in

Pengertian Generasi Milenial dan Tahun Berapa Generasi Milenial

Pexels.com

Milenial – Grameds mungkin sudah sering mendengar istilah milenial. Seperti halnya gen z, milenial merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu era generasi yang isinya merupakan orang-orang yang lahir pada rentang tahun tertentu.

Milenial atau disebut pula dengan generasi y atau generasi langgas, merupakan generasi yang lahir sesudah generasi x. Siapa generasi milenial ini? Dan apa karakteristik generasi milenial? Simak penjelasannya lebih lanjut, ya!

Apa Itu Generasi Milenial dan Tahun Berapa Generasi Milenial

Milenial atau dikenal pula dengan istilah generasi y atau generasi langgas adalaj kelompok demografi yang hadir usai generasi x. Berbeda dari era generasi lainnya, milenial tidak memiliki batas waktu yang pasti untuk awal serta akhir dari era generasi ini. Namun, para peneliti serta para ahli pada umumnya menggunakan batas waktu untuk mengelompokan milenial mulai awal tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an.

Pada umumnya, milenial merupakan anak-anak yang berasal dari generasi baby boomers. Akan tetapi, terkadang milenial disebut pula sebagai generasi echo boomers. Hal ini dikarenakan pada generasi milenial, adanya suatu peningkatan yang cukup besar atau booming pada tingkat kelahiran yang dimulai pada tahun 1980-an hingga 1990-an.

Kemudian, pada abad ke 20, terjadi tren penurunan anggota keluarga yang sebelumnya besar menjadi lebih kecil. Tren penurunan anggota keluarga tersebut, terjadi di negara-negara maju dan tren tersebut terus berkembang, hingga menjadi dampak yang relatif berpengaruh.

Milenial
Kompas.com

Milenial Menurut Para Ahli

Istilah milenial pertama kali hadir diketahui dari seorang penulis bernama William Strauss dan Neil Howe. keduanya dianggap sebagai pencipta dari istilah milenial pada tahun 1987. Ketika istilah tersebut pertama kali muncul, anak-anak yang lahir pada tahun 1987 mulai masuk pra sekolah dan media-media mulai menyebut kelompok anak tersebut terhubung ke dalam istilah milenium.

Dua penulis tersebut, menulis mengenai kelompok milenium pada bukunya yang berjudul “The History of America’s Future Generations, 1584 to 2069 (1991)” serta buku berjudul “Millennials Rising: The Next Great Generation (2000)”.

Kemudian pada tahun 1993, tepatnya pada bulan Agustus sebuah majalah bernama Advertising Age mulai mencetuskan istilah generasi y. Gen y tersebut digunakan untuk menggambarkan anak yang masih berusia 11 tahun atau lebih muda dan remaja. Kelompok tersebut, kemudian didefinisikan sebagai kelompok yang berbeda dari gen x.

Seorang psikolog bernama Jean Twenge mengungkapkan, bahwa istilah milenial dijelaskan sebagai generation me di tahun 2006 pada bukunya yang berjudul “Generation Me: Why Today Young American Ar More Confident, Assertive, Entitled and More Miserable Than Ever Before”.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Dalam bukunya tersebut, Twenge menjelaskan bahwa istilah milenial merupakan sebutan yang kurang tepat. Sebab Twenge berpendapat bahwa milenial merupakan generasi yang sama dengan gen x yang berusia lebih muda dan menjadi bagian dalam generation me.

Jean twenge memberikan atribut pada generasi milenial dengan karakter-karakter khasnya seperti percaya diri, toleran, narsis dan sadar pada haknya, sesuai dengan hasil survei dari kepribadian milenial.

Kemudian di tahun 2003, majalah Time membuat sebuah artikel yang berjudul Millenial: Me Me Me Generation dan definisi milenial sebagai generation me dari Jean Twenge pun terus digunakan oleh media lain.

Selain psikolog Jean Twenge, seorang ahli demografi bernama William Strauss dan Neil Howe yaitu pencetus dari istilah milenial, mendefinisikan milenial sebagai anak-anak yang lahir di tahun antara 1982 hingga 2004. Howe menjelaskan lebih lanjut, bahwa ada garis pemisah antara generasi milenia dengan gen z yang memiliki sementara. Sebab, Howe berpendapat bahwa ia tidak bisa memisahkan milenial dan gen z hingga anak-anak dalam era tersebut dewasa.

Baik Strauss dan Howe percaya bahwa setiap era generasi memiliki karakteristik yang umum dan karakteristik tersebut akan menjadi karakter generasi dengan empat pola yang terus berulang. Menurut hipotesis dari Strauss dan Howe, generasi milenial memiliki karakter yaitu berwawasan sipil dengan empati yang kuat pada komunitas lokal maupun global.

Keduanya pun menjelaskan, bahwa ada tujuh karakter yang dimiliki oleh milenial di antaranya ialah, spesial, terlindungi, percaya diri, memiliki wawasan kelompok, konvensional, tahan terhadap tekanan, serta selalu mengejar pencapaian.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Strauss dan Howe tentang milennial pun memberikan banyak pengaruh serta kritik. Kritik tersebut datang pula dari Twenge yang menganggap bahwa Strauss serta Howe dianggap terburu-buru dalam mengambil kesimpulan mengenai milenial.

Milenial

Generasi milenial kini, mungkin telah mulai mendapatkan pekerjaan serta telah menginjak usia dewasa. Saat ini, bahkan generasi milenial kerap kali disebut-sebut sebagai salah satu generasi yang cukup berpengaruh dalam dunia kerja serta bidang lainnya.

Dengan memiliki karakteristik yang khas, orang tua harus mampu membimbing generasi milenial, agar anak-anak milenial mampu menjadi sosok dengan kepribadian yang lebih baik. Oleh karena itu, hadir buku berjudul “Mempersiapan Generasi Milenial Ala Psikolog” yang ditulis oleh Tim dosen dari fakultas psikologi, Unika Atma Jaya Jakarta.

Karakteristik Generasi Milenial

Berbeda dengan era generasi lainnya, generasi milenial dinilai memiliki karakteristik berbeda-beda bergantung pada wilayah serta kondisi ekonomi serta sosial yang memengaruhinya. Akan tetapi, generasi milenial umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan serta keakrabannya dengan komunikasi, media serta teknologi digital.

Di sebagian besar wilayah di dunia, pengaruh dari generasi milenial ditandai oleh adanya peningkatan terhadap liberasi politik serta ekonomi. Termasuk, masa resesi besar atau The Great Recession yang memiliki dampak cukup besar pada milenial, hingga menimbulkan meningkatnya pengangguran serta kemungkinan krisis sosial dan ekonomi jangka panjang.

Menurut dua studi yang diterbitkan oleh Pewresearch serta Livescience, berikut adalah karakteristik yang dimiliki oleh generasi milenial.

1. Pewresearch

Menurut Pewresearch, generasi milenial memiliki karakteristik sebagai berikut.

  • Biro sensus yang ada di Amerika ini menyebutkan bahwa populasi pada generasi milenial di tahun 2014 telah mencapai angka 74,8 juta jiwa. Lalu pada tahun 2015, generasi milenial mengalami peningkatan populasi hingga mencapai 75,3 juta jiwa dan menjadi kelompok era generasi terbesar.
  • Tingkat dari imigrasi generasi milenial, dinilai lebih tinggi apabila dibandingkan dengan generasi lainnya. Diperkirakan bahwa tingkat transmigrasi pada generasi milenial akan memuncak pada tahun 2036 dan diperkirakan anak mencapai 81,1 juta jiwa.

2. Livescience

Pada tahun 2012, sebuah studi yang diterbitkan oleh livescience menunjukan bahwa generasi milenial memiliki karakteristik yaitu terkesan lebih individual, selain itu generasi milenial pun cukup mengabaikan masalah politik serta lebih memiliki untuk fokus pada nilai-nilai yang materialistis.

Milenial juga dinilai memiliki karakteristik kurang peduli untuk membantu sesama, apabila generasi milenial dibandingkan dengan gen x maupun generasi baby boomer ketika menginjak usia yang sama. Studi tersebut, berdasarkan pada analisis pada dua database dari 9 juta orang yang saat itu berada di bangku SMA atau baru saja masuk perguruan tinggi.

Apabila generasi milenial dilihat dari sisi negatifnya, maka milenial adalah sosok pemalas, narsis, serta suka melompat atau berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.

Namun di sisi lain, generasi milenial pun memiliki sisi positif. Di antaranya ialah sosok pribadi yang memiliki pemikiran terbuka, serta pendukung kesehatan hak seperti LGBT atau pendukung kaum-kaum minoritas.

Milenial juga memiliki rasa percaya diri yang cukup bagus, mereka mampu mengekspresikan perasaan dengan baik, sosok pribadi yang liberal, optimis, serta mampu menerima ide serta cara hidup yang baik.

Majalah Time menemukan karakteristik dari generasi milenial, berupa menginginkan jam kerja yang lebih fleksibel, memiliki banyak me time ketika bekerja serta cenderung lebih terbuka pada saran dan kritik, termasuk mudah menerima nasihat yang diberikan oleh pimpinan perusahaan mengenai karirnya.

Generasi Milenial dan Fakta-Fakta yang Melingkupinya

Dengan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh generasi milenial menurut hasil dari beberapa penelitian, ada beberapa fakta yang melingkupi generasi milenial. Berikut penjelasannya.

Milenial
Tempo.com

1. Istilah milenial pertama kali diciptakan pada tahun 1991

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa istilah milenial pertama kali diciptakan oleh Neil Howe dan William Strauss yang penelitiannya terkait milenial pun menjadi acuan untuk banyak penelitian. Keduanya menciptakan istilah milenial tersebut pada tahun 1991 untuk menyebut kelompok yang lahir pada sekitar tahun 1982 hingga 2004 dalam bukunya yang berjudul Generations.

2. Kebanyakan dari milenial menghabiskan 85 persen waktunya untuk menggunakan gadget.

Generasi milenial disebut sebagai generasi yang pertama kali berkenalan atau mengenal teknologi. Mulai dari televisi, radio maupun teknologi lainnya. Oleh karena itu, generasi milenial cenderung menghabiskan kebanyakan waktunya dengan menggunakan gadget, seperti ponsel pintar dan lain sebagainya.

3. Meraih pendapatan yang cenderung lebih kecil dibandingkan baby boomer.

Fakta lain dari generasi milenial ialah mengenai pekerjaannya. Baby boomers yaitu orang tua dari generasi milenial cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi milenial. Studi lain yang dilakukan oleh Young Invicible menunjukkan bahwa generasi milenial dapat menghasilkan gaji atau memperoleh pendapatan sebesar 20 persen lebih sedikit daripada orang tua mereka yang termasuk dalam generasi baby boomers.

4. Gemar melakukan pengembangan diri.

Fakta keempat dari generasi milenial, ialah menyukai pengembangan diri atau self improvement. Generasi milenial cenderung tertarik dalam hal pengembangan diri. Hal tersebut terbukti dengan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2015.

Studi tersebut menunjukan bahwa sebanyak 95 persen generasi milenial memiliki resolusi untuk tahun baru serta melaksanakan proses pengembangan diri, agar ia mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Tak hanya itu, sekitar 75 persen dari generasi milenial mengungkapkan, bahwa mereka telah berhasil mewujudkan resolusi-resolusi tahun baru yang mereka buat, terutama resolusi yang berkaitan dengan pengembangan diri atau self improvement.

5. Memiliki pendidikan tinggi, dibandingkan generasi sebelumnya.

Dibandingkan generasi sebelumnya, generasi milenial memiliki pendidikan yang lebih tinggi. Sekitar 40 persen dari generasi milenial, diketahui memiliki tingkat pendidikan serta gelar sarjana lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan gen x yang saat itu memiliki usia yang sama dengan generasi milenial.

Milenial

6. Memiliki sifat egois atau self centered.

Generasi milenial memiliki sisi positif serta sisi negatifnya. Salah satu sisi negatif yang dimiliki oleh generasi milenial ialah memiliki sifat egois. Hal tersebut didukung dengan temuan dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2016.

Pada penelitian tersebut, disebutkan bahwa kebanyakan dari generasi milenial ialah orang-orang yang egois serta menjadi diri mereka menjadi perhatian utama atau self centered. Karena sifat tersebutlah, generasi milenial pun tidak jarang disebut sebagai generasi narsis, sesuai dengan karakteristik yang sempat disebutkan oleh Howe dan Strauss.

7. Memiliki sisi positif yaitu peduli pada lingkungan.

Selain memiliki sisi negatif, generasi milenial tentu memiliki sisi positif. Salah satunya ialah peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut dijelaskan pada sebuah penelitian dengan skala besar yang melibatkan lebih dari 20 ribu responden dari generasi milenial yang berasal dari 181 negara.

Dari penelitian besar tersebut, ditemukan bahwa generasi milenial menunjukkan perhatiannya pada lingkungan sekitar. Contohnya seperti efek global warming, perubahan iklim hingga isu-isu terkait gender bahkan kaum minoritas.

8. Memiliki hobi beramal.

Fakta positif lainnya mengenai generasi milenial, ialah kegemaran milenial dalam beramal. Meskipun memiliki sifat egois, akan tetapi generasi milenial adalah kelompok yang peduli pada sesama serta memiliki hobi beramal.

Fakta kedelapan ini ditunjukkan melalui sebuah survei yang melibatkan generasi milenial. Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa 84 persen dari generasi milenial, selalu memberikan sumbangan maupun amal tahunan. Semantara itu, 70 persen dari generasi milenial bahkan rela menyumbangkan waktu maupun bakat demi tujuan sosial, seperti menunjukan kepedulian pada lingkungan, menjadi volunteer untuk mengajar anak yang kurang mampu dan lain sebagainya.

8. Generasi yang besar di dunia profesionalisme.

Generasi milenial merupakan generasi yang besar dalam hal karir atau dunia profesionalisme, terutama apabila dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Menurut data di tahun 2017 saja, sebanyak 56 juta generasi milenial telah mulai bekerja ataupun tengah mencari pekerjaan.

Apabila dibandingkan dengan generasi x, sebanyak 53 juta dari gen x baru masuk ke dunia profesional dan 41 juta dari baby boomers berada di dunia profesional atau kerja. Generasi milenial sejak tahun 2017, telah mulai mendominasi dunia kerja di berbagai negara dan tidak hanya di Indonesia saja.

9. Generasi milenial gemar membaca buku.

Sebagai generasi yang memiliki pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi milenial adalah kelompok yang suka membaca buku. Meskipun banyak waktunya digunakan untuk bermain gadget, akan tetapi generasi milenial ini pintar membagi waktu, agar mereka tetap bisa membaca buku.

Pada tahun 2016 sendiri, kebanyakan dari generasi milenial telah membaca lima buku setidaknya dalam satu tahun. Selain itu, generasi milenial adalah kelompok yang sering mengunjungi perpustakaan umum dibandingkan dengan generasi lain.

Meskipun memiliki hubungan erat dengan gawai dan teknologi canggih, akan tetapi generasi milenial rupanya lebih suka membaca buku cetak dibandingkan e-book.

Milenial

Apakah Grameds termasuk generasi milenial yang hobi membaca buku? Atau ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai generasi milenial dan era generasi lainnya? Apabila Grameds tertarik, Grameds bisa mendapatkan buku-buku terkait yang tersedia di gramedia.com.

Demikian ulasan mengenai generasi milenial dan defisnis, fakta, serta karakternya. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia senantiasa menyediakan beragam buku menarik supaya Grameds bisa mendapatkan informasi #LebihDenganMembaca. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!

Penulis: Khansa



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.