Kesehatan

Memahami Lempeng Epifisis Lebih Dalam

lempeng epifisis
Written by Adinda Rizki

Lempeng epifisis – Tinggi badan ideal termasuk salah satu faktor penting yang bisa mempengaruhi kepercayaan diri serta penampilan seseorang. Di luar itu, tinggi badan juga sering dipakai sebagai syarat untuk melamar kerja atau masuk ke instansi-instansi tertentu. Maka dari itu, banyak orang ingin mempunyai tinggi badan yang ideal.

Tinggi badan memang berhubungan erat dengan faktor genetik, namun secara umum, siapa saja bisa menambah tinggi badan dengan rutin berolahraga dan melakukan aktivitas yang lain.

Di luar kebutuhan yang sudah disebutkan di atas, tinggi badan pada dasarnya menjadi salah satu aspek dalam mengukur status gizi, asupan nutrisi, dan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT sendiri merupakan pengukuran standar untuk menentukan apakah berat badan seseorang normal, berlebih, kurang, atau bahkan obesitas.

Pendek kata, tinggi badan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, akan tetapi banyak orang merasa kesulitan mendapatkan tinggi yang ideal. Di sekolah kita diajari bahwa badan masih bisa bertambah tinggi sebelum memasuki usia dewasa.

Akan tetapi, kita jarang mendapatkan penjelasan tentang bagaimana proses pertumbuhan tinggi badan pada tubuh kita, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan cara yang bisa dilakukan untuk menambah tinggi badan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami akan membahas beberapa hal yang berhubungan dengan tinggi badan. Simak sampai habis, ya!

Pengertian Lempeng Epifisis

lempeng epifisispexels

Sebenarnya, pertumbuhan tinggi badan manusia sangat dipengaruhi oleh lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Lempeng Epifisis adalah area khusus yang berada di ujung tulang panjang.

Idealnya, sejak kecil hingga akhir usia pubertas, lempeng epifisis akan terus aktif atau terbuka agar kita bisa terus menambah tinggi badan. Namun, setelah lempeng ini menutup, pertumbuhan tulang akan berhenti dan kita mendapatkan tinggi badan yang tetap alias permanen.

Buat kamu yang masih asing, lempeng epifisis adalah bagian dari tulang panjang yang biasanya dimiliki oleh anak-anak dan remaja, letaknya ada di kedua ujung tulang panjang dan biasa dijadikan tempat pembentukan sel tulang baru (osteoblast). Nah, osteoblast inilah yang bisa membuat tubuh kamu tumbuh jadi lebih tinggi lagi.

Herman (2017) menjelaskan bahwa lempeng epifisis terdiri dari beberapa zona lapisan lagi. Lapisan yang paling atas dikenal dengan sebutan daerah sel istirahat dan terletak di dekat epifisis ujung tulang panjang. Di bawah daerah sel istirahat ini ada zona proliferasi yang berfungsi menjadi tempat pembelahan sel serta pertumbuhan tulang.

Sel-sel yang membelah di zona proliferasi ini akan mendorong ke arah batang tulang dan menuju ke area hipertrofi yang secara metabolik akan menjadi tidak aktif. Kemudian, sel-sel tersebut bergerak lagi menuju ke arah daerah klasifikasi tambahan tempat tulang mengeras setelah menyimpan mineral dalam kolagen dan proteoglikan.

Grameds bisa belajar tentang tulang-tulang lain yang ada di dalam tubuh dengan membaca buku Seri Ensiklomini Keajaiban Tubuh : Tulang Yang Menakjubkan yang ditulis oleh Ding Yueran.

DING YUERAN Seri Ensiklomini Keajaiban Tubuh : Tulang Yang Menakjubkan

Lempeng Epifisis dan Pertumbuhan Tinggi Badan

lempeng epifisispexels

Secara umum, tinggi badan didefinisikan sebagai hasil pengukuran maksimum panjang tulang-tulang di dalam tubuh yang membentuk poros tubuh, pengukuran biasanya dimulai dari titik tertinggi kepala (vertex) sampai ke titik terendah dari tulang kalkaneus atau tumit.

Normalnya, setiap manusia pasti akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak dalam kandungan sampai terlahir ke dunia. Awalnya, semua tulang yang menyusun rangka tubuh merupakan tulang rawan, kemudian seiring proses pertumbuhan, tulang rawan tersebut akan memadat, memanjang, dan mengeras.

Usia dua tahun pertama merupakan masa-masa pertumbuhan tinggi badan yang paling cepat. Di umur satu tahun, tinggi badan kita bisa bertumbuh hingga 20 cm dan 10 cm pada umur dua tahun. Artinya, anak umur dua tahun bisa mempunyai tinggi badan setengah dari tinggi orang dewasa.

Memasuki awal masa sekolah sampai kira-kira umur dua belas tahun, pertumbuhan tinggi badan mulai melambat dengan pertumbuhan kurang lebih 6 cm per tahun. Di masa pubertas, pertumbuhan tinggi badan melonjak lagi sampai menjelang umur enam belas tahun, lalu melambat lagi dan berhenti total pertumbuhannya pada umur delapan belas sampai dua puluh tahun. Hal ini terjadi karena menutupnya lempeng-lempeng epifisis di dalam tubuh.

Secara ilmiah, Andriani (2016) menjelaskan bahwa pertambahan tulang dapat terjadi karena adanya sel-sel rawan (kondrosit) di lempeng epifisis. Selama masa pertumbuhan, sel-sel tulang rawan yang terdapat di tepi luar lempeng di samping epifisis membelah dan juga memperbanyak diri kemudian akan memperlebar lempeng epifisis untuk sementara waktu.

Ketika kondrosit-kondrosit baru mulai terbentuk, di tepi epifisis, sel-sel tulang rawan yang sudah ada sebelumnya akan menyebar ke arah diafisi dan semakin membesar. Kombinasi dari proliferasi sel tulang rawan yang baru dan hipertrofi kondrosit yang sudah matang akan memperlebar lempeng epifisis.

Akan tetapi, banyak orang awam yang tidak memahami anatomi tulang percaya bahwa pertumbuhan tulang dapat terhambat oleh aktivitas tertentu, misalnya olahraga angkat beban. Mereka menganggap olahraga angkat beban dapat menyebabkan cedera pada lempeng epifisis yang ditakutkan akan menghambat pertumbuhan tulang. Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa olahraga angkat beban akan membuat anak menjadi pendek.

Padahal menurut ilmu pengetahuan, hal ini hanyalah mitos belaka. Jadi sebenarnya tidak ada penelitian yang membenarkan mitos olahraga angkat beban dapat membuat anak menjadi pendek.

Sebaliknya, ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa cedera pada lempeng epifisis masih bisa diperbaiki tanpa mempengaruhi pertumbuhan tulang pada masa kanak-kanak hingga remaja.

Kesimpulannya, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk memiliki tinggi badan ideal, dengan catatan harus didukung oleh asupan gizi yang baik dan juga olahraga yang teratur agar pertumbuhan tulang bisa mencapai batas maksimal.

Buat Grameds yang punya anak/adik usia 0-1 tahun, buku Pertumbuhan Membina Anak Usia 0-1 Tahun yang disusun oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) dapat menjadi panduan yang tepat untuk mendapatkan tinggi anak yang ideal.

Pertumbuhan Membina Anak Usia 0-1 Tahun Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Pertumbuhan Membina Anak Usia 0-1 Tahun

Hubungan Pubertas Dengan Lempeng Epifisis

Sekarang kamu sudah tahu bahwa lempeng epifisis berperan penting dalam pertumbuhan tulang, dan lempeng ini akan menutup seiring bertambahnya usia kita. Pertanyaannya, kapan tulang ini akan menutup atau kapan manusia berhenti bertambah tinggi?

Batubara (2010) menyebutkan bahwa pertumbuhan tulang anak perempuan akan berhenti pada usia 16 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia 18 tahun. Setelah itu, lempeng epifisis akan menutup dan kita sudah tidak bisa bertambah tinggi lagi.

Selain itu, penutupan lempeng epifisis bisa juga dipengaruhi oleh hormon steroid seks. Pada perempuan yang mengalami menarche (keluar darah menstruasi pertama kali) lebih cepat, penutupan lempeng epifisis bisa terjadi lebih cepat (Hidayat, Handayani & Munawaroh, 2018). Artinya semakin cepat seorang perempuan mengalami menstruasi, pertumbuhan tulangnya bisa berhenti lebih dini.

Hal ini terjadi karena estrogen, testosteron, serta hormon pertumbuhan merupakan promotor kuat bagi pertumbuhan tulang. Perempuan yang masa pubertasnya mulai lebih dulu, kadar hormon-hormon tersebut akan melonjak lebih cepat yang akhirnya merangsang penutupan lempeng epifisis secara perlahan-lahan. Seperti yang dijelaskan oleh Dwi Sulistyo Cahyaningsih, S.Kp dalam bukunya Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja.

 Dwi Sulistyo Cahyaningsih, S.Kp Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja

Cara Mengetahui Lempeng Epifisis Sudah Tertutup Atau Belum

Mungkin Grameds pernah berpikir, kalau pertumbuhan tinggi badan berhenti saat lempeng epifisis menutup, bagaimana cara memastikan lempeng epifisis sudah tertutup atau belum? In case kamu masih ingin bertambah tinggi meski sudah melebihi usia pertumbuhan.

Nah, kondisi lempeng epifisis sebenarnya tidak bisa dilihat secara langsung atau dirasakan dengan mengidentifikasi tanda-tanda tertentu. Cara untuk mengetahui apakah lempeng epifisis sudah tertutup atau belum hanya dengan melakukan pemeriksaan radiologis atau pemeriksaan sinar X seperti rontgen dan x-ray.

Biasanya, pada pemeriksaan ini, bisa terlihat lempeng epifisis yang bentuknya seperti garis horizontal yang memanjang pada ujung tulang. Kurang lebih seperti ini penampakannya:

lempeng epifisisSumber: alodokter.com

Perlu Grameds ketahui, lempeng epifisis adalah struktur tulang paling lemah yang daya tahannya lebih lemah dari ligamen atau tendon yang ada di sekitarnya. Karena itu cukup rawan terkena cedera.

Namun ketika memasuki usia dewasa, lempeng epifisis akan menutup lalu tergantikan oleh sel tulang yang keras. Karena itu, ketika dilakukan pemeriksaan radiologis, garis di lempeng epifisis yang awalnya terlihat jelas akan berubah menjadi samar dan diganti dengan jaringan yang lebih padat.

Sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah orthopaedi untuk memastikan apakah lempeng epifisis sudah tertutup atau belum.

Bisakah Tinggi Badan Bertambah Jika Lempeng Epifisis Sudah Menutup?

Sayang sekali, setelah lempeng epifisis menutup, tulang di dalam tubuh kita tidak bisa lagi memanjang. Dengan kata lain, tubuh sudah tidak bisa bertambah tinggi lagi. Bahkan walaupun memang bisa, pertumbuhannya tidak akan terlalu signifikan, yaitu kurang dari 1 – 5 cm saja.

Adapun yang harus kamu ingat di sini adalah penutupan lempeng epifisis bisa sangat bervariasi pada setiap orang. Sebab penutupan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis kelamin, ras, genetik, dan faktor lainnya.

Tips Menambah Tinggi Badan Pada Masa Pubertas

lempeng epifisisPixabay.com

Bagi Grameds yang belum melewati masa pubertas atau mungkin kamu punya anak/keponakan yang masih berada dalam masa pubertas, ada beberapa tips untuk menambah tinggi badan secara alami dan optimal, diantaranya:

1. Perbaiki postur tubuh

Tinggi badan seseorang bisa dipengaruhi oleh postur tubuh, dan postur tubuh sangat dipengaruhi oleh kebiasaan duduk, berdiri, hingga tidur yang kurang maksimal. Kalau Grameds terbiasa duduk dengan posisi agak membungkuk, postur tubuhmu pastinya akan menjadi kurang proporsional.

Jadi, sebaiknya segera tinggalkan kebiasaan buruk yang dapat membuat postur tubuh kurang proporsional agar tinggi badanmu bisa lebih maksimal. Kamu bisa mulai dengan memperbaiki posisi duduk, tidur, dan berdiri dengan sikap yang benar dan tegak.

2. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup ternyata bisa berpengaruh juga pada pertumbuhan tinggi badan. Pasalnya, saat istirahat, tubuh kita akan mengembalikan energi yang sudah terbuang saat beraktivitas sehari-hari.

Energi ini nantinya akan digunakan untuk memaksimalkan masa pertumbuhan. Cara ini sangat ampuh diterapkan pada anak-anak serta remaja usia pubertas. Sebagai panduan, berikut ini waktu istirahat yang ideal untuk meninggikan badan:

Bayi 0-3 bulan 14 – 17 jam
Bayi 3-11 bulan 12 – 17 jam
Balita 1 – 2 tahun 11 – 14 jam
Balita 3 – 5 tahun 10-13 jam
Anak 6 – 13 tahun 9 – 11 jam
Remaja 14 – 17 tahun 8 – 10 jam
Orang dewasa 18 – 64 tahun 7 – 9 jam

3. Selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang

Berikutnya usahakan selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang karena hal ini berperan penting pada pertumbuhan tinggi badan. Selain itu, beberapa nutrisi seperti vitamin D, protein, dan kalsium yang cukup akan memaksimalkan pertumbuhan tulang.

Jenis makanan yang memiliki kandungan vitamin D, protein, dan kalsium diantaranya adalah buah, kacang-kacangan, sayuran, ikan, biji-bijian, tahu, seafood, tempe, telur, susu dan berbagai produk olahan susu.

4. Rutin berolahraga dan menguatkan otot

Tips untuk menambah tinggi badan pada usia remaja yang berikutnya adalah rutin melakukan dan menguatkan otot. Aktivitas ini dapat membantu kamu untuk mempertahankan bentuk tubuh, sebab saat otot melemah postur tubuh akan membungkuk dan kamu jadi terlihat lebih pendek.

Untuk otot, kamu bisa mulai dengan memperkuat otot-otot yang ada di bagian perut dan di sepanjang tulang belakang. Caranya bisa dengan melakukan latihan plank dan push up secara teratur. Sementara untuk jenis olahraga yang efektif untuk meninggikan badan bisa kamu lihat di bawah ini.

5 Jenis Olahraga Untuk Menambah Tinggi Badan

1. Berenang

Berenang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dipercaya dapat meninggikan badan. Soalnya dengan berenang, tulang belakang kamu bisa menjadi lebih kuat dan membantu membentuk serta mempertahankan postur tubuh.

Tak hanya itu, ketika berenang otot tubuh akan bergerak secara aktif. Hal ini membuat dada dan tubuh bagian atas meregang dan berkontraksi secara kontras yang kemudian memicu pertumbuhan tulang.

2. Basket

lempeng epifisisPixabay.com

Selain berenang, basket juga cukup identik dengan orang-orang yang tubuhnya tinggi. Karena itu, banyak orang sengaja bergabung dengan ekstrakurikuler basket di sekolah untuk menambah tinggi badan.

Ketika bermain basket, kamu akan bergerak kesana-kemari, berlari, serta melompat secara konsisten. Pada saat melompat inilah tubuh kamu jadi melayang secara vertikal di udara dan melawan gravitasi. Usut punya usut, ternyata kondisi ini efektif untuk meregangkan otot dan membuat tulang tumbuh lebih tinggi lagi.

3. Bersepeda

Kamu juga bisa bersepeda secara rutin untuk memaksimalkan pertumbuhan tulang. Sebab ketika bersepeda, tubuh bagian bawah menjalankan tugas berat untuk mengayuh sepeda secara konsisten.

Aktivitas ini dapat meningkatkan aliran darah di sekitar lutut dan juga otot paha yang kemudian merangsang pertumbuhan. Di samping itu, bersepeda juga bisa membuat paru-paru bekerja lebih keras agar dapat memasok darah ke seluruh tubuh. Dengan demikian, tubuh bagian atas jadi lebih kuat dan pertumbuhan meningkat secara maksimal.

4. Lompat Tali

Kalau kamu tipe orang yang sulit keluar rumah, coba lakukan olahraga lompat tali. Olahraga ini dipercaya dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan tinggi badan secara alami. Saat melompat, tubuh kamu akan meregang dan berkontraksi sehingga membantu meninggikan badan.

Tak hanya itu, bermain lompat tali dapat membuat otot di bagian telapak tangan meregang sehingga dan meningkatkan hormon pertumbuhan.

5. Yoga

Olahraga yang bisa dilakukan di rumah dan efektif dalam membantu pertumbuhan tinggi badan selanjutnya adalah yoga. Dalam yoga ada beberapa gerakan yang dipercaya bisa meningkatkan pertumbuhan tulang, seperti mountain pose, triangle pose, surya namaskar, dan tree pose. 

Selain itu, melakukan yoga secara rutin dapat memperbaiki postur tubuh kamu sehingga terlihat lebih proporsional sekaligus menghilangkan stres dan ketegangan otot. Tips untuk menjaga kesehatan tulang dan menambah tinggi badan yang lain bisa kamu lihat dalam buku Agar Tulang Sehat yang disusun oleh Pangkalan Ide.

Pangkalan Ide Agar Tulang Sehat

Demikian pembahasan tentang lempeng epifisis, mulai dari pengertian hingga jenis olahraga yang dapat meningkatkan tinggi badan. Semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat sekaligus bisa menambah wawasan kamu.

Jika kamu ingin mencari buku tentang tulang, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

Referensi:

  • Herman, N. I. P. S. (2017). Hubungan Konsentrasi Serum Vitamin D (25 (OH) D) dengan densitas massa tulang calcaneal pada lansia di klinik pelayanan kesehatan masyarakat reni jaya uin syarif hidayatullah jakarta.
  • Andriani, R. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepadatan tulang.
  • Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan remaja).
  • Hidayat, M. T., Handayani, S., & Munawaroh, S. (2018). Pengaruh Usia Menarche terhadap Tinggi Badan Wanita di Daerah Endemis Gondok.

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki