Ekonomi

Pengertian Elastisitas Sempurna: Sejarah dan Faktor yang Memengaruhi!

Elastisitas Sempurna
Written by Rosyda

Elastisitas Sempurna – Mata pelajaran ekonomi dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang paling penting untuk dipelajari bagi siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pernyataan tersebut tentunya bukan tanpa alasan.

Dengan mempelajari ekonomi, siswa dapat memahami roda perputaran uang yang terjadi dalam keseharian mereka. Siswa akan dibuka matanya dan mendapat kesempatan untuk memahami sebuah sistem yang sudah dibentuk sejak lama, sampai akhirnya mereka paham dan mengerti di mana posisi mereka berada.

Terdapat banyak sekali topik penting yang bisa ditemukan dalam mata pelajaran ekonomi. Siswa akan diajarkan mengenai motif ekonomi, sejarah ekonomi, uang, sampai pada akhirnya mereka akan mendapatkan pengetahuan mengenai ekonomi mikro dan ekonomi makro.

Pada artikel kali ini, Grameds akan mempelajari topik elastisitas, khususnya elastisitas sempurna dalam ruang lingkup ekonomi. Topik ini cukup penting untuk dipelajari, karena nantinya akan bersinggungan langsung dengan salah satu teori yang paling banyak dipakai dan disebutkan dalam pembahasan mengenai ekonomi.

Pengertian Elastisitas

Dalam ruang lingkup ekonomi, elastisitas merupakan salah satu variabel untuk mengukur persentase perubahan satu variabel ekonomi dalam menanggapi persentase perubahan yang lain. Dapat dikatakan kalau elastisitas merupakan konsep yang cukup penting dalam mempelajari teori ekonomi.

Keberadaan elastisitas memungkinkan seseorang dalam memahami dan mempelajari berbagai konsep ekonomi lainnya mulai dari timbulnya pajak tidak langsung, konsep marginal yang berkaitan dengan teori perusahaan, distribusi kekayaan, dan berbagai jenis barang yang berkaitan dengan teori pilihan konsumen.

Tidak sampai di sana, pemahaman mengenai teori elastisitas juga penting ketika membahas distribusi kesejahteraan masyarakat di suatu negara, khususnya dalam ruang lingkup surplus konsumen, surplus produsen, dan juga surplus pemerintah.

Teori elastisitas bisa ditemukan dalam berbagai teori ekonomi, di mana konsep elastisitas ini muncul dalam beberapa indikator utama. Beberapa contoh teori elastisitas adalah elastisitas harga permintaan, elastisitas harga penawaran, elastisitas pendapatan dari permintaan, elastisitas substitusi antara faktor-faktor produksi, elastisitas permintaan silang, dan elastisitas substitusi antar waktu.

Meskipun demikian, elastisitas yang paling umum ditemukan dalam pasaran dan dalam mata pelajaran ekonomi adalah elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran. Deskripsi mengenai elastisitas sendiri bisa dilakukan memakai rumus sebagai berikut:

elastis sempurna

idschool.net

Jadi, Grameds bisa menyimpulkan kalau elastisitas adalah ukuran kepekaan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Variabel yang sangat elastis akan merespon secara lebih dramatis terhadap perubahan variabel yang sudah menjadi ketergantungannya.

Elastisitas sendiri merupakan materi yang bisa kalian temukan di kelas X bangku SMA. Bagi Grameds yang membutuhkan materi mengenai elastisitas ini atau ingin mempelajari ulang materi elastisitas, bisa mencoba membaca buku “SMA/MA Kelas 10 Ekonomi Kelompok Peminatan IPS Kurikulum 2013”.

Elastisitas Sempurna

https://www.gramedia.com/products/awas-internet-jahat-mengintai-anak-anda?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasiElastisitas Sempurna dalam Ruang Lingkup Ekonomi

Perlu Grameds ketahui kalau terdapat beberapa respons yang bisa ditemukan jika membahas terkait dengan elastisitas. Respons-respons ini bisa berupa inelastisitas sempurna, inelastis, elastisitas uniter, elastis, dan elastisitas sempurna. Artikel ini hanya akan fokus membahas elastisitas sempurna saja.

Elastis sempurna berarti respons terhadap harga lengkap dan tak terbatas: perubahan harga mengakibatkan kuantitas jatuh ke nol. Maksudnya, barang yang ditawarkan akan selalu mempunyai banyak permintaan selama harga barang tersebut tidak mengalami perubahan

Contoh barang-barang yang masuk ke dalam kategori elastisitas sempurna adalah barang-barang sembako, seperti minyak, beras, gula dan sebagainya. Ketika harga barang stabil, maka permintaan tidak akan pernah habis dan penawarannya juga tidak akan pernah berhenti.

Berbeda jika harga sembako naik sedikit saja. Hal ini akan mempengaruhi permintaan dari masyarakat, sehingga penawaran dari benda ini bisa berubah bahkan menjadi 0. Contoh benda lain yang memiliki elastisitas sempurna bisa Grameds temukan pada bahan bakar minyak (BBM).

Ketika BBM sedang mengalami lonjakan harga, permintaan dari masyarakat akan turun dan penawaran bisa jadi berubah menjadi 0. Tetapi, jika harganya stabil, maka kurva penawaran dan permintaan akan menjadi tidak terbatas, karena jenis-jenis barang ini merupakan barang yang dibutuhkan.

Jika dideskripsikan lebih mendetail lagi, maka koefisien dari elastisitas sempurna akan sama dengan tidak terhingga atau ∞. Kalian bisa memperhatikan tabel di bawah ini sebagai bentuk representasi dari elastisitas sempurna. Berikut tabel representasi elastisitas sempurna.

Elastisitas Sempurna

kompas.com

Tabel di atas merupakan representasi dari elastisitas sempurna dalam ruang lingkup ekonomi, lebih spesifiknya dalam elastisitas permintaan. Meskipun demikian, Grameds juga bisa mendapatkan hasil yang sama jika kalian melihat kurva elastisitas penawaran.

Sejarah Definisi Elastisitas

Pembentukan definisi elastisitas dalam ruang lingkup ekonomi diketahui kali pertama digunakan pada akhir abad ke-19 oleh sosok bernama Alfred Marshall. Dirinya menyebutkan definisi elastisitas dalam bukunya berjudul “Principles of Economics” yang terbit pada tahun 1890.

Sedikit penjelasan mengenai Alfred Marshall, dirinya merupakan pakar ekonomi yang berasal dari Inggris. Alfred Marshall dijuluki sebagai “Bapak Ekonomi Neoklasik” karena pengaruhnya yang amat besar di bidang tersebut. Buku Principles of Economics yang Alfred Marshall terbitkan dianggap menjadi kiblat selain untuk ekonomi neoklasik, juga ranah ekonomi modern.

Untuk itu, jika berbicara mengenai istilah elastisitas, maka Grameds juga akan sedikit menyinggung pembahasan mengenai ekonomi neoklasik yang diusung oleh Alfred Marshall. Ekonomi neoklasik sendiri mengandung banyak hal yang melibatkan hukum permintaan, hukum penawaran dan elastisitas.

Pada dasarnya, ekonomi neoklasik merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan ekonomi, di mana produksi, konsumsi dan penilaian (harga) barang dan jasa diamati serta didorong oleh model hukum penawaran dan model hukum permintaan.

Jadi, berdasarkan garis pemikiran ini, nilai barang atau jasa ditentukan melalui pemaksimalan utilitas hipotesis oleh individu. dengan pendapatan terbatas dan juga keuntungan oleh perusahaan yang menghadapi biaya produksi serta menggunakan baik itu informasi maupun faktor produksi yang tersedia.

Pendekatan ini sering dibenarkan dengan mengacu pada teori pilihan rasional, yaitu sebuah teori yang telah mendapat banyak pertanyaan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi alasan mengapa mungkin ada sebagian dari Grameds yang kerap mendengar istilah “penawaran dan permintaan” ketika membicarakan ekonomi.

Ekonomi neoklasik diketahui mendominasi ekonomi mikro dan bersama dengan Ekonomi Keynesian, atau biasa disebut juga sebagai Keynesianisme, membentuk sintesis neoklasik yang mendominasi ekonomi arus utama sebagai “ekonomi neo-Keynesian” dari tahun 1950-an hingga 1970-an.

Oleh karena itu, ekonomi neoklasik dianggap bersaing dengan ekonomi Keynesian sebagai bentuk penjelasan baru dalam mendeskripsikan fenomena ekonomi makro dari tahun 1970-an hingga 1990-an, yang terjadi ketika diidentifikasi sebagai bagian dari sintesis neoklasik baru bersama dengan Keynesianisme baru.

Grameds yang mempelajari ekonomi pasti sudah mengetahui betul betapa banyaknya teori ekonomi yang bisa ditemukan dari berbagai pakar. Tetapi, jika kalian tidak berkutat di bidang ekonomi namun ingin mencoba belajar sedikit mengenai ruang lingkup ini, buku “Teori Segitiga Ekonomi” bisa menjadi bahan bacaan untuk kalian.

https://www.gramedia.com/products/awas-internet-jahat-mengintai-anak-anda?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas

Elastisitas Sempurna

iStock

Ada beberapa faktor di balik terjadinya elastisitas dalam ruang lingkup ekonomi. Namun, dikarenakan setiap elastisitas mempunyai faktor serta indikatornya tersendiri, artikel ini bisa menjadi terlalu padat dan bisa membuat beberapa dari Grameds kebingungan.

Untuk itu, kita akan membahas beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas, khususnya dalam elastisitas penawaran dan elastisitas permintaan, yang menjadi contoh paling umum dalam pembahasan terkait topik elastisitas. Simak pembahasan di bawah ini.

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan merupakan tolok ukur terkait seberapa sensitif kuantitas yang diminta terhadap harganya. Contoh sederhananya, ketika harga naik maka kuantitas yang diminta turun untuk hampir semua barang, dan ketika harga turun maka kuantitas permintaan akan meningkat pula.

Dalam kasus ini, setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan, mulai dari ketersediaan barang pengganti, luasnya keberadaan produk, persentase pendapatan masyarakat, kebutuhan masyarakat, durasi perubahan harga, loyalitas terhadap suatu merek, siapa yang membeli barang dan terakhir, produk yang bisa membuat kecanduan.

1. Ketersediaan Barang Pengganti

Semakin banyak dan dekat barang pengganti yang tersedia, semakin tinggi kemungkinan elastisitasnya. Ini dikarenakan orang-orang dapat dengan mudah beralih dari satu barang ke barang lain jika terjadi perubahan harga yang kecil. Jika tidak ada barang pengganti, maka kemungkinan permintaannya menjadi tidak elastis.

2. Luasnya Keberadaan Produk

Semakin luas keberadaan suatu produk, semakin rendah elastisitasnya. Sebagai contoh, perusahaan makanan barat akan cenderung memiliki elastisitas permintaan yang relatif tinggi jika ada pengganti tersedia. Sementara perusahaan makanan khas Indonesia bisa jadi akan memiliki elastisitas permintaan yang sangat rendah karena tidak ada pengganti.

3. Persentase Pendapatan Masyarakat

Semakin tinggi persentase pendapatan konsumen yang diwakili oleh harga produk, semakin tinggi elastisitasnya, karena orang akan lebih memperhatikan saat membeli barang karena biayanya. Umumnya, produk yang lebih mahal akan cenderung inelastis karena tidak bisa mewakili masyarakat luas.

4. Kebutuhan Masyarakat

Semakin diperlukan suatu barang, semakin rendah elastisitasnya, karena orang akan berusaha membelinya berapapun harganya. Beberapa barang yang bisa mempengaruhi kehidupan seseorang seperti tabung oksigen atau hormon insulin masuk ke dalam kategori tersebut.

5. Durasi Perubahan Harga

Untuk sebagian besar barang serta produk, seperti BBM atau sembako, semakin lama perubahan harga berlangsung, semakin tinggi kemungkinan elastisitasnya, karena semakin banyak konsumen menemukan bahwa mereka memiliki waktu dan kecenderungan untuk mencari pengganti.

6. Loyalitas Terhadap Suatu Merek

Keterikatan pada merek tertentu, baik itu karena adanya tradisi atau karena adanya hambatan dalam kepemilikan, diketahui dapat menurunkan kepekaan seseorang terhadap perubahan harga, sehingga menghasilkan permintaan yang condong ke arah inelastis.

7. Siapa yang Membeli Barang

Jika ada pembeli yang tidak secara langsung membayar barang yang mereka konsumsi, seperti dengan memakai rekening pengeluaran perusahaan, atau kartu kredit permintaan cenderung menjadi lebih tidak elastis. Barang-barang jenis ini umumnya berupa barang kategori tersier.

8. Produk yang Bisa Membuat Kecanduan

Barang yang lebih bersifat adiktif cenderung memiliki yang inelastis. Contohnya termasuk rokok, heroin dan alkohol. Ini disebabkan karena konsumen memperlakukan barang-barang tersebut layaknya kebutuhan dan karenanya terpaksa membelinya, terlepas dari adanya perubahan harga yang signifikan.

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Harga Penawaran

Elastisitas harga penawaran adalah bentuk ukuran atau indikator yang digunakan dalam ilmu ekonomi untuk menunjukkan daya tanggap, atau disebut juga sebagai elastisitas, dan juga kuantitas yang ditawarkan suatu barang atau jasa terhadap perubahan harganya.

Terdapat setidaknya 6 faktor yang mempengaruhi elastisitas harga penawaran, mulai dari ketersediaan bahan baku, panjang dan kompleksitas waktu produksi, faktor mobilitas, waktu untuk merespon permintaan, keberadaan inventaris serta cadangan atau kelebihan kapasitas dalam produksi. Berikut pemaparannya.

1. Ketersediaan Bahan Baku

Sebagai contoh, adanya ketersediaan dapat membatasi jumlah emas yang dapat diproduksi di suatu negara terlepas dari harganya. Demikian pula, harga lukisan yang langka tentunya tidak mungkin mempengaruhi pasokan lukisan tersebut.

2. Panjang dan Kompleksitas Waktu Produksi

Cukup banyak benda yang tergantung pada kompleksitas proses produksi. Contohnya adalah produksi tekstil yang relatif sederhana, sehingga tenaga kerja sebagian besar tidak terampil dan fasilitas produksi tidak lebih dari bangunan serta tidak diperlukan struktur khusus, membuat industri tekstil terbilang cukup elastis.

3. Faktor Mobilitas

Jika faktor-faktor produksi mudah tersedia dan jika seorang produsen yang memproduksi satu barang dapat mengalihkan sumber dayanya dan memanfaatkannya untuk menciptakan suatu produk yang diminta, maka dapat dikatakan bahwa penawaran relatif elastis. Kebalikannya berlaku untuk ini, untuk membuatnya relatif tidak elastis.

4. Waktu Untuk Merespon Permintaan

Sederhananya, semakin banyak waktu yang dimiliki produsen untuk menanggapi perubahan harga, semakin elastis penawarannya. Sebaliknya, jika waktu yang tersedia bagi produsen untuk merespon perubahan harga sedikit, maka produk tersebut menjadi inelastis.

5. Keberadaan Inventaris

Seorang produsen yang memiliki kapasitas yang tidak terpakai dapat dengan cepat menanggapi perubahan harga di pasarnya dengan asumsi bahwa faktor-faktor variabel sudah tersedia. Tentunya hal ini berbeda dengan produsen yang tidak mempunyai kapabilitas tersebut.

6. Cadangan Atau Kelebihan Kapasitas dalam Produksi

Adanya kapasitas cadangan dalam suatu perusahaan, akan menunjukkan respon yang lebih proporsional dalam kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga. Hal ini menunjukkan bahwa produsen akan dapat memanfaatkan pasar faktor cadangan yang dimilikinya dan karenanya merespons perubahan permintaan untuk menyesuaikan dengan penawaran.

Hukum permintaan dan hukum penawaran ini sebenarnya sudah masuk ke dalam ruang lingkup ekonomi makro. Buku “Pengantar Ekonomi Makro” ini bisa menjadi sumber bacaan andaikan Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari topik terkait ekonomi makro dan sekitarnya.

Elastisitas Sempurna

https://www.gramedia.com/products/awas-internet-jahat-mengintai-anak-anda?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Pembahasan di atas menjadi penutup dari artikel ini. Tadi Grameds sudah mempelajari berbagai macam hal mengenai elastisitas, mulai dari pengertian elastisitas, elastisitas sempurna dan juga faktor apa saja yang mempengaruhi elastisitas. Kalian bahkan mendapatkan pembahasan mengenai ekonomi neoklasik dan sejarahnya.

Semoga saja artikel ini bisa bermanfaat bagi Grameds yang memang membutuhkan informasi seputar elastisitas dalam ruang lingkup ekonomi. Atau paling tidak, semoga saja Grameds berhasil mendapatkan informasi baru yang bisa berguna di waktu mendatang.

Ilmu ekonomi sendiri amat luas dan masih banyak lagi sejumlah pembahasan yang bisa Grameds pelajari secara individu agar pengetahuan kalian mengenai topik ini bisa bertambah. Karena, ekonomi merupakan ilmu yang tidak lekang oleh waktu dan selalu ada hal-hal baru yang bisa kalian pelajari seiring dengan berkembangnya zaman.

Jika ada di antara Grameds yang tertarik membeli buku ekonomi atau sekadar mencari artikel tentang ekonomi, kalian bisa mengunjungi situs gramedia.com dan mendapatkan berbagai macam buku serta artikel persembahan dari kami, Gramedia, #SahabatTanpaBatas, yang bisa memberi kalian ilmu, informasi, dan juga wawasan bermanfaat #LebihDenganMembaca.

Penulis: M. Adrianto S.

BACA JUGA:

  1. Hukum Permintaan: Pengertian, Fungsi, Rumus, Kurva Permintaan
  2. Pengertian Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Serta Faktor Pendukungnya 
  3. Pengertian Ilmu Ekonomi: Tujuan, Bidang, dan Prinsip-Prinsipnya
  4. Pengantar Ekonomi Mikro: Pengertian, Teori, Tujuan, dan Ruang Lingkup
  5. Pengertian Barang Substitusi: Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah