in

Review Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti Karya Annie Duke

Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti merupakan sebuah buku pengembangan diri karya Annie Duke. Buku ini ditulis untuk mematahkan stigma bahwa pilihan untuk berhenti berarti memilih untuk menyerah atau gagal.

Dalam berbagai situasi, kita kerap kali dihadapkan dengan pilihan sulit, yakni untuk bertahan, mengubah arah, atau bahkan berhenti. Pada kenyataannya, meskipun banyak pertanda bahwa tidak ada gunanya untuk tetap bertahan, berhenti sangat identik dengan kegagalan, sehingga tak banyak orang yang berani memilihnya.

Annie Duke menawarkan strategi berbasis sains yang bisa mengasah keterampilan untuk mengetahui kapan kita harus memilih untuk berhenti, serta bagaimana cara melakukannya. Ketika Anda sedang menghadapi permasalahan karier, bisnis, atau bahkan hubungan pribadi, kepiawaian untuk memilih hal yang perlu dipertahankan atau tidak, bisa membantu Anda untuk menentukan langkah yang terbaik.

Bagi Grameds yang sedang bimbang dalam menentukan pilihan untuk bertahan atau berhenti, buku ini dapat menjadi jawabannya. Supaya Grameds bisa mengenal lebih lanjut tentang buku ini, simak ulasannya di bawah ini ya.

Profil Annie Duke

Sumber: annieduke.com

Anne LaBarr Duke lahir pada 13 September 1965 dengan nama Anne LaBarr Lederer. Anne dibesarkan di Concord, New Hampshire, di mana ayahnya, Richard Lederer, berprofesi sebagai penulis dan ahli bahasa mengajar sastra Inggris di St. Paul’s School. Sedangkan, ibunya, Rhoda S. Lederer, adalah putri pengacara pengadilan Craig Spangenberg dan mengajar di Concord High School.

Kedua orang tuanya adalah pemain kartu, yang membuat Annie Duke menjadi tertarik pada kartu sejak usia dini. Annie memiliki seorang kakak yang berprofesi sebagai pemain poker profesional, Howard Lederer. Dan kakaknya yang bernama Katy Lederer merupakan penulis dan penyair. Ia telah menerbitkan memoar tentang keluarga Lederer.

Annie Duke bersekolah di St. Paul’s School. Ketika masih bersekolah di St. Paul, dia mendaftar di Universitas Columbia untuk bergabung dengan kelas co-ed pertama dalam 230 tahun sejarahnya. Annie mengambil jurusan ganda, yakni bahasa Inggris dan psikologi.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Setelah lulus dari Columbia University, dia mengejar gelar Ph.D. dalam psikologi di University of Pennsylvania, yang berfokus pada linguistik kognitif dan menulis disertasi tentang sebuah hipotesis tentang bagaimana anak-anak mempelajari bahasa pertama mereka yang disebut “bootstrap sintaksis”. Untuk studi pascasarjana itu, Annie dianugerahi beasiswa National Science Foundation.

Pada tahun 1991, satu bulan sebelum mempertahankan disertasi doktoralnya, Annie memutuskan bahwa dia tidak lagi ingin mengejar akademisi dan meninggalkan sekolah. Pada tahun 1992, ia menikah dengan Ben Duke, yang merupakan cucu Duta Besar Angier Biddle Duke, dan keturunan Washington Duke. Setelah menikah, mereka pindah ke Billings, Montana.

Pasangan itu membagi waktu untuk menetap Las Vegas dan Montana antara tahun 1992 hingga 2002, hingga akhirnya mereka pindah ke Portland, Oregon. Pernikahan mereka dikaruniai empat anak. Keempat anak Annie Duke, yaitu Maud Duke, Leo Duke, Lucy Duke, Nell Duke. Pada tahun 2005, Annie Duke dan anak-anaknya pindah ke Hollywood Hills, California.

Annie merupakan mantan pemain poker profesional Amerika, dan penulis dalam ilmu keputusan kognitif-perilaku serta pendidikan keputusan. Dia memegang gelang emas World Series of Poker (WSOP) dari tahun 2004, dan pernah menjadi pemenang uang terkemuka di antara wanita dalam sejarah WSOP. Bahkan, ia masih berada di empat besar hingga September 2021, walaupun dirinya sudah pensiun dari poker dan terakhir menguangkan di turnamen pada 2010.

Annie Duke memenangkan World Series of Poker Tournament of Champions 2004 dan National Heads-Up Poker Championship pada tahun 2010. Sebagai seorang penulis, ia telah melahirkan sejumlah buku instruksional untuk pemain poker, yakni Decide to Play Great Poker dan The Middle Zone. Selain itu, ia juga menerbitkan otobiografinya, How I Raised, Folded, Bluffed, Flirted, Cursed, and Won Millions in World Series of Poker, pada tahun 2005.

Annie Duke juga menulis dua buku tentang pengambilan keputusan, yakni Thinking in Bets: Making Smarter Decisions When You Don’t Have All the Facts, dan How to Decide: Simple Tools for Making Better Choices. Quit menjadi buku ketiga Annie Duke yang diterbitkan setelah kedua buku tersebut.

Selain sibuk menulis, Annie Duke ikut mendirikan Ante Up for Africa nirlaba dengan aktor Don Cheadle pada tahun 2007 untuk memberikan manfaat bagi badan amal yang bekerja di negara-negara Afrika. Ia telah mengumpulkan uang untuk badan amal dan nirlaba lainnya dengan bermain dan menjadi tuan rumah turnamen poker amal.

Annie telah terlibat dalam advokasi pada sejumlah masalah terkait poker termasuk mengadvokasi legalitas perjudian online dan hak pemain untuk mengontrol citra mereka sendiri. Selain itu, Annie Duke adalah salah satu pendiri, wakil presiden eksekutif, dan komisaris Epic Poker League dari 2011 hingga 2012.

Sinopsis Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti

“Berhenti” seharusnya bukan dianggap sebagai kata yang negatif. Berhenti selalu memiliki konotasi negatif yang hampir universal. Dalam pikiran masyarakat, berhenti berarti gagal, menyerah, atau kalah. Berhenti menjadi sebuah kelemahan dan sifat buruk.

Jika seseorang menyebut Anda mudah menyerah, apakah Anda akan menganggapnya sebagai pujian? Jawabannya jelas tidak. Sebagai perbandingan, bertahan adalah suatu kebajikan, ketekunan membangun karakter. Namun, seharusnya tidak seperti ini, di mana bertahan itu baik dan berhenti itu buruk.

Jika Anda berpegang pada sesuatu yang tidak lagi berharga, seperti pekerjaan buntu, hubungan yang toxic, atau saham yang merugi, tidak ada salahnya berhenti. Pada kenyataannya, dalam situasi tersebut, berhenti adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan. Kesalahpahaman umum tentang berhenti adalah bahwa hal itu memperlambat atau bahkan menghentikan kemajuan Anda menuju tujuan jangka panjang Anda.

Sebenarnya, kebalikannya yang seperti itu. Setiap kali Anda tetap terperosok dalam usaha yang kalah, saat itulah Anda memperlambat kemajuan Anda. Setiap kali Anda berpegang teguh pada sesuatu ketika ada peluang yang lebih baik di luar sana, Anda memperlambat kemajuan Anda. Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat, berhenti akan membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan lebih cepat.

Memiliki pilihan untuk berhenti dan menggunakan pilihan itu dengan baik akan menciptakan kesuksesan, karena memungkinkan untuk memerangi ketidakpastian yang Anda hadapi setiap kali Anda membuat keputusan untuk memulai sesuatu. Saat Anda membuat pilihan, biasanya ada banyak hal yang tidak Anda ketahui. Setelah Anda memulai jalan, Anda akan mempelajari informasi baru.

Kita semua pasti pernah memiliki perasaan, bahwa jika saya mengetahui apa yang saya ketahui sekarang, saya akan membuat pilihan yang berbeda. Itulah ketidakpastian yang datang dari betapa sedikitnya yang kita ketahui mengenai apa yang kita hadapi. Berhenti menjadi alat yang memungkinkan Anda membuat keputusan berbeda ketika Anda mempelajari informasi baru itu.

Hal ini memberikan Anda kemampuan untuk bereaksi terhadap lanskap yang berubah, meningkatkan dan mengkalibrasi keputusan Anda di luar apa yang praktis, atau bahkan, mungkin saat membuat pilihan awal Anda. Dan itulah mengapa berhenti seharusnya bukan kata yang negatif.

Nah, Grameds jika ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang cara berhenti dalam melakukan suatu hal, maka segera dapatkan buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti dengan klik gambar buku di bawah ini.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti

Pros & Cons

Pros
  • Tema yang ditawarkan buku ini sangat menarik, yang menormalisasi pilihan untuk berhenti.
  • Annie Duke dinilai berhasil menyampaikan hal yang sangat bertentangan dengan pola pikir mayoritas masyarakat ini dengan baik, karena menyertakan studi dan contoh kasus nyata.
  • Kasus-kasus nyata yang ditulis datang dari banyak bidang, seperti bisnis, olahraga, pemerintahan, sehingga banyak pihak yang bisa relate dengan kisah tersebut.
  • Seluruh penjelasan Annie dapat diaplikasikan seluruh profesi.
  • Di bagian akhir bab buku ini, Annie menyertakan rangkuman atas seluruh penjelasannya yang bisa mengingatkan pembaca akan insight yang sudah dibaca sebelumnya.
  • Buku ini dapat memberikan banyak pengajaran dan pesan moral bagi pembaca, yang bisa memberikan perubahan nyata.
Cons
  • Terdapat beberapa penjelasan yang ditulis berulang kali.
  • Penjelasan penulis akan keputusan untuk berhenti dinilai terlalu general.

 

 

Kelebihan Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti

Dari sinopsis yang telah diuraikan di atas, kita bisa melihat bahwa tema yang ditawarkan buku ini sangat menarik, yang menormalisasi pilihan untuk berhenti. Hal ini tentu mematahkan stigma bahwa berhenti sama dengan gagal, dan turut mengubah pandangan masyarakat akan keputusan itu.

Annie Duke dinilai berhasil menyampaikan hal yang sangat bertentangan dengan pola pikir mayoritas masyarakat ini dengan baik. Sebab, selain membahas tentang studi dan penelitian, Annie juga menyertakan contoh nyata. Dalam beberapa kasus, seseorang bahkan bisa mati jika mereka tidak memilih untuk berhenti.

Kasus-kasus nyata yang ditulis juga datang dari banyak bidang, seperti bisnis, olahraga, pemerintahan, sehingga banyak pihak yang bisa relate dengan kisah tersebut. Ini juga semakin men-generalisasi keseluruhan penjelasan Annie, yang dapat diterapkan seluruh profesi, baik itu pengusaha, karyawan, mahasiswa tokoh terkenal, bahkan pasangan dan individual.

Annie Duke menyajikan strategi berhenti yang aman dan tepat, bukan berdasarkan emosi semata. Selain itu, di bagian akhir bab buku ini, Annie menyertakan rangkuman atas seluruh penjelasannya yang bisa mengingatkan pembaca akan insight yang sudah dibaca sebelumnya.

Kemudian, tentu saja buku ini dapat memberikan banyak pengajaran dan pesan moral bagi pembaca, yang bisa memberikan perubahan nyata. Mulai dari perubahan pola pikir, hingga pengambilan keputusan untuk berhenti. Ini adalah buku yang direkomendasikan untuk dibaca semua orang.

Kekurangan Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti

Selain kelebihan, buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada beberapa penjelasan yang berulang, yang dinilai membuat kesan bertele-tele.

Kemudian, sebagian pembaca merasa penjelasan Annie seperti postingan blog, bukan seperti buku yang benar-benar serius ditulis. Pembaca menilai penulis hanya memberikan penjelasan secara umum, yang kemudian membuat pembaca bertanya-tanya akan riset yang dilakukan penulis.

Pesan Moral Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti

Dari buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti, kita dapat mengetahui bahwa berhenti sejatinya bukan sebuah hal yang negatif. Berhenti tidak sama dengan menyerah, berhenti tidak sama dengan gagal.

Sebaliknya, berhenti berarti kita memiliki kesempatan untuk mengatur strategi yang baru dan mempersilahkan peluang dan kesempatan positif untuk masuk ke kehidupan kita. Memilih untuk berhenti akan membawa Anda lebih cepat sampai ke tempat yang Anda inginkan.

Memiliki pilihan untuk berhenti adalah sebuah keindahan yang memudahkan kita untuk membuat keputusan di bawah ketidakpastian. Setiap kali kita membuat keputusan, entah itu untuk memulai bisnis, memulai karier baru, atau memulai hubungan, kita membuat keputusan itu dengan informasi yang tidak lengkap di dunia yang tidak pasti ini.

Oleh karena itu, sebenarnya kita hanya bergantung pada pengaruh keberuntungan. Dunia bisa berubah, begitu pun kita bisa berubah. Untuk hampir semua hal yang kita pilih untuk percayai atau pilih untuk lakukan, kita akan memiliki pilihan untuk berubah pikiran atau menjauh di masa depan.

Ketika kita menghadapi keputusan itu, umumnya kita akan memiliki informasi yang jauh lebih baik daripada saat kita membuat pilihan awal untuk memulai. Namun opsi untuk berhenti hanya berguna jika kita benar-benar menggunakannya.

Dan, berhenti tepat waktu akan terlihat dan terasa seperti berhenti terlalu dini, karena melakukan hal itu membutuhkan pandangan jauh ke depan untuk mengidentifikasi apa yang salah di masa depan, serta mengandalkan keberanian untuk menyerah sebelum itu terjadi. Jadi, jangan menunggu sampai sangat jelas bahwa Anda berada di jalan yang salah.

Jika Anda pikir Anda mungkin mengambil risiko bodoh untuk mencapai “tujuan”, menderita karena harus mengulang dari awal, bergantung pada gengsi, atau hanya tidak mau mengakui bahwa Anda salah, perhatikan baik-baik ke mana tujuan Anda, dan pertimbangkan untuk memilih berhenti saja.

Kemudian, Annie Duke juga  memberitahu kita bahwa kita perlu mulai berpikir untuk berhenti, segera setelah kita dipekerjakan. Bukan untuk menarik hal yang buruk, melainkan untuk mempersiapkan diri dari kemungkinan terburuk yang mungkin kelak akan terjadi.

Nah, itu dia Grameds ulasan buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti karya Annie Duke. Bagi kalian yang ingin mempelajari tentang pilihan untuk berhenti, langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Semoga buku ini dapat membantu menjawab kebimbangan Anda yang sedang dihadapkan dengan keputusan untuk bertahan atau berhenti. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 4.27

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy