Kesehatan

Lordosis Adalah: Pengertian, Penyebab, Serta Perbedaannya Dengan Kifosis dan Skoliosis

Written by Adinda Rizki

Lordosis adalah – Tubuh manusia merupakan rangkaian dari bagian-bagian lain yang saling menyatu sedemikian rupa. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsinya sendiri, seperti mata untuk melihat, jantung untuk memompa darah, paru-paru untuk bernafas, atau tulang punggung untuk mempertahankan struktur tubuh.

Ya, tulang punggung manusia sengaja dirancang dengan bentuk agak melengkung di bagian punggung atas, bawah, dan leher agar dapat berfungsi maksimal. Yaitu untuk membuat kepala dan panggul tetap sejajar, menopang area kepala, mempertahankan struktur tubuh, dan memudahkan kita bergerak atau membungkuk.

Jika bentuk ini berubah karena satu dan lain hal, maka fungsi tulang punggung akan terganggu dan kita akan merasakan gejala-gejala tertentu tergantung perubahan pada bentuk tulang punggung nya.

Salah satu gangguan kelainan tulang punggung adalah lordosis. Ini adalah kelainan yang terjadi ketika tulang belakang di bagian punggung bawah terlalu melengkung ke depan. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih jauh lagi tentang lordosis. Simak baik-baik, ya!

Pengertian Lordosis

Secara singkat, lordosis adalah sebuah penyakit kelainan tulang belakang yang muncul akibat bagian bawah tulang belakang terlalu melengkung ke dalam. Kondisi seperti ini disebut juga dengan istilah swayback. 

Lengkungan yang berlebihan ini dapat membuat area perut menonjol ke depan karena terdorong oleh tulang belakang bagian bawah yang melengkung terlalu ke dalam. Selain itu, area pinggul juga jadi sedikit menonjol ke atas dan ke belakang.

Perbedaan Lordosis, Kifosis dan Skoliosis

Selain lordosis, masih ada gangguan kelainan tulang belakang lain yang sering dibahas, yaitu kifosis dan juga skoliosis. Apa perbedaan di antara ketiganya? Perbedaan utamanya terletak pada posisi pembengkokan tulang.

Jika tulang punggung membengkok ke depan, maka disebut dengan lordosis. Sementara jika membengkoknya ke arah belakang, maka disebut kifosis. Dan jika membengkok nya ke arah kiri atau kanan, maka disebut skoliosis.

Temukan penyakit tulang lain yang tidak boleh kamu sepelekan dalam buku Penyakit Tulang Gak Cuma Osteoporosis: Kenali & Cegah 45 Penyakit Tulang dari A-Z yang disusun oleh Prieharti Dan Dr. Yekti Mumpuni.

Ada 45 jenis penyakit tulang yang dibahas dalam buku setebal 184 halaman ini. Gaya penulisan dan penggunaan bahasa yang sederhana membuat buku ini mudah dipahami, bahkan oleh pembaca awam.

Penyebab Lordosis

medicalnewstoday.com

Umumnya, dokter tidak dapat mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan seorang pasien mengalami lordosis. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, lordosis dapat terjadi karena:

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan sangat berpotensi mempengaruhi postur tubuh serta memberikan tekanan yang berlebihan kepada tulang belakang. Karena itu, penderita obesitas lebih beresiko mengalami lordosis.

2. Osteoporosis

Osteoporosis dapat mengakibatkan tulang punggung bagian bawah keropos dan lebih mudah melengkung ketika sedang menahan berat tubuh. Biasanya lordosis karena osteoporosis dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut.

3. Kehamilan

Seperti obesitas, kehamilan juga dapat mempengaruhi postur tubuh tubuh. Termasuk membuat tulang punggung bagian bawah terlalu melengkung ke dalam. Meski begitu, lordosis yang diakibatkan oleh kehamilan akan sembuh dengan sendirinya setelah bayi lahir.

4. Spondylolisthesis

Spondylolisthesis merupakan kondisi tulang belakang yang tidak sejajar karena bergeser dari tempatnya. Kondisi ini berpotensi menyebabkan tulang punggung bagian bawah lebih mudah melengkung ke dalam.

5. Postur tubuh yang jelek

Postur tubuh yang jelek ketika duduk atau mengangkat berat juga dapat meningkatkan resiko terkena lordosis.

6. Cedera, kecelakaan, atau jatuh

Lordosis juga bisa disebabkan oleh cedera saat berolahraga, kecelakaan atau jatuh dari tempat yang tinggi. Biasanya lordosis terjadi karena tulang belakang yang patah.

7. Gangguan neuromuskular

Gangguan neuromuskular atau gangguan fungsi saraf dan otot juga bisa menyebabkan lordosis. Misalnya seperti distrofi otot, cerebral palsy, atau yang lainnya.

8. Achondroplasia

Penyebab yang terakhir adalah Achondroplasia atau gangguan pertumbuhan tulang sehingga penderitanya terlihat kerdil dan tubuhnya tidak proporsional.

Jenis-Jenis lordosis

Para ahli kesehatan, membagi lordosis menjadi lima jenis, yaitu lordosis postural, lordosis kongenital, lordosis neuromuskular, dan Laminektomi pascabedah hiperlordosis. Berikut penjelasan singkat untuk setiap jenis-jenisnya biar kamu mengerti lagi:

1. Lordosis postural

Lordosis postural adalah kelainan tulang belakang yang sering terjadi karena kelebihan berat badan, terutama jika area perut dan lumbar lebih maju ke depan. Selain itu, bisa juga terjadi saat otot punggung dan otot perut lemah sehingga tidak mampu menopang tulang belakang dengan baik.

2. Lordosis kongenital atau trauma

Lordosis kongenital adalah kondisi ketika tulang belakang janin yang sedang dalam kandungan berkembang secara tidak sempurna. Pada akhirnya, tulang belakang nya menjadi cacat dan lemah sehingga bisa melengkung dengan berlebihan.

Tak hanya cacat sejak dari bayi, lordosis juga bisa dipicu oleh cedera saat berolahraga, kecelakaan, atau jatuh dari tempat yang tinggi.

3. Lordosis neuromuskuler

Ini adalah jenis kelainan tulang yang diakibatkan oleh terganggunya fungsi otot dalam tubuh. Misalnya seperti cerebral palsy atau distrofi otot.

4. Lordosis sekunder dari kontraktur fleksi pinggul

Jenis lordosis yang satu ini umumnya diakibatkan oleh pemendekan sendi dan otot pada sendi panggul secara permanen (kontraktur). Hal ini bisa terjadi karena cedera, infeksi, atau keseimbangan otot yang terganggu.

5. Laminektomi pascabedah hiperlordosis

Jenis lordosis yang terakhir ini sering terjadi setelah operasi laminektomi. Laminektomi merupakan operasi pengangkatan tulang belakang agar dapat mengakses akar saraf atau tulang belakang.

Operasi ini dapat membuat tulang belakang tidak stabil dan punggung bawah terlalu melengkung (hiperlordotik).

Gejala Lordosis

Salah satu gejala lordosis yang paling umum adalah nyeri otot yang muncul ketika tulang punggung melengkung secara tidak normal. Akibatnya, otot tertarik ke berbagai arah dan menjadi lebih tegang. Selain itu, masih ada beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh pasien penderita lordosis, di antaranya:

  • Pergerakan di sekitar leher atau punggung bagian menjadi terbatas
  • Bokong tampak lebih menonjol
  • Mati rasa
  • Badan terasa lemah
  • Kesulitan mengontrol buang air kecil dan buang air besar
  • Kesemutan
  • Tubuh bagian atas sampai perut lebih maju ke depan
  • Ketika dilihat dari samping, terlihat lekukan di area perut sampai ke pinggang
  • Sulit terlentang pada saat tidur karena area punggung tidak bisa menempel dengan lantai secara sempurna akibat terhalang oleh bokong.

Perlu diingat, gejala lordosis antara pasien yang satu dan yang lainnya berbeda-beda. Akan tetapi, jika Grameds mulai merasakan gejala fisik disertai adanya perubahan penampilan pada tulang belakang, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Karena semakin cepat terdeteksi, pengobatannya akan menjadi semakin mudah.

Prosedur Diagnosis dan Pengobatan Lordosis

Kadang kita malas atau takut pergi ke dokter karena tidak tahu prosedur medis apa saja yang akan dilakukan oleh dokter. Nah, biar Grameds lebih berani, berikut ini ada informasi tentang prosedur diagnosis dan pengobatan lordosis yang akan dilakukan oleh dokter:

1. Memeriksa fisik

Biasanya dokter akan mulai dengan menanyakan gejala apa saja yang kamu rasakan dan juga mengecek riwayat kesehatan tubuh kamu. Selain itu, dokter juga mungkin akan meminta Grameds melakukan beberapa gerakan, seperti duduk, berdiri, tidur telentang, dan membungkuk untuk mengamati lingkungan punggung yang tidak norma.

2. Tes CT scan dan CAT

Untuk melihat gambaran tulang belakang dalam tubuhmu, dokter akan melakukan prosedur tes pencitraan dengan memakai kombinasi sinar X dan juga teknologi komputer. Hasil dari prosedur ini cukup rinci, bahkan dokter bisa mendapatkan gambaran tentang lemak, otot, dan juga organ di sekitar tulang belakang.

3. MRI (magnetic resonance imaging)

Tes MRI dilakukan dengan menggabungkan magnet bertenaga tinggi, frekuensi radio, dan juga komputer untuk melihat gambaran detail dari tulang belakang dalam tubuhmu.

4. X-ray

Tes X-ray dilakukan dengan menggunakan pancaran energi elektromagnetik untuk menangkap gambaran tulang secara detail. Biasanya dokter memakai tes ini untuk menentukan berapa derajat kelengkungan tulang belakang.

5. Tes pemindaian tulang

Tes pemindaian tulang dilakukan untuk melihat apa penyebab rasa nyeri di punggung yang kamu rasakan, mendeteksi penyakit tulang lain yang mungkin terjadi, serta mengevaluasi perubahan-perubahan pada persendian.

6. Tes darah

Tes darah sebenarnya tidak menjadi bagian dari tes diagnosis standar untuk lordosis. Hanya saja, dokter terkadang melakukan tes ini untuk mengidentifikasi masalah metabolisme tertentu yang mungkin berhubungan dengan kelengkungan tubuh yang tidak normal.

Cara Mencegah Lordosis

Sebenarnya tidak ada satupun cara yang memang terbukti dapat mencegah penyakit lordosis. Namun menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2013 dan diterbitkan di European Spine Journal mengemukakan bahwa berdiri terlalu lama dapat mengubah lengkungan tulang belakang. Sedangkan duduk dapat mengurangi perubahan kurva lengkungan pada lumbar.

Masih menurut studi tersebut, kamu ternyata bisa mencegah kemungkinan terjadinya lengkungan abnormal pada lumbar dengan cara beristirahat sambil duduk sesering mungkin saat berdiri untuk waktu yang lama.

Namun, posisi duduk nya tidak boleh sembarangan. Sebab posisi duduk yang buruk juga dapat membuat tulang belakang melengkung secara tidak normal. Jadi pastikan kamu duduk dengan posisi yang benar. Alangkah baiknya, gunakan kursi yang mempunyai penyangga punggung sehingga postur tubuhmu tetap terjaga.

Cara Mengobati Lordosis

Cara mengatasi lordosis sangat bervariasi, tergantung pada usia, keparahan kondisi tulang belakang, derajat kelengkungan, tahap pertumbuhan, dan juga penyebab yang mendasarinya.

Jika lordosis yang kamu miliki ternyata tidak berhubungan dengan spondylolisthesis (tulang belakang yang tidak sejajar karena bergeser dari tempatnya), distrofi otot, atau achondroplasia (gangguan pertumbuhan tulang sehingga penderitanya terlihat kerdil dan tubuhnya tidak proporsional), maka perawatan biasanya fokus pada gejala lordosis yang kamu rasakan.

Dalam kasus ini, pengobatan lordosis yang sering direkomendasikan oleh dokter adalah:

1. Mengonsumsi obat pereda nyeri

Kesemutan, rasa nyeri, atau mati rasa umumnya dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen.

2. Terapi fisik khusus untuk lordosis

Terapi fisik khusus untuk penderita lordosis biasanya berupa olahraga. Tujuannya agar rasa nyeri berkurang, fungsi fisik meningkat, dan juga mengembangkan otot-otot yang ada di punggung sehingga mampu menopang tulang belakang dengan lebih baik.

Beberapa pilihan olahraga yang bisa dipilih untuk proses penyembuhan lordosis diantaranya seperti senam, yoga, dan juga latihan peregangan. Latihan ini harus dilakukan secara rutin disertai pengawasan dari dokter atau terapis.

3. Terapi bracing

Bracing merupakan sebuah alat yang dipasangkan di punggung penderita lordosis. Nantinya alat ini akan membantu menstabilkan punggung serta mencegah tulang belakang agar tidak melengkung secara berlebihan,

Pemakaian alat ini akan direkomendasikan jika tulang belakang sudah melengkung lebih dari 30 derajat.

4. Operasi tulang belakang

Jika ketiga cara pengobatan lordosis sebelumnya dianggap tidak efektif, biasanya dokter akan mengajukan operasi. Ini berarti, operasi hanya akan dilakukan ketika lordosis sudah dinilai sangat parah.

Tujuan operasi tulang belakang ini adalah untuk mengembalikan tulang belakang yang terlalu melengkung ke depan.

Namun jika lordosis nya dihubungkan dengan kondisi kesehatan lain seperti osteoporosis, pengobatannya akan difokuskan juga untuk mengobati penyakit ini. Jadi kemungkinan dokter akan membuat resep obat-obatan yang dapat mengurangi pengeroposan tulang.

5. Perawatan di rumah untuk lordosis

Selain pengobatan dokter, proses penyembuhan lordosis juga harus didukung dengan perubahan gaya hidup. Misalnya, kamu harus memakai bracing secara rutin sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter atau olahraga harus sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter.

Selain itu, selama kamu mengkonsumsi obat-obatan, kamu harus berhenti merokok dan minum minuman keras. Soalnya di dalam rokok terdapat kandungan zat kimia yang dapat menurunkan kesehatan secara menyeluruh. Sementara minuman beralkohol dapat mengganggu kinerja obat-obatan yang sudah kamu minum.

Lordosis juga berhubungan erat dengan aktivitas yang kamu lakukan. Maka dari itu, pastikan agar selalu berdiri, duduk, serta berjalan dengan postur tubuh yang baik dan benar.

Lalu, hindari aktivitas yang berpotensi memberikan tekanan berat pada tulang punggung bagian bawah, misalnya seperti berdiri terlalu lama atau mengangkat barang yang berat.

Selain itu, melansir dari tempo.co, beberapa latihan berikut ini dapat membantu proses penyembuhan penyakit lordosis:

 

  • Peregangan Fleksor Pinggul

medicalnewstoday.com

Peregangan Fleksor Pinggul dilakukan dengan posisi berlutut di permukaan yang lembut dengan langkah-langkah:

  1. Letakkan kaki kanan di depan tubuh kamu sehingga lutut dapat menekuk dengan sudut 9 derajat, posisi lutut kanan tepat berada di atas kaki kananmu.
  2. Setelah itu, tarik bahu ke bawah dan ke belakang tanpa melengkungkan punggung. Kemudian jaga agar panggul serta tulang belakangmu stabil dan juga netral.
  3. Berikutnya condongkan tubuh ke depan ke pinggul kanan sambil menjaga agar lutut kiri tetap di tanah dan dengan posisi panggul menghadap ke depan
  4. Tahan peregangan ini selama 30 detik sampai 45 detik, lalu ulangi hingga 2-5 kali untuk setiap pinggul. Jika mulai terasa nyaman, kamu dapat mencondongkan tubuh lebih jauh ke pinggul untuk memperdalam peregangannya.

 

  • Pose Kucing-Sapi

medicalnewstoday.com

Pose kucing sapi dapat dimulai dengan meletakkan tangan serta lutut di lantai atau permukaan yang empuk, kemudian lakukan langkah-langkah di bawah ini:

  1. Tempatkan lutut di bawah pinggul dengan lebar yang sama dengan pinggul, lalu selipkan jari-jari kaki.
  2. Letakkan tangan tepat di bawah bahu sambil menghadap ke depan dan dibuka selebar bahu.
  3. Gunakan otot perut untuk menggerakan tulang belakang kamu ke posisi yang netral.
  4. Sambil membuang napas, lengkungkan tulang belakang ke arah langit-langit secara perlahan. Biarkan kepalamu jatuh ke bawah. Tahan posisi ini selama 10 sampai 15 detik.
  5. Tarik nafas lalu buat tulang belakang mu rileks. Setelah itu, tarik tulang belikat ke belakang. Tahan posisi ini selama 10 sampai 15 detik.
  6. Terakhir, kembalikan lagi tulang belakang ke posisi yang netral.

  • Lekukan Terlentang

Lekukan terlentang dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

  1. Ambil posisi berbaring telentang dengan lutut yang ditekuk dan telapak kaki rata di lantai, sekitar 1 inci dari bokong
  2. Kemudian rentangkan lengan ke samping dengan tinggi sejajar bahu
  3. Tarik nafas dalam-dalam lalu biarkan bahu menjadi rileks
  4. Tarik bahu ke bawah dan juga ke belakang tanpa melengkungkan punggung. Tahan posisi ini selama latihan.
  5. Lakukan latihan kegel lembut, kontraksikan dasar panggul seperti kamu sedang mencoba menghentikan buang air kecil
  6. Gambar pusar ke arah punggung bawah tanpa melebarkan tulang rusuk atau pinggul
  7. Lakukan kegel sambil menarik perut ke dalam, ulangi tahap ini sambil bernapas dengan normal.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

 

Sumber:

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-lordosis
  • https://www.halodoc.com/artikel/inilah-yang-dimaksud-lordosis-dan-jenis-jenisnya
  • https://hellosehat.com/muskuloskeletal/tulang-sendi-lainnya/lordosis/
  • https://www.alodokter.com/memahami-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasi-lordosis
  • https://gaya.tempo.co/read/1630716/3-gerakan-peregangan-yang-efektif-bagi-penderita-lordosis

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki