Pendidikan

Tujuan Sekolah – Jenis, Pengelolaan, dan Konsep Sekolah Efektif

Written by Gilang P

Tujuan Sekolah – Sekolah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sesuai pada jenjang pendidikannya.

Sekolah menjadi tempat terbaik untuk memperoleh pendidikan secara tepat. Keberadaan sekolah tidak hanya menjadi tempat pendidikan tetapi juga mengembangkan kemampuan dan interaksi sosial antar individu lain.

Lalu, apa saja tujuan dari dibentuknya sekolah? Apa saja yang harus dilakukan supaya dapat menjadi sekolah efektif bagi masyarakat?

Yuk simak penjelasan berikut!

Tujuan Sekolah

Sebenarnya, setiap sekolah baik itu jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah akhir, memiliki tujuannya masing-masing.

Namun, apabila dilihat dalam kacamata umum, sebuah sekolah memiliki tujuan sebagian berikut:

1. Membentuk peserta didik yang beriman kepada Tuhan

Landasan ideal pendidikan adalah Pancasila. Maka dari itu keberadaan sekolah memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik sebagai individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan penerapan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Mengajari peserta didik untuk memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

Sekolah juga bertujuan menghasilkan lulusan atau manusia yang mempunyai karakter berbudi luhur dan berakhlak mulia.

3. Membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Di sekolah, peserta didik akan diberikan berbagai ilmu pengetahuan seperti sejarah, sastra, matematika, seni, bahasa, hingga pendidikan jasmani. Tujuan ini merupakan hal utama yang membentuk fondasi pendidikan.

4. Membentuk peserta didik yang memiliki life skill untuk hidup di masyarakat

Di sekolah, peserta didik akan diberikan pengetahuan mengenai life skill yang dapat berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Mengingat bahwa peserta didik juga merupakan individu sosial yang tidak akan lepas dari bantuan individu lain.

5. Memberikan keahlian sesuai jurusan supaya dapat bersaing di dunia kerja

Pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah akan disesuaikan dengan keahlian dan jurusan peserta didiknya. Keahlian tersebut kelak dapat bermanfaat ketika peserta didik sudah menginjak usia dewasa dan memasuki dunia kerja.

6. Mengembangkan bakat peserta didik

Sekolah juga bertujuan untuk mengasah dan mengembangkan bakat peserta didiknya dengan memberikan ruang tertentu untuk melakukan bakatnya.

Tidak hanya mengembangkan bakat peserta didik juga dapat menemukan bakat barunya.

7. Membentuk sosialisasi

Pada dasarnya, peserta didik yang juga merupakan individu sosial selalu membutuhkan bantuan individu lain untuk bertahan hidup. Maka dari itu, sosialisasi dan interaksi sosial menjadi tujuan dari sekolah.

Bentuk sosialisasi peserta didik di sekolah adanya dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, hingga study tour.

8. Membentuk pribadi peserta didik yang mandiri dan kreatif

Di sekolah, pendidik akan selalu memberikan kewenangan berupa penugasan mandiri. Dari penugasan mandiri tersebut secara tidak sadar akan membentuk pribadi peserta didik yang tidak bergantung pada orang lain dan dapat menyelesaikan penugasannya sendiri dengan kreativitas masing-masing.

Beli Buku di Gramedia

Jenis-Jenis Sekolah

1. Sekolah Nasional

Sekolah nasional adalah institusi pendidikan yang diciptakan oleh pemerintah dalam rangka mencerdaskan bangsa negaranya. Dalam sekolah nasional terdapat sistem akreditasi atau penilaian kelayakan sekolah yang bersangkutan.

Sistem akreditasi dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan beberapa kriteria seperti kurikulum, fasilitas, pengelolaan (manajemen) sekolah, hingga kompetensi alumni.

Kurikulum yang diterapkan dalam sekolah nasional menggunakan standar kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud.

2. Sekolah Internasional

Dalam sekolah internasional, kurikulum yang dipakai adalah kurikulum internasional yang sebelumnya telah mendapatkan akreditasi. Misalnya International Baccalaureate Organization dan Cambridge International Examination.

Jenis sekolah ini akan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu, fasilitas dalam sekolah internasional akan lebih lengkap dan canggih.

Pendidik yang mengajar banyak yang merupakan lulusan dari luar negeri atau bahkan didatangkan dari luar negeri langsung, sehingga akan terjadi keberagaman budaya dalam proses pembelajarannya.

3. Sekolah Nasional Plus

Pada tahun 2000, terdapat sebuah lembaga bernama Association of National Plus Schools (ANPS) yang memperkenalkan adanya kurikulum sekolah nasional plus.

Dalam sekolah jenis ini, kurikulum dasarnya tetap mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Kemendikbud dengan beberapa perbedaan. Misalnya, terdapat tambahan mata pelajaran bahasa asing selain bahasa Inggris, yakni bahasa Mandarin.

Fasilitas dan sarana yang terdapat dalam sekolah nasional plus dinilai lebih unggul dibandingkan sekolah nasional. Maka dari itu, biaya sekolah jenis ini lebih mahal dari sekolah nasional pada umumnya.

4. Sekolah Alam

Sekolah alam ini dibentuk oleh Lendo Novo karena biaya pendidikan yang semakin tidak dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

Konsep sekolah jenis ini adalah menggunakan alam sebagai sarana belajar peserta didiknya. Pembelajarannya pun kadang dilakukan di ruang terbuka.

Sekolah alam ini lebih banyak mengajarkan praktik lapangan dibandingkan teori, misalnya bertani, bercocok tanam, hingga beternak.

5. Sekolah Rumah (Homeschooling)

Peserta didik di homeschooling ini belajar tetap di bawah arahan orang tua. Alasan mengapa orang tua menyekolahkan anaknya di homeschooling karena mereka masalah kurikulum dan kemampuan pendidik dalam mengajar.

Sistem pembelajaran homeschooling dilaksanakan di rumah dengan pendidik yang datang ke rumah dan memberikan pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku.

6. Madrasah

Sebenarnya, madrasah sama saja dengan jenjang sekolah pada umumnya yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun yang membedakan adalah penyebutan jenjangnya dan lembaga yang menaunginya.

Dalam madrasah jenjang sekolahnya terbagi atas Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsawaniyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

Madrasah dinaungi oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan lebih menekankan pembelajaran agama Islam.

Beli Buku di Gramedia

Pengelolaan Sekolah

Sekolah sebagai suatu institusi pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sehingga akan berkaitan dengan nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir di masyarakat.

Menurut Consortium on Renewing Education (dalam Murphy dan Louis, 1999), sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai lima bentuk modal yang harus dikelola demi tujuan pendidikan, yakni:

  1. Integrative Capital (Modal Integratif)

Modal integratif ini berkaitan dengan pengintegrasian (menggabungkan) empat modal lainnya supaya dapat bermanfaat bagi kelangsungan tujuan pendidikan.

2. Human Capital (Modal Manusia)

Modal manusia berkaitan dengan sumber daya manusia yang meliputi pengetahuan dan kemampuannya bagi kepentingan pendidikan.

3. Financial Capital (Modal Keuangan)

Modal keuangan berkaitan dengan anggaran dana yang dibutuhkan dalam menjalankan proses pendidikan demi mencapai tujuannya.

4. Social Capital (Modal Sosial)

Modal sosial berhubungan dengan ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan institusi pendidikan atau sekolah sebagai suatu komunitas.

5. Political Capital (Modal Politik)

Modal politik berhubungan dengan dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Bidang yang Harus Dikelola Sekolah

Ruang lingkup pengelolaan sekolah secara substansial meliputi beberapa bidang, yakni:

  1. Bidang kurikulum
  2. Bidang kesiswaan
  3. Bidang personalia (mencakup tenaga edukatif dan tenaga administrasi)
  4. Bidang sarana
  5. Bidang prasarana
  6. Bidang hubungan masyarakat

Beli Buku di Gramedia

Konsep Sekolah Efektif

Sebuah sekolah yang dikelola dengan baik dapat menjadi sekolah efektif. Efektivitas dari sebuah sekolah terdiri dari manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, staf, peserta didik, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan lain-lain.

Pengelolaan tersebut apabila dapat dilakukan dengan baik bukan hanya sekadar dapat mencapai tujuan sekolah, tetapi juga berkaitan erat dengan komponen sistem mutu sekolah.

Menurut Allan A. Glatthron, sekolah efektif adalah sekolah yang mempunyai beberapa karakteristik seperti organizational leadership (kepemimpinan organisasi), curriculum leadership (kepemimpinan kurikulum), supervisory leadership (pemimpin sebagai pengawas), dan management (manajemen).

Efektivitas dari sebuah sekolah berkaitan dengan kualitas sekolah yang bersangkutan, misalnya pada nilai hasil ujian akhir, prestasi belajar, prestasi karya seni, dan lain-lain.

Bahkan kualitas lulusan juga berpengaruh dalam efektivitas ini yakni dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Dengan demikian, sekolah efektif adalah sebuah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses ketercapaian output pendidikan (prestasi peserta didik), yang ditandai dengan kompetensi belajar.

Ciri-ciri sekolah efektif

Menurut David A. Squires (1983), ciri-ciri dari sebuah sekolah efektif yakni:

  1. Terdapat standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah
  2. Memiliki rutinitas kegiatan di kelas
  3. Mempunyai standar prestasi sekolah yang tinggi
  4. Peserta didik diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
  5. Peserta didik diharapkan mampu lulus dengan menguasai pengetahuan akademik
  6. Terdapat penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi
  7. Peserta didik mempunyai kepercayaan mengenai kerja keras lebih penting daripada keberuntungan dalam usahanya meraih prestasi
  8. Peserta didik mempunyai tanggung jawab besar
  9. Kepala sekolah memiliki program pengawasan dan supervisi demi keberhasilan prestasi akademik

Sementara menurut Jaap Scheerens (1992), sekolah efektif memiliki ciri-ciri efektif sebagai berikut:

  1. Adanya kepemimpinan yang kuat
  2. Penekanan dalam pencapaian kemampuan dasar
  3. Lingkungan sekolah yang nyaman
  4. Harapan yang tinggi pada prestasi peserta didiknya
  5. Penilaian rutin mengenai program peserta didik

Sekolah sebagai institusi pendidikan umumnya memiliki misi utama yakni mendidik peserta didik supaya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan pengetahuan peserta didik, dan mengajarkan hubungan timbal balik dengan masyarakat.

Seseorang yang berperan dan bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah adalah kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan tinggi. Hal tersebut supaya dapat menggerakkan sumber daya manusia dengan cara yang berkualitas. Mengingat kepemimpinan adalah aspek penting dalam sistem sekolah demi mencapai tujuannya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

Sutomo, dkk. (2016). Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press

Beli Buku di Gramedia

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.