Ekonomi

Mengenal Apa itu Inkaso, Jenis, Mekanisme, dan Keuntungannya

Written by Rosyda

Pengertian Inkaso – Inkaso adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran atas surat atau dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri dalam rangka penyelesaian pembayaran tagihan atau piutang berupa Surat atau dokumen berharga yang dapat diproses adalah wesel, cek, bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep dan hadiah undian.

Inkaso bermanfaat bagi nasabah antara lain menghemat biaya dan waktu proses transaksi penagihan menjadi ebih hemat, dan meminimalisir risiko kehilangan. Sedangkan manfaat inkaso bagi pihak bank akan mendapatkan komisi sekaligus menjadi sarana promosi pengenalan terhadap nasabah yang ditangani. Selain itu dapat mengendapkan dana inkaso.

Pengertian Inkaso

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian inkaso adalah proses penagihan piutang kepada pihak tertagih berdasarkan warkat yang telah ditentukan atas risiko tagihan. Sementara itu, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengertian inkaso adalah penagihan cek dan surat utang lain yang termasuk surat aksep maupun obligasi kepada penerbit surat berharga, serta menerima pembayaran dari bank pembayar.

Singkatnya, inkaso adalah salah satu layanan jasa perbankan dengan melibatkan pihak ketiga dalam proses penagihan piutang berupa warkat maupun surat berharga yang tidak kunjung dibayarkan. Selain inkaso, pemindahan dana dapat dilakukan dengan kliring. Perbedaan kliring dan inkaso terletak pada objeknya. Kliring merupakan transfer aset berupa sejumlah uang dengan nominal besar, sedangkan inkaso adalah pemindahan aset berupa wesel, bilyet giro, cek, money order dan kwitansi.

Jenis-Jenis Inkaso

Setelah memahami pengertian inkaso dalam dunia perbankan, Anda harus mengetahui beberapa jenis inkaso. Pasalnya, terdapat dua jenis yang dibedakan berdasarkan perputaran dana dan sistem transaksi, di antaranya sebagai berikut.

1. Berdasarkan Lalu Lintas Dana

Jika dilihat dari lalu lintas dananya, maka inkaso terbagi menjadi dua, yaitu keluar dan masuk. Dalam alur masuk, inkaso adalah sejumlah tagihan masuk yang dibebankan kepada rekening nasabah. Sedangkan, inkaso keluar adalah bentuk penagihan kepada pihak ketiga di luar kota setelah menjalankan perintah dari nasabah.

2. Berdasarkan Transaksi

Berdasarkan jenis transaksi, pembagian inkaso adalah berdasarkan adanya lampiran berkas. Yaitu, warkat tanpa memerlukan dokumen seperti cek dan giro, dan warkat dengan melampirkan dokumen penting, seperti polis asuransi dan surat berharga lainnya yang telah disetujui pihak bank.

Mekanisme Inkaso

Sama halnya seperti layanan bank lainnya, sistem dari inkaso berbeda-beda bergantung dengan Berikut ini tiga macam mekanisme pelaksanaan inkaso di Indonesia.

1. Via Bank Sendiri

Dalam mekanisme bank sendiri, inkaso dilakukan jika bank tujuan berada di kota yang sama dengan bank pihak pembeli. Dengan begitu, layanan inkaso akan memudahkan nasabah dalam melakukan penagihan, meskipun lokasinya cukup jauh.

2. Via Bank Koresponden

Mekanisme selanjutnya adalah dengan adanya pihak ketiga untuk membantu kegiatan inkaso. Jika bank yang ditunjuk tidak memiliki cabang di kota yang sama dengan nasabah, maka dibutuhkan bank koresponden. Proses dalam sistem ini juga terbilang cukup rumit dan memakan waktu agak lama dibanding via bank sendiri.

3. Antar Cabang Bank Sendiri

Mekanisme yang satu ini merupakan proses paling mudah dibanding via bank sendiri maupun koresponden. Pasalnya, dalam layanan mekanisme inkaso ini sama-sama menggunakan satu bank induk sama dengan lokasi cabang berbeda.

Pihak yang Terlibat dalam Inkaso

Berkaitan dengan inkaso, pihak yang terlibat dalam Inkaso bank adalah pelaksana dan pemrakarsa. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Bank Pemrakarsa

Bank pemrakarsa inkaso adalah pihak yang mempunyai tugas sebagai penerima warkat berupa wesel, giro, dan cek dari pihak ketiga untuk ditagihkan. Dan nantinya hasil keuntungan tersebut akan diberikan setiap akhir bulan sebesar 50% dari total komisi.

