Sastra

Mengenal Apa Itu Spoiler dan Juga Dampak Spoiler

spoiler adalah
Written by Rahma Fiska

Spoiler adalah – Pernah mendengar kata “spoiler”? Apakah Grameds tahu artinya? Kata spoiler sering kita dengar ketika suatu karya, baik berupa novel, manga, anime, film, acara TV dan sebagainya belum lama muncul atau tayang, tetapi sudah ada orang lain yang memberitahukan tentang jalan dan isi cerita dari karya tersebut.

Nah, untuk memahami lebih lanjut mengenai spoiler, kamu bisa simak ulasan lengkapnya di bawah ini,Grameds.

Makna Spoiler

spoiler adalah

Sumber: Alamy

Spoiler adalah membocorkan isi cerita, baik secara lisan maupun melalui platform tertentu yang dapat merusak kesenangan orang ketika menikmati karya tersebut. Istilah tersebut sering diartikan sebagai tindakan membocorkan isi cerita yang sering kali mengurangi kenyamanan seseorang ketika menikmati suatu karya.

Secara bahasa, kata ‘spoiler’ berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘bocoran’. Kata ini biasa disematkan pada mereka yang suka menceritakan jalan cerita dari suatu karya yang baru muncul dan banyak dinantikan.

Sedangkan menurut Wikipedia, dalam media dan internet, beberan atau spoiler adalah tulisan atau keterang mengenai suatu cerita, yang membeberkan jalan cerita tersebut. Membaca beberan dari suatu cerita dapat menyebabkan berkurangnya kesenangan membaca cerita itu, karena kesenangan membaca sebuah cerita biasanya tergantung kepada dramatisasi atau ketegangan yang ditimbulkan oleh cerita tersebut.

Biasanya dalam media massa maupun internet, beberan disembunyikan dengan cara tertentu, sehingga hanya terbaca oleh yang ingin melihat beberan tersebut.

Berdasarkan Kamus Cambridge, spoiler adalah informasi yang dapat merusak kesenangan. Selain itu, spoiler bisa diartikan sebagai informasi dalam artikel surat kabar, blog, dan sebagainya yang memberi tahu apa yang akan terjadi dalam sebuah program, sehingga merusak kesenangan penonton atau pembaca baru jika Anda belum pernah melihatnya.

Biasanya, dalam sebuah artikel atau ulasan yang mengandung spoiler akan ada peringatan semacam “peringatan spoiler-jika Anda belum menontonnya, berhentilah membaca sekarang!“. Peringatan itu diberikan karena spoiler membuat sebagian besar orang tidak senang.

Oleh karena itu, dalam suatu artikel atau ulasan yang mengandung spoiler sering menuliskan “spoiler alert” atau “peringatan spoiler” di awal tulisan agar pembaca tahu bahwa isi artikel atau ulasan tersebut akan membocorkan isi suatu karya, sehingga pembaca bisa menyiapkan diri dan memutuskan apakah akan terus membaca atau tidak.

Cara spoiler tidak sekadar menceritakan secara lisan saja. Tetapi juga dapat berupa rekaman video hingga dalam tulisan. Salah satu dampak buruk menerima bocoran dari suatu cerita adalah dapat menyebabkan berkurangnya kesenangan membaca cerita itu, karena kesenangan membaca sebuah cerita biasanya tergantung kepada dramatisasi atau ketegangan yang ditimbulkan oleh cerita tersebut.

Dari penjelasan diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa spoiler adalah membocorkan isi cerita kepada orang lain. Selain itu terdapat beberapa penelitian soal spoiler dan mengapa hal itu membuat Anda tidak senang atau tidak ingin mendengarnya.

Sebuah studi dalam Live Science, menemukan bahwa spoiler atau membocorkan plot utama mungkin tidak merusak pengalaman sepenuhnya, tetapi dapat mengurangi ketegangan dan menurunkan kenikmatan secara keseluruhan.

https://www.gramedia.com/products/analisis-semiotika-film-dan-komunikasi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Tipe-Tipe Orang Spoiler

Memahami tentang spoiler rasanya belum lengkap kalau tidak membahas tentang tipetipe orang spoiler. Berikut ini tipe-tipe orang yang spoiler, antara lain:

Spoiler yang Dilakukan dengan Sengaja

Dari sekian banyak orang spoiler yang paling parah adalah mereka yang sengaja memberikan isi dari jalannya sebuah film atau sebuah cerita, karena mereka sudah menonton atau membaca bukunya. Biasanya, spoiler ini sering dikenal dengan spoiler akut karena sudah sulit untuk dihilangkan.

Bahkan, mereka akan merasa akan mendapatkan keuntungan apabila sudah melakukan spoiler. Selain keuntungan, spoiler akut juga merasa kalau dirinya mendapatkan rasa puas dari melakukan tindakannya tersebut walaupun tidak disukai oleh banyak orang.

Tidak Sengaja Menjadi Seorang Spoiler

Bukan hanya spoiler akut saja, terkadang ada beberapa orang yang tidak sengaja menjadi seorang spoiler. Biasanya, mereka keceplosan memberikan isi atau jalan cerita dari sebuah film. Spoiler tipe kedua ini biasanya lebih sering mengungkapkan jalan cerita karena sangat antusias terhadap film tersebut.

Rasa antusias itulah yang kemudian memberikan rekomendasi kepada teman-temannya untuk membaca suatu buku atau menonton sebuah film, padahal tanpa sadar mereka sudah menceritakan isi dari buku atau film tersebut. Meski begitu, mereka yang tidak sengaja menjadi spoiler biasanya akan langsung meminta maaf karena saking antusiasnya.

Spoiler untuk Sebuah Tuntutan Pekerjaan

Setelah membahas tipe dua spoiler, maka ada juga spoiler yang memang dilakukan karena tuntutan dari suatu pekerjaan. Meski dengan sengaja memberikan spoiler karena pekerjaan, tetapi ketika dipublikasikan umumnya akan diberikan label tulisan “Spoiler Alert”. Dengan begitu, pembaca akan mengetahui kalau isi dari konten tersebut mengandung spoiler.

Pada umumnya, pekerjaan yang berkaitan dengan spoiler adalah kritikus. Dalam hal ini, kritikus bisa apa saja, seperti kritikus buku, kritikus film, dan sebagainya.

Alasan Dilarang Spoiler

spoiler adalah

Sumber: Brilio.net

Di era informasi seperti saat ini, spoiler bisa dilakukan kapan saja dan melalui berbagai platform. Perkembangan media sosial sering digunakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan, misalnya potongan-potongan adegan atau salah satu halaman pada komik dan novel.

Spoiling adalah tindakan membocorkan jalan cerita suatu pertunjukan. Bahkan, tindakan spoiling dapat membuat Anda tidak dapat menikmati pertunjukan karena Anda sudah tahu bagaimana alur ceritanya. Tindakan spoiling ini biasanya akan diperoleh dari seseorang yang sudah menonton filmnya terlebih dahulu dan bukan berasal dari official film tersebut.

Di samping itu, spoiler juga rentan terjadi pada artikel-artikel yang membahas suatu karya. Jadi, diperlukan kehati-hatian penulis, reviewer atau kritikus ketika mengulas sebuah film atau novel agar tidak memberikan terlalu banyak spoiler.

Adapun beberapa alasan mengapa seseorang tidak melakukan tindakan spoiling, di antaranya:

1. Melanggar Hak Cipta Film

Alasan pertama mengapa semua orang tidak boleh melakukan pembajakan sinema karena akan melanggar hak cipta. Perlu diketahui bahwa setiap pelanggar hak cipta akan dikenakan sanksi karena telah melanggar aturan hukum.

Dalam aturan hukum spoiler film terdapat hak cipta untuk melindungi karya tertentu yang sudah didaftarkan pencipta. Adanya hak cipta, tentu akan melindungi karya dari segala bentuk pelanggaran yang dilakukan pelaku.

Jadi, sudah seharusnya untuk kita tidak melakukan tindakan spoiling atau menjadi spoiler. Hal ini perlu dilakukan agar kita tidak terkena sanksi karena sudah melanggar hak cipta. Dengan begitu, orang lain pun bisa menikmati sebuah karya dengan asyik dan seru.

Perkembangan media sosial sangat pesat khususnya di Indonesia sehingga membuat kasus spoiler tersebar luas. Tanpa disadari, memberikan spoiler di media sosial akan mengurangi minat penonton dalam masyarakat luas. Padahal sejatinya setiap pembuat cerita sinema akan merahasiakan sebisa mungkin pada setiap bagian alur.

Namun, pelaku seenaknya melanggar dengan menyebarkan cuplikan film walaupun sebentar bisa mengganggu kenyamanan calon penonton. Terlebih, jika seorang penonton belum menyaksikan film secara langsung, pasti tidak akan penasaran lagi, sehingga rasa penasaran yang seharusnya dimiliki oleh setiap penonton jadi akan berkurang karena telah melihat spoiler. Jangan sampai tindakan spoiler Anda lakukan meskipun hanya bersifat berbagi ke media sosial milik sendiri.

Membagikan spoiler film yang telah ditonton membuat banyak pihak mengetahui teka-teki sebelum menonton. Dengan begitu, akan mengetahui alur cerita sinema jadi semakin mudah ditebak, adapun alasan lain harus diketahui untuk tidak melanggar pembajakan.

2. Pencipta Karya Dirugikan Secara Langsung

Alasan tidak boleh spoiler film selanjutnya bisa membuat pencipta karya akan merasakan kerugian secara langsung. Bahkan kerugian yang diterima para pencipta jauh lebih besar daripada perolehan keuntungan hasil menjual karya.

Mungkin sudah banyak yang orang tahu bahwa setiap film dibuat pasti akan menelan banyak biaya. Besarnya biaya untuk membayar kru bertugas, pemain, hingga hal lain membuat kerugian tercipta secara langsung. Bahkan, dengan adanya spoiler, maka bisa merugikan pembuat sinema atau sebuah karya. Selain itu, bisa memberikan efek jangka panjang yang di mana salah satunya adalah tidak bisa memproduksi film atau karya lagi.

Jadi, sudah seharusnya bagi para penonton atau pembaca untuk menyadari bahwa tindakan spoiler merupakan tindakan yang bisa merugikan orang banyak. Oleh sebab itu, sudah seharusnya bagi masyarakat Indonesia untuk selalu menghindari pembajakan video film atau membocorkan isi cerita dari sebuah buku.

Tidak menghargai karya adalah salah satu alasan terbesar dilarang melakukan sebuah tindakan ilegal yaitu menyebar spoiler film. Jika Anda melakukan hal ini, maka secara langsung menjelekkan karya dan merugikan pembuat. Bahkan, tak menutup kemungkinan apabila pembuat karya akan malas untuk menghasilkan karya yang lebih bagus lagi.

Dengan penjelasan berbagai alasan tersebut, sangat disarankan untuk kita semua agar menghindari kegiatan membajak karya orang lain dalam bentuk apapun terutama sinema.

Dampak Spoiler

spoiler adalah

Sumber: Ukulele

1. Membuat Seseorang Malas Menonton atau Membaca Sebuah Karya

Spoiler kerap terjadi dalam sebuah candaan atau obrolan santai tentang suatu karya. Seringkali seseorang, baik secara sengaja maupun tidak menceritakan isi sebuah cerita hingga berujung spoiler.

Meskipun sering dianggap sebagai hal yang sepele, tetapi spoiler bisa berdampak buruk pada penerima bocoran cerita. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kesenangan ketika membaca atau menonton sebuah karya. Bahkan, tak jarang seseorang membatalkan niatnya untuk menikmati suatu karya karena sudah terlanjur menerima terlalu banyak bocoran cerita.

Dengan begitu, pembuat karya bisa mengalami kerugian karena karyanya menjadi tidak laku dipasaran. Bahkan, bisa saja pembuat karya sulit untuk membuat karya yang bagus lagi.

2. Sanksi Tukang Spoiler

Grameds, spoiler adalah salah satu jenis pembajakan karya. Secara hukum, spoiler bisa mendapat ancaman penjara maupun denda, lho!

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 113 disebutkan bahwa seseorang yang mendistribusikan film/ karya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dikategorikan dalam pembajakan dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 4 miliar.

Sebagaimana yang telah diketahui spoiler adalah membocorkan isi cerita. Spoiler juga dapat berupa rekaman video hingga dalam tulisan. Beberapa tipe tukang spoiler dengan sengaja merekam dan mengunggah cuplikan film ke media massa. Seiring berjalannya waktu, mengunggah cuplikan film yang sedang tayang di bioskop menjadi tren di masyarakat.

Tentunya, hal ini tidak dibenarkan oleh Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang ITE. Untuk setiap orang yang melakukan hal tersebut, dapat diancam pidana 10 tahun dan/atau denda Rp 4 Miliar.

Pelanggar hak cipta dapat memberikan dampak negatif bagi pencipta. Kerugian secara ekonomi maupun secara moral, sehingga untuk mencegah hal tersebut terjadi dan untuk mengatasinya, diperlukan adanya hukum yang mengatur. Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana.

Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, tetapi kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah.

Adapun dimuat dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman: Pasal 40 ayat (1), yang bunyinya: “Barang siapa dengan sengaja mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan dana atau menayangkan film sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat 6 dipidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp50.000.000.00, (lima puluh juta rupiah).” Sedangkan mengenai sanksi administratif yang akan didapatkan oleh si pembajak film diatur dalam Pasal 78 UU No. 33 Tahun 2009.

Tentu saja hal ini harus segera dimulai pada saat semua aturan harus konsekuen dilaksanakan kalau ingin ditegakkan. Pembajakan di bidang film atau rekaman video makin marak terjadi. Salah satu alasannya adalah karena film yang asli merupakan produk yang tidak bisa dikonsumsi oleh semua pihak dalam setiap kalangan karena film yang asli dipatok harga yang lumayan mahal.

https://www.gramedia.com/products/ide-kreatif-dalam-produksi-film?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Panduan Spoiler

Dihimpun dari Wired dan The Spectrum, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi penikmat karya yang baik dan menyikapi spoiler, yaitu:

1. Jangan Jadi Pengganggu

Hal ini juga berlaku untuk skala yang lebih sempit, seperti dalam lingkar pertemanan Anda. Misalnya, jika Anda mengetahui teman sedang membaca buku Harry Potter untuk pertama kalinya, jangan beritahu mereka apa yang akan terjadi pada buku kedua dan seterusnya atau jangan membeberkan siapa saja karakter yang bakal mati.

Jika hal tersebut dilakukan, bukannya membuat Anda terlihat memiliki wawasan yang luas dalam karya, hal ini justru bisa membuat Anda dicap sebagai pengganggu.

2. Jangan Berharap Tidak Kena Spoiler

Berharap untuk dijauhkan dari spoiler, apalagi di era informasi seperti saat ini, hal ini tampaknya agak berlebihan, terutama untuk karya yang sudah terbit berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya.

Sadarilah bahwa Anda memang terlanjur telat untuk menikmati karya tertentu. Meski begitu, Anda bisa menghindari spoiler tidak mengulik informasi lebih dalam terkait karya yang sedang Anda nikmati.

3. Jangan Baca Artikel Terkait Karya Tertentu

Jika Anda sedang menikmati suatu karya dan tidak ingin diganggu spoiler, maka cobalah untuk menghindari membaca artikel tentang karya tersebut. Jangan juga terlalu sering mengintip laman fanbase karya tertentu.

4. Menunggu

Cobalah untuk menunggu beberapa minggu sebelum mendiskusikan plot krusial di dalam film atau acara TV dengan teman Anda.

5. Biarkan Orang Lain Mengalaminya Sendiri

Jika ending atau plot twist suatu cerita sukses membuat Anda terkejut, biarkan orang lain merasakan seperti yang Anda rasakan.

Singkatnya, jangan bocorkan poin penting dalam cerita kepada teman atau orang yang belum, hendak, atau sedang menikmati karya tersebut.

https://www.gramedia.com/products/conf-kamus-istilah-televisi-film?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Menjadi spoiler merupakan salah satu tindakan yang tidak boleh dilakukan karena bisa merugikan banyak orang. Maka dari itu, sudah seharusnya bagi kita untuk tidak melakukan tindakan spoiler agar pembuat karya bisa terus menghasilkan karya-karya yang berkualitas.

Setelah membaca artikel ini sampai habis, semoga Grameds bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan gadget agar tidak menjadi pelaku spoiler.

Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Baca juga:

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra