Tokoh

Mengenal Pendiri Kerajaan Demak dan Sejarah Berdirinya Hingga Keruntuhannya

pendiri kerajaan demak
Written by Nandy

Pendiri kerajaan demak – Beberapa kerajaan dan juga kesultanan memang menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Saat ini, mungkin yang kita tahu tentang kesultanan adalah kesultanan yang ada di Yogyakarta. Tapi perlu kamu ketahui bahwa masih banyak kerajaan ataupun kesultanan yang pernah berkembang di Indonesia. Salah satunya adalah kerajaan Demak. Kerajaan yang satu ini ternyata merupakan kerajaan Islam pertama yang di di wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Kerajaan Demak adalah sebuah kerajaan Islam pertama yang ada di pantai utara Jawa. Dulu, wilayah Demak pertama muncul sebagai kabupaten dari Kerajaan Majapahit. Kesultanan atau Kerajaan Demak menjadi salah satu pelopor yang cukup besar dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Pulau Jawa. Namun, umur Kerajaan Demak relatif pendek dibandingkan dengan kerajaan lainnya. Salah satu peninggalan yang cukup terkenal dari Kerajaan Demak yaitu Masjid Agung Demak, yang didirikan oleh para Wali Songo.

Selain itu, Kerajaan Demak juga menjadi salah satu pusat persebaran Agama Islam yang ada di Indonesia. Pastinya, Kerajaan Demak mempunyai sejarah yang cukup kompleks. Mulai dari proses berdirinya sampai berakhirnya kerajaan tersebut.

Di dalam proses perjalanannya, Kerajaan Demak mempunyai peristiwa atau kejadian yang sangat penting di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai sejarah berkuasanya Kerajaan atau Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Pendiri Kerajaan Demak dan Raja Pertamanya

Pendiri Kerajaan Demak sendiri yaitu Raden Patah. Selain pendiri, Raden Patah juga menjadi raja pertama di kesultanan tersebut. Setelah Ia pergi meninggalkan Majapahit, Raden Patah memperoleh dukungan dari Bupati yang berkuasa di sekitar wilayah Demak. Lalu, Ia mendirikan Kerajaan Demak. Hingga kemudian kerajaan tersebut menjadi sebuah kerajaan Islam, sehingga aturan dan norma yang diterapkan berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam.

Tak hanya itu saja, berdirinya Kerajaan Demak ditandai oleh keberadaan condro sengkolo. Menurut cerita yang beredar hingga saat ini, ketika Raden Patah pergi berkunjung ke Glagah Wangi, Ia berjumpa dengan seorang yang dikenal dengan panggilan Nyai Lembah. Disana Raden Patah kemudian disarankan untuk menetap di Glagah Wangi.

Setelah menerima saran tersebut, akhirnya Raden Patah menerimanya dan mulai tinggal di wilayah tersebut. Sekarang, daerah Glagah Wangi dikenal dengan julukan Bintoro Demak. Seiring berjalannya waktu, wilayah Bintoro Demak berubah menjadi pusat Ibu Kota untuk seluruh kegiatan Kerajaan Demak.

tombol beli buku

Letak Kerajaan Demak

DI zaman dahulu kala, Kerajaan Demak terletak di tepi laut. Tempat tersebut masuk ke dalam wilayah Kampung Bintara. Untuk sekarang ini, kampung tersebut masuk ke dalam wilayah Jawa Tengah. Saat pemerintahan Demak dipimpin oleh Sultan Prawoto, tempat tersebut mulai dipindahkan ke Demak Prawata.

Namun saat Sultan Prawoto meninggal dunia, kerajaan tersebut mulai dipindahkan ke Jipang oleh Arya Penangsang yang saat itu memegang kekuasaan pemerintahan kerajaan Demak. Setelah itu, Arya Penangsang meninggal dunia karena dibunuh oleh Ki Gede Pamanahan dan juga Hadiwijaya. Untuk Hadiwijaya sendiri berasal dari Pajang. Dimana setelah membunuh Arya Penangsang, Ia kemudian menerima kendali penuh untuk mengatur semua hal di Kerajaan Demak. Lalu setelah itu, Kerajaan Demak beralih menjadi Kerajaan Pajang.

Silsilah Raja-raja Kerajaan Demak

Kerajaan resmi berdiri pada tahun 1481 M, saat itu kerajaan tersebut dipimpin oleh raja-raja yang didukung langsung oleh pemuka agama yang dikenal dengan sebutan Walisongo. Ada beberapa raja yang sudah memimpin Kerajaan Demak dari awal berdiri, proses menuju kejayaan, dan sampai kerajaan tersebut mengalami keruntuhan. Berikut ini adalah silsilah raja dari Kerajaan Demak yang perlu dipahami:

1. Raden Patah

Raden Patah merupakan putra dari pemimpin Kerajaan Majapahit yang bernama Raden Brawijaya dari pernikahannya dengan seorang putri keraton Campa. Di dalam Kerajaan Demak, Raden Patah adalah raja pertama dan menjabat selama 18 tajun. Mulai dari tahun 1500 sampai 1518. Selama Ia berkuasa di Kerajaan Demak, banyak hal yang sudah Ia bangun. Mulai dari rumah peribadatan termasuk Masjid Agung Demak yang sampai sekarang masih berdiri dengan kokoh di pusat Kota Demak.

2. Pati Unus

Setelah Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak, Ia kemudian memiliki seorang anak yang bernama Pati Unus. Dimana anak dari Raden Patah ini kemudian naik tahta setelah masa kekuasaan sang ayah sudah berakhir pada tahun 1518. Akan tetapi, Pati Unus hanya berkuasa selama tiga tahun saja. Lalu, Pari Unus diberi gelar dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Hal itu terjadi berkat perlawanannya kepada Portugis dalam usahanya merebut Malaka. Namun sayangnya, Pati Unus gugur dalam usahanya untuk menyerbu Portugis yang kedua kalinya ke Malaka pada tahun 1521.

3. Sultan Trenggana

Sultan Trenggana menjadi salah satu raja dalam silsilah Kerajaan Demak yang dikenal karena pertempurannya dalam merebut Sunda Kelapa dari tangan penjajah Portugis yang ada di bawah pimpinan Fatahillah. Di masa kekuasaan Sultan Trenggana, kerajaan besar yang ada di Jawa seperti halnya Kerajaan Madura, Blambangan, Mataram, dan Pajang berhasil dikuasai oleh Kerajaan Demak. Kemudian, Pemerintahan Sultan Trenggana berakhir setelah Ia wafat ketika peperangan yang terjadi di Pasuruan tahun 1546.

4. Sunan Prawoto

Setelah Raja Pati Unus turun tahta, mulai timbul pergolakan di dalam Kerajaan Demak. Sebab, tidak ada lagi keturunan yang berasal langsung dari permaisuri yang menjadi pemimpin sebelumnya. Oleh karena itu, Sultan Trenggana menjadi raja setelah lengsernya Pati Unus. Setelah Sultan Trenggana meninggalkan Kerajaan Demak, Ia lalu digantikan oleh Sunan Prawoto yang hanya memimpin selama beberapa tahun saja. Sebab, Ia lebih tertarik untuk mendalami kehidupannya sebagai seorang ulama yang menyebarkan Agama Islam ke seluruh penjuru Jawa.

5. Arya Penangsang

Dalam sejarahnya, tercatat bahwa Sunan Prawoto meninggal dunia karena dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang yang ingin mengambil alih kekuasaan di Kerajaan Demak. Oleh sebab itu, Arya Penangsangan kemudian menjadi raja dari Kerajaan Demak selanjutnya dan memindahkan pemerintahan yang ada di dalamnya ke Jipang. Setelah itu, berbagai konflik mulai muncul. Terlebih setelah adanya pemindahan Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1586 karena Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Pada masa itu pula Kerajaan Demak berakhir atau runtuh.

tombol beli buku

Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai kehidupan masyarakat saat masa kejayaan Kerajaan Demak:

1. Kehidupan Sosial

Perbedaan yang paling mendasar dari kehidupan masyarakat di Kerajaan Islam dan juga Kerajaan Hindu adalah akses yang cukup masif terhadap agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakatnya. Di dalam Agama Islam sendiri tidak ada yang namanya kasta, jadi bisa dianut oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, di Agama Islam juga tidak ada ritual-ritual yang harus mengeluarkan biaya cukup mahal seperti persembahan kepada dewa atau brahmana seperti yang dilakukan oleh umat dari Agama Hindu.

Sistem sosial yang ada di dalam kerajaan Islam bersifat egaliter. Seperti halnya pelaksanaan sholat Jumat yang bersamaan dengan masyarakat biasa. Hal tersebut tentu merupakan salah satu bentuk kebaruan yang tidak bisa ditemukan di masa lampau.

Terlebih di dalam sistem feudal, dimana di sistem tersebut meletakkan posisi pemimpin di tempat yang sangat tinggi. Hampir semua masyarakat Demak, terutama masyarakat yang berada di pusat kekuasaan beragama Islam. Kemudian ditunjang lagi dengan dakwah yang dilakukan oleh berbagai ulama yang dekat dengan para penguasa yaitu Walisongo.

2. Kehidupan Politik

Jika dilihat dari kacamata politik dan sistem pemerintahannya, Kerajaan Demak adalah salah satu kekuasaan terbesar di Jawa. Kerajaan tersebut berhasil mengakhiri dominasi panjang Kerajaan Majapahit dan eksistensi penguasa Sunda yang sudah secara konsisten berdiri sejak abad keenam Masehi.

Kerajaan Demak sendiri menempatkan adipati sebagai tangan panjang Sultan. Sementara untuk wilayah seperti Tuban, Surabaya, dan Madiun mempunyai adipati yang cukup berpengaruh. Pada abad ke 16, Kerajaan Demak kemudian dilanjutkan oleh kedudukan Portugis di Malaka. Kemudian ada tahun 1527, terjadi peristiwa perebutan Sunda Kelapa dengan tujuan untuk menguasai semua pesisir yang ada di pantai utara dan menangkal kedatangan Portugis di Pulau Jawa.

3. Kehidupan Ekonomi

Seperti yang kita tahu bahwa Kerajaan Demak berada di pesisir utara Pulau Jawa. Sehingga sumber utama ekonomi masyarakat Demak adalah perdagangan laut. Tidak adanya kerajaan Islam lain di Pulau Jawa, hal ini menjadi salah satu faktor mengapa Demak sangat aktif dalam melakukan perdagangan di laut. Kemudian, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggono.

Dimana pada saat itu, mereka berhasil memperluas wilayah dan menguasai mayoritas pelabuhan utama seperti Madura, Tuban, Surabaya, Semarang, Cirebon, Jepara, dan Sunda Kelapa. Tak hanya itu, kadipaten yang ada di pedalaman seperti Kediri, Madiun, Malang, Pati, dan Panjang juga menjadi sumber utama pertanian dan juga peternakan untuk komoditas dagang. Di dalam bidang pertanian, Beras Jawa adalah salah satu komoditas cukup penting di dalam perdagangan internasional di Indonesia.

tombol beli buku

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak

Berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai penyebab runtuhnya kerajaan Demak:

1. Terjadi Perang Antar Saudara

Tragedi perang antar saudara ini berawal dari persaingan yang terjadi antara pangeran Surowiyoto atau yang lebih dikenal dengan Sekar Seda Lepen dengan Sultan Trenggana. Mereka merupakan dua putra dari pemimpin Kerajaan Demak sebelumnya yaitu Raden Patah.

Setelah Raden Patah meninggal dunia, kedua putranya mulai bersaing untuk memperebutkan kedudukan tahta raja. Setelah adanya persaingan tersebut, akhirnya Sultan Trenggana lah yang berhasil menduduki tahta raja. Kemudian sesudah Sultan Trenggana meninggal dunia, kedudukan raja digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Prawoto.

Akan tetapi, kedudukannya tidak berjalan lancar dan ditentang keras oleh Sekar Seda Lepen. Akibat dari penolakan dari Sekar Seda Lepen, Sunan Prawoto akhirnya membunuh Seda Lepen di tepi sungai saat Ia baru pulang dari masjid setelah melakukan sholat Jumat.

Pada tahun 1561, Arya Penangsang yaitu putra dari Sekar Seda Lepen membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto sekeluarga dan merebut posisi raja Demak yang kelima. Setelah Ia berhasil menjadi seorang raja, Arya Penangsang memerintahkan para pengikutnya untuk membunuh pemimpin Jepara yaitu Pangeran Hadiri. Hal itulah yang kemudian membuat para adipati termasuk Jaka Tingkir Hadiwijaya memusuhi raja tersebut.

2. Adanya Perdebatan Sengketa di Dalam Keluarga

Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Demak selanjutnya adalah perbedaan keturunan yang ada di dalam keluarga Raden Patah. Ia diketahui mempunyai banyak anak laki-laki, tapi berasal dari ibu yang berbeda-beda. Kerumitan yang pertama dialami setelah meninggalnya Adipati Unus yang tidak memiliki anak laki-laki.

Kemudian Pangeran Surowiyoto atau Sekar Seda Lepen dan juga Raden Trenggana memperebutkan kekuasaan. Perdebatan tersebut terjadi karena Seda Lepen yang merupakan putra tertua dari sang raja, tapi Ia terlahir dari istri ketiga. Sementara Raden Trenggana yang lebih muda, lahir dari istri yang pertama.

3. Pemerintah Kerajaan yang Gagal

Pemerintah kerajaan Demak yang gagal menjadi salah satu faktor penyebab Kerajaan Demak runtuh. Berbagai masalah yang terjadi seperti perbedaan mazhab antara masyarakat dan bangsawa, pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya dan terlalu fokus dengan perang Portugis serta kurangnya mendengarkan aspirasi dari rakyat, membuat Kerajaan Demak tidak dapat bertahan.

tombol beli buku

Hasil Kebudayaan dari Kerajaan Demak

Berikut ini adalah berbagai macam hasil kebudayaan dari Kerajaan Demak, antara lain:

1. Soko Tatal

Salah satu hasil kebudayaan yang diturunkan oleh Kerajaan Demak adalah Soko Guru dan Soko Tatal, dimana keduanya berada di Masjid Agung Demak. Soko Guru merupakan tiga buah tiang yang terbuat dari kayu utuh dan memiliki diameter sekitar satu meter. Sementara Soko Tatal terbuat dari potongan kayu yang berasal dari kayu sisa pembuatan tiga Soko Guru tadi.

Keunikan yang ada di dalam satu tiang Soko Tatal ini ada karena Sunan Kalijaga hanya bisa membuat tiga tiang penyangga. Sementara masjid sudah siap untuk dibangun. Oleh karena itu, Sunan Kalijaga memiliki ide untuk mengumpulkan potongan kayu sisa yang berasal dari tiga Soko Guru untuk kemudian dibuat menjadi satu tiang penyangga. Tiang itulah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk para pecinta wisata religi.

2. Pawestren

Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Indonesia yang mewariskan banyak sekali hasil kebudayaan. Diantaranya adalah Pawestren yang dibangun sebagai salah satu tempat suci dan digunakan untuk sholat berjamaah untuk perempuan. Pawestren mempunyai dinding yang sangat indah dengan ukiran yang dibuat dengan motif Majapahit atau biasanya dikenal dengan motif maksurah. Tempat ibadah tersebut dibangun dengan menggunakan empat buah tiang utama dan diperkuat lagi dengan empat tiang penyangga. Tiang utama yang ada di Pawestren menopang blandar balok yang terdiri dari tiga lapisan.

3. Situs Kolam Wudhu

Situs tersebut sangat dikenal oleh masyarakat dan menjadi salah satu hasil kebudayaan Kerajaan Demak yang kerap dikunjungi oleh para wisatawan. Situs kolam wudhu ini dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi para musafir ataupun santri yang mengambil air wudhu ketika mengunjungi Masjid Agung Demak. Akan tetapi sekarang ini situs kolam wudhu sudah tidak lagi digunakan.

4. Masjid Agung Demak

Masjid yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sebab, Masjid Agung Demak sudah sangat sering dijadikan sebagai tujuan wisata religi. Masjid tersebut dibangun pada masa Kerajaan Demak di tahun 1479. Arsitektur yang ada di dalam masjid ini sangat memanjakan mata. Kita bisa menyaksikan ornamen dan juga kaligrafi yang cukup kental akan suasana Islamnya. Masjid ini berada di daerah Kota Demak, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah.

Demikian penjelasan mengenai pendiri Kerajaan Demak dan silsilah raja-rajanya, dari awal berdirinya hingga keruntuhan Kerajaan Demak.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Pendiri Kerajaan Demak

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya