksi dengan awan lainnya. Maka dari itu, muatan negatif akan berkumpul di salah satu sisi (atas atau bawah), sementara muatan positif di sisi lainnya.

Nah, ketika muatan antara awan dan bumi cukup besar, saat inilah akan terjadi proses pembuangan muatan negatif atau elektron dari bumi ke awan dan sebaliknya. Adapun media yang dilalui saat proses tersebut adalah udara, dan ledakan terjadi saat elektron menembus ambang batas isolasi udara.

Petir memang akan terjadi saat musim penghujan. Kenapa? Karena di masa ini udara lebih banyak mengandung air. Sehingga daya isolasinya turun, dan arusnya lebih banyak mengalir. Ada dua jenis awan, yaitu yang bermuatan negatif dan bermuatan positif, sehingga petir juga bisa terjadi antar awan yang memiliki muatan berbeda.

Ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi

Sumber: PXhere

3. Judul: Gerhana Bulan

Salah satu fenomena alam yang indah dan sangat dinantikan banyak orang adalah gerhana bulan. Sebab kemunculannya sangat jarang, maka ketika hendak terjadi gerhana bulan, banyak orang yang menantikannya.

Pemandangan indah saat gerhana bulan sedang muncul inilah yang membuat beberapa orang menyukainya. Bahkan, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan sholat gerhana saat kemunculannya.

Gerhana ini muncul ketika sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan dari bumi. Hal ini terjadi jika bumi sedang ada pada posisi di tengah-tengah antara bulan dan matahari. Di mana ketiganya berada dalam satu garis lurus.

Oleh karena itu, sinar matahari tidak dapat diterima langsung oleh bulan sebab terhalang bumi. Maka muncullah gerhana bulan.

Pada dasarnya, saat terjadi gerhana, bulan masih bisa dilihat. Hal ini terjadi karena masih ada sinar matahari yang dibelokkan oleh atmosfer ke bulan. Lalu kebanyakan spektrum yang dipancarkan tersebut berwarna merah. Itulah penyebab bulan berwarna gelap saat terjadi gerhana. Warnanya bisa coklat, merah, atau jingga.

Gerhana bulan akan terlihat saat penampang bulan tertutupi oleh bayangan bumi, baik sebagian atau keseluruhan. Terutama terjadi saat bumi berada tepat di antara matahari dan bulan. Cahaya matahari yang tidak dapat mencapai bulan membuat penampangan bulan terkena bayangan dari bumi, sehingga muncullah fenomena gerhana bulan.

4. Judul: Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan satu fenomena alam atau peristiwa yang sering terjadi di daerah dataran tinggi. Longsor juga disebut gerakan tanah merupakan sebuah peristiwa geologi yang terjadi karena adanya pergerakan tanah, seperti jatuhnya bebatuan atau tanah dengan gumpalan besar. Longsor terjadi pada berbagai jenis dan tipe tanah.

Secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor, yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Adapun faktor yang mempengaruhi kondisi material disebut faktor pendorong, sementara faktor yang membuat bergeraknya material disebut faktor pemicu.

Penyebab utama terjadinya tanah longsor sebenarnya adalah gravitasi yang berpengaruh terhadap lereng curam. Akan tetapi tentu saja, ada faktor lain yang ikut berperan, seperti adanya erosi, lereng tanah dan bebatuan yang lemah karena saturasi akibat hujan lebat, juga akibat adanya gunung berapi, yang memunculkan simpanan debu, hujan lebat, serta aliran debu-debu.

Namun seperti fenomena lainnya, tentu ada tanah longsor juga dapat dicegah. Bagi orang-orang yang berada di tempat rawan longsor, bisa menerapkan beberapa cara guna mencegah terjadinya tanah longsor.

Caranya seperti dengan tidak membuat kolam atau sawah di atas lereng, kemudian tidak mendirikan hunian di sekitar tebing, membiarkan pohon-pohon berada di sekitar lereng tetap tumbuh (tidak ditebang), tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, dan juga jangan memotong tebing secara tegak lurus.

Itulah ciri-ciri dan contoh teks eksplanasi yang bisa dipelajari. Jika ingin mempelajari lebih banyak tentang teks eksplanasi, simak buku-buku terkait di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds.

Penulis: Siti Badriyah

Baca juga:

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah