Bahasa Indonesia Pendidikan

Perbedaan Antara Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi

Written by Gilang P

Perbedaan Antara Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi – Bagi kamu yang suka membaca buku pasti sudah akrab istilah buku fiksi maupun buku nonfiksi. Namun, apa kamu sudah tahu tentang beberapa unsur buku fiksi dan non fiksi? Ada banyak sekali buku yang sudah dicetak hingga sekarang, baik itu yang karya tulis fiksi maupun non fiksi.

Perlu kamu tahu, setiap karya tulis pada dasarnya memiliki beberapa unsur penyusun, mulai dari sampul, pokok bab buku, judul bab, hingga isi bukunya. Pengetahuan tentang unsur dari buku fiksi dan non fiksi akan sangat memudahkan kamu dalam memahami informasi yang disajikan dalam buku.

Nah, pada artikel kali ini, akan disajikan penjelasan tentang pengertian sekaligus beberapa unsur buku fiksi dan non fiksi yang perlu kamu ketahui. Yuk simak sampai habis!

A. Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi

Buku fiksi pada dasarnya merupakan sebuah buku yang berisi cerita terkait kejadian tidak nyata atau tidak benar terjadi. Buku fiksi sendiri dapat dikatakan sebagai jenis buku yang memuat cerita khayalan atau rekaan hasil imajinasi penulisnya.

Dalam sebuah buku fiksi, penulis bertujuan untuk mengajak para pembaca untuk ikut serta terjun dalam dunia imajinasinya. Hal ini dikarenakan cerita yang diangkat dalam buku fiksi pada dasarnya bersumber dari imajinasi penulisnya. Pada akhirnya, sebuah buku fiksi tidak memerlukan pertanggungjawaban terkait kebenaran dari isinya.

Beberapa contoh buku fiksi yang sering kamu temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain yaitu dongeng, novel, puisi, cerita pendek, hikayat, komik, dan lain seterusnya.

Sementara itu, setelah kamu mengetahui arti dari buku fiksi, pada bagian ini kita akan mempelajari tentang buku non fiksi. Buku nonfiksi pada dasarnya dapat dipahami sebagai sebuah buku yang ditulis berdasarkan data dan fakta atau kejadian yang benar-benar terjadi.

Oleh karena itu, seorang penulis buku nonfiksi memiliki tanggung jawab terkait isi dari hasil pemikiran dan informasi yang tersajinya. Beberapa contoh buku non fiksi yang biasa ada di sekitar kita, antara lain yaitu buku pelajaran, dokumenter, esai, opini, biografi, ensiklopedia, laporan ilmiah, dan lain sebagainya.

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam mengidentifikasi buku fiksi dan buku non fiksi. Sebagai contoh, apabila kamu menemukan suatu buku yang memuat cerita atau kisah sejarah yang berasal dari data-data dan didukung oleh sebuah riset, hal ini belum bisa dipastikan masuk dalam kategori buku fiksi atau nonfiksi.

Maka dari itu, pengetahuan tentang unsur akan sangat menentukan buku yang kamu baca termasuk ke dalam karangan fiksi atau non fiksi. Hal ini juga akan lebih memudahkan kamu dalam memahami informasi yang disajikan dalam sebuah buku.

B. Unsur-unsur Buku Fiksi

Setelah kamu mengetahui arti dari buku fiksi dan non fiksi, selanjutnya akan disajikan penjelasan tentang unsur-unsur atau penyusun dari buku fiksi itu sendiri. Unsur-unsur buku fiksi sendiri akan sangat memudahkan untuk mendapatkan informasi dari jenis karya tulis fiksi.

Nah, berikut ini adalah beberapa unsur buku fiksi yang perlu kamu ketahui, antara lain yaitu:

1. Sampul Buku

Unsur buku fiksi yang pertama adalah sampul atau cover buku. Pada bagian ini, tentu saja kamu akan melihat berbagai informasi terkait isi buku, mulai dari judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, dan beberapa informasi lainnya yang bisa jadi akan bermanfaat bagimu.

Secara umum, bahasa yang digunakan dalam sebuah sampul buku fiksi lebih santai dan tidak baku. Hal ini dapat kita lihat dari sampul buku fiksi berupa novel yang berjudul Laut Bercerita karya Laila S. Chudori yang diterbitkan oleh  Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2017.

Contohnya bisa kamu lihat pada judul buku berikut ini:

Laut Bercerita – Laila S. Chudori

2. Pokok Bab Buku

Unsur buku fiksi yang kedua adalah pokok bab buku. Pokok bab buku merupakan bagian dari buku yang akan membuat kamu mendapatkan informasi terkait kata pengantar. Di dalam bagian kata pengantar sendiri, penulis atau pengarang biasanya akan menyajikan gambaran terkait isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu.

Selain itu, dalam pokok bab buku sebuah karya tulis fiksi, kata pengantar dan ucapan terima kasih umumnya disusun secara singkat dengan menggunakan gaya bahasa yang khas.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Unsur buku fiksi yang ketiga adalah judul bab dan sub-bab. Pada bagian ini, kamu bisa melihat isi dari keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku hanya dengan melalui daftar isi. Daftar isi sendiri pada dasarnya disusun secara urut. Penyajian daftar isi juga ada yang mencantumkan halaman. Namun, ada juga yang tidak mencantumkan halamannya di daftar isi. Daftar isi akan menjadikan kamu lebih mudah dalam menemukan sebuah informasi dari buku fiksi.

4. Tema

Unsur buku fiksi yang keempat yaitu tema. Tema sendiri memiliki peranan yang sangat penting karena berhubungan secara langsung dengan jalan cerita karya tulis fiksi. Tema bisa diartikan sebagai sebuah gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Sebuah tema bisa dijabarkan sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.

5. Penokohan atau Perwatakan

Unsur buku fiksi yang kelima adalah penokohan atau perwatakan. Dalam sebuah buku fiksi, tokoh menjadi salah satu unsur buku yang sangat penting. Hal ini dikarenakan tokoh menjadi salah satu bentuk gambaran dari setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya.

Membicarakan terkait karakter, sebuah penokohan atau perwatakan menyimpan beberapa jenis karakter, mulai dari karakter protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama atau baik, antagonis yang menentang protagonis dan biasanya digambarkan dengan watak jahat, hingga tritagonis atau biasa disebut juga tokoh pembantu protagonis.

6. Bahasa yang Digunakan

Unsur buku yang keenam adalah bahasa yang digunakan. Sebuah buku fiksi biasanya menggunakan bahasa konotatif atau bisa dikatakan bahasa dengan makna yang tidak sebenarnya. Pada dasarnya, salah satu tujuan dari buku fiksi sendiri yaitu sebagai hiburan. Oleh karena itu, sebuah bahasa yang digunakan dalam buku fiksi harus memiliki sifat indah dan menghibur.

Bahasa yang digunakan dalam karya tulis fiksi biasanya banyak memakai majas, misalnya seperti majas personifikasi, majas metafora, majas hiperbola, dan berbagai jenis majas lainnya.

Nah, berikut ini adalah contoh kalimat dalam sebuah karya tulis fiksi, di antaranya yaitu:

a. Majas Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menjadi benda mati menjadi hidup seperti layaknya manusia

Contoh: Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi

b. Majas hiperbola, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan dari kenyataan yang terjadi.

Contoh: Hatiku rasanya hancur berkeping-keping

7. Penyajian Alur Cerita

Unsur buku fiksi yang ketujuh adalah penyajian alur cerita. Alur cerita yang terdapat dalam sebuah karya tulis fiksi bisa dipahami sebagai rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu cerita. Karya tulis fiksi yang dapat menghibur biasanya memiliki bentuk penyajian alur cerita yang menarik atau berbeda sendiri.

Penyajian alur sendiri ada beberapa macam, mulai dari alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur maju biasanya memuat jalan cerita yang peristiwanya diceritakan secara urut, dimulai dari awal dan berhenti hingga akhir. Sementara itu, alur mundur memiliki jalan cerita yang dimulai dari akhir dan berhenti di awal atau sekarang.

Jalan cerita pada alur mundur disusun oleh penulis dengan meletakkan terlebih dahulu konflik di awal. Kemudian, alur cerita akan disajikan mundur untuk melihat masa lalu atau kilas balik dari konflik tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan penyelesaian dari sebuah cerita.

Nah, hampir sama dengan alur maju dan alur mundur, alur campuran bisa dipahami sebagai jalan cerita yang menggabungkan cerita maju dan cerita mundur. Pada sebuah cerita dengan alur campuran, penulis biasanya mengawali sebuah cerita di tengah. Hal ini menjadikan penulis lebih mudah dalam membuat jalan cerita dalam bentuk kilas balik atau masa depan.

C. Unsur-unsur Buku Nonfiksi

Setelah mengetahui unsur-unsur dari buku fiksi, berikut ini akan dijelaskan tentang unsur penyusun dari buku non fiksi. Beberapa penjelasan unsur buku non fiksi, antara lain yaitu:

1. Sampul Buku

Pada sampul atau cover buku non fiksi memiliki bentuk yang hampir mirip dengan sampul yang dimiliki oleh buku fiksi. Dalam karya tulis non fiksi, kamu dapat menemukan berbagai informasi tentang buku, mulai dari judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya.

Terkait bahasa yang digunakan pada sampul buku nonfiksi memiliki perbedaan dengan sampul buku fiksi. Sampul pada buku non fiksi biasanya menggunakan bahasa yang formal dengan kata baku sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku.

Contoh judul buku nonfiksi, yaitu:

Filosofi Teras – Henry Manampiring

Atomic Habits – James Clear

2. Pokok Bab Buku

Dalam sebuah pokok bab buku dari karya tulis non fiksi, penulis biasanya akan memakai bahasa yang cenderung formal dan baku pada bagian kata pengantarnya. Selain itu, beberapa karya tulis non fiksi akan menyajikan penjelasan tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan dari karya tersebut.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Unsur judul bab dan sub-bab ini diketahui memiliki beberapa kesamaan yang hampir sama antara buku fiksi maupun buku non fiksi. Hal ini bisa kamu lihat pada bagian daftar isi yang tersusun secara urut dengan dilengkapi nomor halaman. Penyajian yang urut tersebut bertujuan untuk membuat pembaca lebih mudah pada saat hendak menemukan bagian yang ingin dituju.

4. Isi

Isi dalam sebuah karya tulis non fiksi biasanya dimulai dengan pendahuluan, utama atau isi, dan penutup. Sebuah isi biasanya akan dijelaskan secara rinci, jelas, bahasa yang baku, baik itu formal maupun santai. Selain itu, isi dari buku non fiksi harus disertai dengan data pendukung dari penelitian atau riset. Bagian isi tentu saja sangat berbeda antara buku fiksi dan nonfiksi.

5. Cara Menyajikan Isi

Bagian ini bisa dilihat dari daftar pustaka atau referensi. Kita tahu sendiri bahwa daftar pustaka merupakan bagian yang bisa digunakan untuk mengetahui dari mana saja penulis mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Hal ini tentu akan sangat memudahkan kamu dalam mencari sebuah informasinya yang lebih mendalam terkait referensi tersebut.

6. Bahasa yang Digunakan

Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahasa yang digunakan dalam buku non fiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Hal ini juga berlaku pada penggunaan kata serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami bahasa asing tersebut, penulis biasanya memasukkannya di glosarium.

Selain itu, buku non fiksi juga sering kali menggunakan bahasa populer. Bahasa dalam buku non fiksi juga cenderung menggunakan bahasa denotatif atau makna aslinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman bagi para pembaca. Perlu kamu tahu, tujuan buku non fiksi pada dasarnya adalah untuk menjadi pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai motivasi dan inspirasi.

7. Sistematika Penulisan

Salah satu unsur utama dari buku non fiksi adalah sistematika penulisan. Buku non fiksi ditulis secara teratur untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami maksud dari isi buku tersebut. Setiap detail informasi atau penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut, maka dari itu buku non fiksi bisa ditandai dengan penulisan yang sistematis.

Demikian, beberapa unsur buku fiksi dan nonfiksi. Pada dasarnya, hampir setiap unsur buku memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu karya tulis. Selamat Membaca!

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.