Bahasa Indonesia Pendidikan

Apa itu Dongeng? Pengertian, Ciri, Struktur, dan Unsur-unsurnya

Written by Gilang P

Pengertian Dongeng – Dongeng merupakan sebuah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Pada umumnya dongeng memiliki sifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng ini sendiri dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang. Cerita tersebut dibuat karena terinspirasi dari suatu peristiwa.

Dongeng ini juga merupakan suatu warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun perlu untuk dilestarikan keberadaannya. Walaupun benar atau tidaknya suatu dongeng tersebut perlu dipertanyakan kembali. Dongeng ini sendiri merupakan karya sastra yang dapat membangun sebuah karakter anak untuk belajar berimajinasi.

Selain itu, dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan tentang suatu kejadian yang luar biasa terjadi diluar nalar manusia dengan penuh fantasi dan khayalan atau fiksi. Dongeng dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu hal yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata.

A. Pengertian Dongeng Berdasarkan Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian berdasarkan para ahli yang perlu untuk Anda ketahuinya, antara lain:

1. Menurut James Danandjaja

James Danandjaja, menyatakan bahwa dongeng merupakan suatu cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empu cerita. Dongeng ini pyla tidak terikat oleh suatu tempat atau waktu. Sebab dongeng diceritakan untuk menghibur.

2. Menurut Poerwadarminta

Berdasarkan Poerwadarminta, menyatakan bahwa dongeng merupakan cerita mengenai kejadian zaman dahulu yang aneh atau cerita yang tidak benar terjadi.

Dongeng diceritakan khusus untuk menghibur meskipun banyak pula yang menggambarkan mengenai kebenaran, berisi mengenai pelajaran atau moral dan bahkan sindiran. Pengisahan dongeng mengandung harapan, keinginan, dan nasihat baik yang tersirat dan tersurat.

3. Charles Perrault

Berdasarkan Charles Perrault, menyatakan bahwa dongeng merupakan suatu cerita pendek tentang petualangan khayalan dengan situasi dan tokoh gaib dan luar biasa.

B. Ciri-Ciri Dongeng

Setelah Anda mengetahui tentang beberapa pengertian dongeng dari para ahli, maka Anda perlu juga untuk mengetahui ciri-ciri dongeng.

Ciri-ciri dongeng ini digunakan untuk membedakan cerita yang disajikan apakah dongeng atau tidak. Berikut terdapat beberapa ciri-ciri dongeng yang perlu Anda ketahui, diantaranya:

1. Disebarkan Secara Lisan

Pada zaman dahulu, dongeng disebarkan secara lisan. Kemudian, dongeng dikenal sesudah disebarkan dari mulut ke mulut lewat kata-kata dan dari generasi ke generasi.

2. Disebarkan Dengan Waktu Cukup Lama

Orang akan mengerti tentang pengertian dongeng dan isinya sebab disebarkan dengan waktu yang cukup lama, yakni sejak zaman nenek moyang. Karena penyebarannya secara lisan, maka dongeng ini pula sampai ke telinga pendengar dengan waktu yang cukup lama.

3. Terdapat Beraneka Macam Versi

Sebab penyebaran dongeng dilakukan secara lisan, maka tidak heran bila ada dongeng yang muncul dengan beraneka macam versi.

4. Bersifat Anonim

Penulis maupun pencipta dongeng ini umumnya tidak mengetahui siapa. Tetapi dongeng ini selalu dikenal dan populer di masyarakat khususnya pada anak-anak.

5. Mempunyai Pola

Pengertian dongeng umumnya mempunyai ciri yang memiliki bentuk berpola atau berumus, contohnya kata klise, kata pembukaan, dan penutup yang baku.

6. Memiliki Fungsi

Ciri-Ciri dongeng berikutnya yaitu memiliki fungsi. Dongeng ini sendiri mempunyai fungsi dan kegunaan di dalam kehidupan yang kolektif maupun bermasyarakat sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi akan keinginan yang terpendam.

7. Memiliki Sifat Pralogis atau Logika

Ciri-Ciri dongeng selanjutnya yaitu memiliki sifat pralogis maupun logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum atau logika diluar nalar manusia.

8. Menjadi Milik Bersama

Sebab tidak diketahui siapa yang menjadi penulis maupun pencipta pertama kalinya, maka orang-orang dapat merasa memilikinya atau dalam arti dongeng menjadi cerita milik bersama.

9. Memiliki Sifat Polos

Dongeng umumnya memiliki sifat polos dan juga lugu. Sehingga kerap kali kelihatan kasar dan terlalu spontan saat penyampaiannya lebih mendalam. Hal itu bisa dimengerti bahwa dongeng ini sendiri adalah sebuah proyeksi emosi manusia yang paling jujur.

10. Penokohan yang Tidak Mendetail

Di dalam dongeng umumnya juga tidak menjelaskan secara mendetail tentang bagaimana sifat maupun penokohan suatu tokoh.

C. Struktur Dongeng

Sesudah Anda telah memahami pengertian beserta cirinya, dongeng ini juga mempunyai struktur baku dalam setiap penulisan. Perlu diketahui bahwa cerita dongeng ini sendiri terdiri dari tiga bagian penting, diantaranya:

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian pengantar yang berada dalam sebuah dongeng. Bagian ini umumnya dibuat untuk menggambarkan secara ringkas isi cerita dongeng.

2. Isi Peristiwa

Isi peristiwa merupakan bagian utama dan terpenting dalam suatu dongeng dimana isinya menggambarkan tentang kejadian secara berurutan.

3. Penutup

Penutup merupakan bagian akhir yang terdapat dalam sebuah dongeng. Pada umumnya berisi tentang pesan moral dan juga kata penutup.

D. Unsur-Unsur Dongeng

Di dalam sebuah dongeng, tentu terdapat beberapa unsur intrinsik yang saling melengkapi satu sama lainnya. Tujuannya supaya para pembaca mengerti tentang pesan apa yang disampaikannya dan dapat turut merasakan alur cerita yang diceritakan dongeng tersebut. Berikut merupakan beberapa unsur yang perlu ada di dalam sebuah dongeng, antara lain:

1. Tema

Tema merupakan gagasan maupun ide utama yang mendasari suatu dongeng. Ada dua jenis tema di dalam sebuah cerita, diantaranya cerita tersirat dan cerita tersurat.

2. Latar

Latar merupakan keterangan tentang ruang, waktu, dan juga suasana pada saat terjadinya peristiwa di dalam sebuah karya sastra.

3. Alur

Alur merupakan urutan peristiwa yang ada di dalam sebuah dongeng yang saling berkaitan berdasarkan hubungan sebab akibat. Pemahaman alur akan memudahkan para pembaca untuk mengerti dan memahami suatu peristiwa di dalam sebuah cerita.

4. Tokoh

Tokoh merupakan para pelaku di dalam sebuah dongeng yang memeran berbagai peristiwa dalam cerita.

5. Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang dalam menampilkan beberapa tokoh dengan watak di dalam cerita dongeng baik itu sifat, karakter, maupun kondisi fisik para tokoh.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara pengarang dalam menempatkan dirinya pada cerita dongeng maupun dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.

7. Majas

Majas merupakan gaya bahasa yang dipakai di dalam dongeng dengan tujuan untuk memberikan efek tertentu sehingga menjadikan cerita dongeng menjadi lebih hidup.

8. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang hendak disampaikan oleh penulis cerita dongeng terhadap pembacanya.

E. Bagaimana Penulisan Cerita Dongeng

Siapa saja yang dapat membuat dongeng dengan versinya masing-masing. Setelah Anda mengenal tentang pengertian, ciri-ciri, struktur, dan unsur-unsurnya, kali ini anda dapat membuat dongeng. Beberapa tips dalam menulis dongeng, antara lain:

1. Menentukan Tokoh

Tips pertama yang bisa Anda lakukan ketika menulis sebuah dongeng yaitu menentukan dulu siapa saja tokoh yang ada di dalam dongeng.

2. Menciptakan Konflik

Setiap dongeng tentu mempunyai konflik cerita masing-masing. Oleh karena itu, Anda perlu menciptakan konflik dalam sebuah dongeng yang hendak dibuatnya.

3. Menentukan Alur dan Setting Cerita

Setelah Anda menentukan tokoh dan konflik dalam sebuah dongeng, seorang penulis juga perlu menentukan apa saja yang hendak terjadi terhadap tokoh cerita yang mendapatkan konflik dan bagaimana tokoh tersebut mencari jalan keluar guna menyelesaikan masalah, bagaimana masalah yang ditemui, dan akhirnya mencapai harapan yang diinginkannya.

Tentukan pula dimana kejadian cerita berlangsung. Perlu Anda ingat bahwa dongeng tidak harus mengenai kejadian di alam nyata. Penulis dapat menciptakan negeri impian sendiri di dalam dongeng yang diciptakannya.

4. Tulis Cerita

Setelah seluruh unsur di dalam dongeng tersebut telah ditemukan semua. Saatnya Anda sebagai penulis dapat menceritakan cerita di dalam sebuah dongeng dengan berdasarkan kalimat demi kalimat. Bila ingin lebih menarik kembali penulis dapat melukiskan alur cerita maupun membuat narasi dan dialog supaya tidak terlalu membosankan. Jangan lupa pula untuk menentukan sudut pandang yang menarik dan semua orang dapat menerima cerita.

5. Banyak Membaca

Sebelum menulis dongeng, seorang penulis perlu banyak membaca tentang berbagai dongeng yang telah tercipta guna mendapatkan sebuah inspirasi menulis.

6. Berlatih

Jangan lupa pula untuk selalu berlatih supaya tulisan yang berada di dalam dongeng sistematis dan mudah untuk dipahami serta dimengerti oleh para pembaca.

F. Jenis-Jenis Dongeng

Berikut adalah beberapa jenis-jenis dongeng yang perlu untuk Anda ketahuinya, diantaranya:

1. Mite atau Mitos

Mite atau mitos merupakan jenis dongeng yang menggambarkan mengenai hal-hal yang berkaitan tentang makhluk halus, misalnya jin, setan, dan lainnya. Contoh dari mite atau mitos ini sendiri yaitu Joko Tarub, Nyi Roro Kidul, dan lain sebagainya.

2. Sage

Sage merupakan jenis dongeng yang menceritakan kisah sejarah tokoh tertentu yang mempunyai kepahlawanan, keberanian, kesaktian, dan kebaikan. Contoh dari sage yaitu Airlangga, Calon Arang, Ciung Wanara, dan lain sebagainya.

3. Fabel

Fabel merupakan jenis dongeng yang menggambarkan tentang kehidupan hewan dimana hewan-hewan itu bisa berperilaku layaknya manusia. Contoh dari fabel yaitu kancil dan buaya, semut dan belalang, dan lain sebagainya.

3. Legenda

Legenda merupakan jenis dongeng yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar terjadi namun tidak dianggap sakral. Contoh dari legenda yaitu Batu Menangis, Lutung Kasarung, Danau Toba, dan lain sebagainya.

4. Parabel

Parabel merupakan jenis dongeng yang kisahnya mengandung nilai pendidikan, baik itu pendidikan moral maupun moral, agama, dan bahkan pendidikan yang disampaikan secara tersirat. Contoh dari para parabel yaitu Malin Kundang.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.