2. Bank Pelaksana

Adapun bank pelaksana inkaso adalah pihak yang bertugas untuk melakukan penagihan menggunakan media berupa warkat, seperti cek dan giro kepada pihak ketiga atas perintah dari bank pemrakarsa.

Contoh Kasus Inkaso

Untuk memudahkan kalian memahaminya, perhatikan contoh kasus inkaso berikut ini:

Budi merupakan nasabah giro pada Bank X cabang Jakarta. Ia memberikan selembar cek giro dengan nominal Rp45 juta dari seorang nasabah di Bandung untuk dipindahkan ke rekeningnya. Jika komisi yang ditetapkan sebesar 0,25%, biaya inkasonya adalah sebesar …

Total warkat
= Warkat yang diterima – Inkaso
= Rp45 juta – (Rp45 juta x 0,25%)
= Rp45 juta – Rp122,5 ribu
= Rp44,8775 juta

Contoh Simulasi Inkaso

  1. Pada Bank NSC Surabaya untuk memerintahkan menagihkan warkat yang diterbitkan oleh Bank NSC Jakarta kepada si tertagih di Jakarta.
  2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan mengirimkannya bersama-sama dengan warkat yang hendak ditagihkan ke Bank NSC Jakarta melalui pos maupun jasa ekspedisi.
  3. Setelah Bank NSC Jakarta menerima surat pengantar inkaso dan warkat inkaso dari Bank NSC Surabaya , kemudian menagihkan kepada si tertagih Mendebet rekening si tertagih pada Bank Bank NSC Jakarta.
  4. Dan setelah dipastikan dana hasil tagihan inkaso tersebut berhasil ditagih maka dana tersebut akan dikirimkan/dikreditkan kepada Bank NSC Surabaya Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan kepada si penagih

Simulasi Inkaso dalam Negeri

  1. Pada Bank NSC Surabaya untuk memerintahkan menagihkan warkat yang diterbitkan oleh Bank BENI Jakarta kepada si tertagih di Jakarta.
  2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan mengirimkannya bersama-sama dengan warkat yang hendak ditagihkan ke Bank NSC Jakarta melalui pos maupun jasa ekspedisi.
  3. Setelah Bank NSC Jakarta menerima surat pengantar inkaso dan warkat inkaso dari Bank NSC Surabaya , kemudian menagihkan kepada Bank BENI Jakarta melalui sarana kliring di Jakarta.
  4. Bank BENI Jakarta menerima tagihan kliring dari Bank NSC Jakarta, kemudian mendebet rekening si tertagih pada Bank BENI Jakarta.
  5. Setelah dipastikan dana hasil tagihan inkaso tersebut berhasil ditagih Maka dana tersebut akan dikirimkan/dikreditkan kepada Bank NSC Jakarta melalui kliring Yang kemudian oleh Bank NSC Jakarta hasil inkaso tersebut akan dikirimkan ke Bank NSC Surabaya Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan kepada si penagih.

Simulasi Inkaso Luar Negeri

  1. Pada Bank NSC Surabaya untuk memerintahkan menagihkan warkat yang diterbitkan oleh City Bank New York kepada si tertagih di New York.
  2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan mengirimkannya bersama-sama dengan warkat yang hendak ditagihkan ke Bank NSC Kantor Pusat Jakarta melalui pos maupun jasa ekspedisi.
  3. Inkaso ke luar negeri ini harus melalui kantor pusat bank yang bersangkutan karena yang mempunyai hubungan depository correspondent dengan bank di luar negeri hanyalah kantor pusat bank di Indonesia.
  4. Setelah Bank NSC Kantor Pusat Jakarta menerima surat pengantar inkaso dan warkat inkaso dari Bank NSC Surabaya , kemudian menagihkan kepada Nostronya City Bank New York melalui jasa ekspedisi.
  5. City Bank New York menerima warkat inkaso dari Bank NSC Kantor Pusat Jakarta, kemudian mendebet rekening si tertagih pada City Bank New York.
  6. Ketika berhasil ditagih Maka dana tersebut akan dikreditkan kepada rekening Bank NSC Kantor Pusat Jakarta padanya.
  7. Setelah rekening Bank NSC Kantor Pusat Jakarta pada City Bank New York terkreditkan karena hasil inkaso tersebut, maka Bank NSC Kantor Pusat Jakarta mengirimkan hasil inkaso tersebut ke Bank NSC Surabaya.
  8. Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan kepada si penagih

Keuntungan Inkaso

Setelah memahami pengertian inkaso dan contohnya, ada baiknya Anda mengetahui beberapa keuntungan inkaso yang didapatkan oleh seorang nasabah, di antaranya sebagai berikut.

1. Menghemat Biaya

Menagih warkat di kota yang berbeda tentunya membutuhkan biaya besar. Dengan begitu, inkaso adalah salah satu solusinya. Pasalnya, biaya inkaso lebih kecil jika dibandingkan menagih mandiri, serta mengendalikan budget management.

2. Lebih Menghemat Waktu

Selain dapat menghemat biaya, keuntungan lain dari inkaso adalah lebih menghemat waktu. Dengan adanya layanan inkaso, bank akan membantu Anda dalam melakukan penagihan. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu.

3. Terhindar dari Risiko Kehilangan

Sebagian besar pengguna inkaso adalah perusahaan dagang yang mungkin sering melakukan pengiriman uang atau melakukan pembayaran dalam jumlah besar. Dengan menggunakan layanan inkaso, melakukan transaksi antar perusahaan akan sangat aman terhindar dari segala risiko kejahatan.

Akuntansi Inkaso Keluar

1. Proses Transaksi Inkaso

Inkaso bank adalah aktivitas bank yang mengandung ketidakpastian. Bank melakukan transaksi, namun tidak setiap transaksi bank akan memberikan hasil. Pihak tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan, sehingga bank pelaksana tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya.

Untuk mengetahui keberhasilan sistem inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi. Selama selang waktu menerima amanat untuk menagih hingga tagihan berhasil atau tidak, transaksi ini harus dibukukan dalam rekening administratif. Mengingat bank pemarakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat jika transaksi berhasil, maka transaksi ini sebernarnya transaksi bersyarat.

Dengan demikian pencatatan administratif ini dikelompokkan pada rekening kontinjensi kewajiban. Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit. Rekening ini akan outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil. Bila transaksi berhasil, maka langsung dikreditkan atau dibayarkan ke ke rekening si pemberi amanat. Dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihilkan (didebit), karena transaksi inkaso telah riil atau efektif dan dibukukan direkening riil.

Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi transaksi dan ongkos warkat. Bila transaksi berhasil, bank akan memotong rekening nasabah yang bersangkutan untuk ongkoskawat/transfer saja. Hasil transaksi ini bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si pemberi amanat ke bank pemrakarsa. Bila hasil transaksi untuk diberikan kepada bukan nasabah, maka bank harus mencatat terlebih dahulu pada rekening administratif warkat transaksi yang akan dibayar.

2. Pencatatan Transaksi Inkaso

Perhatikan contoh pencatatan jurnal inkaso antar cabang berikut ini:

Tanggal 10 Mei 2018 bank A Semarang menerima amanat warkat inkaso (setoran cek/BG bank A di Bandung) dari Amir untuk diinkasokan ke bank A Bandung beban Pak Ali senilai Rp 100.000.000

Pada saat menerima setoran cek.BG (warkat), bank A Semarang selaku bank pemrakarsa harus mencatat pada rekening administrasi sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2019:

Cr. Warkat Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 100.000.000 (Kredit)

Pencatatan dengan ayat jurnal posisi kredit , sebab transaksi ini sifatnya bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk menyerahkan/mengkreditkan ke rekening pemberi amanat.

Pada hari yang sama bank A Semarang menerima konfirmasi bahwa transaksi untuk beban Pak Ali, nasabah bank A Bandung dinyatakan efektif (ada dananya).

Jika demikian, maka tugas bank pemrakarsa:

  • Menihilkan rekening administratif untuk transaksi ini.
  • Melimpahkan hasil tagihannya kepada yang berhak dengan cara mencatat pada rekening riil/efektif. Komisi transaksi ditetapkan 0,05%.

Dan pencatatan jurnal transaksi bank tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 100.000.000 (Debit)

Sedangkan pencatatan jurnal transaksi di rekening riil adalah sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. RAK Cabang Bandung Rp 100.000.000 (Debit)
Cr. Giro Amir Rp 99.500.000 (Kredit)
Cr. Pendapatan komisi Rp 500.000 (Kredit)

Pelimpahan hasil transaksi sebenarnya tidak hanya ke giro, tapi tergantung permintaan si pemberi amanat.

***

Sebagai contoh:

Bisa ke tabungan atau rekening lain yang dikehendaki.

Pada contoh di atas diasumsikan bahwa Amir adalah nasabah bank A Semarang.

Jika Amir bukan nasabah bank tersebut, maka bank A di samping mencatat rekening administratif seperti di atas, juga akan mencatat terlebih dahulu di dalam rekening berikut ini:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. RAK Cabang Bandung Rp 100.000.000 (Debit)
Cr. Warkat inkaso telah ditagih dan akan dibayar Rp 100.000.000 (Kredit)

Catatan jurnal ini untuk menampung sampai pemberi amanah datang ke bank untuk mengambilnya.

Bila pemberi amanat mengambilnya secara tunai maka dijurnal di bank A Semarang:

Tanggal 10 Mei 2018:

Dr. Warkat inkaso telah ditagih dan dibayar Rp 100.000.000 (Debit)
Cr. Kas Rp 99.500.000 (Kredit)
Cr. Pendapatan Komisi Rp 500.000 (Kredit)

Bagaimana dengan rekening administratif?

Untuk rekening administratif juga dinihilkan seperti pencatan jurnal sebelumnya.

Akuntansi Inkaso Masuk dari Cabang Bank Sendiri

Untuk akuntansi inkaso masuk yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih.

Sebagai contoh kelanjutan dari contoh sebelumnya, bahwa Ali sepakat untuk membayar dengan beban Giro Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp 20.00.000.

Dan cek bank A Bandung yang ditarik oleh Amir Rp 30.000.000, maka pencatatan jurnal inkaso masuk di bank A adalah:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. Giro Ali Rp 50.00.000 (Debit)
Dr. Tabungan Ali Rp 20.000.000 (Debit)
Dr. Gito Amin Rp 30.00.000 (Debit)
Cr. RAK Cabang Semarang Rp 100.000.000 (Kredit)

Transaksi Inkaso Antar Bank via Kantor Cabang Bank Sendiri

1. Proses Inkaso Melalui Kantor Cabang Sendiri

Transaksi inkaso antar bank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat dengan di wilayah kliring bank yang dituju. Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan transaksi hanya akan berhubungan rekening dengan kantor cabangnya, sedangkan kantor cabang sendiri akan berhubungan dengan rekening kotor cabangnya akan berhungan dengan bank lain wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan cek/bilyet giro. Oleh karena itu, pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana cabang sendiri atau dan bank lain tertagih.

2. Contoh Jurnal Inkaso via Kantor Cabang Sendiri

Perhatikan contoh pencatatan jurnal berikut ini:

Tanggal 15 Mei 2019 nasabah bank A di Jakarta bernama Y telah menjual barang-barang elektronik kepada X nasabah bank B Surabaya. Total transaksi senilai Rp 500.000.000.

Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk membayar kepada Y yang bisa dicairkan tanggal 20 Mei 2019.

Tanggal 20 Mei 2019, Y setor ke bank A untuk keuntungan gironya berupa cek bank B Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp 500.000.000

Pencatatan di bank A pada saat menerima setoran warkat inkaso adalah:
Pencatatan di rekening administratif:

Tanggal 20 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 500.000.000 (Debit)

Atas dasar setoran cek tersebut, selanjutnya bank A Jakarta kemudian mengirimkan cek/BG tersebut melalui ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya untuk dikliringkan.

Jika Bank A cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa cek telah divalidasi oleh bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring.

Maka bank A Jakarta segera membukukan hasilnya ke rekening Y setelah dipotong komisi transaksi.

Pencatatan Komisi

Nilai komisi transaksi Rp 1.000.000. Misalnya tanggal 21 Mei 2019 dana dinyatakan efektif oleh bank A Surabaya, maka pencatatan jurnal transaksi di bank A Jakarta adalah:

Tanggal 21 Mei 2019:

Cr. RAR Warkat inkaso dan ditagihkan Rp 500.000.000 (Kredit)

Dr. RAK Cabang Surabaya Rp 500.000.000 (Debit)
Cr. Giro Y Rp 499.000.000 (Kredit)
Cr. Pendapatan Komisi Rp 1.000.000 (Kredit)

Pencatatan transaksi di cabang pelaksana (bank A Surabaya) adalah:

Pada saat menagih melalui kliring dengan bank B Surabaya:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Kliring Rp 500.000.000 (Kredit)

Pada saat kliring dinyatakan berhasil atau dana dinyatakan efektif:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 500.000.000 (Debit)

Dr. Giro BI Rp 500.000.000 (Debit)
Cr. RAK Cabang Jakarta Rp 5000.000.00 (Kredit)

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah