Sastra

Cerpen vs Novel, Apa Bedanya?

perbedaan cerpen dan novel
Written by Rahma Fiska

Perbedaan Cerpen dan Novel – Suka membaca cerpen yang dapat kamu selesaikan dalam sekali duduk, atau kamu lebih menyukai membaca novel yang jauh lebih detail dan memiliki alur cerita panjang. Baik cerpen maupun novel keduanya merupakan bacaan yang sama-sama memiliki karakteristik yang sama menariknya. Lantas apa saja perbedaannya?

Pengertian Cerpen dan Novel

1. Cerpen

Sesuai namanya, istilah cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek yang mana adalah salah satu karya sastra yang singkat atau pendek. Meskipun hanya pendek, cerpen ini termasuk satu kesatuan utuh yang juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan novel, meskipun tidak sedetail novel atau karya lain.

Karya sastra cerpen ini juga dapat berbentuk fiksi atau non-fiksi. Panjang cerita cerpen juga relatif beragam tergantung rumit atau tidaknya cerita dalam cerpen.

Beberapa cerpen juga masuk dalam golongan cerita sedang dan cerita panjang. Akan tetapi cerita panjang ini tetap tidak sepanjang kisah yang dituliskan dalam novel atau buku lain. Dalam cerpen juga cenderung menggunakan gaya bahasa yang sugestif dan menarik.

2. Novel

Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki jumlah halaman yang begitu banyak sebab alur cerita yang panjang. Jika dalam cerpen sebuah cerita dapat selesai hanya dalam dua sampai lima halaman, dalam novel sebuah cerita dapat miliki ratusan halaman hingga membentuk sebuah buku.

Sama seperti cerpen, jenis yang ada dalam novel juga bisa berupa fiksi maupun non fiksi. Novel juga memiliki sejumlah karakteristik tersendiri yang membuat banyak pembaca terkadang lebih menyukai membaca novel.

Perbedaan Ciri Cerpen dan Novel

pexels

Secara keseluruhan baik cerpen maupun novel memiliki banyak kesamaan dari struktur, unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Namun, perbedaan yang signifikan yakni terletak pada panjang pendeknya setiap detail cerita.

Jika kamu suka membaca cerpen dan juga novel kamu mungkin akan merasakan perbedaannya. Berikut ini perbedaan cerpen dan novel secara rinci dilihat dari berbagai sisi.

1. Dilihat Dari Jumlah Kata

Pada umumnya dalam sebuah cerpen mengandung sekitar 5000 hingga 10.000 kata saja. Ada kemungkinan lebih pendek dari itu. Sesuai namanya, cerpen disebut cerita pendek sebab tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu buah cerpen.

Maka tidak heran jika kamu akan sering menemui karya berbentuk cerpen ini ada di sebuah majalah, buku, atau bahkan koran sebab alur yang pendek dan tidak membutuhkan banyak lembar untuk mencetaknya.

Jika untuk membaca cerpen hanya memerlukan waktu yang singkat, maka untuk menghabiskan satu buah novel kamu mungkin memerlukan waktu lebih lama. Pasalnya jumlah kata yang terdapat dalam sebuah novel bisa mencapai 35.000 kata atau bahkan lebih.

Jadi wajar saja jika dalam sebuah novel kamu melihat halaman terakhirnya bisa mencapai ratusan halaman. Meskipun demikian ada banyak pembaca yang tetap dapat menikmati novel tersebut hingga halaman akhir sebab kisah menarik yang terkandung di dalamnya dapat membuat mereka betah berlama-lama membaca setiap lembarnya.

2. Tokoh dan Penokohan

Jika dilihat dari segi tokohnya tentu cerpen dan novel memiliki banyak perbedaan. Baik dari jumlah tokohnya hingga detail penokohannya. Dalam sebuah cerpen, kisah yang diceritakan cukup padat dan singkat sehingga pada umumnya penulis hanya akan memberikan dua sampai tiga tokoh untuk dihadirkan dalam cerita.

Beberapa cerpen bahkan hanya menceritakan mengenai seorang tokoh, sedangkan tokoh lainnya hanya diceritakan sekilas saja. Beberapa contoh cerpen yang lebih fokus ke satu tokoh atau bahkan dari satu sudut pandang seperti karya Dee Lestari yaitu Semangkok Acar Untuk Tuhan dan Cinta,Menembus Tingkat Kaca dan Samsara.

Dalam cerpen-cerpen tersebut, selain tokohnya sedikit penokohannya pun dijelaskan secara singkat dan terbatas. Pada umumnya penokohan seorang karakter dalam cerpen hanya dipaparkan secara garis besarnya saja dan hanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan inti cerita.

Pada sebuah novel, kemunculan tokoh cenderung lebih banyak dan beragam. Ada banyak tokoh mulai dari tokoh utama hingga tokoh pendukung yang terkadang juga dijelaskan sedikit dalam novel. Sehingga sebagai pembaca kita memiliki gambaran yang jauh lebih detail mengenai latar belakang dan karakter tokohnya.

Dalam sebuah novel setidaknya terdapat dua hingga belasan tokoh yang muncul di sepanjang cerita. Akan tetapi hanya tokoh utama saja yang karakternya terdeskripsi secara terperinci. Bagi tokoh pendukung berfungsi untuk menguatkan cerita dan supaya kisahnya lebih realistis.

Pernah membaca novel Harry Potter karya J.K.Rowling? tentu kamu tahu bahwa tiga tokoh utamanya yaitu Harry Potter, Hermione Granger serta Ronald Weasley memiliki deskripsi lengkap dari sepanjang buku satu hingga buku ketujuh.

Namun beberapa karakter pendukung seperti Minerva Mcgonagall, Draco Malfoy, Hagrid yang kerap muncul sekalipun sengaja tidak dijelaskan detail sebab keberadaannya hanya sebagai penguat cerita.

3. Alur Cerita

Perbedaan paling signifikan antara cerpen dan novel adalah alur ceritanya. Dalam sebuah cerpen yang singkat hanya memiliki alur cerita yang pendek, lurus dan cenderung to the point.

Jika sebuah cerpen menceritakan mengenai penderitaan seseorang yang ditinggal pacarnya, maka cerpen tersebut mungkin hanya akan membahas satu masalah saja yang menjadi inti cerita.

Berbeda dengan novel yang memiliki alur jauh lebih spesifik serta beragam sebab durasi pemaparannya yang jauh lebih banyak daripada cerpen. Pada sebuah novel kamu mungkin akan menemukan berbagai jenis alur yang lurus kedepan, alur flashback atau bahkan alur dengan plot twist.

Alur cerita yang lebih bervariasi pada sebuah novel memberikan waktu pemaparan yang lebih pelan dan bukannya to the point layaknya cerpen. Saat membaca novel, kita akan diberikan waktu untuk mengenal karakter setiap tokoh secara perlahan dan detail, juga memahami inti dari konflik yang sedang terjadi pada tokoh utamanya.

Sebagai contoh, novel-novel karya Tere Liye yang begitu beragam selalu memiliki cara supaya detail dalam alur yang pelik sekalipun dapat tersampaikan seluruhnya kepada pembaca.

Terutama bagi kisah-kisah fantasi yang membuat detail cerita begitu penting, supaya dapat membentuk dunia imajinasi Tere Liye di semua pembacanya. Beberapa novel Tere Liye yang berhasil merepresentasikan dunia pararelnya adalah seri novel Bumi, Bulan, dan lainnya.

beli sekarang

Secara garis besar novel dan cerpen memiliki perbedaan yang cukup besar jika kita melihat detail unsur yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu kamu juga perlu memahami seperti apa ciri-ciri cerpen dan novel itu sendiri.

Perbedaan dari Segi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya

pexels

Unsur Intrinsik cerpen

Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah karya sastra cerpen.

1. Tema

Dalam sebuah cerpen, pada umumnya tema yang diambil untuk dituangkan ke sebuah karya adalah teman yang umum dan juga ringan. Sebab cerpen tidak memiliki banyak ruang untuk menceritakan tema yang berat dan kompleks sehingga kebanyakan tema yang diangkat adalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Tokoh

Tokoh yang ada dalam karya cerpen tidak jauh berbeda dengan novel. Dalam cerpen tokoh memang memiliki jumlah yang terbatas, serta penokohan juga tidak terlalu detail. Dalam cerita di sebuah cerpen juga biasanya terbagi menjadi antagonis dan protagonis.

3. Alur

Alur dalam cerpen cenderung singkat dan sederhana. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang maju dan tidak memiliki banyak konflik didalamnya. Seringnya, sebuah cerpen fokus pada satu sudut pandang tokoh utama.

4. Latar

Kendati hanya pendek, dalam beberapa cerpen juga memiliki latar dan setting cerita meskipun hanya sederhana. Pada umumnya setting dan latar tersebut hanya terjadi di satu tempat dan tidak berpindah-pindah.

5. Gaya Bahasa

Dalam cerpen, penulis dapat menggunakan gaya bahasa yang lugas dan santai, atau justru gaya bahasa yang sedikit puitis. Seperti cerpen-cerpen pendek pada cerita anak-anak, biasanya menggunakan gaya bahasa yang santai dan mudah dipahami.

6. Amanat

Meskipun jumlah katanya hanya sedikit, namun hal tersebut tidak membatasi sebuah cerpen memiliki amanat yang cukup baik serta makna yang dalam. Cerpen yang menceritakan kisah secara to the point membuat pembaca cenderung lebih fokus terhadap perasaan si tokoh utama. Bahkan di cerpen anak-anak pun mengandung banyak sekali amanat baik yang dapat dijadikan contoh kehidupan sehari-hari.

Selain unsur intrinsiknya, cerpen juga memiliki unsur-unsur ekstrinsik yang berbeda dengan novel.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik ini merupakan unsur yang mempengaruhi sebuah karya dari sisi luar cerpen tersebut, hingga akhirnya tercipta kisah yang sedemikian rupa. Namun, karena ruang gerak cerpen yang terbatas membuat unsur-unsur ekstrinsik ini semata-mata muncul secara garis besarnya saja.

1. Latar Belakang

Pada setiap kisah yang dipaparkan menjadi sebuah cerpen tak ayal dipengaruhi oleh adanya latar belakang, baik dari sejarah penulisnya hingga latar belakang yang membuat cerita tersebut ada. Latar belakang penciptaan cerita, biasanya merupakan sebuah tujuan atau alasan mengapa kisah tersebut dibuat.

Contohnya pada sebuah cerpen diciptakan sebagai tanda dedikasi penulis terhadap suatu hal atau seseorang. Sehingga kemunculannya memiliki tujuan yang jelas dari sang penulis cerpen untuk para pembacanya. Tapi, latar belakang pada sebuah cerpen pada umumnya tidak begitu terlihat secara detail.

2. Lingkungan Masyarakat

Unsur selanjutnya yang mungkin ada dan memberi pengaruh besar dalam sebuah cerita yaitu lingkungan atau kondisi masyarakat pada saat itu. Biasanya sebuah karya termasuk cerpen dibuat berdasarkan situasi yang sedang terjadi di masyarakat serta pada masa yang sama, sehingga ketika cerpen tersebut muncul akan terasa begitu dekat dan related dengan masyarakat sekitar.

Contohnya sebuah cerpen yang membahas tentang kemacetan ibukota saat ini, atau isu-isu yang berkaitan dengan hal tersebut. Maka cerpen ini akan terasa begitu lekat dengan warga Jakarta yang juga sering mengalami hal yang serupa.

Namun, dalam cerpen kemungkinan detail situasi tidak akan dijelaskan sebab durasi berceritanya yang singkat. Unsur ini cenderung menjadi plot cerita secara garis besar saja.

3. Psikologis

Jika latar belakang penulis dapat mempengaruhi sebuah karya yang diciptakannya, maka begitu pula dengan kondisi psikologis sang penulis tersebut. Misalnya jika seorang penulis yang cenderung sering membuat cerita mengenai patah hati dan urusan cinta, kemungkinan sebagian besar idenya terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis itu sendiri.

Unsur Intrinsik Novel

Hampir mirip dengan cerpen, novel juga memiliki unsur intrinsik yang terletak di dalam novel itu sendiri, akan tetapi jika kamu melihat lebih dalam maka kamu akan menemukan perbedaan yang signifikan dari sebuah novel. Berikut ulasan unsur intrinsik novel.

1. Tema

Setiap karya sastra memiliki tema, tidak terkecuali pada novel. Jika sebelumnya dalam cerpen memiliki tema yang cenderung general atau umum, maka dalam sebuah novel tema cerita dapat berkembang dengan beragam.

Banyaknya jenis tema yang dapat diangkat dalam sebuah novel membuat novel tergolong menjadi berbagai macam jenis dari segi ceritanya.

Bahkan sangat memungkinkan ketika kamu menemukan dua novel dengan tema yang sama namun memiliki detail serta pembahasan yang benar-benar berbeda. Mengapa begitu?

Sebab dalam novel, penulis memiliki banyak waktu untuk menjelaskan detail cerita pada setiap lembar halamannya.

2. Tokoh dan Penokohan

Berbanding terbalik dengan cerpen, novel memiliki begitu banyak tokoh yang dapat dihadirkan, begitu juga dengan penokohan setiap karakternya. Bahkan tokoh pendukung pun dapat memiliki porsi yang cukup untuk sekedar menjelaskan latar belakang karakter itu.

Hal ini tentu mempengaruhi munculnya tokoh-tokoh dengan karakter unik dan beragam juga dalam satu novel. Tokoh yang ada pada sebuah novel bahkan memungkinkan mengalami perubahan sifat sepanjang ceritanya.

3. Plot

Pada novel sebuah plot juga semakin bervariasi mulai dari alur maju, mundur hingga plot twist. Panjangnya durasi novel memberikan banyak waktu sehingga penulis dapat melakukan pengenalan cerita dan latar, memasukan konflik dalam beberapa tingkatan hingga klimaks.

4. Setting

Setting dalam novel akan terasa begitu jelas karena dipaparkan secara detail baik dari setting tempat, setting waktu hingga keadaan lingkungan yang terdapat dalam cerita tersebut.

Setting ini berguna untuk membangun pemahaman dan juga membuat cerita semakin teras realistis.

5. Sudut Pandang

Cerita yang dipaparkan dalam novel memungkinkan untuk menggunakan beberapa sudut pandang. Sudut pandang orang pertama yang akan membuat kita sebagai pembaca seolah menjadi sang karakter utama dan sudut pandang orang ketiga yang serba mengetahui apa saja yang terjadi dalam novel.

6. Gaya Bahasa

Banyaknya jenis novel juga membuat banyak penulis yang menggunakan gaya bahasa yang bermacam-macam. Mulai dari gaya bahasa yang baku seperti dalam novel terjemahan, gaya bahasa yang sedikit lebih ringan hingga gaya bahasa santai dan cenderung gaul seperti dalam novel teenlit.

Unsur Ekstrinsik Novel

Dilihat dari segi unsur ekstrinsiknya atau unsur yang berasal dari luar cerita, novel memiliki beberapa unsur ekstrinsik yang jauh mendetail dan lebih besar pengaruhnya.

1. Unsur Biografi Penulis

Jika dalam cerpen ada beberapa jenis latar belakang yang mempengaruhi ceritanya, maka dalam novel juga memiliki unsur biografi dari penulis. Unsur biografi ini memiliki makna yang sama dengan latar belakang sang penulis novel, baik dari segi pengalaman, tempat tinggal, pendidikan dan lainnya.

Unsur inilah yang nantinya memiliki pengaruh begitu besar terhadap tema, alur, hingga gaya bahasa yang terkandung di novel tersebut. Beberapa contoh novel yang muncul dari pengalaman pribadi penulis seperti Shine karya Jessica Jung, Filosofi Teras karya Henry Manampiring dan You Do You karya Fellexandro Ruby.

beli sekarang

2. Kondisi Sosial

Kondisi sosial ini sama dengan latar belakang masyarakat atau situasi sosial yang tengah terjadi di masyarakat dan juga terhadap orang disekitar penulis. Hal ini dapat memberikan banyak pengaruh tentang tema yang ada pada sebuah novel.

Sebab saat ini banyak bermunculan novel yang lahir berdasarkan keresahan yang sering terjadi di masyarakat. Beberapa contoh novel seperti Lagi Probation milik Samuel Ray, Ganjil Genap karya Almira Bastari dan Aku Bukannya Menyerah Aku Hanya Lelah milik Geul Bae Woo.

beli sekarang

3. Nilai

Beberapa novel juga lahir dari nilai-nilai ekonomi, politik hingga budaya. Dengan mengangkat nilai tersebut penulis dapat menuliskan sejumlah kisah fiksi maupun non fiksi yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Contoh novel yang mengandung nilai-nilai ekonomi dan politik yakni novel karya Tere Liye yang berjudul Negeri Para Bedebah.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Ingin Tahu Novel dan Cerpen lain?

Secara garis besar perbedaan signifikan antara cerpen dan novel dapat ditemukan ketika membaca keduanya. Sebab, perbedaan yang lebih detail terletak pada setiap cerita itu sendiri. Jika kamu tertarik membaca novel ataupun cerpen, atau bahkan membuat karyamu sendiri, maka buku berikut dapat menjadi referensi terbaik!

beli sekarang

beli sekarang

beli sekarang

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra