in

(Review) Novel Dikta Dan Hukum Yang Sempat Viral Di Internet

Apakah Grameds pernah dengar cerita tentang Dikta dan Hukum di media sosial? Mungkin saja Grameds sempat menemukan kisah yang menggegerkan dari cerita Dikta dan Hukum ini di internet, seperti Twitter atau Tik Tok yang viral akhir-akhir ini saat awal bulan Mei lalu.

Tahukan Grameds jika kisah itu ada buku novel fisiknya, artinya tidak hanya thread twitter panjang biasa saja. Fenomena ini sebenarnya menunjukan bahwa peran teknologi sangat pesat kaitannya dengan eksistensi manusia, termasuk dalam menikmati karya sastra. 

Lalu apa yang membuat Dikta dan Hukum jadi viral di internet? Dalam praktiknya novel ini memiliki kisah sendiri untuk menyapa pembacanya. 

Awalnya ada potongan paragraf yang ditulis oleh salah satu akun Twitter bernama @Kejeffreyan berbunyi “Sekuat apapun sebuah pasal mengikat suatu hukum, tetap akan ada satu hukum tertinggi.

Hukum Tuhan, satu-satunya yang berkuasa penuh menentukan akhir dari cerita yang Dikta dan Nadhira yakini akan abadi” beserta unggahan yang menunjukan screenshot chattingan Whatsapp antara Dikta dan Nadhira. 

Unggah tersebut ternyata menarik perhatian para Netizen yang mulai penasaran dengan bagaimana kisah yang terjadi di antara keduanya. Setelah unggahan itu ramai, akun twitter tersebut pun kemudian terkunci.

Rupanya potongan kalimat tersebut adalah kutipan dari novel Dikta dan Hukum yang merupakan buku remaja karya Dhian Farah setabal 392 halaman yang terbit tanggal 30 Mei 2021 oleh penerbit Asoka Aksara X Loveable. 

Anak Tik Tok dan masyarakat Twitter di hebohkan dengan cerita novel tersebut karena isinya yang bisa membuat sedih dan baper. Selain buat senyum- senyum sendiri saat membacanya, cerita novel ini juga cukup menguras emosi karena hubungan mereka yang rumit dan penuh tragedy. Alur ceritanya kemudian menjadi buah bibir warganet yang berhasil dihipnotis dengan tiap ceritanya. 

Lalu apa sebenarnya kisah yang diangkat dalam novel ini? Perlu Grameds ketahui sebelumnya bahwa bentuk cerita dalam buku ini adalah Alternate Universe atau biasa disebut AU yang artinya adalah cerita yang dibuat dengan dimensi karakter yang benar-benar ada di dunia nyata namun berbeda seperti yang seharusnya terjadi.

Jadi konsepnya seperti fanfict yang menggunakan orang nyata menjadi tokoh dalam cerita seperti para idola yang sudah terkenal, namun segala identitas dalam cerita berbeda atau hanya fantasi saja.

Dalam cerita AU novel Dikta dan Hukum adalah Anggota Boyband Korea Selatan yang terkenal, yakni Doyoung NCT yang memerankan tokoh Dikta dalam cerita tersebut. Kisah dalam novel ini ada di thread twitter bersama dengan potongan chatting wa Dikta dan Nadhira yang semakin mengasyikan untuk diikuti kisahnya.

Bahkan banyak warganet yang meninggalkan komentar setelah membaca thread ini. Itu Artinya cerita novel ini bisa sampai menyentuh pembaca, ada yang baper, berbunga-bunga, bahkan sedih dengan bercucuran air mata. 

Dikta dan Hukum Viral

AU ini bahkan sempat heboh sampai menjadi trending topic di twitter dengan hastag #diktat hukum dan mendapat 59 juta views lebih di Tik Tok. Karena viralnya cerita ini akun media sosial Dikta yakni penyanyi grup Yovie Nuno dan Doyoung boyband NCT juga ikut ramai diperbincangkan warga net. 

Bahkan saking populernya novel Dikta dan Hukum juga akan diangkat menjadi salah satu serial oleh produser Dheeraj Kalwani. Apakah Grameds tertarik melihat sosok Dikta dan Nadhira divisualisasikan?

Nah sebelum kemunculan serialnya tersebut, sebaiknya Grameds membaca bukunya terlebih dahulu agar bisa lebih menikmati karya aslinya terlebih dahulu agar bisa lebih skeptic setelah melihat karya suratnya.  

Berikut ini synopsis tentang cerita novel Dikta dan Hukum yang bisa Grameds simak agar mengetahui bagaimana kisah Dikta dan Nadhira secara singkat atau garis besarnya saja: 

 

SINOPSIS NOVEL DIKTA DAN HUKUM

 

tombol beli buku

Novel Dikta dan Hukum bercerita tentang tokoh bernama Dikta yang merupakan seorang mahasiswa hukum tingkat akhir di salah satu universitas terkenal dan ternama dan ia termasuk mahasiswa yang pintar. Dikta ini digambarkan sebagai tokoh yang sempurna dan idaman para wanita, yakni pintar, kaya, baik, rajin, penyayang, dan berparas ganteng pula.

Sedangkan Nadhira adalah seorang anak SMA kelas 12 yang memiliki karakter mager dan pemalas. Berbanding terbalik dengan Dikta yang memiliki sifat disiplin dan serius, sedangkan Nadhira suka mengeluh dan terkenal banyak mau dan sedikit keras kepala. 

Sosok sempurna seorang Dikta ini ternyata sudah dijodohkan dengan seorang gadis SMA itu, Nadhira yang mungkin banyak yang menganggap sangat berbanding terbalik dengan sosok seorang Dikta.

Dikta dan Nadhira seperti langit dan bumi, namun anehnya mereka akhirnya bisa saling melengkapi satu sama lain. Meskipun Dikta  memiliki sifat yang dingin, namun dirinya kerap membantu tugas- tugas sekolah Nadhira, bahkan sampai terasa seperti guru bimbelnya dibandingkan teman atau partner Nadhira.Disitulah Dikta secara tidak langsung membantu Nadhira untuk masuk perguruan tinggi. 

Rupanya mereka adalah teman dari kecil sampai akhirnya harus terjebak dalam perjodohan dari orang tua mereka.  Hubungan keduanya tersebut semakin rumit karena Nadhira sudah memiliki kekasih hati. Begitu pula Dikta yang hanya menganggap Nadhira sebagai seorang adik dan teman masa kecil saja.

Begitulah perasaan yang akhirnya mereka jalani, baik Dikta maupun Nadhira tidak memiliki perasaan spesial satu sama lain sebagai seorang pasangan. Itulah sebabnya keduanya menolak untuk dijodohkan, namun mereka harus terpaksa terjebak dalam hubungan tersebut demi menjaga perasaan orang tua mereka.

Nothing To Loss, seperti itulah gambaran hubungan mereka sebagai seorang pasangan. Hal tersebut tidak membuat Dikta menjadi acuh tak acuh terhadap Nadhira. Dibalik sifatnya yang dingin, Dikta terus menaruh perhatian, bahkan hal sekecil apapun terhadap Nadhira.

Seiring berjalannya waktu, Nadhira mulai menaruh hati pada Pradikta, barangkali berkat intensitas dan sifat Dikta yang sangat baik pada dirinya. Kali ini, Nadhira benar-benar jatuh cinta pada laki-laki yang dahulu hanya dianggap sebagai seorang kakaknya saja. 

Peraan itulah yang mengawali kisah percintaan keduanya dimulai. Tarik ulur dari kisah percintaan yang rumit sudah pasti akan dibahas, seperti rahasia-rahasia besar Dikta akan mulai terungkap, sampai akhirnya kisah keduanya tidak direstui oleh alam semesta.

Dikta akhirnya juga mulai sedikit demi sedikit menceritakan menceritakan hal yang selama ini ia sembunyikan yakni hidupnya yang sudah tidak lama lagi. Ia Pun mulai menulis Wish List yang ingin ia lakukan bersama Nadhira sebelum ia pergi jauh. 

Dalam novel ini memiliki daya tarik utama pada hal ini, UUDN yakni singkatan dari Undang-Undang Dikta Nadhira yang berisi seperti berikut ini:

  • Pasal satu, Dasar hukum perjodohan yang mengikat kedua belah pihak yakni Nadhira dan Dikta
  • Pasal dua, Memuat tentang bagaimana Keduanya tanpa sadar saling menghindar agar tidak jatuh cinta satu sama lainnya
  • Pasal tiga, Menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh hati yang tak bisa mereka hindari lagi
  • Pasal empat, Ketentuan umum keduanya sebagai kekasih yang saling mencintai dan mengasihi
  • Pasal lima, Kewenangan absolut Semesta menentukan akhir dari cerita yang mereka yakini akan abadi meskipun akhirnya tidak bisa bersama

Banyak teka-teki yang mungkin ingin Grameds ketahui lebih jauh tentang novel ini. Bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Dikta dan Nadhira yang sudah mulai memiliki perasaan satu sama lain? Bagaimana dengan pacar Nadhira? Apakah Dikta bisa melakukan semua Wishlist-nya sebelum meninggal bersama Nadhira? Lalu bagaimana Nadhira yang ditinggalkan? Wah pertanyaan- pertanyaan tersebut seolah meronta dalam pikiran untuk segera membaca habis buku ini. 

Berikut ini sedikit ulasan atau penilaian untuk novel Dikta dan Hukum karya Dhia’an Farah yang sudah diberi banyak tambahan deskripsi dalam bukunya dibandingan unggah di akun Twitter @Kejeffreyan miliknya.  

 

ULASAN NOVEL DIKTA DAN HUKUM

 

tombol beli buku

Dalam praktiknya setelah cerita sampai ke tangan pembaca, sebuah karya sastra pasti mendapat penerimaan dan apresiasi tersendiri bagi pembaca. Tidak serta merta karena novel ini viral maka tidak ada celah dalam karya tersebut. Itulah sebabnya dalam mengulas karya ini tentu ada kelebihan dan kekurangan yang bisa ditemukan dalam novel ini, seperti hal-hal berikut ini: 

Kelebihan Novel Dikta dan Hukum

Meskipun novel ini bromance romance, yakni kisah percintaan antara Dikta dan Nadhira namun dalam kisahnya banyak tema-tema lainnya yang tidak kalah kuat, seperti persahabatan dan keluarga. Banyak konflik dalam tema itu juga yang semakin menguras pembinaan emosi sehingga pembaca tidak dimulakan dengan kisah-kisah cinta yang terlalu manis.

Bahkan pembaca bisa bertanya-tanya apakah ada hubungan persahabatan sedemikian rupa antara seorang laki-laki dan perempuan. Dan benar saja, akhirnya keduanya pun menyatakan perasaannya. 

Dalam Novel ini juga menggambarkan bahwa seorang laki-laki yang memiliki image cool dan kuat tetap boleh menangis dan mengungkapkan rasa sakitnya dan tidak masalah terlihat lemah. Ada kalanya laki-laki juga bisa merasa rapuh dan terpuruk, namun terkadang stereotip masyarakat yang akhirnya membuat laki-laki sulit untuk menunjukan hal tersebut.

Padahal hal tersebut tidak masalah diperlihatkan oleh seorang laki-laki. Tokoh Dikta berhasil menunjukan masalah tersebut yang akhirnya memberanikan diri lebih terbuka dengan rasa sakit yang selama ini ia rasakan. 

Karakter Dikta dalam Novel ini bisa dibilang paling dominan karena banyak hal yang terjadi berdasarkan sudut pandang dan pengaruh tingkah laku Dikta. Misalnya karena kecerdasannya yang mampu memframe cerita novel ini menampilkan ide-ide pokok yang membuat kisahnya semakin menarik.

Kecerdasan dikta yang kemudian membuat Nadhira berubah 180 derajat, melatarbelakangi kejadian fatal yang ia alami, yakni sakit karena kurang istirahat dan menjaga kesehatan karena terlalu sibuk dengan kuliahnya. Ia begitu berambisi dalam kuliahnya untuk melakukan sebaik mungkin yang ia bisa. 

Karakter Nadhira berhasil menjadi warna yang berbeda dalam novel ini yang emmang sejak awal sudah didominasi oleh karakter Dikta. Karakter gadis SMA yang unik ini sangat kuat yang mungkin memang banyak kita temukan dalam dunia nyata.

Seperti baperan, mageran, layaknya gadis SMA pada umumnya yang masih labil dengan sifat pekerjaannya. Perpaduan latar belakang yang berbeda membuat kita ini semakin kaya dan saling melengkapi untuk menjadi cerita yang lebih kompleks. 

Selain itu ada tokoh-tokoh lain yang muncul sehingga membuat novel ini menjadi semakin hidup dalam imajinasi pembaca. Seperti tokoh bernama Sena yang merupakan sosok anak kecil yang memiliki peran penting dalam cerita novel ini. Meskipun hanya pemeran pendukung, Sena mampu memberikan kesan yang kuat dalam salah satu adegan untuk mencapai ide pokok yang penulis inginkan. 

Novel ini juga ditutup dengan pilihan adegan yang tepat, yakni kebijaksanaan dalam mengakhiri segala sesuatu yang sudah terjadi. Penulis membuat kisah ini selesai dengan setuntas tuntasnya melalui banyak penerimaan dan mungkin banyak menguras air mata pembacanya. Pembaca seolah diberi angina segar meskipun sedikit menyayat hati dengan meninggalnya tokoh utama yang mendominasi cerita. 

Kekurangan Novel Dikta dan Hukum

Ada beberapa penokohan dalam novel ini yang dirasa posisinya kurang tepat dalam cerita, yakni tokoh bernama Jeno yang memiliki karakter sangat baik, bahkan hampir sempurna seperti karakter Dikta.

Penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas. 

Selain itu ada pula adegan yang terlalu berlebihan, alias terlalu drama dan bisa jadi melawan logika yang dibangun karakter itu sendiri. Contohnya pada adegan Dikta meminta maaf di depan pintu kamar Nadhira yang tampak berlebihan untuk seorang Dikta yang seharusnya punya cara yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf tanpa harus mendramatisir cerita karena pada dasarnya membaca sudah mengetahui letak ketragisan hidup Dikta. 

Perlu Grameds ketahui, karena cerita novel ini sudah viral di Internet, jadi ada saja perasaan yang memenuhi ekspektasi ketika membaca versi lengkapnya. Mungkin ini menjadi hal negatif jika sebagian besar ceritanya sudah viral dan diketahui banyak orang akhirnya membaca kehilangan eksklusifitas untuk menyerap setiap makna dalam cerita novel tersebut.

Bisa saja pembaca sudah terekstrak dengan beberapa kolom komentar yang membahas tentang cerita novel ini. Meskipun pada praktiknya pembaca memiliki cara sendiri- sendiri untuk menikmati karya sastra, termasuk novel romance ini. 

Sebenarnya banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini, seperti Dikta yang mengajarkan untuk tidak mudah menyerah. Kemudian karakter Nadhira yang memantik pembacanya untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Mengangkat isu kesehatan yang mungkin sekarang memang sedang banyak dihiraukan oleh anak-anak muda, dan pelajaran kehidupan lainnya seperti keluarga dan persahabatan. Jika Grameds sedang membutuhkan bacaan yang ringan menyenangkan, namun tetap kuat dan melekat maka novel ini bisa jadi rekomendasi terbaik di kelasnya saat ini. 

 

tombol beli buku

Nah, itulah review novel Dikta dan Hukum karya Dhian Farah yang sempat viral di internet. Apakah Grameds tertarik untuk membacanya sampai selesai? Cerita- cerita romance memang bisa membuat kita senyum-senyum sendiri sekalian bisa dibuatnya sedih tersendu-sendu.

Bagi pecinta cerita romance, membaca novel ini pasti akan memberikan kesenangan tersendiri yang mungkin tidak asing dengan aktivita, kebiasaan, atau kelakuan para tokoh dalam kehidupan nyata yang bisa saja kita alami sendiri. Jadi wajar saja jika cerita novel ini bisa viral di internet karena kisahnya memang unik dan menarik. 

Grameds bisa kunjungi koleksi buku novel Gramedia lainnya di www.gramedia.com untuk memperoleh banyak bacaan berbagai genre novel, salah satunya novel romance seperti Dikta dan Hukum yang tidak kalah bagus dan menyenangkan. Selamat Membaca. #SahabatTanpabatas. 

Written by Lala Nilawanti