Sejarah

Ini Dia Daftar Peninggalan Kerajaan Buddha yang Ada di Nusantara

peninggalan kerajaan budha
Written by Fandy

Peninggalan kerajaan Budha – Mempelajari semua hal yang berhubungan dengan sejarah memang begitu menyenangkan. Dimana ketika kita belajar sejarah, kita akan lebih mudah menemukan perjalanan hidup nenek moyang kita di masa lalu.

Bahkan, saat ini ada juga bukti-bukti sejarah yang saat ini masih berdiri megah maupun yang disimpan di museum sebagai media pembelajaran untuk generasi berikutnya.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah yang mungkin beberapa diantaranya sudah kalian ketahui. Setiap peninggalan sejarah yang ada di Indonesia juga dipengaruhi oleh corak-corak agama tertentu seperti agama Buddha.

Tak bisa dipungkiri saat ini masih ada bukti peninggalan kerajaan Buddha yang tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia. Nah, untuk lebih jelasnya apa saja bukti peninggalan kerajaan Budha yang masih berdiri kokoh atau disimpan di museum, berikut adalah penjelasan selengkapnya.

Daftar Candi Peninggalan Kerajaan Budha di Indonesia

1. Candi Borobudur

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Bicara tentang benda peninggalan ajaran Buddha rasanya tak akan lengkap jika tak membahas tentang Candi Borobudur. Di mana Candi Borobudur adalah salah satu bukti jika ajaran Buddha pernah ada di Indonesia.

Candi Borobudur sendiri terbentuk dari stupa-stupa dan menurut sejarah telah dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh para penganut Buddha Mahayana. Memiliki ukuran yang cukup besar, sehingga menjadikan Candi Borobudur selalu menampakkan sisi megahnya.

Bahkan, Candi Borobudur dijadikan sebagai monumen dan kuil Buddha terbesar di dunia lho. Hingga saat ini, keberadaan Candi Borobudur masih tetap dijadikan sebagai tempat peribadatan oleh para penganut ajaran agama Buddha, terutama pada saat peringatan hari Trisuci Waisak.

Untuk konstruksi bangunannya, Candi Borobudur memiliki tiga pelataran melingkar dengan satu stupa utama, 72 stupa berlubang, 2.672 panel relier serta terdapat sekitar 504 archa Buddha.

Candi Borobudur adalah tempat iadah umat Budhha di Indonesia dan dunia yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain itu, UNESCO juga sudah memasukkan Candi Borobudur sebagai salah satu warisan budaya dunia.

2. Candi Kalasan

peninggalan kerajaan budha

Sumber: travel.kompas.com

Selanjutnya, ada Candi Kalasan yang juga menjadi salah satu bangunan yang memiliki corak agama Buddha. Dimana Candi Kalasan sendiri terletak di Kabupaten Sleman dan sampai saat ini masih terus berdiri dengan begitu kokok.

Candi Kalasan merupakan candi dengan corak Budha yang telah di bandung pada tahun 778 masehi untuk Dewi tara yang dikenal dalam agama Buddha Mahayana. Keberadaan dari Candi Kalasan bisa dijadikan sebagai bukti bahwa adanya kependudukan Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera dan tanah Jawa.

Di area kompleks Candi Kalasan memiliki candi utama yang dikelilingi oleh 52 stupa kecil yang jika kita lihat saat ini mungkin sudah tidak utuh layaknya awal pembangunan.

3. Candi Mendut

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Candi Mendut juga menjadi salah satu candi yang memiliki corak Buddha. Candi Mendut sendiri berada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Lalu, Candi Mendut diperkirakan didirikan pada masa pemerintahan Raja Indra dari Dinasti Syailendra.

Seorang ahli arkeolog yang berasal dari Belanda bernama J.G. De Casparis juga memiliki dugaan jika Candi Mendut dibangun oleh raja pertama dari Wangsa Syailendra pada tahun 824 atau pada abad ke-9 di masa kerajaan Mataram Kuno. Hal tersebut juga bisa dibuktikan dengan adanya keberadaan Prasasti Karangtengah.

