Dalam beberapa tahun lalu terdapat sebuah berita di berbagai lini media massa yang mengejutkan dunia, yaitu ditemukannya mayat seorang pria tergantung di rumahnya. Pria tersebut adalah Chester Bennington, sang vokalis dari band Linkin Park yang sudah memiliki album terkenal di seluruh dunia.
Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi padanya, karena beberapa jam sebelum meninggal, ada beberapa penggalan video yang memperlihatkan dia sedang bercengkrama dan bermain bersama keluarga nya.
Namun, keesokan harinya dia ditemukan meninggal bunuh diri dan meninggalkan sebuah pesan. Banyak yang beranggapan dia sedang mengalami depresi akut, ini terlihat dari beberapa cuplikan video ketika bersama keluarga sebelum dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, bahwa raut wajah tampak kelelahan dan tidak bahagia.
Pada zaman sekarang, kita selalu berkaitan dengan masa-masa mengalami stress, penuh tuntutan, adanya persaingan antar sesama manusia. Terlalu banyak unsur-unsur negatif yang telah menjadi makanan kita setiap harinya, dan terlalu banyak juga hal yang perlu dikhawatirkan.
Mereka terus mencari makna untuk hidup demi bisa menenangkan hari mereka yang sedang gelisah. Ada baiknya kita perlu memilik pelampiasan untuk memaknai hidup agar jiwa bisa seimbang. Bisa dengan cara melakukan aktif melakukan apa yang di sukai.
Membicarakan depresi itu sama saja dengan kita membahas isu pada kesehatan mental. Seiring dengan maraknya dalam beberapa tahun terakhir berita tentang kasus bunuh diri yang dialami oleh orang terkenal maupun orang biasa, isu terkait gangguan kesehatan mental ini sering jadi konsumsi perbincangan publik.
Maraknya kasus bunuh diri ini menjadi sebuah peringatan bagi kita bahwa ada sesuatu yang bermasalah pada diri seseorang. Kita tidak boleh memiliki pemikiran buruk terhadap mereka. Karena tanpa disadari kita yang mempengaruhi dalam terjadinya kasus bunuh diri.
Contohnya dengan memperlihatkan sikap yang acuh, tidak memiliki empati, memberikan penilaian buruk , menjustifikasi seseorang, menganggap remeh terkait permasalahan yang sedang dihadapi orang lain, menjauhi mereka, dan sebagainya. Tindakan ini justru memberikan tekanan pada permasalahan yang sedang dihadapi seseorang.
Membicarakan tema terkait kesehatan mental, dalam artikel ini akan membahas buku dengan judul Loving The Wounded Soul karya Regis Machdy dimana isi buku tersebut menjelaskan tentang masalah depresi yang dapat dialami seseorang beserta dengan solusinya.
Mari kita simak artikel ini selengkapnya.
Table of Contents
Tentang Buku
Penulis: Regis Machdy
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Tanggal Terbit: 30 September 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 290 Halaman
ISBN: 9786602033701
Sinopsis
Depresi adalah penyakit jiwa yang dapat mengganggu, bahkan lebih parahnya bisa memicu untuk mengakhiri hidup bagi yang mengalaminya.
Di tengah banyak orang yang mengidap depresi, banyak stigma yang buruk terhadap mereka yang mengalaminnya sehingga mereka sulit untuk mengungkapkannya.
Regis penulis buku ini sekaligus seorang psikolog, mengungkapkan seberapa rentan masyarakat sekarang bisa mengidap depresi.
Depresi lebih sering kita kenal sebagai gangguan mental yang muncul ketika seseorang sudah tidak lagi kuat menghadapi tantangan dalam hidup.
Namun, dari sisi genetik, secara umum depresi merupakan penyakit yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian dengan subjek orang kembar menemukan sebesar 38% depresi bisa diturunkan.
Apabila salah satu dari anak kembar mengidap depresi, maka kemungkinan kembarannya juga mengidap depresi.
Review Buku
Pada awal buku ini, dijelaskan tentang pemahaman terkait dengan stress dan depresi itu sendiri. Menurut studi literatur psikologi, stress memiliki dua macam jenis, yaitu eustress dan distress. Eustress adalah stress yang memiliki dampak positif yang membuat kita menjadi lebih tangguh, lebih dewasa, dan ahi dalam bidang tertentu.
