in

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru: Bantu Berdamai dengan Diri

Pixabay.com

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru – Grameds, pastinya kita pernah merasa di titik terendah dalam hidup yang membuat diri sendiri merasa sedih, kecewa, dan terluka. Begitu semua masalah datang silih berganti, seolah-olah dunia tak ingin kita tempati. Namun, ada banyak cara dalam mengobati diri sendiri atau self healing. Salah satu cara ampuh untuk self healing adalah membaca buku.

Hal ini dikarenakan dengan membaca buku yang bertemakan self healing maupun tema lainnya, kita menjadi memiliki sudut pandang berbeda dari apa yang kita pikirkan sekarang. Selain itu, kita akan lebih sadar dan mindfulness dalam menghadapi kehidupan. Nah, berikut beberapa rekomendasi buku self healing terbaru yang dapat Grameds baca sesuai penjelasan singkatnya di bawah ini.

Mengenal Self Healing

Sebelum membahas buku-buku yang dapat menjadi pilihan dalam self healing, akan lebih baik jika kita mengenal terlebih dulu apa itu self healing. Beberapa artikel psikologi menjelaskan bahwa self healing merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mengobati rasa sakit mental yang sedang dihadapi dirinya sendiri. Biasanya cara tersebut disesuaikan dengan keinginan masing-masing pribadi, sebab yang lebih mengetahui kondisi diri tersebut merupakan diri sendiri.

Ada juga terapi yang mengenalkan proses self healing pada prosesnya, yaitu Terapi Gestalt. Terapi ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Perls pada tahun 1940. Terapi Gestalt memberikan pandangan pada kliennya bahwa untuk menjadi sehat mental maka dimulai dari diri sendiri yang membangun dari dalam.

 

Rekomendasi buku Self Healing Terbaru

Beberapa rekomendasi buku self healing terbaru berikut dapat dijadikan pilihan untuk menemani healing-mu dan menjadikan dirimu lebih baik dengan situasi dan kondisi yang ada.

1. Filosofi Teras

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Buku filosofi Teras lahir untuk menerapkan Filsafat Stoa atau Stoisisme dalam hidup. Filosofi Teras dimaknai kemunculannya pada sebuah teras berpilar dihiasi lukisan, semacam lokasi mirip alun-alun di Athena sehingga nama ajaran yang dipelopori oleh Zeno ini disebut Filosofi Stoa atau Filosofi Teras. Filosofi teras ada sejak masa Yunani Kuno, kira-kira sekitar 300 tahun sebelum Masehi atau 2.300 tahun yang lalu.

Meskipun judulnya seperti buku filsafat, yang terkesan sebagai topik berat dan membingungkan, filosofi teras justru mudah dipahami oleh Generasi Milenial. Bahasanya yang lugas serta mudah dicerna membuat buku ini menjadi rujukan untuk bahan bacaan self healing.

Buku ini berisi 12 bab yang menarik. Setiap bab memberikan pesan dan gambaran hidup yang berbeda. Misalnya, pada bab pertama yang membahas hidup selaras dengan Alam, yang artinya bahwa ketika hidup kita harus menggunakan akal sehat, agar dapat dibedakan dari binatang.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Dengan kata lain bahwa tak ada peristiwa yang “kebetulan” terjadi. Semua yang sudah terjadi di masa lalu dan sedang terjadi saat ini merupakan mata rantai dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, di mana semua itu saling berkaitan. Oleh sebab itu, semua yang terjadi memiliki alasannya masing-masing.

Kedua, hidup mengasah empat kebajikan utama (vitrues), yakni kebijaksanaan, keadilan, menahan diri, keberanian. Semua nilai-nilai tersebut membuat seseorang semakin menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Selain itu, nilai tersebut diyakini membuat seseorang menjadi kuat mental.

Ketiga, dikotomi kendali, Prinsip ini paling utama di Filosofi Teras tentang kebahagiaan sejati yang hanya bisa datang dari hal-hal terkontrol. artinya kebahagiaan sejati hanya bisa datang dari dalam diri individu. Oleh sebab itu, kita tidak bisa menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti perilaku orang lain, opini orang lain, status, popularitas, kekayaan, dan lainnya.

Ketiga hal tersebut cukup mewakili tentang ringkasan dari buku filosofi teras. Masih banyak pesan-pesan positif lainnya yang dapat kita jadikan bahan perenungan. Selain itu, buku sangat bagus untuk dibaca agar hidup semakin tertata.

2. Hari Ini atau Esok

Hari Ini Atau Esok

Berpetualang dalam buku untuk memotivasi diri sendiri sangat cocok menggambarkan buku Hari Ini atau Esok yang ditulis oleh Astrid Savitri. Mentari–pemeran utama dalam buku ini–dikisahkan menjadi orang yang berbeda pada hari lalu, kini, dan esok.

Kian waktu, perbedaan dalam dirinya menunjukkan sosoknya makin yakin dengan segala hal yang dilakukannya. Terdiri dari 244 halaman dengan penulisan kalimat yang sepenggal-sepenggal, buku ini tidak membuat pembaca cepat bosan. Apalagi, bagian dalam buku yang didesain full colour akan membangkitkan minat baca.

3. Insecurity is My Middle Name

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Buat kamu yang sedang merasa insecure dan terjebak lama di dalamnya, buku ini wajib kamu baca. Pada umumnya, perasaan insecure hadir karena kamu tidak nyaman dengan diri sendiri bukan? Alvi Syahrin memberikan penjelasan yang cukup detail mengenai insecure agar kamu dapat lepas dan merdeka dari perasaan yang menyiksa tersebut.

Perasaan akan mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, tidak terkecuali insecurity. Wajar-wajar saja jika pada satu waktu tertentu kamu merasa insecure. Namun perasaan yang terlalu dominan menguasai hidup kita tentu berdampak tidak baik.

Buku ini memberikan tips bagaimana caranya agar kamu dapat memanfaatkan insecure secara positif. Menarik bukan?

Buku ini mengajak kamu agar berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Bahasannya pun juga menarik. Misal saja kenapa selalu orang-orang yang good-looking yang dipilih, siapa yang memilih kamu kalau kamu tidak good-looking, skill apa yang cocok buat kamu, hingga perasaan malu karena belum bisa membuat orang tua bangga sama kamu.

Cover buku ini dominan biru warna langit dan air sebagaimana sifat warna biru yang menenangkan. Harapannya, setelah membaca buku ini kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi hidup.

4. 1 Cm Diving

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Kamu susah merasa bahagia? Buku satu ini bakal cocok sekali untuk kamu. Buku ini mengajak kamu agar bisa bahagia dengan hal-hal kecil.

Pada tahun 2020, buku ini termasuk salah satu buku yang meraih predikat best seller di Korea Selatan. Di negeri asal-muasal K-Pop tersebut, buku ini menjadi semakin populer karena juga dibaca oleh salah satu member boyband, Yunho TVXQ.

Taesso, salah satu penulis buku ini, merupakan seorang pria berusia sekitar 30 tahun yang belum dewasa. Sedangkan Munjeong, penulis lain dari buku ini, merupakan seorang perempuan berusia sekitar dua puluh tahun namun ia merasa ia lebih tua dari usianya.

Keduanya menjadikan diving atau dunia menyelam sebagai analogi dalam menyampaikan gagasan pemikiran mereka. Mereka ingin meyakinkan kamu bahwa kamu tidak perlu menyelam lautan yang dalam, cukup celupkan kepala di dalam bak mandi sedalam 1 cm saja.

Artinya, kamu tidak perlu mencari kebahagiaan dengan melakukan perubahan besar dalam hidup. Cukup menikmati hidup dari sudut pandang lain, bahkan dari hal yang paling sepele pun, kamu bisa bahagia.

Kamu mungkin akan menemukan beberapa bagian yang tidak begitu berhubungan dengan Indonesia. Perlu diingat bahwa buku ini lahir dari tangan penulis yang berasal dari negeri ginseng, Korea Selatan. Buku ini mungkin juga akan perspektif yang baru buat kamu karena ditulis dengan gaya Korea Selatan.

5. Jeda

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Berilah sedikit jeda, untuk mengingat setiap senyum dan tawa yang tak henti selalu menghiasi. Untuk kembali mengulang canda sederhana dengan orang-orang yang sempat kita lupa. Berilah sedikit jeda, agar kita bisa kembali merangkai mimpi yang barangkali sempat terhenti.

Quote yang dikutip dari buku Jeda di atas sudah cukup menggambarkan bagaimana kira-kira isi buku ini. Dari desain cover-nya juga terlihat bahwa ada jarak antara huruf “d” dengan huruf “a” yang mengartikan ada jeda antara satu tulisan dengan tulisan lain.

Dalam buku ini, Andre Rianda selaku penulis mengajak pembaca agar memaknai setiap peristiwa yang dilalui dalam hidup. Menurutnya, ada banyak sekali momen dalam hidup yang hanya kita jalani sebagai manusia dengan datar-datar saja, tanpa ada makna yang bisa diambil. Setiap peristiwa dalam hidup perlu untuk dimaknai sehingga memberikan efek positif dalam hidup. Cara memaknai hidup adalah dengan memberi jeda.

Contoh memaknai hidup yang disebutkan Andre Rianda adalah belajar lebih peduli dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Lebih lanjut ia menanyakan di saat kamu merasakan bahagia, pernahkan kamu mendoakan orang-orang yang tidak sebahagia kamu? Saat bisa menikmati makanan yang ada di meja makanmu, apakah pernah mendoakan orang lain agar dapat menikmati hidupnya?

6. Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan keinginanmu. Manusia berencana, Tuhan juga mempunyai rencana. Dan yang terjadi adalah apa yang Tuhan kehendaki sesuai rencana-Nya. Buku ini mengajak para pembaca agar kuat dan tidak menyerah dalam kondisi apapun.

Pada dasarnya, Tuhan tidak akan membebani hamba-Nya dengan cobaan yang di luar batas kemampuan hamba-Nya. Mungkin saja suatu saat kamu harus terpukul mundur oleh kenyataan. Mimpi harus terpatahkan oleh realita. Dan langkahmu harus terhenti sementara karena keadaan.

Dalam buku ini, Alfialghazi memahami jika kondisi demikian yang dihadapi, kebanyakan manusia ingin putar balik, mengibarkan bendera putih, dan menyerah. Penulis cukup lihai dalam menata kalimat demi kalimat sehingga menjadi rangkaian kalimat yang mampu menggerakkan orang lain untuk bangkit. Tidak hanya itu, buku mampu memeluk rasa sedih yang mendalam.

Untuk kamu yang hampir menyerah, tenang saja kamu tidak sendiri. Ada banyak orang yang juga sama lelahnya dan sama tidak berdayanya dengan kamu. Hanya saja, kalau kamu menyerah, siapa yang akan meneruskan perjuanganmu? Buku ini ada untukmu.

7. Self Healing With Al Qur’an

Rekomendasi Buku Self Healing Terbaru

Kebanyakan dari manusia mencari ketenangan ke tempat yang jauh, mahal, bahkan hingga melakukan hal-hal yang negatif. Katanya untuk melakukan self healing. Namun banyak lupa bahwa kebahagiaan itu bisa kita rasakan karena Allah yang menghadirkan.

Begitu banyak yang lupa bahagia dengan kitab suci yang berisi kumpulan firman-firman Allah. Di dalam Al Quran sendiri, Allah menegaskan bahwa Al Quran adalah obat. Dengan demikian, Allah menjamin bahwa Al Quran dapat menjadi self healer untuk yang meyakininya. Karena pada dasarnya self healing yang paling ampuh adalah menyandarkan diri kepada Allah semata.

Dalam buku ini, Ummu Kulsum IQT membeberkan kisah-kisah yang inspiratif. Penulis juga menyajikan cerita-cerita yang dapat membasuh luka dengan dikaitkan dengan ayat-ayat Al Quran. Buku ini sangat cocok untuk kamu yang menyembuhkan diri secara spiritual.

Grameds, itulah beberapa rekomendasi buku self healing terbaru yang bisa kamu dapatkan di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik, agar kamu mmeiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Cara Self Healing

Banyak upaya dapat dilakukan untuk self healing bagi individu yang sedang tidak baik-baik saja. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengambil waktu untuk “Me Time”

Untuk membuat diri lebih nyaman dan rileks, terkadang seseorang perlu mengambil jeda. Hal ini dapat dilakukan dengan “Me Time”. Sebutan “Me Time” sering digunakan untuk mewakili alokasi waktu yang diberikan untuk diri sendiri. Saat “Me Time” seseorang biasanya memilih untuk memikirkan dirinya sendiri dan menjauh dari keramaian yang ada.

Individu yang melakukan “Me Time” akan merasa bahwa dirinya berharga. Oleh sebab itu, penting untuk mencintai dirinya sendiri juga. Inilah “Me Time” yang pada akhirnya membuat individu tersebut merasa lebih baik.

2. Self Talk

Biasanya kita menyebut self talk dengan berbicara pada diri sendiri. Bentuk dari kejujuran pada diri sendiri adalah dengan dialog internal. Bukan berarti layaknya orang gila yang berbicara sendiri, oleh sebab itu penting untuk memilih waktu dan tempat yang tepat dalam melakukan self talk.

Berbicara dengan diri sendiri juga menjadi alternatif cara untuk merenungi apa yang telah diri perbuat dalam kehidupan. Hingga akhirnya timbul rasa syukur yang melekat. Dari sinilah tercipta kesadaran dalam proses berpikir.

3. Menulis ekspresif

Cara yang ketiga ini seringkali dilakukan oleh banyak orang. Sebab dengan menulis dapat dipercaya membantu seseorang mengungkapkan isi hatinya, sehingga berkuranglah rasa sakit maupun sedih yang dirasakan. Self healing dengan metode menulis memang diyakini dapat melegakan individu.

Selain itu, menulis ekspresif membuat individu dapat memaknai suatu peristiwa lewat tulisan yang dibuatnya. Misalnya menulis diary, blog, catatan, maupun tulisan di media sosial. Namun, lebih baik jika tulisan bersifat pribadi disimpan sendiri, serta tidak dipublikasikan di media sosial.

4. Berlatih pernapasan

Melatih pernafasan membuat seseorang akan lebih santai dan nyaman. Latihan pernafasan juga membantu seseorang berpikir lebih jernih. Hal ini dikarenakan adanya aliran oksigen dalam otak yang secara menyeluruh.

Latihan pernafasan untuk self healing bisa dilakukan dengan menelentangkan badan pada posisi yang yang nyaman. Kemudian menarik nafas dalam dengan 6 hitungan. Baru setelah itu menghembuskan perlahan selama 6 hitungan juga. Kegiatan ini dapat dilakukan kurang lebih selama 5-10 menit.

5. Membaca buku

Beberapa orang memilih untuk membaca buku dalam meredakan konflik batin yang dialami. Membaca buku ini kaitannya dengan menemukan cara berpikir yang lebih positif baik dari kisah inspiratif orang lain dan pesan-pesan positif yang ada dalam buku. Selain itu, individu akan mendapatkan pandangan yang lebih luas daripada fokus pada suatu permasalahan yang ada.

Biasanya orang yang sedang melakukan self healing cenderung membaca buku-buku yang bertemakan self healing juga. Alasannya adalah karena buku-buku tersebut memberikan motivasi serta pesan-pesan positif yang spesifik. Sehingga seseorang akan merasa dirinya lebih baik dengan pemikiran dan mental yang baru.

Nah, sampai sini kira-kira sudah kepikiran cara yang mana untuk self healing? Bagi Grameds yang masih bingung memikirkan kegiatan self healing apa yang dapat dilakukan, membaca buku bertemakan self healing bisa menjadi pilihan. Berikut beberapa penjelasan singkat terkait rekomendasi buku-buku self healing yang bagus.

Penulis: Mutiani Eka Astutik

BACA JUGA:

  1. 10 Rekomendasi Buku Self Improvement Terbaru Juni 2022
  2. Rekomendasi Buku Self Healing: Bantu Mengatasi Kecemasanmu
  3. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan
  4. Review What’s So Wrong About Your Self Healing
  5. Review Buku Nyaman Tanpa Beban Karya Kim Suhyun
  6. Review Buku Sejenak Hening Karya Adjie Santosoputro
  7. Review Buku How to Respect Myself: Menghargai dari Hal Sederhana
  8. Review Buku Sepi dari Pijar Psikologi

Written by Ananda