Bahasa Indonesia Pendidikan

15+ Contoh Kalimat Efektif Lengkap Dengan Pembahasan Pengertian dan Ciri-cirinya

contoh kalimat efektif
Written by Gilang P

Contoh Kalimat efektif dapat dipahami sebagai suatu kalimat yang memiliki susunan sempurna, sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh orang lain, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Kalimat efektif biasanya dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau gagasan kepada orang lain. Oleh karena itu, apabila ada orang yang menyimak sesuatu, namun tidak paham, bisa jadi kalimat tersebut tidak ditulis secara efektif.

Salah satu cara mengetahui suatu kalimat efektif atau tidak efektif dapat dilihat berdasarkan pemahaman dari pembaca maupun pendengar. Apabila pembaca atau pendengar dapat menyampaikan gagasan, perasaan, pesan, atau pemberitahuan dari pemberi pesan, Maka kalimat tersebut dapat dikatakan sebagai kalimat efektif.

Pada artikel ini, Kita akan mempelajari tentang syarat dan contoh kalimat efektif. Namun, pada saat membahas mengenai contoh kalimat efektif, tidak lengkap apabila tidak membahas juga tentang syarat atau ciri-ciri dari kalimat efektif. Nah, berikut ini akan disajikan contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif beserta pembahasannya.

A. Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

1. Kalimat tidak efektif: Surabaya adalah merupakan salah satu kota besar di Indonesia

Kalimat efektif: Surabaya merupakan satu di antara kota besar di Indonesia.

2. Kalimat tidak efektif: Demi untuk anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian

Kalimat efektif: Demi anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian

3. Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam makanan yang dijual di restoran itu.

Kalimat efektif: Ada macam-macam makanan yang dijual di restoran itu.

4. Kalimat tidak efektif: Saran yang dikemukakan olehnya akan dipertimbangkan oleh kami

Kalimat efektif: Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan

5. Kalimat tidak efektif: Budi adalah anak paling terpintar di kelasnya

Kalimat efektif: Budi paling pintar di kelasnya

6. Kalimat tidak efektif: Suasana di pasar sangat ramai sekali

Kalimat efektif: Suasana di pasar sangat ramai

7. Kalimat tidak efektif: Hari ini para siswa-siswa sekolah SMA 1 diliburkan

Kalimat efektif: Hari ini para siswa SMA 1 diliburkan

8. Kalimat tidak efektif: Riana rajin belajar agar supaya menjadi pintar

Kalimat efektif: Riana rajin belajar agar menjadi pintar

9. Kalimat tidak efektif: Meski cantik, namun Vina tidak sombong

Kalimat efektif : Meski cantik, Vina tidak sombong

10. Kalimat tidak efektif: Setelah bekerja seharian, kemudian Putri beristirahat

Kalimat efektif: Setelah bekerja seharian, Putri beristirahat

11. Kalimat tidak efektif: Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama

Kalimat efektif: Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama

12. Kalimat tidak efektif: Taufik adalah merupakan salah satu atlet berprestasi

Kalimat efektif: Taufik adalah salah seorang atlet berprestasi

13. Kalimat tidak efektif: Walau masih pagi, tapi Pak Joko sudah beraktivitas

Kalimat efektif: Walau masih pagi, Pak Joko sudah beraktivitas

14. Kalimat tidak efektif: Minggu kemarin banyak para pegawai yang melakukan demonstrasi

Kalimat efektif: Minggu kemarin, banyak pegawai yang melakukan demonstrasi

15. Kalimat tidak efektif: Anggi pergi ke pasar dan Anggi membeli sayur

Kalimat efektif: Anggi pergi ke pasar dan membeli sayur

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Sebelum membahas tentang contoh kalimat efektif, ada baiknya Kita mengulas terlebih dahulu tentang ciri-ciri dari kalimat efektif. Ciri-ciri sendiri akan sangat berguna pada saat Kamu hendak mengidentifikasi, apakah suatu kalimat itu efektif atau tidak efektif.

Nah, berikut ini adalah ciri-ciri dari kalimat efektif, diantaranya yaitu:

1. Memiliki Struktur yang Sepadan

Ciri yang pertama dari kalimat efektif adalah suatu kalimat harus memiliki susunan atau struktur yang sepadan. Arti struktur yang sepadan sendiri dapat dipahami apabila dalam suatu kalimat memuat subjek dan predikat yang jelas, sehingga gagasan atau informasi yang dingin disampaikan oleh penulis atau pembicara dapat tersampaikan dengan tepat.

Beberapa syarat yang perlu dimiliki suatu kalimat agar bisa disebut sebagai kalimat efektif yaitu, sebagai berikut:

a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Adanya subjek dan predikat yang jelas merupakan syarat suatu kalimat efektif. Hal yang perlu dilakukan ketika membuat kalimat efektif yaitu, menghindari pemakaian kata depan sebelum penyusun subjek pada kalimat.

