in

Yuk, Tingkatkan Social Intelligence Untuk Kamu Yang Sulit Berinteraksi

Pixabay.com/Geralt

Social Intelligence – Pernahkah Grameds memperhatikan bagaimana beberapa orang dapat dengan mudah berbicara dengan siapa pun yang mereka temui, tidak peduli seberapa berbeda latar belakang mereka? Atau pernahkah Grameds melihat satu orang yang selalu menyahut seseorang, apapun topik pembicaraannya?

Kedua skenario ini menggambarkan bagaimana kita dapat berbeda dalam kemampuan kita untuk berinteraksi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain di sekitar kita. Dengan cara yang sama bahwa kita berbeda dalam kompetensi akademik tradisional, kita dapat bervariasi dalam seberapa kompeten kita secara sosial.

Setelah bertahun-tahun diadakan penelitian dan pengembangan akademis, kompetensi sosial ini sekarang sering disebut sebagai social intelligence atau kecerdasan sosial.

Seberapa pentingnya social intelligence? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Social Intelligence

Social Intelligence ialah kapasitas untuk berkomunikasi dan membentuk hubungan dengan empati dan ketegasan. Itu datang dari mengenal diri sendiri dan melatih manajemen emosi yang tepat. Kita dapat mengatakan social intelligence ini terkait erat dengan kecerdasan emosional, tetapi itu tidak persis sama.

Sedangkan kecerdasan emosional datang dari bentuk introspeksi dan mencakup aspek-aspek seperti bentuk emosional dan peran emosi itu sendiri dalam proses pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Ini lebih berkaitan dengan bagaimana orang mengatur diri mereka sendiri sebelum mereka melakukan kontak dengan orang lain.

Ketika Grameds mulai berinteraksi, keterampilan kecerdasan sosial harus dimulai, bersama dengan kecerdasan emosional yang mencakup tugas-tugas seperti ekspresi, dialog, mendengarkan, konsiliasi, dan belajar melalui komunikasi dengan orang lain. Kemampuan kita untuk menavigasi dengan sukses melalui hidup kita sangat bergantung pada tingkat kecerdasan sosial kita.

Itu dapat memengaruhi hubungan yang kita bentuk dengan pasangan dan anak-anak kita, lingkaran persahabatan yang kita bangun, dan kemampuan kita untuk maju dalam karir dan ambisi kita. Itulah sebabnya, yang terpenting adalah kita lebih memahami konsep kecerdasan sosial dan mengembangkan keterampilan yang kita butuhkan untuk meningkatkannya dengan baik.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Konsep modern tentang Social Intelligence pertama kali diungkapkan oleh psikolog Amerika Edward Thorndike pada tahun 1920. Klasifikasi kecerdasannya mencakup tiga dimensi mendasar. Hal ini berkaitan dengan tingkat kapasitas pemahaman dalam mengelola ide (kecerdasan abstrak), dan objek konkret (kecerdasan mekanis) (Social Intelligence; Kihlstrom & Cantor, 2000).

Thorndike (1920) mendefinisikan kecerdasan sosial sebagai:

“Bentuk kemampuan untuk memahami dan mengelola, baik laki-laki atau perempuan untuk bertindak dengan bijaksana dalam berhubungan dengan manusia lainnya”

Sementara itu, definisi Social Intelligence menurut Vernon (1933) adalah sebagai:

“Bentuk kemampuan bergaul dengan semua orang secara umum, bentuk teknik sosial atau kemudahan dalam bermasyarakat, tentang pengetahuan tentang masalah sosial, tingkat kepekaan terhadap rangsangan dari kelompok, serta wawasan tentang suasana hati sementara atau ciri-ciri kepribadian yang mendasari seseorang”

Setelah pendapat itu terkuak, muncul pandangan yang berbeda tentang apakah social intelligence harus dianggap sebagai bentuk konstruksi psikologis dirinya sendiri?

Misalnya saja, Wechsler (1958) yang menekankan bahwa kecerdasan sosial atau social intelligence hanyalah sebuah bentuk kecerdasan umum yang diterapkan pada situasi sosial tertentu.

Namun, penyelidikan yang lebih baru telah memberikan bobot pada gagasan bahwa kecerdasan bukanlah kemampuan kognitif tunggal, melainkan menggabungkan beberapa jenis kecerdasan, yang semuanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Ide ini sebagian besar berasal dari teori kecerdasan ganda Howard Gardner (1983) di mana ia mengusulkan delapan jenis kecerdasan yang berbeda:

  • Linguistik–verbal
  • Visual–spasial
  • Naturalis
  • Tubuh-kinestetik
  • Musikal
  • Matematika logika
  • intrapersonal
  • antar pribadi

Teori Gardner telah dikritik karena terlalu luas dan karena kurangnya penelitian empiris. Namun, ada minat yang tumbuh dalam aspek pribadi dan sosial untuk teorinya, yaitu kecerdasan intrapersonal dan interpersonal.

Social Intelligence

Jenis Kemampuan Social Intelligence

Social Intelligence mengelola kemampuan yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif berdasarkan empati, pengetahuan diri, mendengarkan, dan membaca emosi. Kemampuan tersebut adalah seperti berikut ini.

Social Intelligence
Pinterest

1. Kefasihan Verbal dan Nonverbal

Keterampilan berbicara adalah bentuk paling dasar dari Social Intelligence atau kecerdasan sosial. Ekspresi verbal dan nonverbal adalah platform utama untuk mengirim pesan apa pun. Penggunaan kata-kata yang tepat, nada yang ideal, dan niat yang jelas mendasari langkah pertama menuju komunikasi yang efektif.

2. Pengetahuan tentang Aturan dan Peran Sosial

Saat Anda berinteraksi dengan kelompok, mengetahui aturan sosial, kebiasaan, dan keanehan mereka adalah keterampilan mendasar bagi orang yang cerdas secara sosial. Ini memfasilitasi interaksi dengan individu yang termasuk dalam kelompok sosial yang berbeda, seperti orang-orang dari berbagai usia, negara, agama, atau identitas budaya.

3. Keterampilan Mendengarkan

Mendengarkan secara aktif berperan penting dalam perkembangan kecerdasan sosial. Ini membantu untuk terhubung dengan orang lain, mencegah konflik, dan memungkinkan pembelajaran melalui dialog. Ini berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan pribadi.

4. Memahami Bagaimana Emosi Orang Lain Bekerja

Memahami apa yang memicu emosi orang (baik negatif atau positif) adalah komponen kunci dalam latihan empati. Kompetensi ini memungkinkan komunikasi yang mempertimbangkan atribut dan kepekaan orang lain, yang membuat pesan otentik dan efektif.

5. Memainkan Peran Sosial Secara Efisien

Kemampuan ini memungkinkan orang untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berbeda. Memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang diharapkan dari kita dalam berbagai pengaturan yang berbeda mengurangi stres dalam situasi apapun dan memungkinkan interaksi yang lebih konstruktif.

6. Citra Diri dan Manajemen Kesan

Ini adalah kemampuan untuk menampilkan diri kita dengan cara yang terhubung dengan orang lain tanpa terlalu jauh dari kepribadian alami kita. Tujuannya adalah untuk mempertahankan sikap tulus yang menarik bagi orang lain, menunjukkan empati, dan memperkuat gagasan kita tentang diri sendiri.

Social Intelligence

Prinsip Social Intelligence yang Bisa Dikuasai Semua Orang

Dalam mempraktikkan kecerdasan sosial pasti diperlukan prinsip-prinsip untuk mencapainya.

1. Proto Conversation

Sebenarnya, ada banyak bentuk interaksi sosial yang terjadi karena kata-kata kita. Saat kita berbicara, otak kita menyerap ekspresi mikro, intonasi suara, gerak tubuh, dan feromon. Orang-orang yang memiliki Social Intelligence tinggi memiliki kesadaran yang lebih besar dari proto conversations mereka. Goleman mengidentifikasi dua aspek:

1.1 Kesadaran Sosial adalah bagaimana bagaimana kamu menanggapi orang lain, dengan prinsip berikut ini:

  • Empati Primal: Merasakan perasaan orang lain
  • Attunement: Mendengarkan dengan penuh penerimaan
  • Akurasi Empati: Memahami pikiran dan niat orang lain
  • Kognisi Sosial: Bentuk pemahaman tentang dunia sosial dan cara kerja jaringan hubungan tersebut

1.2 Fasilitas Sosial adalah mengetahui bagaimana memiliki interaksi yang lancar dan efektif.

  • Sinkronisasi: Berinteraksi dengan lancar
  • Presentasi diri: Mengetahui bagaimana kamu bertemu
  • Pengaruh: Membentuk hasil interaksi sosial
  • Kepedulian: Peduli dengan kebutuhan orang lain

2. Pemicu Sosial

Mari kita mulai dengan kesadaran sosial kamu. Orang dan tempat memicu emosi yang berbeda dan ini memengaruhi kemampuan kita untuk terhubung. Pikirkan tentang saat kamu merasa bersemangat dan bersemangat dengan interaksi. Sekarang pikirkan saat ketika kamu merasa lelah dan kalah setelah berinteraksi. Goleman menyajikan teori tentang bagaimana otak kita memproses interaksi sosial seperti berikut ini.

2.1 The Low Road adalah cara kita memproses interaksi berdasarkan insting dan emosi. Itulah cara bagaimana membaca bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan akhirnya bisa merumuskan firasat kita tentang orang lain tersebut.

2.2 The High Road adalah bagian pemikiran logis dan kritis kita dari sebuah interaksi. Kami menggunakan jalan raya untuk berkomunikasi, bercerita, dan membuat koneksi.

Mengapa ini penting? The Low Road memandu perasaan dan insting kita. Misalnya, jika orang tidak datang ke pesta ulang tahun kamu saat masih kecil, kamu mungkin merasa sedikit cemas saat memikirkan ulang tahun kamu sendiri sebagai orang dewasa—bahkan jika kamu memiliki banyak teman yang akan hadir.

Sedangkan bentuk The High Road memberitahu bahwa kamu sudah dewasa dan banyak hal telah berubah, tetapi The Low Road kamu masih memberi kecemasan sosial. Hal ini disebut dengan pemicu sosial.

Kamu harus menyadari pemicu sosial bawah sadar untuk membantu kamu membuat keputusan tentang suatu hubungan. Mengetahui pemicu sosial The Low Road kamu membantu fungsi The High Road. Inilah cara kamu dapat mengidentifikasi diri sendiri dengan pertanyan berikut ini:

  • Jenis interaksi sosial apa yang kamu takuti?
  • Dengan siapa kamu merasa cemas saat bergaul?
  • Kapan kamu merasa tidak bisa menjadi diri sendiri?

3. Batas Aman

Apakah kamu seorang ekstrovert yang ceria atau introvert yang pendiam? Setiap orang membutuhkan ruang dan tempat untuk mengisi ulang energinya saat berinteraksi. Goleman menyarankan batas yang aman atau secure base Ini adalah tempat, ritual atau aktivitas yang membantu kita memproses emosi dan kejadian. Batas aman inilah yang akan sangat membantu kita karena dua alasan utama berikut ini.

Pertama, ini memberi kita tempat untuk mengisi ulang sebelum berinteraksi sehingga kita tidak kelelahan. Selain itu, hal ini juga dapat membantu kita dalam memproses dan belajar dari setiap pertemuan dengan orang lain. Kamu dapat meningkatkan social intelligence atau kecerdasan sosial kamu dengan hanya perlu memprioritaskannya.

4. Hubungan yang Tidak Baik

Salah satu masalah terbesar dalam interaksi sosial adalah kurangnya empati. Goleman menyebut dengan istilah broken bounds. Filsuf Martin Buber menciptakan gagasan koneksi “I-It” yang terjadi ketika satu orang memperlakukan orang lain seperti objek yang bertentangan dengan manusia.

Bayangkan kamu baru saja kehilangan anggota keluarga. Lalu, kamu mendapat telepon dari seorang teman yang menyampaikan belasungkawa. Kemudian kamu tahu bahwa ungkapan tersebut tidak tulus. Panggilan itu membuat kamu merasa lebih buruk bukan lebih baik.

Interaksi ini membuat kamu merasa hal itu adalah keharusan atau kewajiban, bukan sesuatu yang memang harus dilakukan sebagai seorang teman. Hal ini dapat disebut dengan kata lain berhati dingin.

5. Hal Positif yang Menular

Saat seseorang tersenyum, maka sulit untuk kita tidak membalas senyuman tersebut. Hal lainnya juga berlaku untuk bentuk ekspresi wajah yang lain, seperti gerak mata, gerak bibir, dan sebagainya.

Saat teman kita sedih dan mulai menitikkan air mata, mata kita sendiri akan sering ikut menangis. Mengapa? Ini adalah neuron cermin kamu yang sedang beraksi di mana ini adalah bagian dari respons The Low Road kamu kepada orang-orang.

6. Mengadopsi untuk Beradaptasi

The Low Road kita secara otomatis mencerminkan orang-orang di sekitar kita. Beginilah cara kerja empati. Otak kemudian akan menyalin dan menyimpan orang-orang di sekitar kita, itulah sebabnya kita bisa merasakan apa yang orang-orang sekitar kita rasakan. Hal ini pada akhirnya dapat membantu kita untuk memahami sosial lebih baik, seperti dari mana lawan bicara kita berasal dan bahkan lebih baik dalam memprediksi reaksi dari mereka.

Social Intelligence
Istockphoto

Contoh Social Intelligence dalam Kehidupan Nyata

Dalam praktiknya, ada banyak contoh kecerdasan sosial yang bisa terjadi. Berikut ini contoh kecerdasan sosial yang paling umum.

1. Mengajukan Pertanyaan yang Tepat

Pernahkah kamu menceritakan sebuah kisah kepada seseorang, hanya agar mereka merespons dengan pertanyaan atau pernyataan yang sama sekali tidak terkait?

Atau apakah kamu pernah menjadi orang itu, mendengarkan cerita seseorang hanya untuk menyadari di tengah jalan bahwa kamu tidak tahu apa yang mereka katakan? Lalu kamu memiliki kepanikan internal dan mencoba memikirkan sesuatu dengan cepat untuk dikatakan sebagai penutup atas kurangnya perhatian tersebut.

Mampu mendengarkan secara aktif orang lain dan menanggapi mereka dengan pertanyaan dan komentar yang relevan adalah contoh utama dari kecerdasan sosial yang tinggi. Untuk membina hubungan yang positif, orang ingin merasa didengarkan dan bahwa kamu sepenuhnya terlibat dengan apa yang mereka katakan.

2. Pengetahuan dan Pemahaman tentang Etika Sosial

Untuk terlibat secara positif dengan orang lain, penting untuk memahami perbedaan sosial. Sebagai contoh, kamu tidak akan berbicara dengan cara yang sama kepada ibu kamu yang berusia 70 tahun seperti yang kamu lakukan kepada putrimu yang berusia 16 tahun.

Dalam kehidupan kerja, maka akan ditemukan kelompok sosial yang berbeda termasuk dari negara yang berbeda, kelompok usia yang berbeda dan identitas agama dan budaya yang berbeda. Mampu mengakui dan memahami latar belakang orang yang berbeda adalah cara utama untuk terhubung dengan mereka.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial

Berikut ini cara yang bisa Grameds lakukan untuk meningkatkan social intelligence dalam kehidupan sehari-hari.

1. Dengarkan baik-baik dan perhatikan

Berlatihlah untuk mendengarkan secara aktif sehingga kamu dapat sepenuhnya terlibat dan berkomunikasi dengan orang lain. Hidup seringkali serba cepat, dengan banyak gangguan baik digital maupun sebaliknya. Wajar jika kamu ingin segera membalas pesan teks yang muncul di ponsel, bahkan saat kamu sedang melakukan percakapan tatap muka.

Berikan perhatian penuh kamu kepada orang-orang saat berbicara dengan mereka. Orang-orang suka merasa didengar, dan itu akan membantu kamu mengembangkan hubungan yang lebih baik.

2. Hati-hati dengan Bahasa Tubuh

Biasanya bahasa tubuh seseorang akan memberitahu tentang perasaan mereka, bahkan tanpa mengatakannya. Cobalah untuk mendengarkan apa yang orang lain katakan ‘secara fisik’ dengan bahasa tubuh ini. Dengan cara yang sama, perhatikan bahasa tubuh kamu sendiri dan bagaimana kamu akan menampilkan diri.

Jika kamu membungkuk dan tampak tidak tertarik secara fisik selama percakapan, hal itu dapat membuat pembicara kehilangan kepercayaan pada apa yang mereka katakan, yang mengakibatkan interaksi menjadi kearah yang negatif.

3. Tunjukkan bahwa Kamu Peduli

Jika kamu merasa seseorang sedang kesal, atau jika seseorang memberitahu kamu bahwa mereka sedang mengalami beberapa kesulitan, tunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli. Menampilkan empati untuk orang lain dapat membantu kamu terhubung pada tingkat yang lebih berarti.

Social Intelligence

Itulah sedikit penjelasan tentang social intelligence, mulai dari pengertian, jenis, prinsip, contoh, dan cara meningkatkannya. Bagaimana dengan tingkat kecerdasan sosial kamu, Grameds? Sebagai makhluk sosial, tentu bentuk kecerdasan atau kemampuan ini tentu sangat kita perlukan. Terlepas dari karakter yang sudah kita miliki selama ini.

Untuk mempelajari lebih banyak tentang kecerdasan sosial atau social intelligence, Grameds bisa membaca buku-buku di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu berusaha memberikan informasi terbaik. Selamat membaca!

Penulis: Lala



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Sevilla

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Linkedin saya Sevilla