Karena keberadaannya di Magelang, maka menjadikan Candi Mendut masuk ke dalam rangkaian candi Buddha di daerah tersebut. Dalam bangunan Candi Mendut ada tiga arca Budha dengan ukuran besar.

Kegiatan arca Budha tersebut adalah seperti Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmachakra mudra, dan diapit oleh arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) pada sisi kiri dan arca Wajrapāņi pada sisi kanan.

https://www.gramedia.com/products/pasang-surut-runtuhnya-kerajaan-hindu-buddha-dan-bangkitnya?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/pasang-surut-runtuhnya-kerajaan-hindu-buddha-dan-bangkitnya?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

4. Candi Pawon

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Selanjutnya, ada Candi Pawon yang juga sebagai salah satu candi dengan corak Buddha. Keberadaan Candi Pawon berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut. Selain itu, keberadaan dari Candi Pawon dengan kedua Candi tersebut juga memiliki keterkaitan yang begitu erat.

Hal ini bisa dilihat dari posisi geografis dari Candi Pawon yang lurus serta adanya pahatan relief yang sama dari Candi Borobudur maupun Candi Mendut. Seorang arkeolog asal Belanda bernama J.G. De Casparis menjelaskan bahwa Candi Pawon adalah tempat penimpaan abu jenazah dari Raja Indera (782 hingga 812 M) yang juga merupakan ayah dari Raja Samaratungga yang berasal dari Dinasti Syailendra.

Beberapa orang juga mengatakan jika nama Pawon berasal dari kata Pawuhan atau jika diartikan adalah tempat menyimpan abu. Selain itu, J.G. De Casparis mengungkapkan jika Candi Pawon juga disebutkan pada Prasasti Karangtengah.

Tak hanya berfungsi sebagai penyimpanan abu, tetapi Candi Pawon juga digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata.

5. Candi Brahu

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Candi Brahu adalah candi dengan corak Buddha yang berikutnya. Di mana Candi Brahu berada di situs Trowulan dan jika dilihat dari sejarah, situs Trowulan adalah ibukota dari Kerajaan Majapahit pada masa lalu.

Candi Brahu sendiri merupakan candi Buddha yang pada proses pembuatannya menggunakan bata merah. Dilihat dari prasasti yang ditulis oleh mpu Sendok, Candi Brahu adalah tempat pembakaran abu para Raja pada masa itu. Namun, dari penelitian yang dilakukan lebih lanjut tak ditemukan adanya bekas abu mayat yang ada di dalam bilik candi tersebut.

Sampai saat ini, keberadaan dari Candi Brahu masih terawat dengan baik dan menjadi salah satu situs budaya di daerah setempat. Untuk mengunjungi Candi Brahu, kalian bisa langsung menuju ke lokasinya yaitu di Jl. Candi Brahu No.73, Siti Inggil, Bejijong, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

https://www.gramedia.com/products/hikayat-majapahit-kebangkitan-dan-keruntuhan-kerajaan-terbesar-di-nusantara?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/hikayat-majapahit-kebangkitan-dan-keruntuhan-kerajaan-terbesar-di-nusantara?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

6. Candi Banyunibo

peninggalan kerajaan budha

Sumber: kompasiana.com

Candi Banyunibo adalah salah satu candi yang juga memiliki corak Buddha. Candi Banyunibo dibangun pada abad ke-9 di masa Kerajaan Mataram Kuno. Jika diartikan, nama Banyunibo adalah tetesan air. Jika dilihat dari puing-puingnya, Candi Banyunibo masih memiliki beberapa candi pendamping lain di sekitarnya.

Candi Banyunibo berlokasi di Desa Bokoharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman. Selain itu, keberadaan dari Candi Banyunibo juga tak jauh dari situs Ratu Boko.

Keberadaan dari Candi Banyunibo masih dalam satu kompleks dengan candi induk dan candi perwara yang mengelilinginya. Pada bagian dinding luar dari Candi Banyunibo terdapat arca Bodhisatwa. Hal tersebut juga bisa menjadikan bukti jika Candi Banyunibo adalah candi Buddha.

7. Candi Muara Takus

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Candi Muara Takus yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tiga Belas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau merupakan candi dengan corak Budha. Untuk awal pembangunannya, memang belum begitu diketahui dengan pasti, tetapi keberadaan dari Candi Muara Takus sendiri dipercaya sudah ada sejak masa keemasan kerajaan Sriwijaya.

Karena hal tersebutlah, banyak peneliti yang beranggapan bahwa lokasi dari Candi Muara Takus merupakan salah satu pusat pemerintahaan Kerajaan Sriwijaya pada masa itu. Bahan baku pembuatan dari Candi Muara Takus sedikit berbeda dari bahan baku yang digunakan untuk membuat Candi Buddha di pulau Jawa pada umumnya.

Biasanya, Candi Buddha di pulau Jawa menggunakan bahan baku Andesit. Sedangkan untuk Candi Muara Takus Terbuat dari batu pasir, batu sungai dan juga batu bata yang dipercaya diambil dari Desa Pongkai.

Adanya stupa yang juga lambang Buddha Gautama di Candi Muara Takus menjadikannya sebagai salah satu ciri keberadaan corak Buddha. Selain itu candi tersebut juga lebih banyak dikenal karena keberadaan stupa besar dengan bentuk menara.

Perlu diketahui, jika Candi Muara Takus adalah sebuah kompleks yang di dalamnya ada beberapa bangunan bersejarah lainnya. Mulai dari Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai dan juga Palangka.

Selain itu, Candi Muara Takus merupakan candi tertua di Pulau Sumatra dan merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah dalam bentuk candi di Riau.

https://www.gramedia.com/products/sejarah-kerajaan2-besar-di-nusantara?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/sejarah-kerajaan2-besar-di-nusantara?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

8. Candi Muaro Jambi

peninggalan kerajaan budha

Sumber: regional.kompas.com

Candi Muaro Jambi yang berlokasi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi atau yang lebih mudahnya berada di tepian Sungai Batanghari adalah salah satu candi corak Budha yang berikutnya. Dari hasil penelitian yang ada, Candi Muaro Jambi adalah tempat peribadatan dan juga tempat Pendidikan ajaran agama Buddha.

Diperkirakan pembangunan dari Candi Muaro Jambi adalah pada abad ke-7 hingga abad ke-12 masehi. Oleh karena itu, Candi Muaro Jambi diduga juga sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Kompleks Candi Muaro Jambi bisa dibilang sebagai kompleks Candi Hindu-Buddha terbesar di Asia Tenggara. Dalam kompleks Candi Muaro Jambi setelah dilakukan pemugaran terdapat Sembilan bangunan. Selain itu, di luar area tersebut masih banyak potensi adanya bangunan kuno lainnya.

9. Candi Bahal

peninggalan kerajaan budha

Sumber: id.wikipedia.org

Berikutnya, ada Candi Bahal yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-11. Candi Bahal juga dikenal dengan nama Bairo Bahal dan juga Candi Portibi. Sedangkan untuk lokasi dari Candi Bahal adalah di Desa Bahal, Padang Bolak, Sibatu Loting, Kec. Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.

Bisa dibilang jika Candi Bahal merupakan kompleks candi terluas yang ada di Sumatera utara. Dimana kompleks Candi Bahal dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Bahal I, Bahal II dan Bahal II. Adanya Candi Bahal kerap dikaitkan dengan keberadaan dari Kerajaan Pannai.

10. Candi Jabung

peninggalan kerajaan budha

Sumber: id.wikipedia.org

Candi Jabung yang terletak di Dusun Candi, Jabung Candi, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Dimana Candi Jagung sendiri diperkirakan dibangun pada tahun 1354 Masehi.

Berdasarkan Kitab Paraton, Candi Jagung diduga dibangun untuk makam Bhra Gundul salah seorang keluarga Raja. Candi dengan corak Buddha tersebut identik dengan warna merah. Hal ini tak lain karena pembuatan Candi Jagung masih menggunakan bahan baku bata merah.

11. Candi Plaosan

peninggalan kerajaan budha

Sumber: id.wikipedia.org

Berikutnya, ada Candi Plaosan yang terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi Plaosan sendiri adalah sebuah kompleks bangunan kuno yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kompleks Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.

Keberadaan dari dua candi utama tersebut menjadikan kompleks Candi Plaosan disebut sebagai Candi Kembar. Adanya bentuk stupa serta arca Buddha menunjukkan jika Candi Plaosan adalah peninggalan dari ajaran Buddha di Nusantara kala itu.

Meski Candi Plaosan adalah Candi Buddha. Namun, para ahli memperkirakan jika proses pembangunan Candi Plaosan adalah pada saat masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu atau lebih tepatnya di awal abad ke-9 Masehi.

12. Candi Sewu

peninggalan kerajaan budha

Sumber: id.wikipedia.org

Candi Sewu termasuk ke dalam jajaran candi dengan corak Buddha. Dimana jika dilihat dari ukuran, Candi Sewu menempati posisi kedua terbesar setelah Candi Borobudur. Namun untuk usianya, Candi Sewu lebih tua dari Candi Borobudur maupun Candi prambanan.

Pembangunan dari Candi Sewu sendiri diperkirakan pada tahun 800 Masehi. Meski memiliki nama Candi Sewu, namun dalam kenyataannya candi tersebut hanya memiliki jumlah candi sebanyak 249 buah.

Akan tetapi, masyarakat sekitar memberikan nama Candi Sewu yang bisa diartikan candi seribu. Pemberian nama Candi Sewu juga masih ada hubungannya dengan legenda Roro Jonggrang.

Kompleks dari Candi Sewu diperkirakan dibangun pada akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Dimana Rakai Panangkaran adalah raja termasyhur dari Kerajaan Mataram Kuno. Akan tetapi, keberadaan dari Candi Sewu pernah mengalami pemugaran pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang pangeran dari Dinasti Sanjaya yang meningkah dengan Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra.

Untuk mengunjungi Candi Sewu, kalian bisa langsung menuju ke lokasinya yaitu Jl. Raya Solo-Yogyakarta No.KM.16, Bugisan, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

13. Candi Jago

peninggalan kerajaan budha

Sumber: tempatwisata.pro

Candi Jago yang terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang adalah salah satu candi dengan corak Buddha yang berikutnya. Menurut Kitab Negarakertagama dan pararaton, nama Candi Jago sendiri sebenarnya adalah Jajaghu yang jika diartikan adalah sebuah tempat suci.

Tujuan dari adanya Candi Jago adalah digunakan sebagai bangunan untuk menghormati Raja Wisnuwardhana yang menganut agama Syiwa Buddha. Syiwa Buddha adalah aliran keagamaan yang memadukan ajaran agama Hindu dan Buddha.

Sedangkan untuk perkiraan proses pembangunan dari Candi Jago adalah antara tahun 1268 Masehi hingga 1280 Masehi.

14. Candi Ratu Boko

peninggalan kerajaan budha

Sumber: travel.kompas.com

Candi Ratu Boko adalah candi dengan corak Buddha yang berikutnya. Candi Ratu Boko terletak di Jl. Raya Piyungan – Prambanan No.2, Gatak, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5572. Sedangkan untuk bangunnnya sendiri berada di atas sebuah bukit perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keberadaan dari Candi Ratu Boko tak hanya digunakan sebagai tempat peribadatan saja. Namun, Candi Ratu Boko juga digunakan sebagai kompleks pemukiman atau keraton. Menurut prasasti yang berhasil ditemukan menjelaskan jika awal dari Situs Candi Ratu Boko adalah sebuah vihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri.

Namun bangunan ini juga difungsikan sebagai keraton oleh penguasa dengan agama Hindu yang bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni.

Prasasti, Arca, dan Kitab Sebagai Peninggalan Kerajaan Budha

1. Prasasti Tukmas

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Prasasti Tukmas adalah salah satu peninggalan dari kerajaan Kalingga. Prasasti Tukmas sendiri ditemukan pada lereng barat Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti Tukmas dibuat dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi dari Prasasti Tukmas sendiri menjelaskan tentang mata air jernih yang disamakan dengan sungai Gangga di India.

2. Prasasti Canggal

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Prasasti Canggal ditemukan pada area halaman Candi Gunung Wukir, Desa Canggal. Prasasti Canggal bisa dikatakan sebagai bukti peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno. Di mana isi dari Prasasti Canggal sendiri adalah tentang Lingga atau lambing Syiwa di desa Kunjarakunja yang didirikan oleh Raja Sanjaya.

3. Prasasti Kudadu

peninggalan kerajaan budha

Sumber: pahami.id

Prasasti Kudadu adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Prasasti Kudadu memiliki isis tentang pengalaman Raden Wijaya yang ditolong oleh Rama Kudadu dari Kerajaan Jayakatwang. Setelah Raden Wijaya berhasil menduduki tahta raja, ia memberikan hadiah tanah sima kepada penduduk dan Kepala Desa Kudadu.

4. Prasasti Kedukan Bukit

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Kampung Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan. Di mana Prasasti Kedukan Bukit adalah bukti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya. Sejarawan menjelaskan bahwa Prasasti Kedukan Bukit adalah peninggalan sejarah dengan corak Buddha yang dibuat pada tahun 683 Masehi. Prasasti Kedukan Bukit menjelaskan tentang kemajuan pelayaran Nusantara di masa Kerajaan Sriwijaya.

5. Arca Sang Buddha Gautama

peninggalan kerajaan budha

Sumber: id.wikipedia.org

Berikutnya ada arca Buddha Gautama yang merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno. Arca Buddha Gautama sendiri ditemukan di Desa Sikendeng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 1921.

Arca Buddha Gautama terbuat dari patung perunggu dan diperkirakan dibuat pada tahun 200 Masehi. Sejarawan menjelaskan jika arca Buddha Gautama tersebut memiliki corak yang berbeda dengan arca lain yang ada di Candi Borobudur ataupun peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Di mana corak pada arca Buddha Gautama tersebut memiliki ciri khas yang sama dengan arca yang ditemukan di Amarawati, India.

6. Kitab Negarakertagama

peninggalan kerajaan budha

Sumber: Kompas.com

Kitab Negarakertagama adalah suatu karya yang dibuat oleh Mpu Prapanca atau Dang Acarya Nadendra. Mpu Prapanca sendiri adalah salah satu orang yang membesarkan ajaran Buddha di Kerajaan Majapahit kala itu.

Kitab Nagarakretagama memiliki arti judul “ Negara dengan tradisi agama yang suci”. Di dalam kitab Nagarakretagama terdapat informasi yang menjelaskan tentang Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Perlu diketahui bahwa informasi yang ada di dalam kitab Negarakertagama ditulis dengan bahasa Jawa Kuno. Saat ini, keberadaan dari kitab Negarakertagama dijadikan sebagai cagar budaya di Indonesia.

Penutup

Nah, itulah beberapa peninggalan kerajaan Budha di Nusantara. Selain beberapa peninggalan di atas, masih banyak lagi peninggalan dari kerajaan Buddha yang sudah ditemukan di Indonesia.

Jika kamu ingin mencari buku tentang kerajaan di Indonesia, maka bisa menemukannya di Gramedia.com. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik Nuryanto

Baca juga:

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.