Ekonomi

Aggregate Demand: Pengertian, Faktor dan Komponennya

aggregate demand
Written by Rosyda

Aggregate demand atau disebut dengan agregat merupakan pengukuran penting untuk melacak permintaan pelanggan untuk barang maupun jasa akhir dari suatu perekonomian. Perhitungan ini akan membantu menunjukan bagaimana elemen ekonomi, contohnya seperti kekayaan penduduk, pinjaman bisnis yang saling berpengaruh pada satu aspek dan lainnya.

Apabila Grameds menjalankan bisnis maupun harus membuat keputusan keuangan, maka dengan memahami permintaan agregat akan membantu Grameds dalam menganalisis keadaan ekonomi saat ini. Untuk memahami lebih lanjut tentang aggregate demand, baca artikel ini hingga akhir ya!

Pengertian Aggregate Demand

aggregate demand

Sumber: Pexels

Aggregate demand atau permintaan agregat merupakan istilah yang umumnya digunakan dalam bidang ekonomi makro. Permintaan agregat merupakan permintaan dari total barang serta jasa akhir pada tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu.

Apabila dilihat dalam jangka waktu yang panjang atau lama, permintaan agregat ini akan sama dengan produk domestik bruto atau PDB, dikarenakan fakta bahwa kedua metrik ini dihitung dengan melalui proses sama.

Produk domestik bruto dapat menunjukan nilai dari total jasa serta barang yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun. Sementara itu, permintaan agregat merupakan permintaan akan barang maupun jasa yang telah diproduksi.

Dikarenakan metrik ini dihitung dengan cara sama, maka keduanya pun akan meningkat maupun menurun di saat yang bersamaan pula. Meskipun aggregate demand ini sebenarnya hanya akan sama seperti PDB dalam jangka panjang, apabila tingkat harganya disesuaikan.

Penyesuaian tersebut diperlukan, dikarenakan aggregate demand jangka pendek merupakan pengukuran dari output total pada tingkat harga tertentu, sebelum inflasi diperhitungkan. Akun untuk aggregate demand untuk semua barang jadi mencakup ekspor, impor, program belanja pemerintah dan barang modal.

Lalu, mengapa aggregate demand ini penting? Permintaan agregat bisa dibilang penting dikarenakan dapat membantu para profesional dalam mengukur serta menilai keadaan umum dari kondisi ekonomi suatu negara.

Hal ini dapat membantu sekaligus menunjukan bagaimana suatu negara bergerak dari perlambatan menuju ke resesi yang sebenarnya atau bagaimana negara tersebut dapat keluar dari resesi.

Permintaan agregat juga penting karena dapat berfungsi untuk mengukur pengaruh harga pada produktivitas. Para ekonom, akan menghubungkan permintaan agregat dengan produk-produk domestik bruto, dikarenakan keduanya dihitung dengan cara yang sama.

PDB merupakan jumlah dari semua barang yang dibuat dalam suatu perekonomian, sementara permintaan agregat merupakan permintaan maupun keinginan untuk barang tersebut.

Dengan begitu, aggregate demand serta PDB naik maupun turun secara bersamaan. Ketika konsumen menginginkan produk dengan jumlah yang lebih banyak, maka perusahaan tentu akan memproduksi lebih banyak guna memenuhi permintaan konsumen ini.

Contohnya ketika teknologi smartphone berubah, maka pelanggan cenderung akan menginginkan versi terbaru, maka permintaan smartphone pun akan meningkat. Perusahaan lalu akan memproduksi lebih banyak smartphone guna memenuhi permintaan konsumen.

Ketika produksi meningkat, maka perusahaan akan mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk membuat produk tersebut. Hal ini tentu dapat membantu meningkatkan keadaan ekonomi secara keseluruhan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aggregate Demand

Sumber: Pexels

Dalam dunia ekonomi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi aggregate demand, berikut penjelasannya.

1. Perubahan Suku Nunga

Naik maupun turunnya nilai dari suku bunga, mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap konsumen maupun pebisnis. Dengan menurunnya suku bunga, maka tentu akan berdampak pada menurunnya biaya pinjaman untuk barang-barang berharga, contohnya seperti kendaraan, kebutuhan rumah tangga hingga rumah.

Ketika suku bunga sedang rendah, maka perusahaan dapat mengajukan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah. Maka akibatnya, akan terjadi peningkatan pada belanja modal.

Begitu pula sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman bagi perorangan maupun perusahaan akan meningkat pula. Dalam kondisi semacam ini, pengeluaran yang terjadi akan cenderung melambat atau menurun. Kenaikan harga akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pengeluaran.

2. Tingkat Pendapatan serta Kesejahteraan Masyarakat

Ketika pendapatan nasional sedang meningkat, maka pendapatan pada setiap rumah tangga pun akan ikut meningkat. Di saat seperti inilah, aggregate demand pun akan ikut meningkat.

Begitu pula sebaliknya, ketika pendapatan menurun, maka akan ikut berimbas pada menurunnya jumlah aggregate demand. Ketika suatu negara masuk dalam jurang resesi, maka kondisi tersebut akan ikut berdampak pada permintaan agregat.

Jikan masyarakat dari suatu negara merasa bahwa kondisi ekonomi negerinya sedang dalam keadaan aman, maka masyarakat tersebut cenderung akan belanja lebih banyak dan hal ini akan berdampak pada menurunnya tabungan.

Akan tetapi, ketika resesi terjadi, maka masyarakat akan cenderung berupaya untuk meningkatkan jumlah tabungannya dan tidak banyak berbelanja.

3. Perubahan Spektasi inflasi

Jika suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka pada umumnya akan terjadi pula peningkatan harga barang maupun jasa pada negara tersebut.

Apabila masyarakat merasa bahwa negaranya sedang mengalami inflasi, maka masyarakat tersebut akan melakukan pembelian sebelum harga dari komoditas menjadi tinggi atau meningkat.

Kondisi semacam ini akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila masyarakat merasa bahwa harga komoditas akan segera mengalami penurunan di waktu dekat, maka masyarakat akan cenderung menunggu hingga harga komoditas turun. Hal semacam ini, akan membuat aggregate demand akan ikut menurun.

4. Perubahan Nilai Tukar Mata Uang

Nilai mata uang akan ikut memberi dampak yang besar pada permintaan agregat. Jika nilai dari mata uang suatu negara sedang mengalami penurunan atau bahkan anjlok, maka harga dari barang di negara tersebut tentunya akan semakin mahal, khususnya barang-barang impor.

Begitu pula sebaliknya, jika mata uang negara sedang menguat atau nilainya meningkat, maka harga barang impor akan lebih murah. Naik turunnya nilai mata uang ini, akan berpengaruh pada nilai aggregate demand.

Selain keempat faktor tersebut, kondisi ekonomi yang terjadi pada skala nasional atau internasional, tentu akan ikut memberi dampak pada nilai aggregate demand di negara tertentu.

Dalam kondisi resesi contohnya, setiap konsumen maupun produsen tentunya akan cenderung menekan pengeluarannya. Oleh karena itu, jumlah pengajuan kredit pun akan ikut berkurang.

Hal ini tentu akan berdampak pada pengeluaran produksi serta instrumen investasi. Akan ada banyak pebisnis yang mengalami kerugian, dikarenakan banyak faktor, entah itu karena kekurangan modal ataupun dikarenakan penjualan yang menurun dengan drastis.

Oleh sebab itu, perusahaan harus terpaksa mengurangi jumlah karyawan dengan cara PHK atau cara lainnya. Namun, efeknya, akan ada banyak anggota masyarakat yang menjadi pengangguran. Untuk itu, kondisi ekonomi pada suatu negara akan sangat berdampak pada permintaan agregat.

Faktor lainnya adalah utang. Hutang memiliki peran yang sangat penting pada tinggi atau rendahnya nilai dari permintaan agregat. Pada dasarnya, permintaan agregat merupakan mengeluarkan mata uang dengan tujuan untuk investasi, konsumsi dan lainnya.

Mengeluarkan sejumlah uang tersebut, akan sangat bergantung pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Berikut gambaran singkatnya:

Pendapatan – pengeluaran : jumlah tabungan.

Pengeluaran : pendapatan – tabungan : pendapatan + hutang.

Dengan kata lain, jumlah yang dikeluarkan oleh seseorang dapat ditambah dengan jumlah yang dipinjam. Jadi, apabila seseorang mengeluarkan uang sebesar Rp 5 juta, sedangkan pendapatannya adalah Rp 4 juta, maka orang tersebut pasti akan meminjam uang sejumlah kekurangan yang ia butuhnya atau Rp 1 juta.

Begitulah ketika ada seseorang yang ternyata memiliki penghasilan Rp 4 juta dan hanya bisa mengeluarkan Rp 3 juta, maka orang tersebut pastinya masih memiliki tabungan senilai Rp 1 juta.

Apabila masyarakat banyak mengajukan pinjaman, maka artinya tingkat kepercayaan publik pada kondisi keuangan dari suatu negara saat itu sedang baik. Hal ini karena nilai aggregate demand ikut meningkat.

Akan tetapi, apabila kondisi dari ekonomi suatu negara sedang menurun, maka konsumen pun akan cenderung menahan diri untuk membeli produk maupun jasa dengan harga mahal serta menghindari kredit. Jadi, nilai permintaan agregat pun akan ikut menurun.

https://www.gramedia.com/products/inklusi-keuangan-untuk-kemakmuran-bangsa?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/inklusi-keuangan-untuk-kemakmuran-bangsa?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Komponen Aggregate Demand

aggregate demand

Sumber: Pexels

Agar Grameds dapat memahami aggregate demand lebih jelas lagi, berikut beberapa komponen yang mempengaruhi aggregate demand. Berikut empat sektor ekonomi makro sebagai komponen permintaan agregate.

1. Konsumsi

Konsumsi sebagai komponen dalam permintaan agregat mewakili pengeluaran rumah tangga untuk barang maupun jasa. Penentu utama dari komponen konsumsi ini merupakan pendapatan disposabel, terkadang disebut juga sebagai pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali pakai.

Pengeluaran sekali pakai yang lebih tinggi, dapat meningkatkan konsumsi serta tabungan. Berapa banyak pemasukan yang ditabung atau dikonsumsi oleh rumah tangga dari tambahan uang yang diterima, bergantung pada kebiasaan rumah tangga.

Kebiasaan rumah tangga tersebut dapat diukur melalui indikator kecenderungan mengkonsumsi marginal serta kecenderungan menabung marginal. Dikarenakan pendapatan disposabel bergantung pada pajak, maka perlu dipertimbangkan pula pengaruh variabel tersebut dalam analisis konsumsi rumah tangga.

Mengurangi pajak pribadi akan membuat rumah tangga memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan ataupun untuk ditabung. Begitu pula sebaliknya, kenaikan pajak dapat mengurangi pendapatan disposabel, dikarenakan konsumsi dan tabungan.

Beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi rumah tangga, diantaranya adalah ekspektasi konsumen, inflasi, kekayaan dan terakhir suku bunga. Akan tetapi, para ekonom menyimpulkan bahwa pemasukan disposabel merupakan faktor paling dominan untuk menjelaskan konsumsi.

2. Investasi

Komponen kedua dalam aggregate demand ialah investasi. Pengeluaran investasi merupakan pembelian barang maupun jasa oleh bisnis, pembelian investasi pada umumnya digunakan untuk modal fisik yang dinilai sangat penting untuk kapasitas produksi suatu perusahaan.

Keputusan investasi terutama bergantung pada keuntungan yang diharapkan serta biaya pendanaan. Para ekonom cenderung menggunakan PDB riil sebagai proksi guna menjelaskan keuntungan yang diharapkan.

Pengembalian investasi baru yang diharapkan tinggi, ketika PDB riil mengalami ekspansi. Begitu pula sebaliknya, ketika PDB riil turun atau mengalami kontraksi, investasi semacam itu cenderung tidak akan menguntungkan.

Alasannya karena selama mengalami kontraksi, permintaan barang maupun jasa lemah. Oleh karena itulah, tidak mungkin bagi suatu perusahaan untuk menjual output tambahan yang dihasilkan melalui investasi modal baru.

Biaya pendanaan juga akan berpengaruh pada investasi bisnis. Untuk dapat mengukur biaya, para ekonomi biasanya menggunakan suku bunga riil, dibandingkan suku bunga nominal.

Suku bunga riil merupakan tingkat bunga nominal yang telah disesuaikan dengan inflasi. Suku bunga riil yang lebih rendah, dapat menyebabkan biaya investasi lebih rendah. Efek ini juga berlaku sebaliknya, jika suku riil bernilai lebih tinggi.

3. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Hal ini karena variabel ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar mata uang tidak akan mempengaruhi keputusan pengeluaran.

4. Ekspor Bersih

Ekspor bersih atau ekspor netto ini sama seperti ekspor dikurangi impor. Ekspor merupakan permintaan asing untuk output di dalam negeri. Impor mewakili permintaan domestik untuk output orang asing.

Komponen ekspor bersih ini ditentukan oleh pendapatan serta harga relatif antara ekonomi domestik serta ekonomi dunia.

Secara agregat, pertumbuhan dari PDB riil menjadi perwakilan dari pendapatan suatu negara serta tingkat inflasi menjadi cerminan dari harga umum yang ada pada suatu negara.

Selain itu, karena perdagangan internasional melibatkan mata uang yang berbeda-beda, maka nilai tukar akan ikut mempengaruhi tingkat harga. Oleh sebab itu, dalam menilai permintaan agregat, para ekonom cenderung menggunakan nilai tukar riil dibandingkan nilai tukar nominal.

Meningkatnya PDB riil domestik, tentu akan mendorong permintaan akan barang impor serta mengurangi ekspor netto dan sebaliknya. Sedangkan, penurunan dari harga barang domestik, akan membuat barang-barang domestik menjadi lebih murah bagi orang asing, sehingga akan meningkatkan ekspor neto.

Dari keempat komponen aggregate demand di atas, bisa Grameds cermati bahwa rupanya permintaan agregat memiliki korelasi dengan output agregat. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Permintaan agregat merupakan konsep kunci yang digunakan dalam ekonomi keynesian. Dalam konsep ini, pemerintah harus berusaha untuk merangsang permintaan agregat guna memastikan lapangan pekerjaan penuh atau full employment.

Meningkatkan permintaan agregat merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk peningkatan output agregat. Akan tetapi, peningkatan aggregate demand atau permintaan agregat bukanlah suatu kondisi yang memadai.

Kecuali apabila suatu perekonomian memiliki kapasitas cadangan untuk dapat menghasilkan barang serta jasa yang diminta. Maka secara singkatnya, meningkatkan aggregate demand tidak akan mendorong output agregat, apabila kapasitas produktif ekonomi digunakan sepenuhnya.

Setiap peningkatan agregat yang melebihi output agregat, hanya akan meningkatkan impor. Apabila persediaan tambahan untuk barang tidak tersedia sama sekali, maka tekanan inflasi pun akan muncul.

https://www.gramedia.com/products/mikro-ekonomi-teori-pengantar-edisi-ketiga?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/mikro-ekonomi-teori-pengantar-edisi-ketiga?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Rumus Aggregate Demand

Aggregate demand ditentukan dengan mengambil jumlah kurva permintaan individu dari berbagai macam sektor yang membentuk perekonomian. Persamaan untuk aggregate demand adalah permintaan agregat =

C + I + G + Nx
Keterangan:
C = pengeluaran konsumsi
C merupakan bagian paling besar dari agregat demand perekonomian. Ini merupakan jumlah dari total pengeluaran rumah tangga serta individu untuk barang maupun jasa.

Pengeluaran ini akan bergantung pada sejumlah faktor, contohnya seperti pendapatan per kapita, suku bunga dan hutang. Pengeluaran untuk bangunan tempat tinggal tidak termasuk.

I = pengeluaran investasi
Termasuk jumlah total yang dibelanjakan untuk jasa serta barang modal baru, termasuk dalam investasi dalam struktur non perumahan dan perumahan, mesin dan lainnya.

G = belanja pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan seluruh jumlah yang dikeluarkan oleh pemerintah yang digunakan untuk fasilitas sektor publik, layanan kesehatan, investasi dan lainnya.

Nx = ekspor bersih
Ekspor merupakan barang yang dibuat oleh suatu perusahaan dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Sedangkan impor adalah barang yang diproduksi luar negeri dan dijual dalam negeri.

https://www.gramedia.com/products/obligasi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/obligasi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Penutup

Itulah penjelasan tentang aggregate demand atau permintaan agregat. Bagi Grameds yang tertarik untuk mempelajari permintaan agregat atau topik lainnya tentang ekonomi, maka Grameds bisa mencari informasinya dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia.com menyediakan berbagai macam buku untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Jangan ragu untuk membeli buku di Gramedia karena dijamin berkualitas!

Penulis: Khansa

Baca juga:

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah