in

Review Buku Fihi Ma Fihi dan Karya Jalaluddin Rumi Lainnya

Gramedia.com

Buku Fihi Ma Fihi – Grameds yang gemar membaca buku, tentu sudah tidak asing dengan penulis Jalaluddin Rumi, bukan? Rumi merupakan salah satu penyair sufi dari Persia yang dikenal dengan karya-karyanya yang menyertakan kalimat-kalimat puitis dan penuh makna, salah satunya Fihi Ma Fihi.

Tidak jarang, banyak pengguna media sosial pun menggunakan kutipan dari buku karya-karya Jalaluddin Rumi sebagai quote atau caption. Salah satu karya Jalaluddin Rumi yang paling terkenal ialah Fihi Ma Fihi, seperti apa buku ini? Simak reviewnya berikut ini, ya.

Sebelum membahas mengenai isi buku Fihi Ma Fihi, rasanya belum afdol apabila belum berkenalan dengan sang penulis, yaitu Jalaluddin Rumi. Siapa sih Jalaluddin Rumi ini?

Siapa Jalaluddin Rumi?

Jalal ad Din Mohammad Balkhi atau kerap disebut dengan nama Rumi, merupakan seorang penyair sufi yang berasal dari Persia. Selain sebagai penyair, Rumi adalah seorang teologi Maturidi sekaligus seorang ulama yang lahir di Balkh atau sekarang bernama Samarkand pada 30 September 1207.

Selama tujuh abad terakhir ini, orang-orang dari Iran, Turki, Tajik, Pashtun, Yunani hingga orang Islam yang berada di Asia Tengah dan Sub benua India telah menikmati dan mengenal karya-karya Rumi.

Buku Fihi Ma Fihi
Pinterest.com

Puisi-puisi karya Rumi pun telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, serta telah diubah dalam berbagai format. Usai dikenal di berbagai belahan dunia, Rumi pun dikenal sebagai salah satu penyair populer serta penyair ‘terlaris’ di Amerika Serikat.

Mayoritas karya Jalaluddin Rumi ditulis dalam bahasa Persia, akan tetapi terkadang Rumi juga menulis menggunakan bahasa Arab, Turki serta Yunani. Salah Satu karya Rumi berjudul Kitab Masnawi, ditulis di Konya dan dianggap sebagai salah satu puisi terbaik yang ditulis dalam bahasa Persia. Buku Kitab Masnawi tersebut, menjadi salah satu karya Rumi yang dinilai paling berpengaruh pada dunia Sufisme.

Hingga saat ini, karya yang ditulis Jalaluddin Rumi dalam bahasa aslinya telah banyak dibaca di berbagai wilayah di Perisa Raya hingga wilayah lain yang penduduknya menuturkan bahasa Persia. Sementara itu, hasil dari terjemahan karya Jalaluddin Rumi tidak kalah populer dibandingkan karyanya dengan bahasa asli, terutama di Azerbaijan, Turki, Amerika serta wilayah di Asia Selatan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Puisi Jalaluddin Rumi pun berhasil membawa pengaruh yang cukup signifikan, tidak hanya berpengaruh terhadap sastra Persia saja, akan tetapi juga berpengaruh pada tradisi sastra yang ditulis dalam bahasa Turki Utsmaniyah, Urdu, Chagatai, Pashtun serta Bengali.

Selain Buku Fihi Ma Fihi, Ini Karya Terkenal Jalaluddin Rumi Lainnya

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu buku terkenal karya Rumi ialah sebuah buku kumpul puisi berjudul “al Matsnawi al Maknawi”. Konon, buku kumpulan puisi tersebut merupakan sebuah revolusi pada Ilmu Kalam yang ia nilai kehilangan kekuatan serta semangatnya.

Isi dari kumpulan puisi tersebut, juga mengkritik langkah maupun arahan filsafat yang dinilai oleh Rumi, cenderung melampau batas, mengkultuskan rasio serta mengebiri perasaan.

Puisi yang ditulis oleh Jalaluddin Rumi dinilai memiliki ciri khas tersendiri apabila dibandingkan dengan penyair sufi lainnya. Melalui puisi yang ditulis oleh Rumi, ia menyampaikan bahwa pemahaman mengenai dunia hanya mungkin didapatkan melalui cinta saja dan bukan semata-mata melalui kerja fisik belaka. Dalam puisi yang ditulis oleh Jalaluddin Rumi pula, ia menyampaikan bahwa Tuhan, merupakan satu-satunya tujuan serta tidak ada yang dapat menyamai Tuhan.

Ciri khas lain yang menjadi pembeda dari karya Rumi ialah Rumi seringkali memulai puisinya dengan menggunakan kisah. Akan tetapi, hal tersebut bukan dimaksudkan bahwa ia ingin menulis puisi yang naratif. Kisah tersebut digunakan Rumi, sebagai alat pernyataan ide serta pikirannya.

Banyak dijumpai pula berbagai macam kisah yang ditulis dalam satu puisi Rumi dan tampaknya, kisah tersebut berlainan akan tetapi pada kenyataannya, kisah tersebut justru memiliki kesejajaran makna yang simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ditampilkan oleh Rumi bukan dalam maksud kesejarahan, akan tetapi Rumi berusaha menampilkan tokoh-tokoh tersebut sebagai imaji yang simbolik.

Tokoh-tokoh sejarah yang ditampilkan, seperti Musa, Yusuf, Yakub dan Isa ditampilkan oleh Jalaluddin Rumi sebagai lambang dari bentuk keindahan jiwa dan mencapai makrifat. Selain itu, tokoh terkenal tersebut juga menjadi pribadi yang selalu diliputi cinta oleh Illahi.

Salah satu kutipan terkenal dari karya Jalaluddin Rumi ialah sebagai berikut,

“Jangan tanya apa agamaku. Aku bukanlah seorang Yahudi, bukan seorang zoroaster bukan pula Islam. Sebab aku tahu, begitu suatu nama aku sebut, kau akan memberikan arti yang lain dari makna yang sebenarnya hidup di dalam hatiku.”

Jalaluddin Rumi pun meninggalkan dua karya yang mengupas mengenai kesusastraan. Di antara kitab yang ia tulis, ada sebuah redaksi yang berbentuk prosa serta ada pula yang berbentuk nazam. Beberapa karya Rumi yang dituliskan dalam bentuk prosa ialah sebagai berikut.

  1. Al Majalis as Sab’ah, sebuah buku yang berisi mengenai kumpulan nasihat serta khotbah yang disampaikan oleh Rumi di atas mimbar. Isi dari buku ini, merupakan hasil dari kisah pengembaraan hidup Jalaluddin Rumi yang akhirnya mempertemukan dirinya dengan sang guru yaitu Syamsuddin al Tabrizi.
  2. Majmu’ah min ar Rasa’il merupakan buku yang berisi kumpulan surat yang pernah ditulis oleh Jalaluddin Rumi kepada para kerabat serta sahabatnya.
  3. Fihi Ma Fihi adalah buku ketiba yang berbentuk prosa dan kebanyakan dari kisahnya merupakan pembahasan mengenai pasal atas jawaban serta tanggapan Rumi mengenai berbagai macam pertanyaan yang ada dalam konteks maupun kesempatan berbeda-beda. Buku Fihi Ma Fihi, berisi mengenai kumpulan materi kuliah, refleksi serta komentar yang membahas mengenai masalah yang ada di sekitar tentang akhlak maupun ilmu irfan yang dilengkapi dengan tafsiran dari Al Quran maupun Hadist.

Karya Berbentuk Nazam

Sedangkan beberapa karya Jalaluddin Rumi yang berbentuk nazam, sebagai berikut.

  1. Diwan Syams Tabrizi, buku Rumi yang berbentuk nazam satu ini merupakan buku yang berisi ghazal. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang Iran, buku Diwan diubah dengan mengikuti bahar yang bervariasi dengan jumlah bait mencapai 43.000 bait.
    Rumi juga mengubah buku Diwan, untuk mengungkapkan rasa ketergantungannya pada sang guru yaitu Syamsuddin Tabrizi. Oleh karena itu, terjalinlah persatuan di antara guru dan murid, hingga Rumi pun mengubah Diwan dan pada akhirnya, terucap pula nama Syam oleh lisan Rumi hingga buku ini Diwan ini kemudian terkenal dengan nama Diwan Syams Tabrizi.
  2. Rubaiyat merupakan buku yang dinisbahkan pada Rumi. Dalam buku Rubaiyat ini, ada kurang lebih 1.659 bait yang wasanya berbentuk rubai atau terdiri dari empat baris. Sementara itu, keseluruhan baitnya kurang lebih mencapai 3.318 bait.
  3. Matsnawi, adalah buku ketiga Jalaluddin Rumi yang berbentuk nazam dan ditulis menggunakan bahasa Persia. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Arab, Matsnawi dapat dimaknai sebagai kata biner. Dalam setiap bait buku tersebut, terselip rima yang menyendiri serta rima bait lainnya. Akan tetapi ada dua penggalan pada satu baitnya yang tetap sama.
Buku Fihi Ma Fihi
Pinterest.com

Review Buku Fihi Ma Fihi

Fihi Ma Fihi merupakan salah satu karya dari Maulana Jalaluddin Rumi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, serta termasuk dalam buku Rumi yang cukup populer. Buku Fihi Ma Fihi dalam terjemahan bahasa Indonesia ini, diterbitkan oleh Penerbit Forum dan terbit pada 25 Januari 2017. Buku ini memiliki ketebalan 538 halaman dengan 71 pasal atau bab, yang sebagian besar pasalnya berisi mengenai jawaban serta tanggapan dari Rumi mengenai beragam pertanyaan yang ditujukan padanya semasa hidupnya.

Dalam buku Fihi Ma Fihi, Rumi menceritakan mengenai kisah dari perjalanan hidup yang dialami oleh dirinya. Dalam buku ini, Rumi pun turut menghadirkan berbagai tokoh yang ia tulis di beberapa pasal dalam buku Fihi Ma Fihi.

Selain itu, buku Fihi Ma Fihi juga menghadirkan kisah dari para nabi, seperti Nabi Muhammad, Laila dan Majnun hingga beberapa tokoh yang cukup dekat Rumi, seperti Bahauddin, Amir Barwanah dan masih banyak lagi.

Umumnya, buku Fihi Ma Fihi ini berisi mengenai sejumlah pandangan dari Rumi yang berkaitan dengan ilmu akidah, fikih serta ilmu lain yang ada di dalam Al Quran disertai dengan nasihat kehidupan yang erat kaitannya dengan Tuhan.

Dalam buku Fihi Ma Fihi ini, Jalaluddin Rumi sebagai penulis menawarkan banyak kejuatan di setiap pasalnya. Buku ini menyuguhkan banyak ayat Al-Quran disertai dengan terjemahannya dan dilengkapi pula dengan pembahasannya.

Di samping itu pula, Jalaluddin Rumi pun turut menambahkan hikayat dari kisah para nabi serta dibubuhi dengan perumpamaan secara kontekstual. Sehingga, setiap kalimat yang ada pada dalam buku Fihi Ma Fihi pun lebih mudah dipahami.

Setiap untaian kata yang dituliskan oleh Rumi dalam buku Fihi Ma Fihi, mampu membuat pembaca merasa ikut masuk dan merasakan imaji yang sama yang digambarkan oleh Rumi. Ditambah, deskripsi dan penggambaran Rumi mengenai imajinasinya detail dan kata-katanya tersusun penuh harmoni.

Pada buku Fihi Ma Fihi ini pula, Rumi banyak menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya disertai dengan penjelasan yang ekuivalen dengan Al-Quran, hadis serta sabda dari Rasul, Rumi juga menjawab segala pertanyaan dengan menggunakan mazhab yang sesuai dengan pembahasan dari pertanyaan yang ditujukan padanya.

Banyak pembaca yang telah menuliskan review maupun resensi dari buku Fihi Ma Fihi ini menilai, bahwa buku Fihi Ma Fihi berhasil membuat pembaca berfikir dengan jalan pikiran Rumi yang dinilai indah dan juga dalam untuk diselami.

Melalui buku Fihi Ma Fihi ini pula, Rumi mengantarkan para pembaca pada kebijaksanaan, sehingga pembaca dapat melihat segala sesuatunya mulai dari sebab dan bukan dari apa yang ditimbulkan oleh sebab tersebut. Seperti sebuah paradoks mengenai kehidupan di dunia ini yang masuk akal.

Dalam salah satu pasal, yaitu pasal 55 yang berjudul “Orang Kafir dan Orang Beriman, Keduanya Sama-sama Bertasbih”. Dalam pasal tersebut, Rumi menuliskan bahwa penyebab seseorang menjadi kafir maupun menjadi seseorang yang beriman adalah yang Maha Membuat Sebab, orang itu kafir atau beriman.

Melalui buku ini, Jalaluddin Rumi pun mengantarkan pada pembaca pada kebijaksanaan agar mampu menerima segala kehendak Tuhan yang ada di dunia dengan sudut pandang luas.

Buku Fihi Ma Fihi, membuat pembaca mampu memahami Jalaluddin Rumi, sebagai sosok yang sangat mencintai Tuhan-Nya dengan caranya sendiri. Buku ini pula menjelaskan, bahwa ada banyak hal dalam hidup seseorang serta bagaimana cara seseorang menyikapi segala kehendak Allah.

Sayangnya, buku Fihi Ma Fihi ini tidak diselesaikan oleh Rumi dalam satu pasal. Akan tetapi bersambung dari satu pasal ke pasal lainnya secara random dan tidak berurutan. Namun kekurangan ini juga bisa mempermudah pembaca, yang lebih suka membaca buku secara acak.

Selain memiliki pasal yang acak, ada kekurangan lainnya pada buku Fihi Ma Fihi. ada beberapa hikayat yang tidak selesai ditulis oleh Rumi. Sehingga hal tersebut dapat membuat pembaca merasa bingung, atau bahkan digantungkan pada kisah yang hanya berisi beberapa potongan kisah saja.

Karena buku terjemahan, buku Fihi Ma Fihi ini pula memiliki beberapa kekurangan dalam proses penerjemahannya. Seperti ada beberapa kata yang typo atau salah dituliskan sehingga kurang huruf dan masalah teknik penulisan lainnya.

Terlepas dari kekurangan tersebut, buku Fihi Ma Fihi karya Jalaluddin Rumi ini tentu layak dibaca oleh berbagai kalangan. Meskipun mungkin sedikit susah untuk mengartikan apa yang dimaksud oleh Rumi, akan tetapi pembaca dapat menafsirkan tulisan Rumi sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing.

Rekomendasi Buku Jalaluddin Rumi Lainnya

Selain Fihi Ma Fihi, Maulana Jalaluddin Rumi juga menulis banyak buku lainnya. Sebagai salah satu penyair yang terkenal, banyak pula penulis yang turut menulis kumpulan quotes atau menulis sosok Jalaluddin Rumi. Berikut beberapa rekomendasi buku karya Jalaluddin Rumi atau mengenai Rumi selain Fihi Ma Fihi.

1. 365 Rumis’s Quotes: Aku Memilih Cinta

Buku Fihi Ma Fihi

Buku pertama yang cukup populer di Indonesia ialah 365 Rumis’s Quote: Aku Memilih Cinta yang ditulis oleh Maulana Jalaluddin Rumi. buku ini memiliki ketebalan 408 halaman dan terbit pada 1 Oktober diterbitkan oleh penerbit Puspa Swara.

Buku ini berisi mengenai quotes yang ditulis oleh Rumi, mengenai cinta. Salah satu pembaca yang membagikan reviewnya menulis, bahwa buku ini berhasil membuatnya melihat hal-hal lebih positif.

2. Matsnawi Maknawi Maulana Rumi (Kitab I, Bait 1-2011)

Buku Fihi Ma Fihi

Buku kedua Maulana Jalaluddin Rumi yang harus masuk list buku bacaan Grameds adalah buku Matsnawi Maknawi Maulana Rumi (Kitab I, Bait 1-2011). Buku ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dari bahasa Persia oleh Muhammad Nur Jubir.

Karena diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Persia, buku ini menjadi lebih mudah dimengerti. Ditambah dengan gaya bahasa khas Rumi yang puitis dan mengandung banyak nilai.

3. Pesan-Pesan Cinta Jalaluddin Rumi

Buku Fihi Ma Fihi

Bagi Grameds yang penasaran dengan sosok Jalaluddin Rumi, buku ini tepat untuk kamu baca. Karena buku ini berisi mengenai latar kehidupan dari Jalaluddin Rumi disertai dengan syair cinta Rumi pada Allah.

Grameds yang tertarik untuk membaca serta memiliki buku-buku karya serta tentang Jalaluddin Rumi ini, kamu bisa membeli bukunya di gramedia.com, termasuk buku Fihi Ma Fihi yang penuh pemaknaan. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu menyediakan beragam buku menarik yang original serta berkualitas, agar Grameds bisa mendapatkan informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

Written by Ananda