Sejarah

Pengertian Revolusi Industri: Ciri-ciri, Sejarah, Dampak, dan Contoh-contohnya

Written by Fandy

Pengertian revolusi industri – Kalau ngomongin revolusi industri, kamu mungkin sudah sering mendengarnya. Baik dari televisi, media sosial, atau di sekolah. Nah, biasanya apa sih yang pertama kali muncul di pikiran kamu saat bertemu dengan istilah ini? Apakah pertanyaan tentang negara dan tokoh penting di baliknya? atau justru kamu tidak tahu apa-apa?

It’s ok, revolusi industri sendiri memang cukup sulit dipahami meskipun di sekolah sering dibahas dalam pelajaran Sejarah. Nah, untuk membantu kamu memahami istilah yang satu ini, kali ini Gramedia akan membahas tentang pengertian revolusi industri, sejarah, ciri-ciri- hingga contohnya.

Pengertian Revolusi Industri

Revolusi industri, singkatnya, adalah sebuah proses perubahan ekonomi dari yang berlandaskan kerajinan dan agraris menjadi ekonomi yang berlandaskan industri serta manufaktur mesin.

Misalnya, zaman dulu para petani menggarap lahan dengan bantuan kerbau dan alam, sekarang mereka menggunakan mesin-mesin yang lebih cepat dan efisien.

Istilah “revolusi industri” pertama kali dikeluarkan oleh Louis Auguste Blanqui dan Friedrich Engels saat menyaksikan pergantian tenaga manusia dan hewan untuk keperluan produksi menjadi tenaga mesin yang berbasis manufaktur.

Revolusi industri juga menjadi perubahan besar dan mendasar yang ikut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya. Karena itu, melalui revolusi ini kita diajarkan untuk bekerja secara efektif dan modern dengan memanfaatkan teknologi.

Kamu bisa memahami revolusi industri lebih dalam lagi dengan membaca buku Dasar-Dasar Memahami Revolusi Industri yang ditulis oleh Anisa Septianingrum, M.pd. Buku ini mengupas secara tuntas sejarah revolusi industri dan berbagai hal yang berkaitan dengannya seperti sistem perekonomian, dampak positif dan dampak negatif, hingga kerugian yang dirasakan oleh masyarakat.

Tokoh-Tokoh Revolusi Industri

Revolusi industri tidak akan terjadi tanpa tokoh-tokoh yang bekerja keras dalam menciptakan inovasi baru. Misalnya seperti James Watt yang menemukan mesin uap. Penemuan ini menjadi pintu masuk ke dalam revolusi industri 1.0 dan menjadikan James Watt sebagai “Bapak Revolusi Industri”.

Selain James Watt, masih ada beberapa tokoh revolusi industri diantaranya seperti:

  1. Alexander Graham Bell yang menemukan pesawat telepon
  2. James Hargreaves yang membawa pembaruan pada mesin pemintal
  3. Richard Trevethick yang menemukan kapal uap
  4. Thomas Bell yang menemukan cap selinder
  5. Edmund Cartwright yang memperkenalkan mesin tenun untuk pertama kali.

Ciri-Ciri Revolusi Industri

Pixabay.com/marcinjozwiak

Setiap perubahan pasti mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan kondisi sebelumnya. Karena itu, revolusi industri juga mempunyai karakteristik tersendiri yang membuat manusia memasuki babak baru dalam kehidupannya.

Adapun ciri-ciri revolusi industri tersebut adalah:

  • Penggunaan bahan baku baru seperti baja dan besi semakin marak karena dapat mengoptimalkan hasil industri
  • Pemanfaatan sumber energi baru seperti mesin uap, minyak bumi, batu bara, mesin pembakaran dalam, dan listrik.
  • Ditemukannya mesin-mesin baru seperti alat tenun listrik dan mesin pemintal yang menghemat waktu serta tenaga manusia sekaligus dapat meningkatkan produksi barang.
  • Adanya sistem pabrik yang membuat pembagian kerja lebih efektif dan disertai dengan spesialisasi fungsi
  • Muncul perkembangan dalam komunikasi dan transportasi yang mencakup kapal uap, mobil, lokomotif uap, pesawat terbang, dan alat transportasi lainnya.
  • Teknologi dan ilmu pengetahuan makin terbuka untuk masyarakat umum.

Sejarah dan Latar Belakang Revolusi Industri

Sejarah revolusi industri dimulai dengan kemunculan tenaga mesin yang menjadi alat produksi di pabrik untuk menggantikan tenaga manusia. Hal ini mengubah sistem perekonomian manusia–khususnya di Eropa–yang bergantung pada ekonomi agraris menjadi ekonomi berbasis mesin.

Dengan demikian, aktivitas ekonomi mulai banyak menggunakan mesin sehingga terjadi penghematan dan juga perbedaan pola hidup manusia pada saat itu. Kurang lebih ada beberapa hal yang menjadi latar belakang terjadinya revolusi industri, diantaranya adalah:

  1. Pada abad ke-18, keamanan di Inggris menjamin seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, termasuk sistem ekonomi sehingga masyarakat Inggris bisa lebih tenang dalam menjalankan roda perekonomian.
  2. Kegiatan kewirausahaan dan manufaktur mulai berkembang
  3. Inggris mampu mengembangkan proses produksi karena mempunyai kekayaan alam, terutama biji besi dan batu bara
  4. Inggris mempunyai banyak wilayah jajahan
  5. Terjadinya revolusi agraris dan
  6. Munculnya paham ekonomi liberal.

Revolusi industri pertama kali terjadi pada tahun 1760-an dan dikenal sebagai revolusi industri 1.0. Dua ratus enam puluh tahun kemudian, perkembangannya sudah mencapai revolusi industri 4.0. Nah, kira-kira apa saja yang terjadi di setiap era revolusi industri? Berikut penjelasan singkatnya.

1. Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri 1.0 hadir ketika dunia masih bergerak secara manual. Artinya, semua kegiatan manusia masih mengandalkan tenaga hewan, manusia, atau alam. Karena itu, ketika James Watt menemukan uap pada abad ke-18, dunia mengalami perubahan besar-besaran.

Saat itu, mesin uap langsung menjadi alat mekanis pertama yang mengubah cara produksi pabrik tekstil dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Perubahan ini pertama kali terjadi di Inggris.

Kemudian, sistem kerja mesin uap perlahan-lahan mengalami perubahan menjadi lebih efisien dan canggih lagi berkat banyaknya bahan bakar kayu dan batu bara. Perubahan ini akhirnya membuat bisnis transportasi semakin maju lagi.

Buktinya, saat itu banyak sekali kapal yang bepergian mengelilingi dunia demi mencari sumber daya alam. Jadi bisa disimpulkan, revolusi industri 1.0 mengubah dunia “manual” menjadi semi-otomatis.

2. Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri 2.0 dimulai pada awal abad ke-20 ketika Nikola Tesla menemukan listrik dan Thomas Alva Edison menemukan bola pijar. Berkat dua penemuan ini, dunia menjadi lebih “hidup” dan “terang”.

Akibatnya, mesin-mesin yang sebelumnya mengandalkan uap dari pembakaran sebagai sumber penggeraknya, mulai berpindah ke arus listrik. Pada tahun 1913, pabrik-pabrik kemudian memanfaatkan conveyor belt yang bisa berjalan otomatis dengan tenaga listrik demi membuat volume produksi semakin besar.

Revolusi industri 2.0 kemudian dikenal sebagai era perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Hal ini ditandai dengan banyaknya petani yang “pindah haluan” menjadi buruh pabrik.

Selain itu, masih ada beberapa hasil revolusi industri 2.0 seperti:

  • Sumber daya energi seperti minyak bumi dan batu bara mulai mengalahkan sumber daya kayu
  • Penemuan arus listrik AC dan DC mulai digunakan untuk membuat motor listrik
  • Inovasi produksi baja dan besi semakin gencar
  • Pesawat terbang dan mobil sudah banyak dimanfaatkan sebagai alat transportasi
  • Mayoritas pabrik sudah memakai mesin industri
  • Teknologi berbasis listrik mulai digunakan di bidang telekomunikasi dan transportasi

3. Revolusi Industri 3.0

Revolusi industri 3.0 terjadi di akhir abad ke-20 yang ditandai dengan hadirnya internet serta teknologi digital. David Harvey, seorang sosiolog asal Inggris bahkan menyebut era revolusi industri 3.0 membuat dunia semakin menciut.

Mengapa bisa begitu? Karena di era ini, jarak semakin menghilang dan ruang pun semakin luas. Namun di saat bersamaan justru semakin padat.

Revolusi industri 3.0 mempunyai dua karakteristik utama. Pertama adalah mesin-mesin yang mampu bergerak dan berpikir sendiri. Yang kedua adalah internet yang dapat mempersingkat jarak dan waktu.

Selain itu, di era ini sudah ditemukan komputer oleh Alan Turing yang kemudian mengembangkan pengolahan data hingga melahirkan peralatan elektronik lain yang lebih canggih lagi.

Beberapa contoh hasil revolusi industri 3.0 yang lainnya adalah:

    • Transistor
    • Semikonduktor
  • Integrated chip
    • Peralatan elektronik
  • Software
  • Akses internet

4. Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 dimulai sejak tahun 2000 hingga 2005 yang ditandai dengan bertambahnya kecepatan koneksi internet. Akibatnya penyebaran informasi, akses, dan kebutuhan manusia terhadap data menjadi semakin cepat.

Perlahan tapi pasti, kondisi seperti ini kemudian mempengaruhi daya tahan perusahaan-perusahaan. Di era revolusi industri 4.0, perusahaan lebih membutuhkan kemampuan adaptasi dengan kebutuhan pelanggan daripada ukuran yang besar.

Oleh karena itu, banyak sekali bisnis yang mengandalkan algoritma software untuk memahami kebutuhan konsumen dan merebut perhatian mereka. Contohnya seperti toko online, ojek online, dan layanan digital lainnya. Beberapa contoh lain dari hasil revolusi industri 4.0 adalah:

    • Artificial Intelligence
    • Akses internet super cepat
    • Augmented Reality
    • Big data analytics
  • Cloud storage
  • Cyber Security
  • Simulation
  • System integration
  • Additive manufacturing

Kamu bisa mempelajari karakter kunci dari teknologi-teknologi terkini dan menyoroti peluang serta dilema yang ditimbulkan oleh revolusi industri 4.0 dalam buku Revolusi Industri Keempat yang ditulis oleh Klaus Schwab.

 

5. Prediksi Revolusi Industri 5.0

Empat tahun lalu, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2019, Perdana Menteri Jepang menyatakan bahwa mereka sedang menyiapkan konsep revolusi industri 5.0. Rencananya industri ini akan berpusat pada manusia sekaligus berbasis teknologi. Banyak pihak yang memprediksi teknologi akan berkembang dengan sangat cepat yang ditandai dengan kemunculan robot-robot cerdas untuk menggantikan peran manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Tak hanya itu, inovasi dalam pengembangan teknologi juga akan semakin beragam karena manusia dituntut untuk berpikir kreatif. Dengan demikian akan ada banyak produk baru yang yang dapat menggantikan teknologi zaman dulu.

Faktor Pendukung Revolusi Industri

Pixabay.com/denfran

Ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya revolusi industri di dunia, yaitu:

Adanya Aufklärung di Eropa

Aufklärung atau Abad Pencerahan berkembang di Eropa pada abad ke-18. Ini kemudian mendorong manusia untuk memaksimalkan kemampuan berpikirnya dalam menciptakan banyak inovasi.

Keamanan Inggris lebih stabil

Setelah peristiwa “Glorious Revolution” pada tahun 1688 di Inggris, keamanan dalam negeri mereka lebih stabil. Hal ini membuat hubungan masyarakat dengan pemimpinnya semakin damai. Di samping itu, penggabungan Inggris dan Skotlandia juga ikut mengambil peran.

Kolonialisme dan Imperialisme mulai berkembang

Secara bertahap, Inggris mulai menguasai berbagai daerah di dunia. Seperti Amerika, Irlandia, India, hingga Nusantara. Penguasaan Inggris ini kemudian membuat cadangan sumber daya alam miliki mereka terus bertambah.

Di sisi lain, daerah jajahan Inggris juga menjadi pasar dari benda-benda yang mereka produksi. Pada akhirnya, Inggris membangun East Indies Company (EIC) yang fokus pada perdagangan.

Kemunculan golongan kaya baru

Perdagangan yang dilakukan oleh Inggris dengan dunia timur membuat taraf hidup masyarakatnya semakin naik. Akibatnya, Bank Nasional Inggris memperoleh banyak modal untuk menjalankan berbagai kegiatan perbankan.

Selain itu, para pengusaha juga semakin mudah untuk meminjam modal usaha. Dengan modal usaha tersebut, industri-industri baru di Inggris mulai tumbuh.

Adanya perlindungan hukum terhadap setiap penemuan

Pemerintah Inggris saat itu memberikan perlindungan hukum terhadap setiap penemuan di Inggris melalui hak paten. Ini membuat banyak ilmuwan semakin bersemangat untuk menciptakan inovasi yang baru. Apalagi saat itu sudah ada lembaga “Royal Society of London For Improving Natural Knowledge” yang menjadi tempat berkumpul para ilmuwan Inggris.

Arus urbanisasi

Saat itu, pemerintah Inggris menetapkan kebijakan pemagaran lahan pertanian yang kemudian mendorong terjadinya arus urbanisasi. Akibat kebijakan ini, para petani yang tinggal di desa harus kehilangan lahan dan mencari pekerjaan di bidang yang baru.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa revolusi industri yang sedang berjalan saat ini mayoritas revolusi industri 4.0. Lalu, apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? Kamu bisa mencari tahu lebih banyak tentang revolusi industri 4.0 melalui buku Revolusi Industri 4.0: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi 4.0

 

Tuntutan produksi massal

Kehadiran orang-orang kaya baru di Eropa membuat permintaan produksi barang semakin meningkat. Selain itu, kegiatan perdagangan di Eropa semakin ramai sehingga banyak barang beredar di masyarakat.

Nah, karena Inggris mempunyai peran sebagai produsen barang berkualitas terbaik di Eropa, permintaan untuk barang produksi Inggris meningkat dengan pesat.

Dampak Revolusi Industri

Pixabay.com/Tama66

Di balik setiap perubahan pasti ada dampak positif dan negatif yang menyertai. Begitupun dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri. Bahkan dampaknya terasa di beberapa bidang. Mulai dari ekonom hingga sosial. Berikut penjelasan singkatnya.

Dampak di Bidang Ekonomi

Dampak yang paling terasa di bidang ekonomi adalah kemunculan banyak perusahaan besar, lapangan kerja baru, juga kota-kota industri yang kemudian mendongkrak perekonomian negara.

Dampak di Bidang Lingkungan

Sementara itu, di bidang lingkungan dampak negatif lebih banyak dirasakan daripada dampak positif. Salah satu contohnya adalah pencemaran air, udara, dan juga tanah sehingga kesehatan masyarakat menurun.

Dampak di Bidang Politik

Dampak revolusi industri di bidang politik ditandai dengan kemunculan berbagai paham. Misalnya seperti imperialisme modern, nasionalisme, maupun demokrasi.

Asap yang dihasilkan oleh kendaraan dan juga manufaktur membuat kualitas udara menurun dan merusak lapisan ozon. Selain itu, limbah pabrik dan rumah tangga yang tidak diolah dengan baik berperan besar dalam pencemaran air dan tanah.

 

Dampak di Bidang Sosial

Secara umum, kemajuan yang didapatkan dari revolusi industri banyak dirasakan di daerah perkotaan. Dengan begitu muncul ketimpangan ekonomi, pembangunan dan gaya hidup antara daerah perkotaan dengan pedesaan.

Pada akhirnya ketimpangan ini membuat banyak orang pergi ke kota mengadu peruntungan demi memperbaiki nasib. Walaupun kenyataannya tidak semua orang bisa hidup di perkotaan yang biaya hidupnya mahal. Jadi bisa dikatakan revolusi industri secara tidak langsung berperan dalam meningkatnya angka kemiskinan.

Tak cukup sampai di situ, penggantian tenaga manusia dengan teknologi mesin dalam proses produksi membuat jumlah lapangan pekerjaan di beberapa industri menurun. Hal ini diperparah dengan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan dunia kerja sehingga penyerapan tenaga kerja jadi kurang maksimal.

Contoh revolusi industri

Digitalisasi

Salah satu contoh revolusi industri yang paling terasa saat ini adalah digitalisasi dalam berbagai bidang. Seperti transportasi publik, layanan kesehatan, pendidikan, bahkan hingga pertanian. Semua hal ini sekarang sudah bisa diakses melalui gadget dari mana saja dan kapan saja.

Kemajuan ini dibarengi dengan transparansi data dan kebebasan dalam memilih. Sekarang kita lebih leluasa dalam memilih produk atau jasa dunia maya dengan berbekal koneksi internet.

Selain itu, kita juga tidak perlu mengumpulkan informasi dari banyak sumber karena data-data yang diperlukan sudah terkumpul dalam satu aplikasi atau website. Misalnya, jika kamu ingin membeli buku filsafat, cukup buka website gramedia.com lalu cari buku filsafat yang sesuai dengan keinginanmu.

Bagi Grameds yang ingin mendalami tentang perkembangan revolusi industri, bisa mencari tahunya melalui buku Teknologi Informasi dan Komputer di Era Revolusi Industri 4.0.

Buku ini menjabarkan tentang Sejarah Revolusi Industri Keempat, Tren dan Aplikasi: Gambaran Kemajuan Teknologi, Internet of Things (IoT), Blockchain, Big Data, Kecerdasan Buatan, Teknologi Robotika, Komputasi Awan, Realitas Tertambah, dan Manufaktur Aditif.

 

Pembayaran Digital

Contoh revolusi industri yang lainnya adalah hadirnya layanan pembayaran digital. Dalam beberapa tahun industri ini terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Bahkan saat ini ada lebih dari 10 vendor pembayaran digital di Indonesia yang menawarkan berbagai fitur dan keunggulan.

Pembayaran digital menjamin kemudahan dan juga keamanan transaksi kepada penggunanya. Sehingga kita tidak perlu repot membawa uang cash saat ingin membeli sesuatu.

Pertanian modern

Dalam bidang pertanian, revolusi industri berperan menciptakan mesin yang dilengkapi Artificial Intelligence (AI) untuk mengukur populasi tanaman serta mendeteksi hama. Selain itu, ada juga mesin penyemprot robot dalam pertanian herbisida. Bahkan sekarang sudah ada tanaman rekayasa biologis yang hasil panennya lebih besar, lebih cepat, dan lebih sehat.

Demikian pembahasan tentang pengertian revolusi industri hingga contoh revolusi industri. Semoga semua pembahasan di atas dapat menambah wawasan kamu, Grameds. 

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jika ingin mencari buku tentang revolusi industri, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Penulis: Gilang oktaviana

Rujukan
  • https://majoo.id/solusi/detail/revolusi-industri
  • https://www.zenius.net/blog/revolusi-industri-4-0
  • https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-sejarah-besar-dunia-revolusi-industri
  • https://cpssoft.com/blog/bisnis/apa-itu-revolusi-industri-dan-dampaknya-dalam-bisnis-anda/

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.