Misalnya seperti: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, terkait, dana lain sebagainya.

– Contoh kalimat tidak efektif: Bagi seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu.

– Contoh kalimat efektif: Seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu.

b. Tidak terdapat subjek ganda

Suatu kalimat efektif yakni tidak diperbolehkan untuk memiliki dua subjek. Dua subjek dalam suatu kalimat dapat menyebabkan adanya penyampaian informasi atau gagasan yang tidak fokus kepada pembaca atau pendengar.

Contoh :

Contoh kalimat tidak efektif: Penyusunan laporan akhir itu saya dibantu oleh para karyawan.

Contoh kalimat efektif: Dalam menyusun laporan akhir itu, saya dibantu oleh para karyawan.

Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu ‘penyusunan laporan itu’ dan ‘saya’.

c. Tidak menggunakan kata penghubung

Kata hubung dapat mengakibatkan suatu kalimat menjadi tidak mudah untuk dipahami oleh pembaca atau pendengar. Oleh karena itu, penggunaan kata hubung sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan saja.

– Contoh kalimat tidak efektif: Kami ketinggalan bus. sehingga kami datang agak terlambat.

– Contoh kalimat efektif: Kami ketinggalan bus. Oleh karena itu, kami datang agak terlambat.

d. Tidak menggunakan kata ‘yang’ untuk mendahului predikat

Penggunaan kata ‘yang’ dalam suatu kalimat dapat menjadikan struktur kalimat dapat kehilangan fungsi dari predikatnya.

– Contoh kalimat tidak efektif: Sekolah kami yang terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Timur.

– Contoh kalimat efektif: Sekolah kami terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Timur.

Kalimat yang memenuhi syarat kesepadanan struktur dapat membuat sebuah gagasan atau informasi dapat tersampaikan dengan lebih mudah. Tentunya hal ini juga akan semakin memudahkan pembaca atau pendengar untuk memahaminya. Kesepadanan struktur pada akhirnya mencegah pembicara dengan pendengar atau pembaca dengan penulis untuk tidak efektif paham.

2. Memiliki Bentuk yang Paralel

Ciri yang kedua dari kalimat efektif adalah kalimat harus memiliki bentuk yang paralel. Paralel sendiri dapat diartikan sebagai sejajar. Hal ini berarti, apabila suatu kalimat memiliki bentuk pertama yakni kata benda.

Maka kalimat selanjutnya juga harus memiliki bentuk kata benda. Cara ini pun bisa berlaku untuk kalimat yang bentuk pertamanya menggunakan kata kerja. Alhasil, kalimat selanjutnya harus memiliki bentuk yang memakai kata kerja juga.

Contoh kalimat tidak efektif: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat di atas tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. Pasalnya, kalimat tersebut tidak memiliki bentuk yang paralel. Dalam membuat kalimat efektif yang memenuhi syarat keparalelan bentuk, sebuah kata yang memiliki fungsi sebagai predikat tidak memiliki bentuk yang sama.

Oleh karena itu, supaya kalimat bisa menjadi efektif, maka predikat dapat dilakukan pengubahan sehingga menjadi kata benda yang semua.

Contoh kalimat efektif: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3. Memiliki Kata yang Hemat

Ciri kalimat efektif yang ketiga adalah memiliki kata yang hemat. Kalimat yang memiliki kata hemat yaitu kalimat yang disusun tanpa memakai banyak kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.

Beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk menyusun kalimat yang hemat kata yaitu, sebagai berikut:

a. Menghilangkan pengulangan subjek

Kalimat yang hemat kata berarti penyebutan subjek hanya perlu digunakan sebanyak satu kali saja dalam satu kalimat. Oleh karena itu, apabila kalimat yang Kamu buat memiliki dua subjek, maka penyebutannya cukup satu kali saja dan tidak perlu diulang.

– Contoh kalimat tidak efektif: Karena dia tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina.

– Contoh kalimat efektif: Karena tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina.

Hal yang perlu diperhatikan dari kedua contoh kalimat di atas adalah tidak adanya pengulangan kata ‘dia’.

b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat

Kalimat yang hemat kata berarti dalam satu kalimat cukup menggunakan satu kata dengan satu makna saja. Apabila dalam satu kalimat terdapat dua kata yang pada dasarnya memiliki makna yang sama atau biasa disebut juga sebagai sinonimnya. Maka, Kamu hanya perlu menggunakan tidak efektif satu kata tersebut.

– Contoh kalimat tidak efektif: Sejak dari pagi dia baru menulis namanya.

– Contoh kalimat efektif: Sejak pagi dia baru menulis namanya.

Penggunaan kata ‘sejak’ dan ‘dari’ merupakan kata yang memiliki makna yang sama atau sinonim, sehingga dalam sebuah kalimat efektif hanya perlu menggunakan tidak efektif satunya.

c. Memperhatikan kata jamak

Kalimat yang hemat kata yaitu tidak adanya penambahan kata yang sudah memiliki makna jamak. Oleh karena itu, pada saat Kamu menemukan kata jamak dalam suatu kalimat, maka tidak perlu dilakukan penambahan kata lain yang memiliki makna jamak.

Contoh :

– Contoh kalimat tidak efektif: Hadirin sekalian dimohon naik ke panggung.

– Contoh kalimat efektif: Hadirin dimohon naik ke panggung.

Penggunaan kata ‘hadirin’ dalam suatu kalimat pada dasarnya sudah memiliki makna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan kata ‘sekalian’ setelah kata hadirin.

d. Menghindari Pemakaian Superordinat pada hiponimi kata

Kalimat yang hemat kata yakni kalimat yang memiliki hiponimi kata satu saja.

– Contoh kalimat tidak efektif: Peserta ujian nasional wajib memakai celana warna hitam.

– Contoh kalimat efektif: Peserta ujian nasional wajib memakai celana hitam.

Dalam prinsip kehematan kata, penggunaan kata yang berlebihan dalam menyusun kalimat dapat menjadikan suatu kalimat terkesan bertele-tele atau terlalu panjang. Penyampaian suatu informasi yang diinginkan akan menjadi sulit untuk dipahami oleh pendengar atau pembaca. Maka dari itu, dalam menyusun kalimat cukup menggunakan beberapa kata yang hanya diperlukan, sehingga dapat disebut sebagai kalimat yang efektif.

4. Kecermatan Penalaran

Syarat kalimat efektif yang keempat adalah kecermatan penalaran. Kecermatan penalaran memiliki fungsi yang penting karena dapat mencegah adanya makna ganda ketika membaca kalimat.

Oleh karena itu, supaya suatu kalimat dapat memiliki kecermatan penalaran, Kamu perlu memperhatikan pemilihan kata dalam menyusun kalimat.

Contoh kalimat tidak efektif: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat di atas bisa menimbulkan tafsir ganda atau pemaknaan ganda oleh pembaca. Hal itu dikarenakan ada kata yang belum jelas terkait mahasiswa yang terkenal atau perguruan tingginya yang terkenal.

Ada dua bentuk yang bisa Kamu lakukan ketika ingin mengubah kalimat tersebut agar menjadi lebih jelas dan efektif.

Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah.

Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa mahasiswa itu yang terkenal. Penggunaan kata ‘perguruan tinggi’ bisa dihilangkan saja dan tidak perlu disebutkan. Hal itu dikarenakan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mahasiswa sudah pasti berkuliah di perguruan tinggi.

Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah.

Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa perguruan tingginya yang terkenal. Cara penyusunnya pun hampir sama seperti yang dijelaskan di atas.

6. Kelogisan Bahasa

Syarat kalimat efektif yang kelima adalah harus memiliki kelogisan bahasa. Kelogisan bahasa dalam suatu kalimat bisa dipahami sebagai ide yang terdapat dalam suatu kalimat dapat diterima dan dipahami oleh akal. Selain itu, kelogisan bahasa juga dapat dilihat dari cara penulisannya yang sesuai atau tidak dengan ejaan yang berlaku.

Contoh kalimat yang tidak efektif:

a. Waktu dan tempat kami persilakan.

b. Jenazah wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di sekitar pasar.

Kedua kalimat di atas tidak logis. Coba kamu perhatikan, deh. Pada contoh pertama, masa yang dipersilakan waktu dan tempat, sih? Emangnya waktu dan tempat mau dipersilakan ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di pasar? Kan serem?

Contoh kalimat yang efektif:

a. Kepada Bapak Lurah, kami persilakan.

b. Sebelum meninggal, wanita yang ditemukan jenazahnya itu sering mondar-mandir di sekitar pasar.

Pada contoh pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek (berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu Bapak Lurah. Sedangkan pada contoh kedua, ubah subjeknya menjadi ‘wanita’, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu, tambahkan kata ‘sebelum meninggal’ untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di pasar.

7. Menggunakan Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku

Cara menyusun kalimat efektif dengan bahasa Indonesia bisa dilakukan berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh kalimat tidak efektif : Ayahku memperjuangkan karirnya dengan baik.

Apabila berdasarkan pada PUEBI, maka kalimat tersebut termasuk kalimat tidak efektif. Hal itu dikarenakan penggunaan kata ‘karir’ tidak sesuai dengan ejaan yang benar. Ejaan yang benar adalah ‘karier.’

Contoh kalimat efektif: Ayahku memperjuangkan kariernya dengan baik.

Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Contoh Kalimat Efektif

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.