in

Review Novel Elgara Karya Afria Lusiana

Novel Elgara ditulis oleh Afria Lusiana, penulis yang populer di Wattpad. Kisah Elgara ini juga pada mulanya dipublikasi di akun Wattpad pribadi Afria Lusiana sendiri yang bernama Lusiafriaa. Tak disangka, kisah Elgara yang mulai ditulisnya pada tanggal 17 Januari 2021 itu bisa populer di kalangan masyarakat.

Kisah Elgara ini juga ternyata berhasil membawa kesempatan bagi Afria Lusiana untuk mengembangkan karirnya di dunia kepenulisan. Kisah Elgara ini dapat menarik hati sejumlah besar orang. Hal ini dibuktikan dengan per bulan Juni 2022, kisah Elgara ini telah dibaca sebanyak 12,9 juta kali di platform Wattpad.

Maka dari itu, tak heran jika pihak penerbit Coconut Books kemudian tertarik untuk menerbitkan kisah Elgara ini menjadi sebuah novel. Kisah Elgara kemudian berhasil diterbitkan menjadi sebuah novel pada bulan September 2021. Novel Elgara ini juga berhasil sukses setelah diterbitkan, dengan menjadi salah satu novel yang bisa anda temukan pada bagian buku best seller.

Novel Elgara ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Kyara Agatha Prananda. Kyara adalah gadis yang polos dan sangat ramah. Namun, Kyars hidup sambil melawan penyakit mental gangguan kecemasan atau anxiety disorder ketika semua orang pergi meninggalkan dirinya.

Novel ini juga mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Elgar Aditya Wiratama. Elgar adalah seorang cowok gengsian yang memiliki segala dendam tidak jelas dan juga egois terhadap seorang Ara. Sebetulnya, Elgar menyayangi Ara, tetapi Elgar selalu berusaha mengelak dan membohongi perasaannya itu.

Elgar menutupi perasaannya itu dengan menuduh Ara sebagai seorang pembunuh secara terus menerus. Elgar selalu melontarkan hal-hal yang dapat menyakiti dan menyiksa Ara. Kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka sebetulnya adalah sebuah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. Namun, Elgar saja yang terlalu sulit untuk menerima kenyataan, sehingga Ara kini menjadi sasaran kemarahannya.

Sinopsis Novel Elgara

Sedari tadi seorang gadis yang diketahui bernama Kyara atau yang akrab dipanggil Ara itu tak menyerah untuk mengejar seorang cowok bernama Elgar. Ia terus meminta cowok itu menunggu dirinya, supaya bisa bicara empat mata dengannya. Namun, cowok itu terus mengabaikannya. Ara tidak menyerah untuk mengikuti Elgar dari kelas menuju ke kantin, lapangan basket, sampai sekarang berhenti di parkiran sekolah.

Ara tidak peduli meskipun banyak siswa lain yang menyaksikan dirinya mengejar-ngejar Elgar dengan menatapnya secara aneh tentunya. Ara terus memohon kepada Elgara untuk memberikan kesempatan baginya berbicara. Ara memohon sambil menahan tangan Elgar yang ingin pergi dari parkiran sekolah setelah cowok itu memakai helm full face miliknya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Kali ini, Ara benar-benar berharap Elgar mau mendengarkan perkataannya dan juga mau ikut bersama Ara tanpa penolakan seperti sebelumnya. Elgar menoleh ke arah Ara dengan tatapan dingin. Tatapan ini lantas membuat Ara menunduk menciut, karena merasa takut. Namun, balik lagi, Ara tak akan menyerah.

Ara terus memanggil Elgar sambil memegang pergelangan tangannya. Elgar tampaknya sedang dalam keadaan yang tidak baik juga saat itu. Elgar pun menepis tangan Ara dengan kasar sambil mendecakkan bibirnya, pertanda sebal. Ia juga langsung mengalihkan pandangannya dari Ara.

Ara terdiam di tempat dengan pandangan kosong kepada Elgar. Lagi dan lagi, Ara kembali mendengar kata kasar yang keluar dari mulut Elgar. Sesungguhnya, itu sangat menyakiti hati Ara. Maka itu, sebisa mungkin Ara menahan air matanya supaya tidak terjatuh.

Tangan Ara yang semula menahan tangan Elgar juga kini ia lepas perlahan setelah dibentak oleh Elgar. Mulut Elgar sekarang sangat pedas, mungkin melebihi pedasnya berbagai jenis cabe yang ada di pasaran. Ara kemudian menatap Elgar intens, dari sorot mata Ara jelas sekali menunjukkan sebuah kekecewaan. Kecewa bahwa Elgar yang dulu dikenalnya, kini benar-benar sudah berubah.

Ara kemudian berkata kepada Elgara bahwa sudah dua tahun lamanya, mereka pasti kangen dengan Elgara. Ia juga menanyakan apakah Elgara tidak kangen dengan mereka? Ara kemudian mengajak Elgara untuk pergi bersama-sama dengannya. Elgar tidak menjawab satu pun perkataan Ara, ia sungguh tak peduli.

Elgar kemudian dengan bodo amatnya menancap gas motornya, kemudian pergi meninggalkan Ara tanpa sepatah kata di sana. Ara mematung di tempat, pandangannya kosong. Ia masih memerhatikan punggung Elgar yang semakin lama semakin menjauh dan tidak terjangkau lagi oleh matanya.

Ara lantas membatin, maafin Ara ya El, ini semua memang salah Ara. Ara menunduk dan memejamkan matanya, ia merasa bersalah. Hari ini, Ara gagal lagi. Ara kemudian memilih untuk segera pergi dari lingkungan sekolah.

Ara kemudian berjalan menuju halte untuk pergi ke suatu tempat. Sedari tadi Ara hanya melamun sambil menatap kosong keluar jendela bus dengan asumsinya sendiri. Ara memerhatikan sepanjang jalan yang ia lewati dari atas sana.

Ia terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, sampai kapan Elgara akan seperti itu? Entah sampai kapan semua ini akan berakhir, entah sampai kapan Elgar membencinya, entah sampai kapan Ara akan selalu disalahkan, dan entah sampai kapan Ara akan kembali bertemu dengan yang namanya kebahagiaan. Ia hanya berharap tidak akan selamanya Elgara akan seperti ini.

Di sisi lain, Ara memang mengerti bahwa Elgara membutuhkan waktu. Dan Ara akan menunggu Elgara sampai siap. Namun, Ara juga lelah karena entah sampai kapan ini akan berakhir. Tak akan ada yang tau.

Ini adalah kisah ketika benci, ego, dan cinta menjadi satu. ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Kyara Agatha Prananda. Kyara adalah gadis yang polos dan sangat ramah. Namun, Kyars hidup sambil melawan penyakit mental gangguan kecemasan atau anxiety disorder ketika semua orang pergi meninggalkan dirinya.

Ini juga merupakan kisah tentang seorang pemuda bernama Elgar Aditya Wiratama. Elgar adalah seorang cowok gengsian yang memiliki segala dendam tidak jelas dan juga egois terhadap seorang Ara. Sebetulnya, Elgar menyayangi Ara, tetapi Elgar selalu berusaha mengelak dan membohongi perasaannya itu.

Elgar menutupi perasaannya itu dengan menuduh Ara sebagai penyebab kematian keluarganya. Tuduhan dari Elgar ini tentunya sangat menyakiti hati Ara, tetapi Ara sama sekali tidak membantahnya. Ara malah setiap hari meminta maaf kepada Elgar. Ara terus melakukan itu meskipun ia tidak bersalah sama sekali.

Sebab, bukan hanya Elgar saja yang kehilangan anggota keluarganya, tetapi Ara juga kehilangan sang ibunda. Sang ibunda yang merupakan satu-satunya penguat Ara setelah Ayahnya pergi untuk selama-lamanya. Kejadian yang menimpa mereka berdua sebetulnya adalah sebuah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. Namun, tampaknya Elgar belum bisa dan kesulitan menerima kenyataan pahit itu, sehingga Ara kini menjadi sasaran kemarahannya.

Kelebihan Novel Elgara

Ide cerita Novel Elgara ini begitu unik. Novel ini menyajikan kisah yang jarang ditemukan, dengan mengangkat konflik kematian tidak terduga dan juga kesehatan mental. Kisah ini mampu membuat para pembaca mendapatkan banyak pembelajaran.

Afria Lusiana juga menuliskan kisah ini dengan sangat detail. Afria Lusiana mampu menuliskan narasi kisah yang menggambarkan latar suasana, waktu, dan tempat dengan sangat jelas. Hal ini lantas membuat para pembaca dapat membayangkan keseluruhan adegan ini dengan tepat.

Selain itu, cara penulisan Afria Lusiana juga dinilai sangat mengalir. Afria Lusiana menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, pemilihan diksinya juga dinilai tepat. Lalu, para pembaca juga kagum dengan bagaimana Afria Lusiana menghadirkan narasi pergulatan batin yang dialami tokoh.

Afria Lusiana juga dinilai mampu membangun dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita ini dengan baik. Dinamika antar tokoh juga tidak berlebihan dan dinilai sangat natural. Dinamika antar para tokoh digambarkan seperti bagaimana kita akan bertindak jika menjadi tokoh tersebut. Sangat nyata dan relevan dengan kehidupan nyata.

Kekurangan Novel Elgara

Dalam novel Elgara ini terdapat sejumlah kata kasar. Maka itu, dibutuhkan kebijaksanaan dari para pembaca dalam memahami kisah ini. Selain itu, hal ini membuat novel Elgara ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang berusia 15 tahun ke atas.

Kesalahan penulisan adalah kesalahan yang umum ditemukan pada karya tulis. Dalam novel Elgara ini juga masih didapatkan kesalahan penulisan. Namun, kesalahan penulisan ini tidak akan mengganggu proses memahami bacaan.

Pesan Moral Novel Elgara

Menerima sebuah kejadian buruk memang tidak mudah, apalagi kejadian seperti kematian yang tak terduga. Namun, kematian sesungguhnya adalah rencana Sang Pencipta. Setiap orang suatu saat pasti akan meninggalkan dunia ini.

Tidak adil bagi seseorang jika disalahkan atas kematian seseorang. Kecuali, memang pada faktanya seseorang itu memang menghabisi nyawa orang lain dengan tangannya sendiri. Berbeda, jika kondisinya seperti Ara, yang mana dia juga sebetulnya adalah korban, tetapi ikut disalahkan. Bagaikan sudah jatuh, tertimpa tangga juga.

Selalu bersikap bijak. Tinjau keadaan di sekitar, posisikan dirimu dari sudut pandang orang lain. Kendalikan egomu, jangan biarkan ego menguasai dirimu.

Gimana Grameds, penasaran akan bagaimana nasib Ara? Apakah Elgara akan memaafkan Ara dan menerima kenyataan pahit itu? Yuk cari tahu sendiri kelanjutan kisah ini dengan segera mendapatkan novel Elgara ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy