Biografi Sastra Tokoh

6 Tokoh Puisi di Indonesia, Siapa Favoritmu?

Written by Nandy

Tokoh Puisi di Indonesia – Apakah Grameds menyukai karya sastra puisi? Puisi sering dianggap sebagai karya sastra yang dapat menarik hati pembaca karena berisikan kata-kata yang indah dan maknanya yang metaforis. Bahkan karya sastra puisi juga sering dijadikan sebagai sarana untuk memberontak pemerintahan, pada kala penjajahan.

Di Indonesia, banyak tokoh-tokoh puisi yang menginspirasi masyarakat banyak untuk turut serta menciptakan karya sastra tersebut. Bahkan tokoh-tokoh tersebut namanya telah melegenda di penjuru dunia dan karya sastra terus-menerus diingat oleh para penikmat sajak.

Lalu, siapa saja ya tokoh puisi yang ada di Indonesia ini? Bagaimana pula contoh dari karya sastra puisi ciptaan mereka yang paling terkenal?

Yuk, simak ulasan berikut mengenai tokoh puisi yang berasal dari negara kita ini!

1. Chairil Anwar

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Chairil Anwar adalah sosok pelopor karya sastra di Indonesia pada angkatan 45 yang lahir pada 22 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Sejak kecil, Chairil Anwar telah tertarik untuk belajar beberapa bahasa asing secara otodidak, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, hingga Bahasa Jerman. Maka dari itu, Beliau dapat mempelajari karya sastra dunia.

Selama hidupnya, Chairil Anwar terus-menerus membuat karya sastra puisi dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah dari hasil menulis karya sastra tersebut. Karya-karya sastra yang diciptakan oleh Chairil Anwar kebanyakan terinspirasi dari pengalaman hidupnya, mulai dari cerita pernikahan hingga perceraiannya dengan istrinya, Hapsah.

Selain menciptakan karya sastra sendiri, Chairil Anwar juga menerjemahkan karya sastra asing. Sebut saja karya sastra milik John Cornford (Inggris), Hsu Chih Mo (Cina), hingga W.H Auden (Amerika).

Sebelumnya, telah disebutkan bahwa Chairil Anwar berperan besar dalam perkembangan karya sastra di Indonesia dan pelopor Angkatan ‘45. Hal tersebut karena karya sastra yang diciptakan oleh Beliau disebut sebagai pembaharuan dari puisi-puisi yang ada di Indonesia. Selain itu, karya sastra ciptaan Beliau juga secara tidak langsung “memberontak” akan pemerintah yang kala itu sedang memimpin negara Indonesia.

Karya sastra ciptaan Beliau bahkan telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Dalam bahasa Belanda, karya sastra Beliau diterjemahkan oleh Dolf Verspoor. Lalu, dalam bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Nyonya Dickinson. Ada juga yang dalam bahasa Perancis, diterjemahkan oleh L.C Damais sebanyak lima belas buah.

Sajak karya Chairil Anwar yang paling terkenal adalah Aku Ini Binatang Jalang (1986), Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus (1949), dan masih banyak lainnya.

Beli Buku di Gramedia

Berikut adalah contoh sajak yang dari kumpulan puisi yang berjudul Aku Ini Binatang Jalang,

Aku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu 

Aku ini binatang jalang  Dari kumpulannya terbuang 

Biar peluru menembus kulitku  Aku tetap meradang menerjang 

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Beli Buku di Gramedia

2. Sapardi Djoko Damono

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair yang terkenal di Indonesia, sekaligus menjadi dosen, pengamat sastra, pakar sastra, hingga kritikus sastra. Beliau lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 20 Maret 1940.

Dalam perkembangan karirnya sebagai sastrawan, Beliau telah menghadiri berbagai pertemuan internasional yang membahas mengenai kesusastraan. Sebut saja Translation Workshop dan Poetry International di Belanda. Bahkan Beliau juga telah menjabat sebagai editor, panelis, hingga menjadi anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre yang ada di India.

Sapardi Djoko Damono dinilai sebagai cendekiawan muda yang berperan besar dalam kehidupan sastra di Indonesia. Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa sajak karya Beliau harus dipahami sebaik-baiknya, karena adanya kesamaan dengan persajakan Barat  pada akhir abad ke-19 (simbolisme).

Selain itu, Sapardi Djoko Damono juga berhasil menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia, misalnya Duka Cita Bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O’Neill), Daisy Manis (Daisy Milles oleh Henry James), Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and The Sea ole Hemingway), dan masih banyak lagi.

Telah banyak penghargaan yang diterima oleh Beliau atas sajak-sajak ciptaannya, misalnya pada bukunya yang berjudul Sihir Hujan yang mendapatkan Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malaysia. Selain itu, Beliau juga mendapatkan Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1990.

Beli Buku di Gramedia

Berikut adalah salah satu puisi Beliau yang berjudul Aku Ingin,

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Beli Buku di Gramedia

3. Sitor Situmorang

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Sitor Situmorang adalah salah satu penyair terkenal di Indonesia yang lahir di Sumatera Utara pada 2 Oktober 1924. Selama hidup, Beliau pernah menimba ilmu di Jepang dan bekerja di kantor keuangan Jepang yang berada di Sibolga.

Setelah Jepang menerima kekalahan, Sitor Situmorang langsung bekerja sebagai sebagai redaktur surat kabar bertajuk Suara Nasional yang diterbitkan oleh Komite Nasional daerah Tapanuli. Dari situlah, Beliau mengenal dunia tulis-menulis karya sastra.

Karya sastra ciptaan Sitor Situmorang banyak dipengaruhi oleh Chairil Anwar. Hal tersebut karena ketika Beliau bekerja di Jakarta dan membaca sebuah majalah sastra bertajuk Siasat yang terdapat karya Chairil Anwar dan Asrul Sani.
Sitor Situmorang tidak hanya menulis sajak, tetapi juga karya sastra prosa lainnya, seperti cerpen, drama, hingga karya terjemahan. Karya-karya sastra ciptaan Beliau adalah Zaman Baru (1962), Dinding Waktu (1976), Peta Perjalanan (1977), Wajah Tak Bernama, dan masih banyak lagi.

Karya sastra yang paling terkenal berjudul “Malam Lebaran” yang berisikan satu kalimat puisi pendek saja. Berikut adalah kutipan dari sajak tersebut.

Malam Lebaran

bulan di atas kuburan. 

Beli Buku di Gramedia
4. Goenawan Mohamad

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Sosok Goenawan Mohamad juga tak lepas dari eksistensi tokoh puisi di Indonesia. Beliau adalah penyair yang sejak masa kanak-kanak telah diberikan fasilitas bacaan yang memadai sehingga menjadikannya seorang kutu buku dan cerdas.

Goenawan Mohamad memulai dunia tulis-menulis ketika duduk di bangku SMA dengan menerjemahkan sajak milik Emily Dickinson yang kemudian dimuat pada Harian Abadi di tahun 1960-an. Setelah itu, karya puisi pertamanya turut masuk dalam kumpulan puisi berjudul Manifestasi yang diterbitkan dalam rubrik kebudayaan Harian Abadi. Dalam kumpulan puisi tersebut juga memuat karya sastra milik sastrawan lain, sebut saja Taufiq Ismail, Armaya, dan masih banyak yang lainnya.

Tidak hanya menciptakan sajak saja, tetapi Beliau juga menulis beberapa esai dan telah menerbitkan kumpulan esai yang diberi judul Potret Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang pada 1972. Tahun-tahun berikutnya, Beliau akhirnya dapat menerbitkan kumpulan esai dengan berbagai judul.

Atas pencapaiannya terhadap karya sastra puisi dan esai tersebut menjadikan Goenawan Mohamad sebagai tokoh puisi yang penting dalam perkembangan sastra di Indonesia. Beliau dianggap sebagai kritikus sastra yang cerdas.

Berikut adalah contoh karya sastra puisinya yang berjudul Tentang Maut,

Beli Buku di Gramedia

Tentang Maut

Di ujung bait itu mulai tampak sebuah titik

yang kemudian runtuh, 5 menit setelah itu.

Di ujung ruang itu mulai tampak sederet jari

yang ingin memungutnya kembali.

Tak mungkin

itu tak akan pernah terjadi

Ini jam yang amat biasa: Maut memarkir keretanya

di ujung gang dan berjalan tak menentu

Langkahnya tak seperti yang kau bayangkan: tak ada

gempa, tak ada hujan asam, tak ada parit

yang meluap

Hanya sebuah sajak, seperti kabel yang putus

Atau hampir putus.

Beli Buku di Gramedia

5. Wiji Thukul

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Wiji Thukul adalah tokoh sastrawan yang dielu-elukan di Indonesia atas karya sastranya yang selalu dijadikan sebagai simbol perlawanan. Ketika duduk di bangku sekolah, Wiji Thukul sudah menunjukan ketertarikannya akan dunia sastra dengan menulis puisi dan bergabung dalam sebuah kelompok teater. Bersama teman-temannya dalam kelompok teater tersebut, Beliau telah berkeliling ke berbagai tempat dengan melakukan sebuah musikalisasi puisi yang diiringi musik.

Pada tahun 1988, sajak-sajak ciptaannya berhasil diterbitkan dalam media cetak, baik itu di dalam maupun luar negeri. Sebut saja sajaknya yang berjudul Keadilan (Yogyakarta), Inside Indonesia (Australia), Tanah Air (Belanda), dan masih banyak lagi. Tidak hanya menulis puisi saja, tetapi Beliau juga menulis cerpen, esai, hingga resensi puisi.

Puisi-puisi karya Wiji Thukul disebut sebagai simbol perlawanan kepada rezim otoritarianisme. Karyanya yang paling terkenal adalah berjudul “Aku Ingin Jadi Peluru”

Sosok Wiji Thukul benar-benar dinilai sebagai seorang militan yang cerdas dalam menggerakkan masyarakat akan perlawanan kepada orde baru melalui puisi-puisinya. Akhir hayat dari Wiji Thukul dapat disebut tragis karena Beliau dianggap sebagai tokoh yang melawan rezim Orde Baru dan ada banyak dugaan bahwa Beliau diculik oleh militer.

Beli Buku di Gramedia

Berikut adalah karya sastra puisi ciptaan Wiji Thukul yang berjudul Catatan Suram.

Catatan Suram

kucing hitam jalan pelan

meloncat turun dari atap

tiga orang muncul dalam gelap

sembunyi menggenggam besi

kucing hitam jalan pelan-pelan

diikuti bayang-bayang

ketika sampai di mulut gang

tiga orang menggeram

melepaskan pukulan

bulan disaput awan meremang

saksikan perayaan kemiskinan

daging kucing pindah

ke perut orang!

Solo, 1987

Beli Buku di Gramedia

6. W.S Rendra

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Siapa yang tidak kenal dengan salah satu penyair terkenal di Indonesia yang memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto atau kerap dipanggil W.S Rendra ini? Yap, semua orang pasti mengetahui sosok penyair ini atas karya sastranya yang populer. Bahkan W.S Rendra juga mendapatkan julukan sebagai “Si Burung Merak” atas penampilannya sebagai deklarator yang selalu mempesona penonton.

Pada tahun 1954, W.S Rendra berhasil diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk menghadiri adanya seminar mengenai kesusastraan di Universitas Harvard. Setelah itu, selama dua bulan, Beliau mengelilingi Amerika Serikat dengan tujuan supaya lebih dekat dengan kehidupan kesusastraan di sana.

Sejak duduk di bangku sekolah, karya sastra ciptaannya berhasil dimuat dalam beberapa majalah. Tidak hanya menulis karya puisi saja, tetapi Beliau juga menulis drama dan dilakonkan oleh rekan-rekannya di sekolah, dengan judul “Kaki Palsu” pada tahun 1952.

Karya-karya milik W.S Rendra yang paling terkenal adalah Odipus Sang Raja, Bip-Bop, Ia Punya Leher yang Indah, Ia Sudah Bertualang, dan masih banyak yang lainnya.

Berikut adalah contoh puisi karya W.S Rendra yang berjudul Gumamku Ya Allah.

Gumamku ya Allah

(W.S. Rendra)

Angin dan langit dalam diriku,

gelap dan terang di alam raya,

arah dan kiblat di ruang dan waktu,

memesona rasa duga dan kira,

adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!

Serambut atau berlaksa hasta

entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.

Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.

Umat manusia tak ada yang juara.

Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.

Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.

Agama adalah kemah para pengembara.

Menggema beragam doa dan puja.

Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.

Beli Buku di Gramedia

Nah, itulah tokoh-tokoh puisi di Indonesia yang karya sastranya selalu diingat oleh masyarakat dan penggemar sajak. Grameds juga bisa lho menjadi bagian dari tokoh-tokoh tersebut dengan karya sastra ciptaan Grameds sendiri. Jangan malu untuk mempublikasikan karya sastra milikmu ya…

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya