Bahasa Indonesia

Ambigu Adalah: Definisi, Contoh, dan Penerapan

Ambigu Adalah
Written by Siti Badriyah

Ambigu adalah – Ambigu adalah istilah yang cukup umum terdengar dalam percakapan sehari-hari. Grameds mungkin pernah menemukan teman kalian ternyata mengalami salah tangkap ketika kalian sudah bercerita. Peristiwa tersebut merupakan contoh sederhana dari ambigu.

Meskipun demikian, ada kalanya kita salah menggunakan definisi ambigu dalam percakapan keseharian. Ada kalanya kita menganggap suatu kalimat adalah ambigu, padahal kenyataannya kalimat tersebut tidak mengandung ambigu sama sekali.

Dalam artikel ini, Grameds akan mempelajari serba serbi mengenai ambigu. Kalian akan mempelajari definisi ambigu, jenis-jenis ambigu, contoh dari ambigu, faktor apa saja yang menyebabkan ambigu. Semoga setelah membaca artikel ini, Grameds dapat memahami topik ambigu dan bisa mengetahui mana sesuatu yang benar-benar ambigu dan mana yang tidak.

Ambigu adalah Kata Bermakna Ganda

Ambigu Adalah

Sumber: Tribunnews

Untuk mempermudah pemahaman Grameds mengenai ambigu, kita akan memulai artikel ini dari pengertian atau definisi ambigu. Kali ini, pengertian dari ambigu akan diambil dari 2 jenis kamus, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Kamus Oxford dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan KBBI, kata ambigu memiliki arti sebagai suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakjelasan, keraguan, atau kekaburan dalam interpretasinya. Kata ambigu sendiri juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bermakna ganda.

Sementara itu, bahasa Inggris dari “ambigu” adalah “ambiguous“. Jika kita mencari kata “ambiguous” dalam Kamus Oxford, maka kalian dapat menemukan definisi terjemahannya sebagai “terbuka untuk lebih dari satu interpretasi”, atau “memiliki makna ganda.

Jadi, dengan definisi di atas, Grameds bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya, ambigu adalah suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau ganda dan bisa memiliki lebih dari satu interpretasi. Kata yang bersifat ambigu ini dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam kalimat lisan maupun tulisan.

Ketidakjelasan ini dapat menyebabkan adanya kesalahan ketika seseorang ingin menginterpretasikan suatu kalimat atau kata dari sebuah tulisan atau ucapan. Terdengar sepele memang, namun kesalahan dalam memahami makna ini terkadang bisa menyebabkan kerugian yang lebih besar dari yang Grameds kira.

Itulah alasan mengapa kita perlu mempelajari bahasa atau linguistik secara seksama, agar kita terhindar dari yang namanya ambigu. Baik di bangku sekolah atau kuliah, kita akan mempelajari subjek Bahasa Indonesia. Subjek tersebut dapat membantu kita agar memahami bahasa sendiri lebih dalam, dan menghindari ambigu.

Jenis-Jenis Ambigu

Ambigu ini memiliki berbagai macam jenis. Setidaknya, terdapat 3 jenis ambigu, masing-masing bernama ambigu fonetik, ambigu leksikal, dan ambigu struktural. Jenis-jenis ambigu ini ada karena brbagai macam faktor, yang pastinya bermuara dari kurangnya pemahaman linguistik.

Kali ini, kita hanya akan membahas jenis-jenis dari ambigu yang ada dalam linguistik. Sementara contoh-contoh dari kalimat ambigu berdasarkan jenis-jenis ambigu ini akan dibahas dalam sesi berikutnya. Berikut pemaparannya.

Ambigu Fonetik

Ambigu fonetik di sini diambil dari istilah fonetik, yakni ilmu yang mempelajari terkait bunyi. Seperti yang Grameds ketahui, manusia akan mengeluarkan semacam bunyi atau suara ketika mereka sedang berkomunikasi. Bunyi ini merupakan media komunikasi antar sesama manusia, sehingga perbedaan bunyi dapat menyebabkan kesalahpahaman.

Penjelasan terakhir merupakan definisi dari ambigu fonetik. Ambigu ini hanya berlaku dalam bentuk percakapan lisan, di mana seseorang salah menangkap maksud atau makna suatu ucapan dari lawan bicaranya, karena pengucapan orang tersebut kurang jelas, atau adanya kesamaan dalam pengucapan, sehingga menyebabkan terjadinya ambigu.

Ambigu Leksikal

Leksikal atau leksikologi merupakan ilmu yang mempelajari terkait makna kata-kata dari suatu bahasa tertentu. Hal ini dilakukan karena dalam setiap bahasa, terdapat sejumlah kata yang memiliki kemiripan dari pengucapan dan penulisannya, namun maknanya berbeda satu sama lain.

Karena kesamaan penulisan atau pengucapan ini, terkadang seseorang bisa salah paham terhadap suatu kata. Kesalahpahaman ini disebut juga sebagai ambigu leksikal. Ini dapat terjadi ketika seseorang memahami satu definisi kata dengan definisi kata lain jika kata tersebut memiliki penulisan atau pengucapan yang sama.

Ambigu Gramatikal

Grameds mungkin sudah mengetahui definisi dari gramatikal, yaitu struktur dan tata bahasa yang bertujuan untuk mengatur penggunaan kata dan kalimat. Tiap bahasa memiliki gramatikal mereka sendiri, sehingga struktur kalimat dan penggunaan kata bisa berbeda dari suatu bahasa dengan bahasa lain.

Dan perlu dipelajari bahwa perubahan struktur kalimat dan kata bisa menyebabkan pergantian makna. Hal inilah yang menyebabkan ambigu gramatikal, di mana seseorang melakukan penggantian struktur kalimat dan penggunaan kata, baik itu secara sengaja maupun tidak disengaja, membuat adanya salah tafsir.

https://www.gramedia.com/products/eyd-pedoman-umum-ejaan-bahasa-indonesia?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasihttps://www.gramedia.com/products/eyd-pedoman-umum-ejaan-bahasa-indonesia?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Contoh Kalimat Ambigu

Berdasarkan penjelasan di atas, Grameds bisa melihat bahwa meskipun sebuah kalimat terlihat ambigu, kalimat-kalimat tersebut memiliki alasan berbeda mengapa mereka dianggap sebagai ambigu. Agar lebih jelas, kita akan mempelajari contoh dari kalimat ambigu berdasarkan tiap-tiap jenis ambigu.

Contoh Kalimat Ambigu Fonetik

Untuk memahami ambigu fonetik, Grameds harus terlebih dahulu membaca kalimat-kalimat di bawah ini dengan seksama, dan memahami maksud dari konteks dari kata yang sudah digarisbawahi.

  • “Peristiwa tersebut sudah digoreng oleh media”. Kata digoreng di sini bisa memiliki 2 makna, yakni memasak suatu makanan, atau membahas suatu topik secara terus-menerus.
  • “Proposal ini sudah dibungkus oleh pihak kampus”. Kata dibungkus di sini bisa memiliki 2 makna, yakni menutup sesuatu dengan semacam penutup, atau sesuatu yang sudah dirampungkan.
  • “Tadi dia merasa gondok dengan ibunya”. Kata gondok di sini bisa memiliki 2 makna, yakni penyakit kelenjar tiroid dan perasaan kesal terhadap seseorang.

Contoh Kalimat Ambigu Leksikal

Seperti yang Grameds ketahui, sebuah kata bisa memiliki beberapa definisi, sehingga bisa dipakai ke dalam sejumlah kalimat tergantung konteksnya. Perhatikan beberapa contoh kata di bawah ini.

Hijau

  • “Daun tersebut berwarna hijau”. Kata hijau di sini mendefinisikan warna dari daun tersebut.
  • “Adik tingkat masih hijau soal dunia kampus”. Kata hijau di sini mengacu kepada pengalaman adik tingkat yang masih sedikit atau nol.

Buram

  • “Orang di foto ini terlihat buram”. Kata buram di sini menunjukkan ketidakjelasan dari orang di dalam foto tersebut.
  • “Masa depanku masih buram”. Kata buram di sini menjelaskan ketidaktahuan orang tersebut mengenai masa depannya.

Batu

  • “Kapak tersebut terbuat dari batu”. Kata batu di sini menjelaskan bahan dasar sebuah kapak, sekaligus mineral yang terbentuk dari bumi.
  • ” Dia memang agak batu soal jam istirahatnya”. Kata batu di sini mengacu kepada sifat orang yang keras kepala, khususnya mengenai jam istirahat.

Contoh Kalimat Ambigu Gramatikal

Kalimat-kalimat yang umumnya masuk ke dalam ambigu gramatikal berbentuk frasa kiasan. Tidak semua, tetapi terdapat beberapa frasa kiasan tidak mengikuti kaidah penulisan gramatikal yang baik dan benar. Simak beberapa frasa kiasan di bawah ini.

Memasuki senja

  • “Sebentar lagi kita akan segera memasuki senja”. Memasuki senja dalam konteks ini memiliki makna ‘memasuki senja’ yang sesungguhnya.
  • “Karier pemain bola ini sudah memasuki senja”. Memasuki senja dalam konteks ini artinya yaitu sudah mau berakhir atau selesai.

Tarik ulur

  • “Terjadi peristiwa tarik ulur antara pemancing dengan ikan tangkapannya”. Tarik ulur dalam konteks ini memiliki arti sesungguhnya terkait perjuangan pemancing dalam menarik ikan dan perlawanan ikan untuk mengulur tali pancing.
  • “Pria ini melakukan tarik ulur terhadap perempuan yang dia sukai”. Tarik ulur dalam konteks ini berartikan seorang pria yang memberi sinyal rancu dengan perempuan yang dia sukai.

Lemah hati

  • “Pria ini mengalami kondisi lemah hati”. Lemah hati dalam konteks ini adalah penyakit organ hati.
  • “Sosok ini memiliki lemah hati’. Lemah hati dalam konteks ini yaitu tidak mempunyai keyakinan dan keteguhan dalam menjalankan prinsip pribadi.

Faktor Terbentuknya Kalimat Ambigu

Ambigu Adalah

Sumber: GuruPendidikan.com

Kalimat-kalimat ambigu ini tentunya tidak akan terbentuk jika seseorang teliti dalam membentuk kalimat, serta mau mempelajari suatu bahasa dengan baik. Setidaknya, ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya kalimat ambigu, yaitu:

Faktor Morfologi

Dalam kasus ini, kalimat ambigu terbentuk karena adanya kata yang dibentuk secara kurang baik, sehingga menyebabkan kesalahpahaman dalam memahami konteks.

Contoh kalimat: “Cokelat buatan ibu tertelan anjing”.

Dalam kalimat di atas, orang-orang dapat mengira bahwa anjing tersebut memang sengaja menelan cokelat, atau anjing tersebut tidak sengaja menelan cokelat ini.

Faktor Sintaksis

Sintaksis sendiri memiliki maksud sebagai susunan kata. Kalimat ambigu dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam susunan kata, membuat maksud dari suatu kalimat memiliki makna lain.

Contoh kalimat: “Nenek memandang langit biru,” dan “Baju berwarna biru langit“.

Dari kalimat di atas, Grameds bisa melihat bahwa hanya menukar susunan 2 kata saja dapat menyebabkan perbedaan arti dari kata tersebut, sehingga tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama.

Faktor Struktural

Faktor terakhir ini berkaitan dengan gramatikal dan susunan kata. Perbedaan dalam meletakkan tanda baca, atau penggunaan awalan dan akhiran yang berbeda, bisa menyebabkan perubahan makna.

Contoh kalimat: “Ibu, ayah sedang pergi ke luar kota,” dan “Ibu! Ayah sedang pergi ke luar kota?”

Dua kalimat di atas hanya memiliki perbedaan tanda baca. Namun, Grameds bisa melihat bahwa kalimat pertama memiliki konteks memberi informasi, sementara kalimat kedua seakan sedang panik dan bertanya.

Ambigu dalam Ilmu Lain

https://www.gramedia.com/products/kuliah-umum-linguistik?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/kuliah-umum-linguistik?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Dengan ini, Grameds sudah mengetahui serba-serbi mengenai sifat ambigu dalam ilmu linguistik. Namun, tahukah kalian bahwa sifat ambigu ini tidak hanya ditemukan dalam ilmu linguistik saja, melainkan juga dapat ditemukan dalam sejumlah ilmu lain?

Sifat ambigu di sini juga dapat menyebabkan kerancuan pada suatu topik di dalam ilmu terkait. Kerancuan ini tidak harus merupakan sesuatu yang berbentuk kalimat saja, melainkan juga sesuatu spesifik hanya dapat ditemukan di dalam ilmu yang sedang dibahas.

Lantas, apa saja ilmu-ilmu yang juga memiliki sifat ambigu? Sesi kali ini juga akan menjadi penutup artikel mengenai ambigu. Semoga saja, pengetahuan Grameds, khususnya dalam topik ambigu, bisa semakin terjelaskan dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam percakapan.

Filsafat

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari seputar pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai hidup. Filsafat sendiri juga merupakan akar dari ilmu pengetahuan lain, karena sifat dasar dari filsafat sendiri adalah rasa keingintahuan, membuat seseorang kerap mempertanyakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah ditanyakan.

Dalam mempertanyakan suatu hal, terkadang filsuf berpikir sesuatu yang bersifat ambigu. Dan terkadang pula, pemikiran ambigu ini justru malah membuat mereka salah dalam membuat kesimpulan, sehingga argumen mereka terkait pemikiran tersebut justru malah diperdebatkan filsuf lain.

Selain itu, sifat ambiguitas ini rupanya juga bisa ditemukan dalam kesalahan penulisan, serupa dengan ilmu linguistik. Faktor struktural yang tadi sempat dibahas, seperti perbedaan penulisan tanda baca atau imbuhan, juga memiliki pengaruh ketika filsuf ingin menyampaikan pemikirannya.

Matematika

Seperti yang Grameds sudah ketahui, matematika merupakan ilmu dasar yang mempelajari terkait perhitungan angka. Beberapa cabang ilmu lain, umumnya ilmu eksak seperti fisika, kimia, dan statistik, merupakan cabang ilmu yang dikembangkan dari matematika.

Meskipun matematika adalah ilmu di mana seseorang bisa menemukan sesuatu yang hampir pasti, kenyataannya ada satu teori yang membantah hal tersebut. Sifat ambigu dalam ilmu matematika dapat ditemukan di dalam sebuah teori bernama teori underdetermination.

Singkatnya, teori underdetermination ini menjelaskan bahwa setiap teori berbasis ilmiah akan selalu ada setidaknya satu teori lain yang juga didukung oleh sebuah bukti. Teori tersebut juga dapat dipertahankan secara logis dalam menghadapi bukti baru, menyebabkan adanya sifat ambigu dalam ilmu matematika.

Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari terkait bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh kehadiran orang lain dan norma-norma sosial. Keberadaan orang-orang serta norma-norma ini dipengaruhi oleh manusia, bahkan ketika sendirian.

Dalam psikologi sosial, sifat ambigu menjadi salah satu faktor yang digunakan dalam menentukan tanggapan orang terhadap berbagai situasi spesifik. Seseorang umumnya akan bertindak berbeda jika mereka mengetahui secara pasti mengenai situasi yang mereka sedang hadapi.

Semakin tidak jelas atau ambigu sebuah situasi, maka akan semakin besar seseorang tidak ingin bereaksi, karena khawatir salah dalam menginterpretasikan situasi tersebut. Sebaliknya, jika situasi yang mereka hadapi jelas, maka seseorang akan lebih cepat untuk tanggap.

Ilmu Komputer

Ilmu komputer adalah ilmu yang mempelajari komputasi, otomatisasi, dan informasi. Ilmu komputer ini mencakup sejumlah hal seperti yang bersifat matematis macam algoritma, teori komputasi, teori informasi, otomatisasi, serta bersifat praktik, macam desain, implementasi perangkat keras maupun perangkat lunak.

Sifat ambigu yang dapat ditemukan di dalam ilmu komputer cukup spesifik, yaitu dalam penerapan satuan ukur, khususnya dalam penyimpanan memori, seperti kilobit, megabit, gigabit, dan seterusnya. Satuan memori ini seharusnya memiliki jumlah 1024, dan berlaku dalam kelipatan pangkat selanjutnya.

Tetapi, kenyataannya, penyimpanan memori yang biasa ditemukan di alat elektronik seperti HP, komputer, atau perangkat lainnya, umumnya justru berukuran lebih kecil atau lebih besar dibandingkan satuan penyimpanan seharusnya. Ini menyebabkan adanya ketidakjelasan atau ambigu terkait mana ukuran penyimpanan yang benar.

Tentunya, terdapat sejumlah buku yang dapat membantu Grameds agar kalian semakin memahami linguistik dan terhindar dari ambigu. Buku-buku yang akan direkomendasikan kali ini adalah buku “Puebi & Pedoman Pembentukan Istilah Terlengkap“, buku “Kamus Bahasa Indonesia Dengan EYD Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional Edisi Revisi“, dan buku “Filsafat Ilmu“.

Puebi & Pedoman Pembentukan Istilah Terlengkap

https://www.gramedia.com/products/puebi-pedoman-pembentukan-istilah-terlengkap?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/puebi-pedoman-pembentukan-istilah-terlengkap?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Kamus Bahasa Indonesia Dengan EYD Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional Edisi Revisi

https://www.gramedia.com/products/kamus-bahasa-indonesia-dgn-eds-revisi-idx?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/kamus-bahasa-indonesia-dgn-eds-revisi-idx?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Filsafat Ilmu

https://www.gramedia.com/products/filsafat-ilmu-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/filsafat-ilmu-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Grameds bisa membaca buku-buku terkait topik ambigu dan pelajaran bahasa Indonesia lainnya yang dapat kalian temukan di situs www.gramedia.com. Ingat Grameds, bahwa kalian akan mendapatkan ilmu dan informasi #LebihDenganMembaca. Salam literasi!

Penulis: M. Adrianto S.

Baca juga:

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah