Sejarah

Artefak : Pengertian, Jenis, dan Contohnya

artefak 2
Written by Fandy

Artefak adalah  – Sejak zaman dulu, peradaban terus berkembang dengan cara memperbarui peradaban lama yang diteruskan dari leluhur. Manusia yang hidup ratusan tahun lalu melestarikan pengalaman-pengalaman mereka melalui berbagai hal, salah satunya adalah artefak.

Artefak, sebagai benda peninggalan kebudayaan berperan penting dalam pelestarian tradisi, ilmu pengetahuan dan filsafat asli Indonesia. Lewat peninggalan budaya seperti artefak, kita dapat melihat perkembangan budaya Indonesia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih jauh tentang pengertian artefak, kelebihan dan kekurangannya, contoh-contoh artefak, hingga manfaatnya. Simak sampai habis, ya!

Pengertian Artefak

artefak 2pixabay

Artefak, pada dasarnya merupakan peninggalan kebudayaan yang berupa peralatan buatan manusia masa lalu. Artefak bisa terbuat dari kayu, batu, logam, perunggu, tulang hewan, atau yang lainnya.

Bentuknya pun bisa bermacam-macam, mulai dari candi yang megah, benteng, prasasti, pakaian, makam, perkakas rumah tangga, mata uang, atau benda-benda lainnya.

Indonesia memiliki sejarah yang panjang, karena itu artefak yang ditemukan berasal dari berbagai macam kebudayaan. Ada artefak peninggalan kerajaan Majapahit, kerajaan Kutai, Sriwijaya, atau Tarumanegara.

Semua peninggalan kebudayaan tersebut digunakan oleh sejarawan untuk mencari tahu bagaimana bentuk kehidupan, budaya, lokasi pembuatannya, serta kondisi bangsa Indonesia di masa lalu dalam periode tertentu.

Mengapa bisa begitu? Karena artefak, sebagai sumber sejarah dapat menyampaikan kepada kita tentang sesuatu kenyataan di masa lalu secara tidak langsung. Selain itu, artefak juga bisa dianggap sebagai hasil aktivitas manusia yang memberikan informasi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Seperti yang dijelaskan oleh Herimanto dan Eko Targiyanti dalam buku SMA/MA Kl.X Sejarah Indonesia Jl.1 K/13 Hots Wajib.

Herimanto , Eko Targiyanti SMA/MA Kl.X Sejarah Indonesia Jl.1 K/13 Hots Wajib

Kesimpulannya, dengan adanya artefak sejarawan jadi tahu seperti apa kenyataan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Tanpa artefak, kita tidak akan pernah tahu bagaimana bahwa Gajah Mada pernah bersumpah untuk menaklukkan seluruh Nusantara. Sebab, sejarah muncul karena adanya konstruksi yang dibuat oleh sejarawan terhadap artefak dan sumber sejarah lainnya.

Kelebihan Dan Kekurangan Artefak

Dari penjelasan di atas, sangat jelas sekali bahwa artefak dapat mendukung penulisan sejarah, menguatkan argumen dalam historiografi, atau membuka kesempatan untuk mencari interpretasi baru dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu.

Namun, kebanyakan artefak yang ditemukan telah berusia sangat tua dan kondisinya tidak utuh, maka proses penelitian sejarah menjadi terhambat atau hasil penelitiannya belum tentu akurat meskipun dibangun dengan menggunakan metodologi ilmiah.

Namun bukan berarti tidak ada sejarawan yang berhasil mengoreksi fakta dan kenyataan dari artefak yang mereka temukan, ya. Contohnya Agus Aris Munandar dalam bukunya yang berjudul Siliwangi, Sejarah, dan Budaya Sunda Kuna dapat menjelaskan sejarah dan budaya masyarakat Sunda zaman dulu berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari beberapa artefak yang di tanah Sunda.

Agus Aris Munandar Siliwangi, Sejarah, dan Budaya Sunda Kuna

Contoh-Contoh Artefak

artefak 2Pixabay.com

Suatu hari nanti, ratusan tahun yang akan datang, kebudayaan manusia masa kini akan menjadi sebuah artefak. Seperti tulisan-tulisan, lukisan, patung-patung, foto-foto, batik, hingga tradisi pernikahan. Sebab hal-hal seperti itu memiliki wujud yang konkret. Artinya bisa dilihat dan juga diraba secara langsung oleh pancaindera.

Inilah yang dilakukan oleh para sejarawan untuk mempelajari sejarah Indonesia di masa lalu. Mereka meneliti berbagai artefak yang tersebar luas di seluruh wilayah NKRI. Berikut ini beberapa contoh artefak yang pernah ditemukan di Indonesia:

Prasasti Candi Arca Patung
Prasasti Sojomerto Candi Borobudur Arca Budha di Sulawesi Selatan Patung Kertanegara
Prasasti Ligor Candi Gunung Wukir Arca Budha di Kota

Bangun (Kutai)

Patung Joko Dolog
Prasasti Pasemah Candi Sambisari Arca Ganesya di Serawak
Prasasti Karang Brahi Candi Dieng Arca Wisnu Cibuaya I
Prasasti Telaga Batu Candi Gedong Songo Arca Wisnu Cibuaya II
Prasasti Talang Tuo Candi Pringapus
Prasasti Kedukan Bukit. Candi Selagriya
Prasasti Lebak Candi Prambanan
Prasasti Muara Cianten Candi Gunung Kawi
Prasasti Pasir Awi Candi Gunung Gangsir
Prasasti Tugu Candi Songgoriti
Prasasti Jambu Candi Belahan
Prasasti Kebon kopi Candi Kidal
Prasasti Ciaruteun Candi Jago
Prasasti Kutai Candi Simping

Selain contoh-contoh di atas, ada juga artefak lain yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari manusia zaman dulu, seperti alat-alat batu, tulang, gerabah, senjata-senjata logam, dan lain sebagainnya. Beberapa yang ditemukan di Indonesia adalah:

Kapak genggam

artefak 2id.wikipedia.org

Kapak genggam merupakan senjata yang digunakan untuk berburu dan keperluan makanan sehari-hari oleh manusia yang hidup di zaman prasejarah. Artefak kapak genggam ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. Ada yang ditemukan di Bali, Lampung, dan daerah lainnya.

Pisau dari tulang

artefak 2sains.kompas.com

Pisau dari tulang binatang ini merupakan peninggalan manusia yang hidup di zaman paleolitikum dan menjadi hasil dari budaya ngandong.

Anak panah

artefak 2pendidikan.co.id

Ada juga artefak anak panah yang terbuat dari batuan gamping. Artefak ini ditemukan di gua-gua di Tuban Jawa Timur dan Gua Lawa Sampung.

Naidah Naing Rumah Mengapung Suku Bugis

Jenis-Jenis Artefak

Secara teoritis, artefak sebenarnya bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:

Artefak bergerak

Artefak bergerak adalah benda-benda peninggalan sejarah yang bisa dipindahkan dengan mudah, seperti diangkat menggunakan tangan, diangkut oleh kendaraan, atau cara lainnya. Artefak bergerak biasanya hanya disebut dengan artefak saja.

Artefak tidak bergerak

Yang kedua adalah artefak yang tidak bisa dipindahkan. Kalaupun mau dipindahkan, maka harus dengan merusak struktur dan matriksnya. Beberapa benda yang termasuk ke dalam artefak tidak bergerak diantaranya seperti monumen, candi, arca, atau patung dari berbagai periode perkembangan kebudayaan manusia.

Ada juga yang mengklasifikasikan artefak berdasarkan waktu pembuatannya, misalnya seperti:

Artefak dari Masa Paleolitikum

artefak 2sejarahlengkap.com

Ini adalah artefak yang dibuat pada zaman Paleolitikum. Kebanyakan merupakan alat-alat yang dapat melindungi manusia pada masa itu, seperti kapak genggam atau kapak perimbas yang ditemukan di Ngandong, Jawa Timur.

Artefak dari Masa Mesolithikum

artefak 2sejarahlengkap.com

Artefak dari masa mesolithikum kebanyakan berupa benda-benda yang digunakan di tempat tinggal, seperti kapak genggam, penggiling, dan juga tulang. Dari bentuk artefak ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa manusia di masa mesolithikum sudah mulai membangun tempat tinggal permanen karena cara hidupnya tidak lagi berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Artefak dari Masa Megalitikum

kompas.com

Masa Megalitikum dikenal juga sebagai zaman batu besar di mana manusia mulai membuat bangunan-bangunan berukuran besar dari batu. Karena itu, artefak yang dibuat di zaman ini kebanyakan berupa menhir, dolmen, keranda, sarkofagus, dan arca.

Artefak dari Masa Logam

Seperti namanya, masa logam merupakan zaman ketika manusia sudah mulai membuat peralatan berbahan logam. Dugaan ini diperkuat dengan adanya artefak perhiasaan yang terbuat dari emas, besi, dan perunggu.

Sumber Sejarah Selain Artefak

artefak 2Pixabay.com

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, artefak adalah salah satu sumber sejarah yang digunakan oleh sejarawan untuk mencari tahu kenyataan dan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Nah, selain artefak masih ada lagi sumber sejarah lain yang harus kamu tahu.

Sumber primer

Sumber sejarah primer merupakan sumber yang menyaksikan langsung sebuah peristiwa sejarah. Karena itu Nugroho Notosusanto dalam Marwan (2009) menyebutnya sebagai sumber yang keterangannya didapatkan secara langsung dari yang menyaksikan langsung suatu peristiwa dengan mata kepala sendiri atau panca indra yang lain atau alat mekanis.

Sumber primer lebih berguna bagi para sejarawan karena mereka memiliki kemampuan untuk memahami dan menerjemahkan kesaksian langsung dari sumbernya. Sumber primer dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah sumber yang sering digunakan dalam penelitian sejarah. Macam-macam sumber tertulis ini bisa kamu lihat pada tabel di bawah:

Macam Sumber Tertulis Penjelasannya
Laporan-laporan Laporan-laporan bisa berarti laporan yang dibuat oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang pembuatannya kerap dilakukan per tahun.

Laporan pemerintah bisa berbentuk laporan tahunan yang berisi berbagai informasi mengenai urusan pemerintah.

Sementara laporan non pemerintah bisa berbentuk seperti laporan perusahaan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan perusahaan selama periode tertentu.

Surat-surat Surat yang bisa menjadi sumber sejarah bisa merupakan surat pribadi maupun surat resmi yang dibuat oleh pemerintah langsung.

Melalui surat ini, kita bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang terjadi saat surat ditulis. Seperti tanggal, siapa penerimanya, siapa pembuatnya, dan isi dari surat itu sendiri.

Surat kabar Berita-berita yang dimuat di surat kabar merekam dan mencatat berbagai kejadian sehari-hari yang terjadi di masyarakat.

Topiknya pun bermacam-macam, ada berita ekonomi, sosial, budaya, hingga politik.

Bagi peneliti sejarah, berita-berita seperti ini bisa menjadi bahan penelitiannya–tergantung tema apa yang diteliti.

Biasanya berita dari satu surat kabar berbeda dari surat kabar yang lain, karena itu semakin berita yang terkumpul informasinya akan semakin lengkap.

Sebab pada dasarnya, setiap surat kabar mempunyai misi dan kepentingannya sendiri dalam membentuk opini masyarakat.

Akibatnya pasti ada perbedaan penilaian terhadap suatu peristiwa. Misalnya, surat kabar milik pemerintah dan swasta, tentu akan berbeda pandangannya.

Apalagi surat kabar dari partai politik, sudah pasti akan lebih fokus menyebarkan program atau misi dari partai tersebut.

Catatan Pribadi Sebagian orang biasa mencatat peristiwa-peristiwa penting yang dia alami di buku catatan pribadi.

Ketika dibutuhkan, catatan pribadi seperti ini bisa memberikan informasi lain yang mungkin tidak tercatat pada laporan atau berita resmi.

Misalnya, buku catatan seseorang yang hidup di tahun 1965 dan menyaksikan atau mengalami langsung tragedi G30S/PKI dapat memberikan informasi seputar keadaan masyarakat yang tidak tersedia di kabar berita.

Padahal informasi seperti itu bisa membuat kita mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya saat tragedi tersebut terjadi.

Notulen rapat Notulen rapat merupakan catatan yang berisi informasi mengenai hal penting yang dibicarakan saat rapat.

Catatan ini dibuat oleh seorang sekretaris atau yang ditugaskan langsung. Catatan seperti ini bisa juga berguna untuk memberikan informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi.

Dr.Suparto Melihat Kasus Tolikara Dari Mata Papua

Sumber Lisan

Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang mengandalkan kemampuan ingatan pelaku atau saksi langsung suatu peristiwa sejarah. Ingatan tersebut kemudian diungkapkan secara lisan, karena itu si pembicara atau sumber bertanggung jawab penuh atas kebenaran informasi yang disampaikannya sehingga bisa digunakan menjadi sumber penulisan sejarah.

Di samping itu, sumber lisan bisa juga digunakan untuk melengkapi informasi yang didapatkan dari sumber tertulis jika memang dibutuhkan. Akan tetapi, sumber lisan mempunyai beberapa keterbatasan atau kelemahan, yaitu:

Faktor umur si pembicara

Maksudnya begini, sumber lisan sangat mengandalkan ingatan manusia yang rentan hilang, baik karena si pemilik ingatan meninggal dunia, karena usia (pikun, misalnya), maupun karena penyakit yang menyerang otak.

Dengan demikian, sejarawan atau pihak yang membutuhkan informasi dari si pemilik ingatan harus berburu dengan umur.

Daya ingat yang terbatas

Manusia memiliki daya ingat yang sangat terbatas, umumnya semakin jauh jarak antara peristiwa dengan waktu ingatan tersebut digunakan, maka semakin besar kemungkinan si pemilik ingatan lupa detail-detail peristiwa tersebut.

Misalnya begini, anggaplah 60 tahun dari sekarang kamu masih hidup bersama anak dan cucu-cucu kesayanganmu. Lalu ada seseorang yang bertanya padamu tentang kondisi masyarakat saat Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia.

Nah, karena antara kemunculan Covid-19 dengan wawancara yang kamu lakukan (60 tahun), kemungkinan besar banyak informasi yang kamu lupakan. Akibatnya informasi yang kamu berikan bisa jadi kurang akurat.

Sumber sekunder

Sumber sekunder atau sumber kedua merupakan sumber yang ditulis oleh sejarawan setelah mempelajari sumber primer. Artinya, ini bukan kesaksian langsung dari orang yang mengalami suatu peristiwa sejarah.

Sumber sekunder bisa juga didapatkan dari orang-orang yang bukan merupakan saksi mata atau tidak hadir langsung di tempat terjadinya suatu peristiwa. Oleh sebab itu, sumber sekunder biasanya harus didahului oleh sumber primer. Tanpa ada sumber primer, informasi yang didapatkan dari sumber sekunder tidak akan berguna sama sekali.

Yuval Noah Harari SAPIENS GRAFIS: Kelahiran Umat Manusia

Fakta Sejarah: Hasil Yang Didapatkan Dari Penelitian Sumber Sejarah

 Jonathan Black Sejarah Dunia Yang Disembunyikan

Marwan menjelaskan bahwa fakta sejarah sebagai fakta yang berkaitan langsung dengan suatu peristiwa sejarah yang diteliti oleh sejarawan. Sebab fakta adalah hasil dari proses penyelidikan terhadap sumber-sumber dokumenter yang dilakukan secara kritis.

Ini berarti, fakta sejarah sama dengan kesimpulan yang didapatkan setelah mempelajari sumber-sumber sejarah atau dokumen, seperti artefak dan yang lainnya.

Akan tetapi, fakta sejarah berbeda dengan kenyataan atau realitas yang terjadi sehari-hari pada suatu peristiwa terjadi. Sebab, kenyataan atau realitas sifatnya pasti, tidak dapat berubah sama sekali.

Sedangkan fakta, sifatnya bisa berubah sewaktu-waktu jika ditemukan data serta sumber yang lebih kredibel lagi. Marwan kemudian membagi fakta sejarah menjadi beberapa macam, yaitu:

Jenis Fakta Penjelasannya
Fakta lunak Ini adalah fakta yang harus dibuktikan menggunakan dukungan fakta-fakta lainnya. Maka dari itu, sebenarnya fakta tidak tersedia begitu saja.

Para sejarawan menghabiskan banyak waktu untuk meneliti sumber-sumber sejarah primer dan mengolahnya agar bisa dimengerti oleh banyak orang.

Namun bukan berarti yang mereka temukan tidak bisa berubah, sebab perdebatan tentang kebenarannya selalu bisa terjadi kapan saja. Artinya ada kemungkinan muncul pihak yang tidak setuju dengan hasil penelitian para sejarawan.

Fakta keras Fakta keras adalah fakta yang sudah diterima sebagai suatu peristiwa yang benar dan tidak diperdebatkan lebih jauh lagi. Biasanya fakta ini bebas dari kemauan kita, karena itu ada juga yang menyebutnya sebagai fakta yang sudah mapan dan tidak mungkin dipalsukan.
Inferensi Inferensi adalah ide-ide yang menjadi benang merah dan jembatan antara satu fakta dengan fakta yang lain. Umumnya inferensi bersifat subjektif, namun ide atau gagasan yang ada masih termasuk ke dalam kategori fakta meskipun cukup lemah.

Terutama karena inferensi hanya berupa pertimbangan logis yang dapat menjelaskan hubungan antara fakta-fakta lain yang sudah ditemukan lebih dulu.

Opini Hampir sama dengan inferensi, namun opini sifatnya lebih pribadi dan tidak didasarkan pada pertimbangan umum. Sedangkan jika dilihat sebagai bentuk informasi sejarah, sama dengan penilaian atau sangkaan pribadi atau interpretasi.

Demikian pembahasan tentang artefak, mulai dari pengertian, contoh, hingga sumber sejarah selain artefak. Dari semua pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa artefak adalah peninggalan budaya dari manusia masa lalu yang berupa peralatan.

Jika ingin mencari berbagai macam buku tentang sejarah, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Referensi:

Marwan, Sejarah Untuk SMA Kelas X (2009)

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.