Bahasa Indonesia

Contoh Teks Biografi Berbagai Tokoh yang Bisa Dijadikan Referensi

Contoh Teks Biografi Berbagai Tokoh yang Bisa Dijadikan Referensi
Written by Siti Badriyah

Contoh Teks Biografi – Sebagai seorang penulis pasti tidak asing mendengar kata teks biografi. Sebagian besar orang pasti pernah membaca dan mempelajari cara menulis teks biografi sejak duduk di bangku sekolah. Teks biografi merupakan salah satu karya sastra yang bisa memberikan informasi, wawasan dan pesan moral kepada pembacanya.

Namun, menulis teks biografi tak bisa sembarang. Kalian harus memahami makna dan tujuan dari penulisan teks biografi. Oleh karena itu, mari pelajari pengertian tentang teks biografi dan simak contoh-contohnya.

Pengertian Teks Biografi

Biografi adalah karya sastra tentang riwayat hidup seorang tokoh. Teks biografi ini biasanya berisi tentang sejarah hidup, pengalaman hingga kisah sukses orang tersebut. Umumnya, tokoh yang dituliskan dalam teks biografi merupakan sosok yang terkenal, sukses, patut menjadi teladan, pejuang bangsa dan menyangkut kehidupan banyak orang.

Biografi berasal dari Bahasa Yunani “Bios” dan “Grafien”, yang artinya hidup dan menulis. Biografi sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni biografi portrayal dan ilmiah. Biografi pastinya berbeda dengan autobiografi. Teks biografi adalah karya sastra yang ditulis oleh orang lain, sedangkan teks autobiografi adalah karya yang ditulis oleh diri sendiri.

Biografi portrayal adalah biografi yang menceritakan seorang tokoh, sedangkan biografi ilmiah adalah biografi yang menceritakan seorang tokoh berdasarkan analisis dan penggunaan konsep-konsep tertentu yang membentuk suatu cerita sejarah.

Teks biografi biasanya menonjolkan kelebihan, kiprah, masalah hidup, dan pengorbanan seorang tokoh. Karya ini bertujuan memberikan contoh baik kepada para pembacanya. Selain itu, teks biografi ini juga membantu memperkaya wawasan pembaca dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai tokoh yang diceritakan. Namun, para ahli tetap memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai teks biografi.

1. Mahsun

Mahsun berpendapat teks biografi merupakan teks naratif yang memiliki tujuan ingin menceritakan tahapan kehidupan seseorang, yang mencakup fakta dan riwayat hidup sosok tokoh yang diceritakan. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam teks biografi, seperti masalah keistimewaan, latar belakang keluarga, identitas, riwayat organisasi, dan sesuatu yang sifatnya pencapaian atau prestasi.

2. Istiqomah

Menurut Istiqomah, teks biografi adalah riwayat hidup seseorang yang diceritakan melalui tulisan. Dalam hal ini, penulis teks biografi bertindak sebagai orang ketiga. Penulis teks biografi inilah yang memiliki hak cipta atas karya yang ditulis dan tokoh yang dituliskan bertindak sebagai narasumber.

3. Wahono

Wahono mendefinisikan teks biografi sebagai cerita yang bersifat faktual. Artinya, teks biografi ini ditulis berdasarkan fakta-fakta yang disampaikan penulis. Misalnya, kelebihan orang tersebut, prestasi yang dicapai dan ideologi.

Ciri-Ciri Teks Biografi

Ada beberapa ciri teks biografi yang harus kalian ketahui, yaitu:

  • Berisi tentang fakta mengenai tokoh yang hendak diceritakan;
  • Teks bersifat naratif atau bercerita;
  • Ada fakta mengenai kisah sukses tokoh yang diceritakan, sehingga bisa diambil pelajarannya;
  • Memiliki alur dan struktur yang jelas;
  • Serta seluruh teks biografi ditulis oleh orang lain.

Struktur Teks Biografi

Salah satu bagian penting dari merancang biografi adalah struktur. Struktur bisa dikatakan sebagai rujukan atau kerangka yang bisa mempermudah kalian dalam membuat teks biografi.

Adapun struktur biografi sebagai berikut:

  • Judul: layaknya jenis tulis lain, judul mesti kamu sematkan di awal tulisan.
  • Orientasi: bagian yang ada di awal tulisan untuk mengenalkan atau gambaran umum tokoh yang akan diceritakan. Bisa dibilang bagian ini adalah latar belakang yang memuat, siapa, kapan, apa, di mana, serta mengapa.
  • Peristiwa masalah atau penting: inti dari tulisan, berisi pengalaman tokoh yang dihadapi, bisa cerita sedih, mengharukan, heriok, dan lain-lain. Sampai si tokoh bisa seperti sekarang.
  • Reorientasi: penutup atau kesimpulan. Bagian ini bisa dibuat atau tidak.

Contoh Teks Biografi

Contoh Teks Biografi 1

Firman Abdul Kholik (lahir 11 Agustus 1997) adalah pemain bulu tangkis sektor tunggal putra dari Indonesia yang bermain dengan tangan kiri atau kidal. Dia berasal dari klub yang sama dengan Gregoria Mariska Tunjung, yaitu Mutiara Cardinal Bandung.

Firman merupakan pemain yang sedikit istimewa, mengingat jarang seorang pemain bulu tangkis Indonesia bermain dengan menggunakan tangan kiri. Laki-laki kelahiran Banjar ini memulai karier juniornya tahun 2013, kemudian naik ke tingkat senior tahun 2015. Pada tahun itu pula dia berhasil menyumbang medali emas di ajang kejuaraan bulu tangkis beregu SEA Games 2015 yang diadakan di Singapura.

Firman pernah menjadi bagian dari tim bulu tangkis Indonesia dalam beberapa kejuaraan internasional beregu seperti Kejuaraan Bulu Tangkis Asia, SEA Games, Piala Thomas, dan Piala Sudirman. Dalam ajang Piala Thomas yang berlangsung di Bangkok, Thailand tanggal 20–27 Mei 2018, dia dipercaya untuk tampil di babak penyisihan dan berhasil mencatat tiga kali kemenangan. Tim Indonesia yang tergabung dalam grup B bertemu dengan Kanada di pertandingan pertama.

Firman yang bermain di partai kelima berhasil mengalahkan Paul Antooine Dostie Gunidon dengan skor akhir 21-8 dan 21-11. Selanjutnya, tim Indonesia melawan tuan rumah Thailand di pertandingan kedua dan Firman bertemu dengan pemain yang lebih berat dari sebelumnya, yaitu Pannawit Thongnuam. Dia berhasil memenangkan pertandingan dengan skor akhir 21-19 dan 21-14.

Terakhir, tim Indonesia kembali lagi berjumpa dengan Korea Selatan yang dikalahkan dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Asia. Firman menang atas Ha Young-woong melalui pertandingan tiga set dengan skor akhir 20-22, 21-15, dan 21-12. Kemenangan tersebut mengantarkan tim Indonesia menjadi juara grup, meskipun pada akhirnya Indonesia harus kalah dari Tiongkok di babak semifinal dengan skor 3-1.

Contoh Teks Biografi 2

Hyung Min-woo (lahir pada 14 April 1974) adalah seniman manhwa yang berasal dari Korea Selatan. Dia dikenal karena membuat komik berjudul Priest yang dirilis di Amerika Serikat oleh Tokyo Pop. Min-woo berani mengambil tema kontroversial mengenai pertarungan manusia melawan malaikat yang diusir dari surga. Komiknya itu penuh dengan kata-kata serapah dan adegan kekerasan.

Namun, sejak tahun 2006, dia tidak lagi melanjutkan komik tersebut dan berhenti di volume 16. Hal inilah yang membuat para pembacanya penasaran dengan kelanjutan cerita dari komik tersebut. Selain menjadi seniman manhwa, Min-woo juga menjadi bagian dari kelompok seniman Korea Selatan yang mengerjakan label komik untuk Amerika Serikat.

Contoh Teks Biografi 3

Harold Arthur Crouch atau Haris Amir (lahir 18 Juli 1940) adalah seorang Indonesianis dan ilmuwan politik yang berasal dari Australia. Sejak tahun 1968 dia mulai tinggal di Indonesia karena mengajar di Universitas Indonesia (UI). Dia menikah dengan sejarawan Malaysia bernama Khasnor Johan tanggal 14 Juni 1973 dan dikaruniai empat anak.

Pada awalnya, dia lebih berminat kepada kajian mengenai negara-negara Asia dibandingkan kajian mengenai Indonesia. Namun, dia akhirnya dikenal sebagai pakar mengenai peran politik tentara Indonesia di kemudian hari dan sebagian besar karya-karyanya banyak berkaitan dengan kondisi politik Indonesia pada masa Orde Baru.

Crouch lahir tanggal 18 Juli 1940 dengan nama Harold Arthur Crouch di Rumah Sakit Mercy yang berada di Melbourne, Victoria, Australia. Ayahnya bernama Harold Crouch, sedangkan ibunya bernama Marjorie Hilda Morris (Crouch). Kedua orang tuanya menikah tanggal 7 Agustus 1934 dan tinggal di Elwood, Victoria (kota di pinggiran Melbourne) saat dia lahir. Adapun saudara perempuannya bernama Marjorie.

Sejak tahun 1968 Crouch mulai tinggal di Indonesia karena mengajar di Universitas Indonesia. Dia lantas rutin melakukan diskusi dengan berbagai pihak dan membaca buku yang berkaitan dengan Islam, terutama karya Fazlur Rahman, Nurcholis Madjid, dan Harun Nasution. Setelah pengetahuannya mengenai Islam dirasa cukup, dia memutuskan untuk menjadi mualaf tahun 1973.

Untuk melaksanakan niat tersebut, dia kemudian pergi ke sebuah masjid yang terletak di kawasan Preston, Melbourne, Australia dan meminta imam masjid itu mengislamkan dirinya. Pada tahun itu juga, tepatnya tanggal 14 Juni 1973, dia menikah dengan sejarawan Malaysia bernama Khasnor Johan. Melalui pernikahannya itulah dia dikaruniai empat orang anak yang semuanya diberi nama Islam, yaitu Zamir, Azlan, Nurida, dan Zaid. Dia sendiri memiliki nama Islam, yaitu Haris Amir.

Crouch mengawali studi ilmu politiknya di Universitas Melbourne tahun 1958 – yang saat itu dipimpin oleh William Macmahon Ball (delegasi Australia di konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilaksanakan di San Francisco tahun 1945). Dia menerima gelar Bachelor of Arts (BA) di universitas tersebut tahun 1960.

Selanjutnya, dia memilih India untuk studi lanjutannya, yaitu di Universitas Mumbai sejak tahun 1963 hingga 1966. Crouch adalah salah satu dari sedikit warga negara Australia yang belajar di universitas Asia pada waktu itu. Dia meraih gelar Master of Arts (MA) dengan tesis mengenai peranan serikat buruh di India.

Setahun kemudian, Crouch kembali lagi ke Australia dan melanjutkan studinya di Universitas Monash di bawah pengawasan Herbert Feith. Pada tahun itu juga, Feith yang mengajar di Universitas Indonesia mengundurkan diri dan meminta Crouch untuk menggantikannya. Dia lantas menggantikan Feith sebagai pengajar di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia tahun 1968 atau ketika Soeharto resmi menjadi Presiden Republik Indonesia.

Ketika mengajar dari tahun 1968 hingga 1971, Crouch mengumpulkan berbagai informasi yang digunakan untuk disertasinya. Pada 1975, dia meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) dengan penelitian berjudul The Army and Politics in Indonesia. Disertasi ini direvisi dan diterbitkan pertama kali oleh Universitas Cornell tahun 1978.

Dalam karyanya itu, Crouch membahas mengenai peran besar Angkatan Darat yang pernah dipimpin oleh Soeharto sebelum dan sesudah dirinya menjadi presiden. Salah satu bab di dalamnya turut membahas kepentingan ekonomi Angkatan Darat dan pengebirian partai-partai politik. Buku itu juga menyinggung pembantaian massal dan pemenjaraan tanpa pengadilan terhadap orang-orang yang diduga berpaham komunis.

Contoh Teks Biografi 4

Siti Munjiyah (Ejaan Van Ophuijsen: Siti Moendjijah; lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 1896 dan meninggal di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 1955) adalah tokoh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah ke-16–20. Dia adalah anak keenam dari Haji Hasyim Ismail, sedangkan keluarganya dikenal dengan sebutan “Bani Hasyim Kauman”, yang menjadi pendukung gerakan Muhammadiyah.

Munjiyah merupakan salah satu wanita generasi awal di Hindia Belanda yang mempunyai latar belakang pendidikan yang baik. Pendidikan yang diterimanya meliputi Madrasah Diniyah Ibtidaiyah, Sopo Tresno, dan Al-Qismul Arqo. Pendidikan tersebut memunculkan suatu kesadaran kritis dalam dirinya bahwa adat dalam kehidupan masyarakat saat itu menghambat pola kemajuan wanita.

Perannya dalam skala nasional adalah menjadi peserta Kongres Wanita Indonesia Pertama bersama dengan Siti Hayinah Mawardi, yang diadakan di Ndalem Jayadipuran pada 22–25 Desember 1928. Dia mengemukakan pendapat tentang derajat wanita dalam acara penyampaian pidato. Pidato yang disampaikannya merupakan respon atas gerakan feminisme liberal yang berkembang saat itu. Dia mengelompokkan derajat dan kemuliaan kaum wanita menjadi tiga bagian, yaitu tinggi budinya, banyak ilmunya, dan baik kelakuannya. Tampilnya dalam forum tersebut membuka pandangan baru bagi para wanita untuk dapat berperan di dalam masyarakat dan menyingkirkan sekat-sekat tradisional.

Suratmin dalam buku Biografi Tokoh Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang ditulisnya dengan para peneliti lain menggambarkan bahwa aktivis Aisyiyah tersebut berperawakan gemuk, postur tubuhnya agak tinggi, dan wajahnya bulat. Sekalipun dia merupakan salah satu putri dari Lurah Hasyim, penampilannya tetap sederhana.

Selain itu, Djarnawi Hadikusuma yang berstatus sebagai keponakannya turut menambahkan jika bibinya itu tidak senang mengenakan perhiasan mewah, serta teguh pendiriannya dalam memegang syariat Islam. Perilaku tersebut menurut Al-Fauzan (pengkaji Islam) merupakan suatu ibadah. Ibadah sendiri memiliki berbagai macam cakupan ketaatan yang tampak dari lisan dan anggota badan.

Munjiyah menikah dengan K.H. Ghozali yang juga berasal dari Kauman, tetapi pernikahan tersebut tidak harmonis. Rumah tangga yang dibangunnya tidak langgeng dan membuat keduanya lantas bercerai. Setelah bercerai, dia tidak menikah lagi dan mencurahkan tenaganya untuk organisasi Aisyiyah. Pada saat itu, dia masih satu rumah dengan Bagus Hadikusumo dan mengadopsi anak-anak Bariyah yang meninggal dunia, yaitu Siti Antaroh, Ichnaton, dan Fuad.

Beberapa literatur dan rujukan dari Aisyiyah menyebutkan bahwa Munjiyah mengembuskan napas terakhirnya pada 1955 akibat kanker payudara. Dirinya saat itu sedang berada di Kota Tasikmalaya untuk menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh Aisyiyah. Badiyah Dahlan yang mengetahui Munjiyah merasa kesakitan langsung membawanya ke rumah sakit dan meminta agar konferensi tersebut dibubarkan.

Namun, nyawa temannya itu tidak tertolong lagi, meskipun telah mendapatkan perawatan yang intensif. Jenazah Munjiyah lantas dibawa kembali ke Yogyakarta dan disemayamkan di Permakaman Kauman yang berada di belakang Masjid Gedhe Kauman.

Contoh Teks Biografi 5:

Kiai Haji Muhammad Sangidu atau Kanjeng Raden Penghulu Haji (K.R.P.H.) Muhammad Kamaluddiningrat (lahir di Kampung Kauman Yogyakarta pada 1883 dan dimakamkan di Makam Karangkajen setelah meninggal pada 1980) adalah Kepala Penghulu Kesultanan Yogyakarta ke-13 yang dilantik pada 1914 untuk menggantikan penghulu sebelumnya, K.R.P.H. Muhammad Khalil Kamaluddiningrat.

Sangidu merupakan kerabat Ahmad Dahlan dan menjadi pendukung organisasi Muhammadiyah yang didirikan Dahlan. Dia dikenal sebagai pemegang stamboek (kartu anggota Muhammadiyah) pertama, karena merupakan anggota pertama organisasi Muhammadiyah. Selain itu, dia adalah sosok yang mengusulkan nama “Muhammadiyah” kepada Dahlan.

Ketika menjadi Kepala Penghulu Kesultanan Yogyakarta, Sangidu berperan dalam menjadikan ajaran Muhammadiyah sebagai paham yang dominan di Kampung Kauman. Walaupun sebelumnya pernah terjadi ketegangan antara Ahmad Dahlan dan ulama-ulama tradisional di Kampung Kauman, pendekatannya yang kooperatif dengan pihak keraton berhasil menghindarkan konflik. Dia juga memanfaatkan budaya lokal sebagai media berdakwah.

Sangidu juga mencoba mengubah adat pernikahan masyarakat agar hanya memberikan suguhan yang sederhana, dan dia pernah mengusahakan ketepatan 1 Syawal (yang merupakan tanggal jatuhnya Idulfitri dalam kalender Hijriah) dengan menggunakan metode rukyat bil aini (mengamati dengan penglihatan) alih-alih perhitungan aboge (tahun Jawa). Selain itu, dia memelopori pendirian sekolah bersistem modern yang kini dikenal dengan nama Madrasah Muallimin Muhammadiyah dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah, serta membantu merintis Frobelschool yang merupakan TK pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah