Akuntansi

Pengertian Biaya Variabel: Ciri-Ciri, Jenis, Contoh, dan Rumusnya

Written by Kamal

Pengertian Biaya Variabel – Pengertian biaya variabel pada dasarnya merupakan salah satu istilah umum di perusahaan pada saat menjalankan sebuah proses produksi suatu barang atau proyek. Selain biaya variabel atau dikenal juga dengan istilah variabel cost ini, ada jenis lainnya yang juga lazim digunakan dalam melakukan pembukuan operasional perusahaan, yaitu biaya tetap atau fixed cost.

Secara umum, biaya variabel maupun biaya tetap termasuk ke dalam jenis biaya produksi dari sebuah perusahaan yang beroperasi. Nah, artikel ini akan membahas secara lebih mendalam tentang pengertian biaya variabel, ciri, jenis, contoh hingga perbedaannya dengan biaya tetap. Yuk simak selengkapnya berikut ini!

A. Pengertian Biaya Variabel

Dilansir dari situs daring Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat OJK, pengertian biaya variabel dapat diartikan sebagai sebuah biaya perusahaan yang memiliki jumlah sesuai dengan volume dari kegiatan usahanya. Istilah dari biaya variabel biasa juga disebut sebagai kebalikan dari biaya tetap, sehingga dikenal juga dengan biaya tidak tetap.

Biaya variabel sendiri merupakan biaya dengan jumlah yang tidak tetap atau berubah-ubah mengikuti intensitas pemakaian sumber biaya. Hal ini dapat dipahami sebagai biaya yang memiliki besar bergantung pada output atau luaran.

Sementara itu, sebagai sebuah biaya yang berubah mengikuti aktivitas bisnis dari perusahaan, biaya variabel bisa dikatakan juga sebagai biaya yang besarannya mengalami kenaikan dan penurunan tergantung pada volume operasional perusahaan.

Biaya variabel ini sebenarnya bisa dihitung sebagai jumlah biaya marginal atau marginal cost dari seluruh unit yang diproduksi. Dengan kata lain, biaya variabel sendiri merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Biaya variabel juga terkadang disebut sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level. Hal ini dikarenakan berbagai biaya variabel tersebut memiliki banyak variasi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Maka dari itu, biaya variabel adalah biaya yang hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini bisa jadi membuat dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Salah satu jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada saat melakukan proses produksi sering dikenal dengan pembelian bahan baku.

Pengeluaran untuk membeli bahan baku sendiri ini akan sangat dipengaruhi oleh target output dari keseluruhan proses produksi perusahaan. Oleh karena itu, biaya variabel akan selalu mengalami perubahan selama proses produksi. Hal ini juga berlaku pada saat proses produksi terhenti, biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur akan menjadi nol.

B. Ciri-Ciri Biaya Variabel

Setelah memahami tentang pengertian biaya variabel, berikut ini adalah beberapa ciri dari biaya variabel yang perlu kalian ketahui. Biaya variabel pada dasarnya memiliki ciri khusus yang sudah dijelaskan dalam Akuntansi Biaya. Beberapa ciri biaya variabel antara lain meliputi:

1. Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.

2. Biaya per unit relatif konstan meski volume berubah dalam rentang yang relevan.

3. Dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat.

4. Dapat dikendalikan oleh seseorang kepada departemen tertentu.

C. Jenis dan Contoh Biaya variabel

Setelah mengetahui pengertian dari biaya variabel sekaligus ciri-ciri dan jenis-jenisnya, berikut ini akan disajikan beberapa contoh dari biaya variabel. Contoh dari biaya variabel sendiri yaitu, biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya distribusi produk, komisi penjualan, dan biaya overhead. Beberapa contoh biaya variabel yang perlu kamu ketahui, antara lain yaitu:

1. Biaya Bahan Baku

Contoh biaya variabel yang pertama merupakan biaya bahan baku produksi. Biaya bahan baku ini sendiri meliputi intrinsik barang sampai pengemasan. Sesuai dengan namanya, biaya bahan baku pada dasarnya harus dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi yang diinginkan oleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu.

2. Upah Tenaga Kerja Langsung

Contoh biaya variabel yang kedua adalah upah tenaga kerja langsung. Upah tenaga kerja langsung sendiri dapat dipahami sebagai upah yang dibayarkan ke tenaga kerja dan berhubungan secara langsung dengan proses produksi. Diketahui bahwa upah tenaga kerja langsung berbeda dengan gaji. Hal ini dikarenakan upah dibayarkan per unit produk, bukan bulanan.

3. Biaya Distribusi Produk

Contoh biaya variabel yang ketiga adalah biaya distribusi produk atau bisa juga diartikan sebagai pengeluaran guna mengantarkan produk-produk ke distributor hingga end-user. Biaya distribusi produk sendiri meliputi biaya bensin, kurir atau driver, dan lain sebagainya. Biaya distribusi produk semacam ini biasa disebut sebagai biaya variabel karena memiliki jumlah yang sesuai dengan kuantitas produk yang didistribusikan.

4. Komisi Penjualan

Contoh biaya variabel yang keempat adalah komisi penjualan. Komisi penjualan sendiri diperlukan agar penjualan bisa mencapai atau bahkan melebihi target. Beberapa perusahaan diketahui memberlakukan komisi atau bonus terhadap penjualannya. Hal ini dikarenakan jumlah produk sangat bergantung terhadap seberapa banyak divisi pemasaran telah berhasil melakukan penjual. Maka dari itu, komisi penjualan bisa dikatakan sebagai biaya variabel karena terkait dengan biaya dari penjualan produk perusahaan.

5. Biaya Overhead

Contoh biaya variabel yang terakhir adalah biaya overhead. Biaya jenis ini bisa diartikan sebagai beberapa biaya selain yang telah disebutkan sebelumnya dan tidak bisa dimasukkan secara rinci ke dalam laporan keuangan. Biaya ini juga bisa dikatakan tidak terlalu penting sehingga tidak perlu diketahui oleh para stakeholder. Beberapa contoh biaya overhead biasanya yaitu, biaya beli alat tulis, cetak dokumen, konsumsi harian, beli pengharum ruangan, dan lain sebagainya.

F. Jenis Biaya Variabel Berdasarkan Tujuan dan Perencanaan

Apabila dilihat berdasarkan tujuan dan perencanaan dari biaya variabel, biaya variabel dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni engineered variable cost dan discretionary variable cost. Berikut ini adalah penjelasan terkait kedua jenis variabel tersebut, di antaranya yaitu:

1. Engineered Variable Cost

Menurut Akuntansi Manajemen, engineered variable cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang mempunyai hubungan erat dan nyata antara masukan dan keluarannya. Contohnya biaya bahan baku.

Berdasarkan buku Akuntansi Biaya, hampir seluruh biaya variabel pada dasarnya engineered variable cost. Apabila masukan dari biaya mengalami perubahan, maka keluaran juga dapat mengalami perubahan sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Hal ini juga berlaku secara sebaliknya.

2. Discretionary Variable Cost

Discretionary variable cost merupakan sebuah biaya yang besaran jumlah secara keseluruhan sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat dari kebijakan atau keputusan dari pihak manajemen. Salah satu contoh discretionary variable cost adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.

Sama halnya dari Akuntansi Manajemen, discretionary variable cost diketahui mempunyai pola grafis variabilitas, akan tetapi bukan dikarenakan sebuah alasan yang sama, misalnya saja seperti bahan langsung atau tenaga kerja langsung. Biaya yang bertambah ini sendiri mungkin lebih berhubungan dengan otoritas manajemen dalam kegiatan belanja.

Hanya saja, apabila keluaran mengalami perubahan, maka masukan akan mengalami perubahan juga yang sebanding dengan perubahan keluaran. Namun pada discretionary variable cost ini apabila masukan berubah, maka keluaran belum tentu berubah. Hal ini berarti, biaya variabel jenis ini bisa dikatakan sebagai biaya variabel yang perilakunya tidak murni atau nyata. Di mana dapat berubah bertingkat dan dibutuhkan volume yang besar.

E. Cara Menghitung Rumus Biaya Variabel

Pada bagian ini, kita akan mulai membahas cara menghitung pengeluaran atau biaya variabel. Berikut ini adalah rumus biaya variabel yang penting untuk diperhatikan, yaitu:

Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) – Fixed Cost (FC)) / Quantity

Contoh cara menghitung biaya variabel berdasarkan rumusnya:

Per April 2022, Agus mengeluarkan biaya produksi hingga mencapai Rp 50 juta, dengan tagihan >fixed cost yang mencapai Rp 5 juta. Pada bulan tersebut, Agus diketahui telah berhasil melakukan produksi hingga 2500 unit barang. Maka, biaya variabelnya yang perlu dikeluarkan, adalah:

Variable Cost April 2021 Indi

= (Rp50,000,000 – Rp5,000,000) / 2,500
= Rp45,000,000 / 2,500
= Rp18,000

Jadi, biaya variabel Agus pada bulan April 2022 mencapai sebesar Rp 18 ribu per unit produk.

F. Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Setelah membahas pengertian biaya tetap dan variabel, pada bagian ini kita akan membahas terkait perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap berdasarkan berbagai segi. Berikut ini adalah ulasan terkait perbedaan antara kedua jenis biaya tersebut, antara lain yaitu:

1. Dari Segi Waktu Terjadi

Poin pertama dalam perbedaan biaya variabel dan biaya tetap dapat dilihat dari segi waktu terjadinya. Biaya variabel pada dasarnya merupakan pengeluaran dengan rentang waktu lebih pendek, baik itu satu pekan sekali atau bahkan bisa juga setiap hari. Sementara itu, biaya tetap diketahui sebagai pengeluaran yang tidak terjadi tiap hari atau berdasarkan rentang waktu satu bulan, satu tahun, bahkan sampai dalam beberapa tahun sekali.

2. Dari Segi Nominal Pembayaran

Poin kedua dalam perbedaan biaya variabel dan biaya tetap bisa dilihat berdasarkan segi nominal pembayaran. Nominal pembayaran dari biaya tetap biasanya jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan biaya variabel. Meskipun begitu, pada saat perusahaan dalam kondisi profitabilitas atau keuntungan 0 sekalipun, maka dari nominal biaya tetap tidak akan berubah. Hal ini tentu saja berbeda dengan nominal pembayaran biaya variabel yang jauh lebih kecil dan bisa jadi diatur perusahaan sesuai dengan kondisi keuangannya.

3. Dari Segi Hubungan dengan Produksi

Pon selanjutnya dalam perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap yaitu berdasarkan segi hubungan dengan produksi. Biaya variabel pada dasarnya, biaya variabel memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan proses produksi oleh sebuah perusahaan. Sementara itu, biaya tetap merupakan biaya yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan proses produksi barang. Oleh karena itu, pada saat terjadi pengurangan produksi, maka nominal biaya akan tetap dan tidak akan berubah.

4. Dari Segi Pencatatan Akuntansi

Poin berikutnya dalam perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap adalah dari segi pencatatan akuntansi. Apabila kamu sudah terbiasa membaca sebuah laporan keuangan, tentu saja kamu akan tahu bahwa beberapa perusahaan membuat laporan biaya variabel tersendiri, terlebih lagi untuk urusan yang bergerak di bidang manufaktur.

Maka dari itu, laporan biaya variabel biasanya akan dikeluarkan setiap hari, seminggu, bahkan satu bulan sekali bergantung alur dari keluar dan masuknya sebuah produk. Sedangkan, untuk laporan biaya tetap memiliki intensitas yang bisa dikatakan sangat jarang. Laporan biaya tetap bisa dikeluarkan setiap sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali saja.

5. Dari Segi Penentuan Harga

Kemudian, perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap yang terakhir adalah berdasarkan segi penentuan harga. Meskipun biaya tetap memiliki jumlah yang sangat besar, biaya tetap pada dasarnya merupakan salah satu komponen biaya yang sangat jarang digunakan, terutama dalam hal sebagai penentuan harga dari suatu produk.

Jumlah total biaya tetap biasanya adalah benchmark dasar dari biaya perusahaan pada saat aktivitas bisnis perusahaan sedang berada di tingkat 0. Hal ini tentu sangat berbeda dengan biaya variabel yang menjadi salah satu dasar kuat sebuah perusahaan dalam melakukan penentuan harga terhadap barang atau produk.

Demikian pembahasan tentang pengertian biaya variabel, dari mulai ciri, jenis dan contoh, rumus hingga cara menghitungnya sekaligus perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Pada pembahasan kali ini, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa biaya variabel merupakan pengeluaran yang akan tetap dibayar perusahaan apapun kondisinya atau bisa dikatakan biaya yang bersifat dinamis dan bergantung pada volume produksi. Sementara itu, besaran nominal untuk biaya tetap cenderung tetap atau sama, tidak terlalu bergantung pada saat terjadi peningkatan atau penurunan penjualan. 

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.