Sementara distress adalah stress negatif yang bisa menyebabkan kita merasakan emosi sedih dan tidak berdaya.
Sementara itu, depresi adalah sebuah penyakit nyata yang sama sekali berbeda dengan stress. Orang stress bukan berarti depresi dan orang yang mengidap depresi tidak boleh diremehkan.
Depresi sama dengan anxiety disorder dan bipolar disorder yang termasuk ke dalam kategori penyakit gangguan mental. Banyak masyarakat yang menyepelekan penyakit gangguan jiwa, bahkan ada yang tidak menganggap penyakit yang tidak peru ditangani.
Lalu, berlanjut dengan pembahasan terkait ciri-ciri seseorang yang mengidap depresi dan berbagai faktor yang mempengaruhi keadaan depresi tersebut. Ada banyak fakta dan kajian yang dibahas menarik mengenai depresi.
Salah satu contohnya adalah bahwa banyak kaum perempuan lebih rentan mengalami depresi, ini dijelaskan dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut.
Secara umum, perempuan lebih rentan daripada laki-laki terkait mengidap depresi, ini disebabkan karena memiliki fluktuasi hormon yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki yang pada akhirnya menyebabkan turbulensi hormon.
Perempuan juga lebih sering berulang-ulang memikirkan sesuatu. Namun, berdasarkan fakta yang terjadi, meski perempuan lebih rentan mengidap depresi, tapi lebih banyak laki-laki yang sampai memutuskan mengakhiri hidupnya.
Faktor yang mendorong banyaknya laki-laki untuk memutuskan mengakhiri hidupnya dikarenakan pola asuh yang menekan laki-laki untuk berlaku tegar dengan tidak memperlihatkan emosinya.
Depresi merupakan salah satu penyakit mental. Orang-orang yang mengidapnya tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan harus mendapatkan bantuan dari pihak yang profesional untuk mengembalikan secara normal.
Bahkan ada yang sampai harus mengkonsumsi obat antidepresan, ini malah bisa menyebabkan masalah baru yaitu ketergantungan terhadap obat-obatan.
Seseorang yang sedang mengidap depresi haru bisa melepaskan diri dari penjara pikirannya. Tidak seharusnya orang yang depresi memiliki ketergantungan terhadap obat, karena berdampak pada seseorang yang akan semakin kebal hingga dosisnya bisa semakin bertambah.
Meskipun dalam beberapa momen obat antidepresan berhasil meredakan perasan depresi, namun orang yang mengidap depresi tetap menekankan betapa pentingnya memiliki tanggung jawab untuk menghargai diri sendiri.
Memiliki tekad yang kuat untuk bisa melepaskan diri dari perasaan depresi, dan mengonsumsi makanan sehat adalah beberapa cara untuk melepaskan diri dari depresi.
Secara biologis, Regis menjelaskan bahwa depresi juga berkaitan dengan faktor genetik, struktur otak, hormon serotonin dan zat kimia pada otak, dan mikroba yang terdapat pada usus. Ada keterkaitan antara kesehatan mental dengan peran mikroba yang terdapat pada sistem pencernaan.
Ternyata, bakteri baik yang berada dalam sistem pencernaan merupakan pemasok 95% serotonin dalam tubuh. Serotonin adalah hormon yang berkaitan dengan kebahagiaan.
Karena itu, asupan makanan juga sangat penting bagi orang yang mengidap depresi. Selain penting untuk menjaga kesehatan otak, tentunya kita juga perlu untuk menjaga kesehatan dari sistem pencernaan loh. Pencernaan ini juga sering disebut sebagai otak kedua.
Dijelaskan juga terkait informasi penting dimana ada korelasi antara penyakit-penyakit fisik yang sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor emosi dan kestabilan kesehatan mental yang kita rasakan.
Pada dasarnya tubuh, pikiran dan emosi yang ada dalam tubuh kita sebenarnya saling terhubung satu sama lain. Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa orang yang rentan mengidap depresi sering kali memperlihatkan beberapa pola tingkah laku dengan ketidaknyamanan fisik.
Louise Hay, seorang terapis holistis faktor depresi bisa dipengaruhi dari aspek emosi dan spiritual. Contohnya seperti ketika tiba-tiba ada permasalahan di perut, ini bisa mengindikasikan bahwa ada trauma dari pengalaman hidupnya yang belum terselesaikan dengan baik.
Hal itu tanpa disadari pernah dialami oleh semua orang. Misalnya, ketika masa peralihan dari masa kuliah menuju dunia kerja, tiba-tiba kita mengalami gangguan di perut karena kita belum mampu untuk percaya terhadap realitas kehidupan yang berbeda sebagai orang yang dituntut untuk menjadi lebih dewasa.
Beberapa gejala umum yang terjadi pada orang yang mengidap depresi adalah low mood, worthless-hopeless-helpless, suicide Ideation & suicide attempt, serta Self Harm.
Low mood adalah sebuah perasaan tidak ada semangat untuk hidup, selalu merenung, selalu merasa sepi, merasa tidak bisa melakukan apa-apa, tidak berharga, mudah lelah dan selalu memiliki perasaan negatif terhadap diri nya sendiri.
Perasan tersebut seringkali bertahan dalam waktu yang cukup lama, bahkan bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Low mood bisa menjadi awal dari gejala depresi akut.
Selanjutnya worthless-hopeless-helpless, tiga kata ini menggambarkan isi pikiran dan suasana hati dari seseorang yang mengidap depresi.
Pikiran mereka mudah dipengaruhi, sehingga mereka beranggapan bahwa dirinya tidak berharga, selalu merepotkan, hanya menjadi kendala saja, dan berfikir bahwa kehadiran dirinya tidak berguna di dunia.
Orang yang mengalami depresi menganggap tidak ada sesuatu yang bisa membuat suasana hatinya membaik, tidak memiliki harapan, tidak bisa terselamatkan lagi, dan menganggap bahwa selama nya akan mengidap depresi.
Orang mengidap depresi melihat kehidupan dari sisi yang gelap, mereka menjadi sulit untuk berpikir jernih dan realistis, serih mudah lelah, dan selalu memiliki pemikiran negatif.
Mau tau apa saja pembahasan selengkapnya, anda bisa mendapatkan secara menyeluruh dengan mengakses Gramedia.com untuk mendapatkan penjelasan lebih lengkap dan detail dari buku Loving The Wounded Soul karya Regis Machdy.
Kelebihan dan Kekurangan
Dalam pembahasan ini akan dijabarkan beberapa kelebihan yang terdapat dalam buku Loving The Wounded Soul. Yang pertama adalah isi buku berisikan pengalaman yang dialami oleh penulis sendiri.
Memberikan penjelasan yang cukup detail terkait depresi dan memberikan solusi untuk mengatasinya. Ini bisa menambah nilai lebih dalam buku tersebut, karena data yang tersaji dan disampaikan dalam buku merupakan fakta yang sudah terjadi.
Yang kedua adalah terdapat istilah-istilah medis yang dijelaskan secara terperinci, sehingga orang awam yang membaca nya mudah mengerti apa maksudnya. Selain itu, dengan adanya istilah-istilah medis tersebut, kita jadi mendapatkan ilmu di bidang medis.
Yang ketiga, penjelasan dalam isi buku dijabarkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Jadi pembaca bisa dengan mudah mengerti dengan konteks isi buku secara keseluruhan. Ini dikarenakan referensi buku ini dari jurnal-jurnal ilmiah.
Selain itu terdapat kekurangan nya, yaitu dalam buku ini terdiri dari beberapa bab dan tidak saling berkaitan satu sama lain. Di awal buku, penulis menyarankan membaca bisa secara atau sesuai dengan kebutuhan ini.
Ini dikhawatirkan bagi para pembaca yang awam, akan menimbulkan kebingungan, dan menjadi sulit untuk memahami isi buku secara keseluruhan.
Secara keseluruhan buku ini patut menjadi buku yang direkomendasikan untuk dibaca.
Terlebih lagi buku ini memiliki kiat-kiat yang dapat menghadapi masalah depresi. Sehingga bisa membantu diri sendiri atau orang lain dalam menangani atau berinteraksi dengan orang yang mengidap depresi.
Buku ini mendapat rating yang cukup tinggi 4,39 di goodsreads, buku yang tidak boleh dilewatkan untuk dibaca.
Kesimpulan
Buku Loving the Wounded Soul memberikan informasi terkait dengan permasalahan seputar depresi secara komprehensif. Dimulai dengan pembahasan dari aspek kedokteran hingga budaya yang mempengaruhi, faktor internal dan eksternal, serta higher meaning dari kehadiran yang menyebabkan depresi itu.
Buku ini juga direkomendasikan sebagai pedoman untuk siapa saja yang ingin mempelajari secara kompleks tentang perasaan yang dialami sekaligus menemukan arti sejati tentang kehidupan.
Buku ini sangat penting untuk kita baca, karena siapa saja bisa mengalami kondisi rentan. Walaupun ada beberapa orang yang memiliki tingkat kerentanan berbeda terkait depresi.
Selain itu, kita bisa memahami tentang kesehatan mental lebih detail dengan penjelasan yang mudah dimengerti.
Ditambah sang penulis sebagai penyintas depresi dan akademisi di bidang psikolog, jadi kita mendapatkan pengetahuan tentang depresi dan pentingnya menghargai diri sendiri.
Dengan membaca buku ini bisa membantu kita untuk merefleksikan diri. Regis dalam buku ini juga membagikan pengalamannya ketika mengujungi berbagai psikiater dan mulai mencoba berdamai dengan kondisinya.
Contohnya seperti niatan untuk mengakhiri hidup yang sudah tumbuh sejak usia nya yang masih belia. Dia sudah mengalami kondisi dan keadaan itu selama bertahun-tahun.
Dari pengalamannya tersebut, kita akan lebih mengerti dan paham dengan berbagai faktor apa saja yang menyebabkan depresi serta beberapa solusinya yang bisa diambil untuk menghadapi masalah kondisi tersebut.
Sejak awal penulisan, Ragis ingin menjadi penghubung antara dunia akademisi psikolog yang memiliki kemampuan ilmiah dan masyarakat yang masih belum paham terhadap kesehatan mental.
Buku ini terdiri dari enam bab, dimana di bab pertama dijelaskan tentang memahami terkait kesehatan mental, bab kedua membahas ciri-ciri dari depresi, bab ketiga membahas tentang siapa saja bisa mengalami depresi, bab keempat tentang faktor biologis, bab kelima tentang faktor eksternal yang mempengaruhi depresi, serta bab enam sebagai bab terakhir yang membahas higher meaning dari kehadiran depresi itu sendiri.
Sebelum memulai membaca, Regis juga memberikan panduan dengan menuliskan ‘cara menggunakan buku ini’ dan ‘daftar istilah’. Regis mengatakan bahwa pembaca tidak perlu membaca buku ini secara berurutan dan tidak perlu menamatkan semua bab jika tidak sedang membutuhkannya.
Ia menyarankan pembaca untuk melihat daftar isi dan temukan bab yang membangkitkan rasa penasaran kita. Tetapi tentu saja, jika kita membaca semua isi buku ini, pemahaman kita akan lebih komprehensif.
Regis menyarankan untuk membaca sekilas daftar istilah agar bisa membantu melihat gambaran besar dari buku ini.
Pesan moral yang disampaikan dalam buku ini adalah bagaimana kita harus lebih memiliki empati terhadap orang-orang yang mengidap kondisi depresi dan tidak beranggapan bahwa orang yang mengalami kondisi itu terlalu berlebihan atau mengada-ada.
Jangan juga menghakimi seseorang yang mengidap depresi, sebab kita tidak pernah tahu apa yang sudah dialaminya dan situasi sebenarnya seperti apa yang terjadi.
Demikianlah review buku dari Loving the Wounded Soul karya Regis Machdy. Semoga artikel ini bisa bermanfaat, serta bisa menumbuhkan minat untuk membaca buku secara keseluruhannya. Diharapkan artikel ini bisa memberikan beberapa gambaran dari isi bukunya.
Anda bisa mendapatkan dan mencari informasi buku best seller lainnya yang menarik, langsung saja anda mengakses Gramedia.com untuk mendapatkannya.