in

Resensi Novel Resepsi; Karya Smita Diastri

Resensi Novel Resepsi; Novel Best Seller Oktober 2021 Karya Smita Diastri

Resensi Novel 

tombol beli buku

Apa yang terlintas di benakmu saat menerima sepucuk surat undangan dari mantan?. Pikiran berkecamuk dan menyeretmu dalam nostalgia saat masih menjalin asmara, entah harus senang atau sedih saat membacanya, membaca bahwa bukan namamu yang tertulis di kartu undangan bersamanya.

Itulah yang dirasakan oleh Resi saat menerima undangan berwarna hijau tosca di meja kerjanya. Tertulis jelas nama yang tercantum adalah undangan dari Amelia dan Ranu, bukan Resi dan Ranu.

“ Gue ditinggal kawin, serius nih?”

Rasa sesak menyelimuti dadanya. Kalimat itu menggema di kepala Resi sambil menatap nanar undangan yang pernikahan yang tergeletak di atas meja kerja. Tanpa ia sadari, ingatannya meluncur ke masa 12 tahun silam saat masih menjalin asmara dengan Ranu. Hubungan mereka yang kerap on-off terpaksa harus kandas meskipun masih menyisakan rasa sayang.

Rasa sesal dan segudang pertanyaan menyelimuti benak Resi, mengapa Ranu memilih Amelia, bukan dirinya. Apa yang salah dalam diri Resi?. Padahal semesta seakan masih menghadirkan kebetulan-kebetulan yang menghadirkan Resi dengan Ranu.

Akhirnya Resi hanya memiliki waktu seminggu untuk mengurai teka-teki tentang yang bersemayan di benaknya saat masih bertama Ranu. Apakah Resi mendapat jawaban akan akhir dari hubungannya?

Alur Cerita

Smita Diastri berhasil membawa kita flashback pada masa 90-an. Alur mundur-maju membuat kita tak bosan untuk menjelajah setiap cerita di dalamnya.

Resepsi diceritakan saat Resi menerima sepucuk kartu undangan yang membawanya pada kenangan saat 12 tahun silam. Masa mereka masih bersekolah dan masih berpacaran. momen-momen yang menggelitik ditulis detail seperti saat Ranu PDKT di telepon.

“Kamu yang tutup telepon”

“Kamu dong”

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

“Kamu dong”

(KLIK)

Lalu telepon seketika dimatikan oleh salah satunya, menyisakan senyum kecut sang wanita.  Momen ini pastinya pernah kita alami sampai saat ini, dan banyak hal lagi yang relate dengan kisah percintaan remaja pada umumnya.

Set cerita digambarkan di bilangan Jakarta Selatan tahun 1996 – 2008. Saat dimana anak-anak muda sering nongkrong PIM, Blok M, Aquarius Mahakam, Bakmi Gajah Mada. Saat dimana pacaran antre di telepon umum/wartel, kirim pesan via pager yang menjadi ikon pada saat itu.

Resepsi membawa kita pada masa-masa seru eranya Blackberry Messanger, nonton konser Naif, dan memberi mixtape sebagai ungkapan rasa cinta. Kenangan manis yang membuat generasi 90s senyum-senyum sendiri mengingat masa “kejayaan”.

Konflik muncul saat Resi dan Ranu mendapati hubungan yang kian rumit, sehingga putus adalah solusi. Namun apakah putus benar-benar menjadi solusi? Apakah keputusan yang mereka buat adalah yang terbaik?.

Pesan Moral

Novel yang dikemas secara ringan, apik nan segar ini menjelaskan closure dalam suatu hubungan percintaan. Meskipun kadang untuk bahagia harus merasakan sesak di awal. Butuh suatu keberanian dalam mengambil keputusan, tak peduli apa yang orang lain katakan akan keputusan kita.

Smita mengungkapkan bahwa kebahagiaan itu harus kita yang tentukan, bukan tergantung dari penilaian orang lain. Jangan overthink akan tanggapan orang, selama itu tidak menyakiti, maka itu adalah keputusan yang terbaik agar bisa move on dengan hati yang lebih tenang.

Tentang Penulis

Novel resepsiSmita Diastri adalah seorang penulis muda berbakat yang aktif berliterasi sejak kelas 3 SD. Blog pertamanya mengulas akan kisah cinta hingga kegiatannya yang banyak mengundang gelak tawa.

Smita Diastri adalah blogger sekaligus penulis yang “kocak dan menghibur”. Tulisannya yang jujur dan apa adanya selalu menarik untuk dibaca. Smita menelurkan karya bertema cinta pertamanya yang berupa antologi “Everlasting Love” (2013) dan menyusul “With Love” (2015).

Resepsi adalah novel perdana yang sudah digagas sejak tahun 2015, namun harus tertunda karena sesuatu hal.

Tahun 2019 adalah tahun terberat bagi Smita, gara-gara itulah ia kembali menyelesaikan naskah yang sempat “mangkrak” selama 4 tahun. Tanpa ia sadari, justru itulah yang mendorong Smita untuk menyelesaikan naskah menjadi satu cerita utuh lalu mengirimkan naskahnya ke @fiksigpu.

Tak disangka, Resepsi akhirnya bisa rilis di bulan September dan langsung menduduki peringkat 10 buku best seller untuk dua bulan berturut-turut. Luar biasa!

Kesimpulan

Resepsi adalah novel genre metropop yang layak untuk dibaca, tak hanya bagi generasi 90-an saja, melainkan juga untuk generasi yang lebih muda. Inti dari cerita Resepsi adalah tentang manisnya persahabatan antara tokoh utama dan sahabat-sahabatnya.

Selain itu novel ini juga menggambarkan closure dari suatu hubungan yang relate dengan kehidupan kita. Bagaimana kita bisa mengambil keputusan dengan bijak tanpa harus overthink dengan penilaian orang lain.

Buku ini sangat bagus dibaca karena ceritanya menyentuh karena sarat akan makna, bagaimana suatu hubungan harus dihadapi secara bijaksana dan lapang dada.

Selain itu cover novel Resepsi sangat menarik dan terdapat bonus berupa paper doll dan bookmark. Membawa kita akan masa-masa main boneka bongkar pasang dan bertukar kaset berisikan kompilasi lagu cinta pada saat itu. Suatu paket lengkap yang cukup menghibur, terlebih lagi bagi kamu yang senang dengan genre novel metropop.

Tak hanya itu, kamu bisa mendapatkan promo novel Resepsi hingga 20% di sini. Dapatkan juga promo menarik buku-buku fiksi best seller di www.gramedia.com. Selamat membaca!

Penulis : Ratih Widiastuty

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy