Ekonomi

3 Mata Uang Tertinggi di Dunia serta Penjelasan Mengenai Fungsinya

Mata Uang Tertinggi di Dunia
Written by Rosyda

Mata uang tertinggi di dunia – Mata uang merupakan satuan harga sebagai pembayaran yang sah [ada setiap negara. Masing–masing nilainya juga berbeda, sehingga ada mata uang terendah di dunia hingga tertinggi. Pemeringkatan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah nilai tukarnya.

Nah, Grameds pasti sudah mengenal beberapa mata uang di dunia. Namun, apakah Grameds sudah paham apa sebenarnya pengertian, sejarah hingga fungsi dari mata uang itu sendiri? Jika belum, yuk simak informasi berikut ini.

Pengertian Mata Uang

Mata uang sebagai alat pembayaran dan untuk melakukan transaksi ekonomi di suatu negara. Nilainya juga berbeda–beda antara negara satu dengan negara lainnya. Perbedaan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya disebut dengan kurs.

Kemudian, istilah apresiasi mata uang adalah suatu peristiwa jika ada kenaikan nilai mata uang negara sendiri terhadap nilai mata uang asing. Kebalikannya, devaluasi mata uang adalah suatu peristiwa yang ketika sedang ada penurunan nilai mata uang sendiri jika dibandingkan dengan nilai mata uang asing.

Adapun yang mengawasi peredaran sekaligus sebagai produsen utama dari mata uang adalah tugas bank sentral atau otoritas keuangan suatu negara. Seperti halnya di Indonesia yang melakukan pengawasan terhadap peredaran mata uang adalah Bank Indonesia.

Pengertian Mata Uang Menurut Para Ahli

Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang pengertian mata uang menurut para ahli, di antaranya:

1. Kasmir

Menurut Kasmir, uang adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang serta pembelian barang dan jasa.

2. Veithzal

Veithzal menjelaskan bahwa uang adalah benda yang dapat ditukarkan dengan benda lain, sebagai alat hitung, alat penyimpanan kekayaan dan digunakan untuk membayar utang di waktu mendatang.

3. Albert Geilord Hart

Albert Geilord Hart mendefinisikan uang sebagai kekayaan yang bisa dipakai untuk melunasi utang dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga.

4. A. C. Pigou

Menurut A. C. Pigou, uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.

5. Denis Holme Robertson

Denis Holme Robertson mengemukakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa.

Sejarah Mata Uang

Mata Uang Tertinggi di Dunia

Sumber: Kompas.com

Kemudian bagaimana mata uang itu dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah seperti sekarang, Grameds? Berikut penjelasannya.

Sejarah Mata Uang Indonesia

Mata uang sah di Indonesia adalah Rupiah. Bahkan, Rupiah Indonesia menjadi tanda kedaulatan negara yang wajib seluruh warga Indonesia hormati dan banggakan. Adapun undang–undang yang mengatur mengenai mata uang adalah Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2011.

Sejarah mata uang Indonesia dapat ditarik ke masa pra kemerdekaan dan penjajahan negara Kincir Angin dimana gulden mata uang Belanda adalah alat tukar yang digunakan di Indonesia pada masa itu. Memasuki tahun 1942 dan penjajahan Jepang, jenis mata uang militer atau gun pyo menjadi alat transaksi bersamaan dengan gulden.

Kemerdekaan Indonesia dan kekalahan Jepang mengembalikan kedudukan Belanda bersama dengan sekutu. Selain itu, mata uang dari Nippon ditarik dan diganti dengan uang Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Di tahun 1945, Indonesia melarang penggunaan jenis mata uang NICA.

Ditahun 1946, mata uang pertama yang diterbitkan oleh Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia (ORI), dan hanya berlaku hingga Januari 1950 dengan uang Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai gantinya. Bersama singkatnya pemerintah RIS dan kembalinya bentuk NKRI, jenis mata uangnya juga berhenti digunakan pada Agustus 1950.

Dengan terbukanya perekonomian negara dan mulai adanya pengaruh dinamika keuangan global, kebijakan diadakan untuk menarik peredaran uang yang terlalu banyak di Indonesia. Pada tahun 1953, Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bank dan menerbitkan jenis mata uang Rupiah.

Sejarah mata uang Dunia

Sejarah dunia khususnya dalam mata uang yaitu berkaitan dengan perkembangan adab manusia. Pada zaman dahulu, mata uang merupakan hal yang tidak diperlukan lantaran kebutuhan penduduk dunia ada pada sumber daya alam berlimpah.

Ketika sumber daya alam menipis dan jumlah populasi manusia meningkat, masyarakat harus memenuhi kebutuhan sehari–hari dengan kegiatan tukar menukar barang atau barter.

Kemajuan zaman membawa manusia untuk membuat alat tukar walaupun belum berupa mata uang. Ketika manusia mulai mampu mempelajari huruf dan tulisan, mata uang ditemukan sebagai alat transaksi.

Fungsi Mata Uang

Secara umum, fungsi dari mata uang adalah sebagai alat tukar. Berikut ini fungsi mata uang, di antaranya:

Alat Tukar

Sebagai alat tukar, uang berfungsi membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pada zaman dahulu, orang menukarkan sebuah barang dengan barang lain yang mempunyai nilai sama.

Namun, zaman modern ini pertukaran barang atau jasa dilakukan dengan uang. Misalnya, seorang pedagang baju menerima uang atas pembelian barang dagangannya. Pedagang tersebut menerima uang dan pembeli mendapat baju. Jadi, fungsi uang sebagai alat tukar yang menukarkan barang atau jasa dengan uang.

Satuan Hitung

Satuan hitung berarti uang digunakan untuk menunjukkan nilai atau harga barang dan jasa yang diperjualbelikan. Tanpa satuan hitung, manusia akan kesulitan menentukan harga suatu barang dan jasa.

Misalnya, harga dasi di toko Rp10.000 dan harga kemeja Rp40.000, apabila seseorang akan membeli keduanya, ia harus membayar Rp50.000. Jadi, fungsi uang sebagai satuan hitung yang menentukan harga barang dan jasa yang diperjualbelikan.

Alat Penyimpanan Kekayaan

Sebagai alat penyimpanan kekayaan, uang berfungsi sebagai bagian kekayaan milik seseorang. Uang bisa disimpan dalam bentuk tunai maupun rekening di bank. Misalnya, uang untuk melakukan perjalanan mendadak ke luar kota, menyewa penginapan serta untuk membayar keperluan pendidikan.

Jadi, fungsi uang sebagai alat penyimpanan kekayaan untuk menyimpan uang guna keperluan darurat dan sebagai tabungan untuk masa mendatang.

Standar Pencicilan Utang

Standar pencicilan utang berarti uang digunakan untuk melunasi utang ke berbagai pihak. Masyarakat menggunakan uang untuk melunasi utang piutang secara tunai maupun angsuran/kredit.

Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Mata Uang

Mata Uang Tertinggi di Dunia

Sumber: Kompas.com

Nilai tukar mata uang merupakan pengertian dari kurs. Kurs ini dapat mengalami naik dan turun setiap harinya. Kemudian, apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan nilai tersebut? Berikut penjelasannya:

Tinggi Suku Bunga

Berkaitan dengan inflasi, suku bunga akan dinaikkan oleh pemerintah untuk menarik penanaman modal dari investor ketika inflasi terjadi. Dengan begitu, nilai mata uang akan kembali stabil.

Kondisi Politik dan Ekonomi

Negara yang memiliki kondisi politik dan perekonomian stabil akan lebih meyakinkan di mata investor.

Inflasi Rendah

Nilai tukar mata uang suatu negara akan tinggi ketika peradaban negara tersebut makmur dan tingkat inflasi rendah.

Utang Publik

Negara dengan utang tinggi tentunya akan dinilai lebih lemah oleh para investor, sehingga berdampak negatif pada nilai tukar mata uang.

Neraca Perdagangan

Kegiatan ekspor impor juga mempengaruhi nilai tukar mata uang. Apabila suatu negara mengalami kenaikan ekspor, maka permintaan mata uang domestik meningkat, sehingga nilai tukar domestik menguat.

Sebaliknya, jika suatu negara mengalami kenaikan impor, maka permintaan mata uang negara partner akan meningkat dan menyebabkan nilai tukar domestik melemah.

Kebijakan Pemerintah

Hal ini berkaitan dengan kemakmuran negara berdasarkan kebijakan oleh pemerintahnya yang kemudian menjadi landasan ketertarikan investor dan kekuatan mata uang negara.

Daftar Mata Uang Terendah dan Tertinggi di Dunia

Apabila mata uang adalah sebagai alat transaksi dengan nilai tukar yang berbeda- beda, lantas apa saja mata uang terendah dan tertinggi di dunia? Yuk simak penjelasan berikut:

Venezuelan Sovereign Bolivar (VES)

Mata uang terendah di dunia ada pada Venezuelan Sovereign Bolivar (VES) milik negara Venezuela. Negara yang mempunyai tingkat inflasi paling rendah di dunia, dengan nilai terendah 1 USD setara 1.552.540 VES.

Iranial Iran (IRR)

Iranial Iran memiliki nilai tukar 1 USD sama dengan 41. 908 IRR. Negara di urutan kedua mata uang terendah di dunia ini mempunyai perkembangan pasar gelap yang pesat akibat kebijakan pemerintah Iran membatasi akses mata uang asing bagi warga negaranya.

Vietnamese Dong (VND)

Vietnamese Dong (VND) menjadi negara dengan mata uang terendah di dunia selanjutnya. Hal ini dikarenakan perekonomiannya yang bergantung pada pertanian dan belum bersentralisasi di ekonomi pasar. Nilai tukar 1 USD dengan Vietnamese Dong adalah 23.002 VND.

Riyal Oman (OMR)

Mata uang dalam peringkat ketiga tertinggi di dunia adalah Riyal milik negara timur tengah, Oman. Kekuatannya dilandaskan perekonomian negara yang bertumpu pada sumber daya alamnya yang berlimpah. 1 riyal Oman setara dengan 2,6 dolar AS.

Dinar Bahrain (BHR)

Dinar Bahrain merupakan negara di urutan kedua dengan nilai mata uang tertinggi di dunia. 1 BHR sama dengan 2,65 dolar AS. Perekonomian kuat serta pendapatan tinggi dari sektor energi dan gas berkontribusi ke tingginya nilai mata uang ini.

Dinar Kuwait (KWD)

Nilai mata uang tertinggi di dunia ada pada Dinar Kuwait. Perekonomian yang stabil dan tingginya permintaan pasokan minyak dari negara ini menjadi penyebab kekuatan kurs Kuwait. 1 KWD setara dengan 3.32 Dolar AS.

Jenis–Jenis Mata Uang

Mata Uang Tertinggi di Dunia

Sumber: Kompas.com

Contoh mata uang adalah rupiah di Indonesia (IDR), dolar AS di Amerika Serikat (USD), Euro di Zona Euron (EUR) dan yen di Jepang (JPY). Total ada 180 mata uang saat ini di seluruh dunia. Mereka diakui sebagai alat pembayaran yang sah atau legal tender oleh Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB).

Ada beberapa istilah dan klasifikasi mata uang, berikut di antaranya:

Mata Uang Cadangan (Reserve Currency)

Bank sentral memegangnya sebagai cadangan devisa karena nilainya yang relatif stabil dan digunakan secara luas dalam perdagangan internasional. Dolar AS dan Euro mendominasi, masing–masing sekitar 60% dan 20% dari mata uang cadangan devisa global. Berikutnya ada Yen Jepang, Pound sterling, French franc, Chinese renminbi, Canadian dollar, Australian dollar dan Swiss franc.

Mata Uang Keras (Hard Currency)

Mata uang ini mempunyai daya beli yang relatif stabil terhadap mata uang lainnya dari waktu ke waktu. Mereka berasal dari negara dengan perekonomian dan politik yang kuat dan stabil, termasuk dalam hal pertumbuhan ekonomi maupun tingkat inflasi.

Mata uang keras ini menjadi alat pembayaran dan digunakan secara luas dalam transaksi internasional. Selain itu, juga berfungsi sebagai penyimpan nilai yang handal, sehingga digunakan sebagai cadangan devisa.

Istilah lain mata uang ini adalah mata uang kuat (strong currency) atau uang safe haven (safe haven currency). Contoh dari mata uang keras adalah dolar Amerika Serikat, Euro, franc Swiss, poundsterling Inggris dan yen Jepang.

Mata Uang Lunak (Soft Currency)

Istilah ini sering disebut sebagai mata uang lemah yang merujuk pada mata uang dari negara–negara yang mempunyai perekonomian dan politik yang tidak stabil. Mengakibatkan nilainya berfluktuasi dan terdepresiasi secara signifikan. Oleh sebab itu, pelaku pasar cenderung menghindari.

Pengaruh Inflasi

Faktor utama yang mempengaruhi nilai riil uang adalah inflasi, dimana keduanya memiliki hubungan terbalik. Ketika inflasi tinggi, nilai riil uang akan turun. Harga barang–barang secara umum naik signifikan, sehingga kita memperoleh lebih sedikit barang dengan nominal uang yang sama.

Contohnya, ketika kita membeli sebuah produk seharga IDR 100. Apabila harganya naik menjadi IDR 200, kita hanya dapat membeli setengahnya. Kita menyebut kondisi ketika inflasi meningkat secara signifikan sebagai hiperinflasi dimana menciptakan ketidakstabilan di dalam perekonomian.

Begitu juga, dengan deflasi/inflasi negatif juga membahayakan perekonomian. Ketika nilai riil uang meningkat, maka kita mendapatkan lebih banyak barang dengan nominal yang sama. Namun, itu merugikan bisnis karena mereka memperoleh pendapatan dan keuntungan yang lebih rendah dan mengasumsikan volume penjualan tetap. Selain itu, deflasi juga dapat meningkatkan nilai riil utang (debt deflation).

Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Mata Uang

Mata Uang Tertinggi di Dunia

Sumber: Kompas.com

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang, diantaranya sebagai berikut:

1. Sistem Nilai Tukar

Apabila pemerintah mengadopsi sistem nilai tukar tetap, maka nilai tukar tidak bergerak untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran di pasar valas. Sebaliknya, apabila di bawah sistem mengambang bebas, nilai tukar berfluktuasi mengikuti kondisi permintaan dan penawaran.

2. Neraca Perdagangan

Ekspor mendorong apresiasi mata uang domestik karena meningkatkan permintaannya. Jadi, daya belinya menguat relatif terhadap mata uang negara mitra saja. Sebaliknya, impor menyebabkan depresiasi mata uang domestik karena meningkatkan permintaan dan daya beli mata uang negara mitra.

Secara keseluruhan, surplus perdagangan mengarah pada apresiasi mata uang domestik karena ekspor melebihi impor. Sedangkan defisit perdagangan menghasilkan depresiasi karena impor lebih tinggi daripada ekspor atau ceteris paribus.

3. Spread Suku Bunga

Apabila suku bunga domestik lebih tinggi dibanding suku bunga internasional, hal itu menarik aliran masuk modal asing dan meningkatkan permintaan mata uang domestik yang mengarah ke apresiasi.

Begitu juga, spread suku bunga yang lebih sempit akibat kenaikan suku bunga domestik juga akan membuat pengembalian modal pinjaman di pasar domestik lebih menarik, sehingga dapat mendorong aliran masuk.

4. Tingkat Inflasi

Inflasi merepresentasikan kenaikan harga barang dan jasa secara umum termasuk produk ekspor. Inflasi tinggi membuat produk domestik lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar internasional, sehingga mengurangi permintaan oleh pembeli di luar negeri. Jadi, hasil yang didapatkan, ekspor menurun dan mengakibatkan mata uang domestik terdepresiasi terhadap mata uang negara mitra atau ceteris paribus.

5. Kebijakan Ekonomi

Kebijakan ini seperti kebijakan moneter ekspansioner yang dapat meningkatkan jumlah mata uang yang beredar di dalam perekonomian domestik. Hal ini mengarah pada inflasi dan penurunan daya beli mata uang domestik.

6. Aktivitas Spekulasi

Spekulasi dapat mempengaruhi nilai tukar dengan membeli atau menjual mata uang tertentu, sehingga menyebabkan perubahan permintaan dan penawaran di pasar. Mereka biasanya mengambil keuntungan jangka pendek dengan mentransaksikan beberapa mata uang yang undervalued atau overvalued.

https://www.gramedia.com/products/conf-50-rahasia-mengelola-uang?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Itulah penjelasan mengenai mata uang tertinggi di dunia. Jadi buku mana saja yang belum ada di rak buku sekarang, Grameds? Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait mata uang, maka kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds serta dapatkan informasi #LebihDenganMembaca bersama Gramedia. Semoga artikel ini menginspirasimu ya!

Penulis: Rosyda Nur Fauziyah

Baca juga:

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah