Business

Kelebihan dan Kelemahan Akuisisi: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenisnya

Written by Hendrik

Apakah kamu pernah mendengar istilah akuisisi? Jika iya, apakah kamu bisa menjelaskan pengertian akuisisi dan jenis serta klasifikasinya? Nah, untuk memahaminya lebih lanjut, di dalam artikel ini kita akan membahas tentang pengertian akuisisi, jenis, dan juga klasifikasinya.

Perlu dipahami bahwa pengambilan kepemilikan suatu perusahaan dalam dunia bisnis dapat terjadi kapan saja. Alasan yang kerap diungkapkan saat perusahaan bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan sebuah akuisisi yaitu karena dengan adanya hal tersebut, perusahaan bisa mencapai pertumbuhan lebih cepat dibandingkan harus membangun unit usaha sendiri.

Merger ataupun akuisisi merupakan dua keputusan yang krusial yang biasa terjadi di dunia bisnis. Dalam konteks perusahaan, merger merupakan proses penyatuan dua perusahaan tanpa perlu menghilangkan kontrol dari salah satu pemiliknya. Sementara akuisisi adalah penyatuan dua perusahaan dengan memindahkan kepemilikan satu pihak ke pihak yang lainnya.

Banyak orang yang berpikir bahwa proses akuisisi perusahaan merupakan sebuah aib untuk pemilik usaha lama. Tapi sebenarnya, itu artinya dapat berdampak lebih positif untuk banyak pihak. Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, yuk simak penjelasan mengenai pengertian akuisisi, jenis, dan juga contohnya di bawah ini.

Pengertian Akuisisi

Sebelum membahasnya secara lebih detail, kita akan mulai dari pengertiannya. Dimana pengertian akuisisi ini adalah suatu aktivitas membeli sebagian besar atau bahkan keseluruhan saham dan juga set dari suatu perusahaan. Dengan demikian, pembeli atau yang biasanya disebut dengan acquirer yang nantinya akan memegang kendali atas perusahaan tersebut.

Langkah yang satu ini kerap diambil oleh perusahaan startup atau perusahaan berskala kecil, supaya bisa tetap bertahan bahkan berkembang. Upaya pengembangan bisnis perusahaan juga bisa dilakukan dengan mudah melalui integrasi antara tim dengan menggunakan aplikasi tertentu. Akan tetapi, bukan berarti perusahaan yang sudah berskala besar tidak ada yang melakukan langkah akuisisi ini.

Intinya, akuisisi merupakan aktivitas peralihan kendali dan kekuasaan atas suatu perusahaan kepada pihak yang mengambil alih sebagian besar atau keseluruhan aset dan sahamnya.

Pengertian Akuisisi Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian akuisisi menurut para ahli, antara lain:

1. PSAK No. 2 Paragraf 08 Tahun 1999

Menurut PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, akuisisi merupakan suatu penggabungan usaha, dimana salah satu perusahaan yakni pengakuisisi mendapatkan kendali atas aktiva neto dan juga operasi perusahaan yang diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengeluarkan saham, dan mengakui suatu kewajiban.

2. Michael A. Hitt

Menurut Michael, yang dimaksud dengan akuisisi adalah mendapatkan atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar atau keseluruhan dari saham perusahaan sasaran.

3. P.S Sudarsanan

Menurut Sudarsanan, akuisisi adalah sebuah perjanjian, dimana sebuah perusahaan membeli saham atau aset perusahaan lain dan para pemegang saham dari perusahaan tersebut menjadi sasaran akuisisi, akan berhenti menjadi pemilik perusahaan.

4. Marcell Go

Menurut Marcell Go, akuisisi kerap disebut sebagai investasi peranan model yang mana merupakan penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material yakni lebih dari 50 persen.

5. Summer N. Levine

Menurut Summer, transaksi yang terjadi antara dua perusahaan. Dimana pihak pembeli akan menguasai sebagian besar atau bahkan keseluruhan aset dari pihak penjual.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau semua saham perusahaan. Dimana perusahaan yang diambil alih tetap mempunyai hukum sendiri dengan maksud untuk pertumbuhan dan perkembangan usaha.

Tujuan Akuisisi

Setelah memahami pengertian akuisisi, kini kita berlanjut ke tujuan akuisisi. Suatu langkah ataupun upaya pastinya tidak akan diambil tanpa adanya tujuan yang jelas. Berikut ini adalah tujuan dari adanya akuisisi dalam sebuah usaha atau bisnis, antara lain:

1. Strategi Membuat Usaha Berkembang

Tak jarang sebuah usaha yang sebenarnya mempunyai peluang yang bagus namun sulit untuk berkembang. Salah satunya yaitu karena adanya keterbatasan sumber daya. Pada kondisi tertentu, langkah akuisisi ini seringkali diambil sebagai solusi untuk mengembangkan usaha. Biasanya, perusahaan yang diakuisisi masih merupakan pemula atau usaha yang berskala kecil namun mempunyai prospek yang baik kedepannya.

2. Perluasan Usaha

Selain mengembangkan usaha, para pemilik bisnis juga akan tertarik untuk memperluas usaha mereka apabila ada peluang. Akuisisi disini merupakan salah satu cara yang mudah dan cepat untuk melakukan ekspansi usaha ke kancah internasional. Kamu hanya perlu membeli saham dari perusahaan yang ada di negara yang ingin dijadikan sebagai target perluasan pasar. Dengan membeli saham mereka, maka kamu tidak perlu repot lagi untuk melakukan recruitment, branding, dan juga mempersiapkan kepemilikan aset lain untuk operasional usaha.

3. Menekan Persaingan Bisnis dan Kelebihan Stok

Tujuan berikutnya adalah untuk menekan persaingan bisnis dan mencegah adanya penumpukan stok dari hasil produksi. Dengan minimnya persaingan, maka perusahaan bisa lebih fokus dalam melakukan proses produksi. Sedangkan untuk penumpukan stok dari hasil produksi juga dapat dihindarkan. Sebab, sudah perusahaan lain yang telah diakuisisi atau mengakuisisi untuk membantu distribusi.

4. Meningkatkan Efisiensi

Pada kenyataannya, akuisisi perusahaan tidak selalu tentang persaingan. Strategi akuisisi ini bisa saja disepakati oleh kedua belah pihak demi meningkatkan efisiensi proses bisnis dari masing-masing perusahaan. Contoh dari akuisisi dengan tujuan untuk efisiensi adalah sebuah perusahaan induk memilih untuk mengakuisisi cabangnya karena SDM di pusat sudah mencukupi untuk mengurus cabang tersebut.

5. Mempercepat Penyerapan Teknologi

Tujuan yang terakhir dari adanya akuisisi adalah untuk mempercepat penyerapan teknologi antar perusahaan. Agar proses adaptasi teknologi lebih mudah untuk dilakukan, umumnya pemilik usaha akan berupaya memotong birokrasi dengan cara menyatukan kepemilikan dua perusahaan.

Jenis-jenis Akuisisi

Ternyata, istilah akuisisi masih diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda untuk memudahkan dalam membedakannya. Untuk jenis-jenis akuisisi berdasarkan jenis usaha ataupun objek yang diambil alih antara lain:

1. Merger atau Konsolidasi

Istilah merger ini kerap digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih dan nantinya tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sementara konsolidasi adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dan dari perusahaan yang bergabung tersebut hilang, lalu muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

2. Akuisisi Saham

Cara yang kedua untuk mengambil alih perusahaan lain yaitu dengan membeli saham perusahaan tersebut, baik itu dibeli secara tunai, ataupun dengan menggantinya menggunakan sekuritas lain yakni saham atau obligasi.

3. Akuisisi Aset

Sebuah perusahaan bisa mengakuisisi perusahaan lain dengan cara membeli aktiva tetap perusahaan tersebut. Cara yang satu ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan mempunyai pemegang saham minoritas, yang bisa terjadi pada peristiwa pemerolehan saham. Pengambilalihan kepemilikan aset ini dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva yang dibeli.

4. Akuisisi Horizontal

Akuisisi horizontal merupakan pengambilalihan kepemilikan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atas perusahaan target yang mempunyai bidang usaha yang sama. Sehingga merupakan pesaing usaha, baik itu pesaing yang memproduksi produk yang sama atau daerah pemasaran yang sama. Tujuan dari adanya akuisisi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh pesaing.

5. Akuisisi Vertikal

Pemerolehan yang dilakukan antara sebuah perusahaan dengan perusahaan yang masih dalam satu mata rantai produksi, yaitu suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dari hulu ke hilir. Tujuan dari adanya akuisisi ini adalah untuk mendapatkan kepastian adanya pasokan dan penjualan barang.

6. Akuisisi Konglomerat

Pengambilalihan kepemilikan perusahaan yang tidak terkait dengan perusahaan lain, baik itu secara horizontal ataupun vertikal. Adapun tujuan dari dilakukannya akuisisi ini yaitu supaya perusahaan yang diakuisisi bisa menunjang perusahaan yang mengakuisisi secara keseluruhan dan untuk memantapkan kondisi portepel grup perusahaan.

Keunggulan Akuisisi

Strategi akuisisi perusahaan mempunyai beberapa keunggulan yang tidak bisa kita pungkiri, antara lain:

1. Kapitalisasi Bisnis Semakin Besar

Keunggulan yang pertama dari adanya akuisisi adalah kapitalisasi bisnis menjadi semakin besar. Apabila sebelumnya kapitalisasi sebuah usaha hanya sebatas pada aset yang mereka miliki, maka proses akuisisi dapat mengakumulasikan aset baru. Sehingga, jumlah dari aset bisnis juga akan semakin besar, bahkan berlipat ganda.

2. Penguasaan Market Share Semakin Luas

Keunggulan selanjutnya dari adanya akuisisi ini adalah penguasaan market share menjadi semakin luas. Terlebih bila perusahaan yang sukses diakuisisi adalah pesaing. Karena dengan melakukan strategi akuisisi ini, maka kamu bisa menguasai market share kompetitor kamu sekaligus.

3. Proses Lebih Sederhana Dibandingkan Merger

Apabila strategi merger dan juga akuisisi dibandingkan dengan segi proses, maka strategi akuisisi perusahaanlah yang paling mudah untuk dilakukan. Ketiak merger, kedua pihak harus membuat nama, kebijakan baru, dan juga legalitas. Sedangkan dalam proses akuisisi, kamu bisa langsung meleburkan bisnis baru dan menyamakan semua legalitas dan juga kebijakannya dengan perusahaan sebelumnya.

Kelemahan Akuisisi

Walaupun terlihat menguntungkan, akuisisi juga ternyata memiliki beberapa kelemahan yang tidak bisa dielakkan, antara lain:

1. Biaya Tinggi dari Segi Administrasi dan Modal

Akuisisi merupakan sebuah proses yang memerlukan modal yang tidak sedikit, terlebih dari segi biaya dan peralihan administratif. Oleh karena itu, proses akuisisi perusahaan kerap melibatkan bisnis dengan skala kecil atau hampir bangkrut, agar biayanya tidak terlalu besar.

2. Risiko Tidak Bisa Mengendalikan Sumber Daya dalam Jumlah yang Besar

Apabila perusahaan tidak siap untuk melakukan akuisisi, maka akan terjadi banyak goncangan, terlebih dari pengendalian sumber daya. Pada akhirnya, proses akuisisi ini menjadi inefisien dan tidak dapat menghasilkan proyeksi keuntungan sesuai dengan harapan.

3. Akulturasi Budaya Perusahaan Terhambat

Kelemahan yang terakhir dari adanya akuisisi adalah proses akulturasi budaya lebih lama dibandingkan dengan seluruh stakeholder lama bisnis yang diakuisisi. Banyak orang yang menyamakan akuisisi perusahaan dengan proses pemaksaan budaya. Hal ini akan menjadi beban berat untuk HRD perusahaan kamu.

Sifat Akuisisi Ramah atau Perselisihan

Akuisisi dapat bersifat perselisihan atau berlangsung dalam kondisi yang ramah dan damai. Dimana akuisisi yang ramah dapat terjadi saat perusahaan target menyatakan kesepakatannya untuk diakuisisi. Sementara akuisisi yang berselisih tidak mempunyai perjanjian yang sama dari perusahaan target dan juga perusahaan yang mengakuisisi harus secara aktif membeli saham besar dari perusahaan target untuk menjadi dominan.

Akuisisi yang ramah umumnya bekerja menuju keuntungan bersama, baik untuk perusahaan yang membeli atau perusahaan yang dibeli. Perusahaan mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa perusahaan yang membeli aset, termasuk juga peninjauan laporan keuangan dan penilaian lain. Setelah kedua pihak sepakat dengan persyaratan dan memenuhi semua ketentuan hukum, maka pembelian akan dilakukan.

Akuisisi yang tidak bersahabat umumnya disebut sebagai pengambilalihan yang tidak ramah, sebab hal itu terjadi saat perusahaan target tidak setuju dengan akuisisi tersebut. Dalam hal ini, perusahaan yang mengakuisisi harus mengumpulkan saham mayoritas untuk memaksa terjadinya akuisisi. Untuk mendapatkan saham yang dibutuhkan, perusahaan yang mengakuisisi bisa menghasilkan penawaran tender yang dirancang untuk mendorong pemegang saham saat ini untuk menjual kepemilikan mereka sebagai imbalan atas harga nilai pasar yang ada diatas.

Pemberitahuan akuisisi ini setidaknya harus diajukan dalam kurun waktu 30 hari ke Securities and Exchange Commission (SEC) dengan salinan yang ditujukan kepada dewan direksi perusahaan target.

Harga Saham dan Akuisisi

Perusahaan yang telah mengakuisisi seringkali menawarkan premium pada harga pasar dari saham perusahaan target dengan tujuan untuk menarik para pemegang saham supaya menjual saham mereka. Saat perusahaan mengakuisisi entitas lain, umumnya akan ada efek jangka pendek yang bisa diprediksi terhadap saham milik kedua perusahaan. Secara umum, saham perusahaan yang mengakuisisi akan jatuh, sedangkan saham perusahaan target akan naik.

Saham perusahaan target umumnya akan naik karena adanya premi yang dibayar oleh perusahaan yang diakuisisi. Saham perusahaan yang mengakuisisi biasanya akan turun karena beberapa alasan. Yang pertama adalah seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa perusahaan yang mengakuisisi harus membayar lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan yang ditargetkan saat ini. Diluar dari itu, seringkali ada beberapa ketidakpastian yang terlibat dengan akuisisi. Di bawah ini adalah beberapa masalah yang mungkin saja dihadapi oleh perusahaan yang mengambil alih selama proses akuisisi, antara lain:

a. Proses integrasi yang bergejolak seperti masalah yang terkait dengan integrasi budaya tempat kerja yang berbeda.
b. Kehilangan produktivitas karena adanya perjuangan kekuasaan manajemen.
c. Utang hambatan ataupun pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembelian.
d. Masalah akuntansi yang melemahkan posisi keuangan perusahaan yang mengambil alih, termasuk juga biaya restrukturisasi.

Pasca Akuisisi

Sebagian besar perhatian selama proses akuisisi akan berjalan menuju pangsa pasar, penilaian, dan juga legalitas. Walaupun keberhasilan akuisisi ini biasanya bergantung pada bagaimana perusahaan baru menangani banyak tanggung jawabnya, struktur perusahaan yang baru, dan juga logis tetap harus ditetapkan. Sumber daya juga perlu dialokasikan ke tujuan mereka yang paling berharga. Proses serta informasi akuntansi harus dikombinasikan dengan cara yang legal, termasuk juga efisiensi pajak.

Hubungan bisnis yang telah ada sebelumnya harus ditinjau kembali, termasuk juga hubungan dengan staff. Selain itu, perusahaan yang mengakuisisi harus belajar dan berkenalan dengan operasi, pemasok baru, dan juga pelanggan. Pemilik baru harus bertemu dengan karyawan baru, yang mana mungkin khawatir mengenai status pekerjaan mereka dan juga budaya yang sudah berubah.

Kepemimpinan yang baru juga bertanggung jawab untuk berkomunikasi secara efektif, membuat keputusan yang adil dan jujur, dan berusaha meminimalkan risiko serta biaya yang terlibat selama masa transisi ini. Dibutuhkan juga adanya logistik baru untuk pengiriman barang dan jasa untuk integrasi teknologi. Sebab, merger ini akan melibatkan beberapa karyawan baru, struktur komando yang harus dirancang, diartikulasikan, dan juga dijalankan.

Demikian penjelasan mengenai pengertian akuisisi, tujuan, dan juga jenis-jenisnya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang kebijakan perusahaan lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Hendrik

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.