Politik Ekonomi

Beberapa Faktor Penyebab Masalah Ekonomi di Indonesia

Written by M. Aris Yusuf

Faktor Penyebab Masalah Ekonomi di Indonesia – Halo sobat grameds, tahukah anda? Masalah ekonomi adalah masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, termasuk jual beli, tawar menawar, atau ekspor dan impor. Dalam kehidupan yang kelam ini, khususnya di Indonesia, terdapat beberapa masalah ekonomi, antara lain pengangguran, kemiskinan, harga, keuntungan, inflasi, hutang, sistem ekonomi, ekonomi politik, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk lebih memahami masalah ekonomi tersebut, saya akan menjelaskan masing-masing masalah ekonomi yang sering muncul.

Hakikat masalah ekonomi adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan sarana yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Ketika diminta untuk menjelaskan apa yang menjadi isu masalah ekonomi, setiap orang mungkin memiliki interpretasi yang berbeda. Tanpa membahas teori atau ilmu ekonomi yang rumit, beberapa kegiatan jual beli sederhana yang biasa Anda lakukan sudah dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu ekonomi.

Pada dasarnya ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku masyarakat dalam memilih dan menciptakan kekayaannya sendiri. Apa penjelasan lain yang bisa diberikan untuk masalah ekonomi mendasar?

Pengertian Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah yang muncul ketika keinginan dan kebutuhan melebihi sumber daya yang tersedia. Orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka masalah ekonomi muncul di sana.

Menurut Robert B. Ekelund Jr dan Robert D. Tollison, ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat mempunyai keinginan yang tidak terbatas mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginan mereka.

Dari penjelasan ini, jelaslah bahwa masalah ekonomi telah muncul. Tidak mungkin ada ekonomi yang menghasilkan semua barang untuk semua orang, karena tidak ada ekonomi yang memiliki sumber daya tak terbatas.

Penyebab Masalah Ekonomi di Indonesia

1. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari tingkat produksi barang dan jasa yang dapat diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia seringkali terhambat oleh masalah pendanaan dan investasi. Indonesia masih mengandalkan dana investasi asing untuk mendukung kegiatan ekonominya.

Lemahnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh kelangkaan minyak mentah. Kelangkaan tersebut disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak dan terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok lainnya juga ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun dan aktivitas ekonomi masyarakat menurun.

2. Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar hidup adalah sandang, pakaian, papan, pendidikan dan kesehatan.

Kemiskinan merupakan akibat dari berkurangnya pendapatan sehari-hari masyarakat. Masyarakat umumnya terpengaruh oleh penurunan daya beli kebutuhan pokok. Akibatnya, masyarakat tidak dapat menjalani kehidupan normalnya, sehingga taraf hidupnya menurun.

Menurut data BPS Maret 2012, jumlah penduduk yang hidup di garis kemiskinan sekitar 29,13 juta (11,96%). Jumlah itu 890.000 lebih sedikit dari tahun sebelumnya. Penurunan angka kemiskinan ditopang oleh penurunan harga komoditas pangan yang sedikit lebih besar dari peran komoditas non pangan.

3. Pengangguran

Secara umum, pengangguran diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan mata rantai inti permasalahan yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan di suatu negara.

Pengangguran disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan kerja atau kesempatan kerja. Akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak dapat terserap oleh lapangan kerja, sehingga terjadi pengangguran.

Menurut Badan Pusat Statistik, total angkatan kerja Indonesia adalah 120,4 juta pada tahun 2012. Sedangkan jumlah pengangguran pada Februari 2012 adalah 7,61 juta, turun dari 7,7 juta pada tahun sebelumnya. Hal ini diharapkan menjadi indikator yang baik untuk memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.

Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu menempuh kebijakan di bidang ketenagakerjaan, seperti meningkatkan kualitas tenaga kerja atau sumber daya manusia, menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan investasi dan modal, menyediakan informasi ketenagakerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga kerja.

4. Kesenjangan Penghasilan

Penghasilan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Ada kelompok berpenghasilan tinggi dan kelompok berpenghasilan rendah dalam masyarakat. Masyarakat berpenghasilan tinggi dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Pada saat yang sama, masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya meskipun mereka memiliki kebutuhan yang paling mendasar.

Perbedaan kelompok masyarakat dengan pendapatan tertentu memunculkan isu disparitas pendapatan. Oleh karena itu, pemerintah perlu berperan dalam pemerataan distribusi pendapatan.

Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah untuk mencapai pemerataan pendapatan bertujuan untuk mengurangi ketimpangan di masyarakat dan kecemburuan sosial di masyarakat.

5. Inflasi

Menurut data BPS, inflasi Indonesia pada tahun 2011 mencapai  3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh tingginya permintaan agregat, sedangkan permintaan barang dan jasa tidak sebanding dengan kapasitas produksi dan peningkatan biaya produksi. Inflasi ditandai dengan kenaikan harga umum barang dan jasa.

Hal ini akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada lesunya aktivitas ekonomi, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah, pelemahan rupiah dan ketidakstabilan perekonomian negara. Asal usul inflasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu inflasi yang didorong oleh permintaan dan inflasi yang didorong oleh biaya.

6. Utang Luar Negeri

Indonesia memiliki utang luar negeri yang sangat besar, lebih dari 100 miliar dolar. Setiap kementerian memiliki utang. Indonesia merupakan negara dengan utang luar negeri terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Meksiko. Hutang yang terus menumpuk  menyebabkan berbagai masalah ekonomi, misalnya nilai rupiah yang terus turun.

Utang pemerintah Indonesia harus dilunasi setelah memperhitungkan dengan cermat dan mempertimbangkan situasi keuangan Indonesia. Proses penagihan utang sudah diatur sedemikian rupa sehingga dibuat regulasi agar instansi pemerintah tidak sewenang-wenang dalam menerima utang.

Di tengah masa-masa seperti ini, pemerintah seolah-olah terlilit utang untuk menutupi defisit  APBN agar dapat terus mencapai pembangunan negara agar perekonomian tetap berfungsi, selain itu minat terhadap sukuk global juga diperbarui dirilis oleh Indonesia.

Meningkatnya minat terhadap sukuk yang diterbitkan Indonesia merupakan hal yang baik karena berarti banyak investor asing yang percaya dengan perkembangan ekonomi Indonesia, namun di sisi lain pemerintah juga harus mampu membayar bunga kepada investor asing tersebut.

Utang luar negeri yang seharusnya membantu pemerintah melaksanakan pembangunan menjadi bumerang dan menimbulkan biaya tambahan yang memperlambat pertumbuhan negara.

Meski terkena dampak kenaikan utang pada kuartal kedua, Indonesia masih memiliki  peringkat utang luar negeri yang dapat dianggap stabil untuk investasi karena prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang relatif baik dan tingkat utang yang tinggi, relatif rendah.

Dengan demikian, negara Indonesia dapat memberikan kesan yang baik kepada mereka yang ingin berinvestasi agar Indonesia dapat berkembang di tengah pandemi seperti ini.

7. Defisit Anggaran

APBN Indonesia selalu defisit, defisit adalah ketika anggaran belanja lebih besar dari anggaran pendapatan. Inilah salah satu alasan utang negara kita terus bertambah. Penyebab utamanya adalah korupsi, praktik pemerintah yang boros dan subsidi yang tidak tepat sasaran.

8. Ketidakmampuan Industrial

Sebagian besar industri di Indonesia hanya merakit barang. Kalaupun ada industri besar, pasti dimiliki asing. Industri ini masih sangat bergantung pada ekonomi asing, sumber bahan baku dan teknologi. negara memiliki sumber daya manusia dan alam yang sangat besar.

Tetapi karena negara tidak bisa menanganinya, negara harus meminta bantuan asing. Akibatnya, sebagian keuntungan dikirim ke luar negeri sedangkan Indonesia hanya memungut pendapatan dari pajak dan upah buruh.

9. Ketidakmampuan Mengelola Sumber Daya Manusia

Meskipun penduduk Indonesia terbanyak ke-4 di dunia, tapi kualitasnya masih sangat buruk. Sehingga Indonesia selalu kekurangan para ahli serta harus mendatangkannya dari luar negeri. Sementara kebanyakan orang Indonesia yang bekerja di luar negeri hanya dapat menjadi pembantu saja.

10. Penguasaan Iptek yang Kurang

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia  masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga profesional di Indonesia masih sangat sedikit. Sebaliknya, mereka lebih memilih  bekerja di luar negeri karena pendapatannya jauh lebih tinggi. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Indonesia tidak mampu mengelola sendiri sumber daya alamnya.

11. Korupsi

Korupsi adalah masalah serius di negara kita. Hampir di setiap sektor ada korupsi dan suap, baik kecil maupun besar. Akibatnya, ada banyak jenis, dari program pemerintah yang serba salah, hingga penegakan hukum yang serba salah dan menghamburkan uang.

12. Masalah Pangan

Kegagalan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan telah mendorong kenaikan harga pangan, terutama komoditas kebutuhan pokok. Seiring dengan itu, luas lahan pertanian semakin menyusut akibat alih fungsi lahan menjadi perumahan.

Sungguh ironis mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang sangat subur. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan petani. Untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini, pemerintah harus mengimpor dari luar negeri.

13. Pembangunan yang Tersentralisasi

Indonesia benar-benar berkembang pesat. Namun sayang, hanya sebagian kawasan yang dibangun sementara sebagian lainnya terbengkalai. Hal ini menyebabkan ketimpangan sosial dan kawasan perkotaan yang semakin padat. Jika pemerintah melaksanakan pembangunan secara terpadu, setiap daerah akan tumbuh lebih cepat dan  juga dapat mempercepat kemajuan Indonesia.

Cara Mengatasi Masalah Ekonomi

Secara garis besar, kita menemukan empat sistem ekonomi yang berkembang dan tumbuh sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar, dan sistem ekonomi campuran. Melalui sistem ekonomi ini, kita dapat menerapkannya sesuai dengan situasi ekonomi suatu negara untuk memecahkan masalah ekonomi.

1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi ini adalah sistem ekonomi yang diselenggarakan secara bersama-sama untuk kepentingan bersama (demokrasi), menurut tata cara yang biasa dianut oleh nenek moyang sebelumnya.

Dalam sistem ini, semua barang dan jasa yang diperlukan disediakan oleh masyarakat itu sendiri. Anda pasti bertanya apa tugas pemerintah dalam sistem ekonomi tradisional ini?

Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah  terbatas pada perlindungan berupa pertahanan dan pemeliharaan ketertiban umum. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi yaitu  apa dan berapa banyak, bagaimana dan untuk siapa barang itu diproduksi, ditentukan oleh masyarakat.

2. Sistem Ekonomi Terpusat

Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah sangat aktif, semua kebutuhan hidup, termasuk keamanan dan pertahanan, direncanakan oleh pemerintah secara terpusat. Penyebaran dilakukan oleh daerah-daerah di bawah komando pusat.

Jadi pertanyaan tentang apa dan berapa banyak, bagaimana dan untuk siapa barang-barang itu diproduksi, semuanya diselesaikan oleh pemerintah di tingkat pusat. Kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dibatasi sehingga inisiatif individu tidak dapat berkembang.

Secara umum, sistem ekonomi terpusat ini berlaku untuk negara-negara ideologi komunis. Namun karena tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, baru-baru ini ditinggalkan.

3. Sistem Ekonomi Pasar

Dalam sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi dikatakan berlangsung secara bebas menurut mekanisme pasar. Setiap orang bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong orang untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien.

Hanya dengan cara ini produsen bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, maka produsen pada akhirnya akan menyesuaikan diri dengan keinginan dan daya beli konsumen.

Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah adanya persaingan bebas. Akibatnya, yang kuat menjadi lebih kuat, sedangkan yang lemah menjadi semakin tidak berdaya. Untuk memperbaiki keadaan ini, pemerintah melakukan intervensi melalui peraturan perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang terkendali, dan bukan lagi ekonomi bebas.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran sering diterapkan di negara berkembang. Dalam sistem ini, pihak swasta dan pemerintah juga diakui. Artinya selain sektor ekonomi swasta, ada juga badan perencanaan negara yang mengatur arah dan perkembangan ekonomi.

Sistem ekonomi campuran ini pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem ekonomi terpusat dengan sistem ekonomi pasar.

Solusi Mengatasi Masalah Ekonomi di Indonesia

Sebagai negara berkembang,  Indonesia tidak pernah terlepas dari kesulitan. Seperti dalam ilmu ekonomi, selalu ada masalah baru yang harus dipecahkan sebelum tidak ada lagi masalah. Setiap masalah yang ada juga dipengaruhi oleh sebab-sebab tertentu hingga menimbulkan masalah yang dimaksud.

Namun, itu membutuhkan banyak usaha dan kerja keras. Berbicara mengenai permasalahan yang ada di Indonesia secara ekonomi, sebenarnya sudah terkena sebuah kasus. Berikut beberapa alasannya:

  • Kasus pengangguran mulai dari penolakan kerja hingga pemecatan
  • Pertumbuhan ekonomi yang lambat seperti hasil panen di bawah tingkat optimal, nilai jual produk dalam negeri lebih rendah dari produk luar negeri, konsumsi produk luar negeri banyak permintaan yang lebih besar.
  • Jumlah yang dipertaruhkan atau diperoleh tidak cukup untuk kebutuhan semua orang. Ini bisa jadi karena upah yang tidak proporsional, jumlah keluarga yang banyak dan sejenisnya.

Contoh Masalah Ekonomi di Indonesia

Masalah ekonomi merupakan salah satu masalah yang muncul saat ini di negara kita tercinta ini. Beberapa permasalahan ekonomi tersebut adalah:

  • Urgensi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tumbuh rata-rata $5,27 selama dua dekade terakhir (2000-2018). Pertumbuhan ini tidak cukup untuk melampaui status berpenghasilan menengah untuk menjadi negara maju.

  • Impor

Impor adalah perpindahan barang atau barang dari satu negara ke negara lain. Tingkat impor yang relatif tinggi ke Indonesia membuat industri dalam negeri tidak bisa saing.

  • Daya beli stagnan

Terjadi inflasi yang tercatat sekitar 2,48 persen per tahun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun hal ini tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Tidak menutup kemungkinan inflasi yang rendah saat ini disertai dengan penurunan daya beli masyarakat.

  • Daya saing rendah

Indonesia saat ini mengalami penurunan jumlah tujuan investasi selama 3 tahun terakhir. Perusahaan asing seperti Jepang lebih banyak berinvestasi di Vietnam daripada di Indonesia.

  • Belum siap menghadapi revolusi

4.0 Revolusi industri  belum terlaksana dengan baik karena belum adanya infrastruktur dasar yang siap menghadapi revolusi industri ini.

  • Kebijakan subsidi energi yang tidak konsisten

Subsidi energi pada tahun 2015 diturunkan menjadi 65,16%, kemudian dilanjutkan pada tahun 2016 dan 2017. Kemudian pada tahun 2018, subsidi energi ini meningkat lagi menjadi 57% pada tahun 2019, meningkat lagi menjadi 23%. Pemerintah perlu menetapkan target subsidi yang lebih spesifik agar dana subsidi menjadi lebih optimal.

  •  Pajak Rendah dan Utang Meningkat 

INDEF mencatat bahwa tarif pajak Indonesia telah turun antara tahun 2012 dan 2017. Pencapaian tarif pajak juga sangat jauh dari target RPJMN 2015-2019 sebesar 15,2%.

Penerimaan pajak yang kurang optimal juga tercermin dari defisit penerimaan pajak yang masih terjadi. Pada saat yang sama, rasio utang terhadap PDB meningkat berbanding terbalik dengan tarif pajak. Hal ini menunjukkan bahwa beban pembayaran bunga atas belanja pemerintah pusat meningkat dari 11% pada tahun 2014 menjadi 17,13%

pada tahun 2015 masalah ekonomi merupakan masalah serius yang perlu ditangani secara cepat dan tepat. Jika tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan rumah tangga, perusahaan, dan negara akan mengalami kerugian atau bahkan bangkrut, berdampak pada semua sektor perekonomian.

Semua jenis ekonomi membutuhkan sistem akuntansi yang baik. Laporan keuangan juga penting untuk memastikan kelancaran perekonomian. Dengan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang baik, diharapkan seluruh pelaku usaha dalam perekonomian tetap sehat dan terus berfungsi secara produktif untuk kepentingan banyak orang.

Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

M. Aris Yusuf

Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan satu sama lain.