Bahasa Indonesia

Ketahui Puisi Untuk Orang Tua yang Penuh dengan Makna

Written by Siti Badriyah

Puisi untuk orang tua – Orang tua adalah orang yang berjasa dan senantiasa merawat dan membesarkan kita. Tiada hati seluas hati ibu dan tiada kasih sebanyak bapak. Seorang ibu yang mengandung selama sembilan bulan. Tidak enak makan, tidak nyenyak tidur dan serba kesusahan melakukan aktivita. Ayah yang senantiasa berusaha untuk mencukupi kebutuhan kita.

Peran orang tua tentunya sangat penting bagi kehidupan anak,anaknya. Tugas orang tua bukan hanya mendidik anak, tetapi juga turut hadir dalam setiap tumbuh kembang anak dalam setiap momennya. Jadi, sampai kapanpun, anak tidak dapat membalas semua jasa, pengorbanan serta cinta kasih yang diberikan oleh orang tua. Itulah sebabnya, kita harus berbakti kepada orang tua.

Terdapat banyak sekali cara yang bisa anak lakukan dalam menunjukkan rasa terima kasih dan syukur terhadap orang tua karena telah dididik serta diasuh dengan amat sangat baik.  Contoh yang bisa dilakukan adalah dengan membantu orang tua dalam meringankan pekerjaan rumah tangga, belajar dengan baik dan benar, menuruti perintah orang tua yang baik-baik, ataupun sekadar membacakan puisi untuk orang tua sebagai ungkapan perasaan.

Namun, bagi Grameds yang sedang mencari referensi puisi untuk orang tua, maka tak perlu bingung. Karena di artikel ini akan diberikan contoh puisi untuk orang tua yang bisa Grameds bacakan.

Orangtua mana yang tidaklah terharu apabila dibacakan puisi yang indah dari anaknya. Tidak perlu menunggu momen-momen tertentu seperti ulang tahun atau hari ibu. Grameds bisa membaca buku Gugusan Mata Ibu yang tersedia di gramedia.com.

 

Kumpulan Puisi Untuk Orang Tua

Grameds bisa membacakan puisi untuk orang tua kapan saja. Berikut ini beberapa referensi puisi yang telah dirangkum dari beberapa sumber:

Puisi Ibu

Karya: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Tiada hari indah tanpa senyum ibu

Tiada hari tanpa restu ibu

Entah semua perjalanan hidupku memerlukan ibu

Ibu yang senantiasa menghapus air mataku

Ibu yang senantiasa merawatku

Ibu yang senantiasa memberiku cinta dan kasih

Bagaimana hidupku jika tanpamu, bu?

Apakah aku bisa sekuat sekarang?

Apakah aku bisa sehebat sekarang?

Tolong bu, tetaplah sehat

Lihat anakmu mencapai titik kesuksesan

Dan aku berikan dunia ke pangkuanmu, bu.

Puisi Untuk Orang Tua Singkat

Karya Joanna Fuchs

Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa,

Begitu lembut, namun begitu kuat.

Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli

Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan;

Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;

Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;

Ibu adalah master dari setiap tugas.

Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;

Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.

Ibu membantu di saat-saat sulit;

Ibu mendukungku setiap kali aku menelpon.

Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;

Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.

Jika aku memiliki pilihan,

Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!

Puisi Orang Tua Singkat

Ibu..

Kasihmu sepanjang masa

Layaknya isi bumi ini kau adalah mentari di siang hari

Kau adalah rembulan di malam hari

Terimakasih atas kasih cinta dan perjuanganmu terhadapku

Mengandungku

Melahirkanku

Menyusuiku

Mendidikku

Ingin mu memang sangat sederhana

Hanya ingin melihat anakmu ini menjadi yang terbaik dimatamu

Namun tingkahku

Egoku

Kesalahanku membuat inginmu seakan buyar

Kau selalu menyimpan tangismu

Dalam senyum di bibir manismu itu

Kau selalu menyembunyikan rasa sayangmu di amarahmu

Kau selalu memaafkan kesalahan apapun yang anakmu ini perbuat

Betapa Mulianya Ibu

Oleh : Suci khoerunnisa

Ibu jasamu sungguh agung

Jasamu tidak bisa terbalaskan oleh apapun

Walau ku berikan emas sebesar gunung tetap jasamu tidak akan pernah terbalaskan

Demi cintaku pada ibu

aku rela memberikan apapun untukmu

Aku rela memberikan mentari untukmu karna aku mencintaimu

ohh ibu aku pun rela terbang untuk membawa bulan untukmu karena kau sudah membesarkanku sejak kecil sampai sebesar ini

Sungguh mulia jasamu Ibu kau mengandungku 9 bulan

Dari bibirku terucap kata terima kasih Ibuku tercinta.

Puisi Ayah

Pixabay/ddimitrova

Pengorbananmu sangatlah abadi

Bekerja dengan senang hati dan penuh cinta

Tak pernah berkecil hati dan meminta balas jasa

Pagi,siang,malam

Engkau selalu tersenyum tanpa henti

Tak peduli akan seperti apa hari hari

Engkau selalu mencari nafkah untuk keluarga

Ayah…

Kasih sayang yang selalu engkau berikan kepada anakmu

Yang mungkin selalu mendurhakaimu ini

Namun engkau tak peduli

Melainkan engkau selalu menasihatiku

Agar menjadi anak yang berbakti

Ayahku…

Di setiap tetesan keringatmu ayah

Di setiap helaian nafasmu, lelah

Dipenuhi dengan kasih sayang yang tak pernah punah

Dan cinta kasih demi kebahagian anak-anakmu ayah

Terik matahari

Derasnya hujan tak menjadi penghalang bagimu untuk berjuang

Engkau tetap berjuang untuk keluarga

Sampai titik di mana engkau tak sanggup lagi berdiri

Engkau Tak pernah bosan menasehatiku ayah

Walau sering ku membangkang

Sering marah dan seketika muncul rasa benciku padamu

Tapi kini aku sadar

Semua yang kau lakukan hanya demi kebaikan anak-anakmu

Terima kasih Ayah

Atas semua yang telah kau berikan.

Puisi Ibu

Inilah aku putri kecilmu,

Putri yang selalu jadi kebanggaanmu

Namun, aku sadar,

Aku belum bisa jadi apa yang kamu mau

Begitu banyak yang kamu berikan untukku

Hingga tak punya waktu untuk merawat dirimu

Tapi, suatu saat aku akan membahagiakanmu

Karena kaulah bagian dari hidupku

Puisi Ayah

Pengorbananmu begitu abadi

Bekerja dengan senang hati

Tak pernah berkecil hati

Pagi,siang,malam

Engkau selalu tersenyum

Tak peduli akan seperti apa

Engkau selalu mencari nafkah

Ayah…

Kasih sayang selalu engkau berikan kepada anakmu

Yang mungkin selalu mendurhakaimu

Namun engkau tak peduli

Melainkan engkau selalu menasihatiku

Agar menjadi anak yang berbakti

Puisi Ibu

Begitu bersejarah dirimu dalam memori hidupku

Aku tak akan menghapus sejarah yang begitu tulus

Ibu…

Perjuangan begitu pilu

Bagaikan perahu di tengah laut biru

Namun engkau tersenyum selalu

Demi kebaikan anakmu

Ibu…

Engkau mentari untukku

Yang menari-nari dalam hatiku

engkau sang surya

yang membawa ke dunia

Ibu…

Jasamu begitu berarti

semua akan dirakit

Sampai hidup ini melarat

Hingga tubuhku dipenuhi lalat,.

Puisi Semua Demi Ibu

Karya: Aldi Toy

Kuputuskan tuk pergi semata mengejar mimpi

Kau ku tinggalkan

Matamu ku tahu tak ada kerelaan melepaskan

Jika aku menangis, ibu

Kau alasan ingatan sesungguhnya

Menampung rindu

Tawamu adalah kantung air mata

Aku tahu ada kecemasan di bening matamu

Yang kau sembunyikan

Dan kau selipkan di antara bait-bait doa

Tapi aku anakmu ibu, aku mencintaimu

Jemariku sungguh sejak lama ingin

Menyentuh wajahmu, bibirku sungguh

Ingin mencium telapak kakimu

Mengecup pipi dan keningmu

Tidurku, anak kecil yang ingin pulang ke

Rahimmu sekali lagi

Puisi Ibu Jiwa Terindah

Kary: Dudy

Terlihat senyum tulusmu

Terasa doamu yang tak pernah henti

Tercipta kasih sayang tulusmu

Tak akan tergantikan

Wahai kau wanita terhebat

Kaulah segalanya untukku

Di saat ku bahagia

Air mata kebahagiaan terpancar bersinar

Di saat ku sedih

Air mata doamu tiada pernah berhenti

Tiada pernah mengeluh

Tiada pernah kecewa

Tiada pernah lelah

Jiwamu sungguh indah

Akan selalu ku ingat

Cerita ini akan selalu ku kenang

Engkau selalu ku doakan sepanjang hidupku

wahai kau wanita terhebat, IBU

Puisi Untukmu Wanita Tersabarku

Rindu sosokmu Ibu

Membelai halus wajahku

Mendekap hangat tubuhku

Siang dan malam kau serahkan padaku

Agar kaki mungilku bisa berdiri tegak di atas bumi

Untaian kata indah tak banyak terucap dari bibir

Hanya secangkir doa, yang bisa ku tuangkan pada Tuhan, untukmu.

Puisi Kasih Sayang Ibu Itu sepanjang Masa

Cintanya besar tak terkira

Sarat hikmah kata-katanya

Penuh makna setiap nasihatnya

Tentang jarak yang terpisah dengan buah hatinya

Dia tak lantas menunjukkan tangis dan air mata

Padahal tak kepalang tanggung pedihnya

Ketika harus terpisah dengan anaknya.

Ia tak pernah lelah memanjatkan doa

Meski kita terkadang lupa akannya

Dia tak pernah bersumpah bala

Meskipun tutur dan sikap menyakitinya

Bagai anak panah doanya

Mudah untuk terijabah

Dia bidadari sederhana

Yang tak butuh kita puji utk memberikan yg sempurna.

Puisi Ibuku Petani

Petang kala itu, membuatnya harus lekas kembali dari perantauan ilalang yang mengemban.

Peluh keringat tak coba dirasa,

Kacamata tersangkut pada kedua ujung telinga kini mendekat.

Menatap dengan riang gerak mungil sang bayi yang semakin mendewasa,

Kacamata itu, menceritakan sang tua keriput yang mengadukan nasibnya pada sepetak ladang diujung lereng gunung.

Kala malam mulai mematang dan cangkul tak lagi dibenamkan

Dengan lembutnya ia tetap melantunkan secarik cerita masa silam.

Tentang perjuangan dan kehidupan.

Kacamata itu,

Tetap menjadi pendongeng yang lihai untuk mengantar mimpi.

puisi ibu guru

Puisi Singkat Ibu dan Ayah

Pixabay/smpratt90

Ayah… Ibu…

Engkau begitu baik padaku…

Engkau membimbingku hingga aku sebesar ini…

Engkau yang mengajariku segala hal…

Engkau membimbing ku dengan tulus dan sabar…

Tapi saat aku nakal, engkau memarahiku…

Tapi, saat engkau memarahiku, aku tahu itu demi kebaikanku…

Karena engkau sayang dan cinta kepadaku…

Jasamu takkan kulupakan…

Doaku menyertaimu…

Puisi IBU

karya: Mustofa Bisri

Kaulah gua teduh

tempatku bertapa bersamamu

Sekian lama

Kaulah kawah

dari mana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku

melepas lelah dan nestapa

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

mata air yang tak berhenti mengalir

membasahi dahagaku

telaga tempatku bermain

berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit

yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

yang mengawal perjalananku

mencari jejak sorga

di telapak kakimu

(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanatMu menyampaikan kasih sayang maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu Amin).

Puisi Jauh Lebih Bermakna

Karya: Taufiq Ridho

Telah berjuta kata coba ku rangkai

Ketika inginnya hati menggambarkan

Lautan tinta telah ku habiskan

Ketika tangan kotor ku inginkan tuliskan

Seketika, tubuhku mematung pas yang seakan berhenti

Jiwa yang bergejolak mencampur adukan rasa…

Aku tak bisa…

Apa yang sulit berasal dari merangkai kata? begitu sulitkah menulis?

Tidak! Ternyata Bukan itu

Karna Berapa dan seindah apapun kata yang ku rangkai

Sebanyak apapun tinta yang kuhabiskan

Kasihmu jauh melebihi itu

Semua tentangmu, jiwa yang suci itu

Sebuah penghargaan yang inginkan ku berikan

Walau jauh berbanding bersama dengan tulusnya kasihmu itu

Apalah makna sebuah kronologis kata ini

Kasihmu itu jauh lebih bermakna

Karena engkau, aku mengerti hidup ini

Kau itu bagai mentari

Kau yang menyinari siangku

Dan memberikan sinarmu terhadap bulan untuk menerangi malamku

Aku menyayangimu, ibu

Puisi Bunga

Karya: Ellen Erviandani

Aku pilih mati!

Jika bunga tetap menangis

Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku

Aku pilih mati!

Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatas

Kala itu menghendaki aku bunuh sang waktu

Aku pilih mati!

Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap

Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya

Aku marah!

Jika keasingan merengut senyum bunga

Sangat teriris…

Aku tak pilih mati!

Sinar doa-doanya selimuti malamku

Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku

Aku bakal berdiam diri

Dengarkan sepoi angin berasal dari dirinya

Menyongsong tajam sorot mata tuanya

Aku tak boleh mati!

Mendahului bunga

Itu pintanya

Puisi Cintai Ibumu

Pejamkan sejenak matamu

Bayangkanlah wajahnya,

Wajah yang selalu mencintaimu

Lebih dari yang lainnya

Yang selalu peduli dalam kesepian,

Tanpa kau memintanya.

Yang Paling menderita disaat kau menangis,

Yang lebih dulu terluka saat kau tersakiti,

Dia adalah Ibumu.

Cintailah dia di hari ini, besok dan selalu.

Jasa Seorang Ibu

Karya: Patma

Ibu…

kau membimbingku selama satu tahun

kau begitu baik padaku walaupun aku suka marah-marah

Ibu…

kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lain

Ibu…

kau yang pintar, baik, ramah, cantik, dan sopan

Ibu…

kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan aku

karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek

Ibu…

kalau aku kembali sedih kau menghibur aku

kalau aku kembali kesal kau menghiburku

Ibu…

terimakasih atas jasa-jasamu jikalau aku

masih sempat bertemu bersama dengan ibu

aku amat inginkan memeluk ibu

Karya sastra puisi sangat dekat dengan masyarakat karena memberikan rangkaian kata-kata pendek untuk dijadikan sebagai media mengeksplorasi berbagai emosi pada setiap baris kata. Grameds bisa membaca buku karya sastra seperti Puisi Cap Pistol Orangtua dan Wild Flower And Other Metaphors – Puisi.

 

Mungkin kita tidak bisa membalas kebaikan orang tua. Kesabarannya, ketulusannya dan cintanya belum tentu bisa kita dapatkan di manusia lainnya. Jika orang tua masih ada, hendaknya kita selalu membahagiakannya. Bukan hanya dengan barang mewah, tapi dengan sikap dan perilaku kita yang menggambarkan rasa terima kasih.

Semoga semua pembahasan di atas dapat menginspirasi kamu. Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang telah tersedia di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Rujukan:

  • http://www.sonora.id/read/423474639/5-puisi-untuk-orang-tua-singkat-menyentuh-hati-dan-penuh-kasih-sayang?page=2
  • https://kumparan.com/inspirasi-kata/4-puisi-untuk-orang-tua-singkat-yang-menyentuh-hati-1y1raZCG4Sr
  • https://santaidamai.com/kumpulan-puisi-ibu/

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah