Kesehatan

Apa Itu Lipoma: Pengertian, Gejala, dan Diagnosis

Written by Adinda Rizki

Apa itu lipoma – Penyakit yang bisa datang ke tubuh kita sangat beragam, ada yang bisa membahayakan kesehatan tubuh dan ada juga yang tidak memiliki efek apa-apa. Meski begitu, ketika ada suatu hal yang muncul secara tiba-tiba pada beberapa anggota tubuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Salah satu penyakit yang tidak membahayakan, tetapi memunculkan suatu benjolan adalah lipoma. Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan lipoma. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi tentang lipoma, maka Grameds bisa simak ulasan ini sampai selesai.

Apa Itu Lipoma?

Lipoma merupakan sebuah benjolan lemak yang tumbuh secara perlahan di antara kulit dan lapisan pada otot. Apabila ditekan dengan jari secara lembut, maka lipoma akan terasa lunak dan mudah untuk digoyangkan. Lipoma juga tidak akan menimbulkan rasa sakit apabila kita tekan.

Lipoma biasanya lebih sering dialami oleh orang antara usia 40 sampai 60 tahun maupun paruh baya dan lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan dengan wanita. Pada beberapa kasus, seseorang bisa memiliki lebih dari satu lipoma di tubuhnya.

Lipoma tidak berbahaya dan sifatnya tidak ganas. Akan tetapi, operasi untuk pengangkatan lipoma perlu diperlukan apabila lipoma pada tubuh terus tumbuh hingga membesar dan menimbulkan rasa yang sakit apabila disentuh.

Namun, setiap ada benjolan di permukaan tubuh belum tentu bisa dikatakan lipoma. Akan tetapi, bisa saja penyakit kista atau tumor ganas (kanker) yang akan berakibat fatal apabila tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, hal ini perlunya kesadaran dari sendiri untuk memeriksakan diri ketika muncul lipoma pada tubuh.

Apa Penyebab Lipoma?

Penyebab tumbuhnya lipoma pada tubuh belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko untuk seseorang terkena lipoma, yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadi karena keturunan
  2. Rentan usia 40 sampai 60 tahun
  3. Penyakit tertentu, seperti penyakit Madelung, sindrom Gardner, sindrom Cowden, atau adiposis dolorosa

Gejala-Gejala Lipoma

Supaya Grameds semakin mengetahui kemunculan lipoma, maka ada baiknya untuk mengetahui gejala-gejala lipoma terlebih dahulu. Berikut ini beberapa gejala munculnya lipoma yang perlu untuk diketahui.

  1. Ukuran lipoma bisa tumbuh menjadi lebih besar, dari yang tadinya hanya sebesar kelereng sampai sebesar bola pingpong
  2. Tumbuhnya dengan sangat lambat
  3. Apabila disentuh terasa lembek seperti halnya lemak pada daging sapi
  4. Sangat mudah untuk digoyangkan

Diagnosis Lipoma

Dokter biasanya akan mendiagnosis lipoma setelah pemeriksaan fisik dan karakteristik pada benjolan. Untuk pemeriksaan lanjutan, biasanya tidak perlu adanya pemeriksaan berkelanjutan. Berikut ini beberapa diagnosis lipoma pada umumnya.

  • Anamnesis

Pada anamnesis, biasanya pasien akan datang dengan adanya keluhan benjolan yang memiliki progresifitasnya lambat dan tidak menimbulkan rasa kenyamanan. Namun, terdapat beberapa tipe lipoma bisa menimbulkan gejala yang mengganggu, hal ini tergantung pada lokasi dan ukuran dari lipoma.

  • Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya adalah pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu produser yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis suatu penyakit.

Hasil dari pemeriksaan ini kemudian dapat digunakan untuk merencanakan perawatan selanjutnya. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan dengan sistematis. Mulai dari memeriksa kepala hingga kaki. Berikut penjelasannya:

  • Inspeksi

Lipoma subkutan akan melihatkan massa tanpa adanya gambaran abnormalitas pada kulit di atasnya. Seperti beberapa kasus yang terjadi, massa bahkan tidak akan terlihat pada saat inspeksi tetapi teraba pada palpasi.

Tujuan dilakukannya prosedur ini untuk melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang yang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Inilah penyebab pemeriksa dan perlunya untuk mengetahui karakteristik normal dan abnormal tiap usia.

Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa secara mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi potensi kelainan. Jadi, bagi pasien, sebaiknya mengikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.

  • Palpasi

Pada palpasi lipoma superfisial, yang akan teraba massa dengan konsistensi kistik atau kenyal, batas tegas, dan lesi yang mudah untuk digerakkan.

Palpasi merupakan pemeriksaan pada fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan juga dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan jari, telapak tangan dan ujung jari.

Tujuannya untuk mengecek kelembutan, massa, kekakuan, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh. Saat palpasi dilakukan, maka posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah ketegangan otot.

  • Diagnosis Banding

Diagnosis banding lipoma merupakan tumor subkutan lainnya seperti liposarcoma, kista epidermoid, dan abses. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

  • Liposarcoma Diferensiasi Baik

Liposarcoma diferensiasi baik sekilas mirip dengan lipoma yang memiliki karakteristik pembesaran lambat dan tidak nyeri. Akan tetapi, liposarcoma biasanya akan rekurensi lokal pasca tindakan pembedahan yang tinggi. Berbeda halnya dengan lipoma yang jarang mengalami rekurensi.

  • Kista Epidermoid

Kista epidermoid pada umumnya tidak memiliki gejala, tetapi kista bisa pecah dan juga mengeluarkan discar yang berwarna kekuningan seperti halnya keju. Kista juga bisa terinfeksi dan meradang. Kista bisa memiliki ukuran sebesar kelereng sampai sebesar bola pingpong.

Kista epidermoid yang tumbuh ketika sel-sel kulit mati dan terjebak di dalam kulit. Kondisi ini juga dapat dipicu karena cedera pada kulit, jerawat, infeksi HPV, atau terkena paparan sinar matahari secara berlebihan dan terus menerus.

Kista epidermoid bisa menyerang siapa saja, tetapi yang lebih berisiko biasanya dialami oleh orang yang sudah melewati masa puber dan memiliki kulit yang berjerawat.

  • Abses

Pada abses yang akan didapatkan maka terdapat tanda-tanda radang seperti nyeri, eritema dan demam. Abses merupakan jaringan massa yang lunak dan berwarna merah, sampai merah tua yang disebabkan karena infeksi.

Abses bisa menyebabkan rasa yang nyeri dan hangat ketika disentuh. Tetapi, abses berbeda dengan infeksi lainnya, antibiotik saja biasanya tidak bisa menyembuhkan abses.

Abses harus dibuka dan dikeringkan supaya lekas membaik. Terkadang drainase yang terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, pada umumnya harus dibuka dengan alat bantuan kompres yang hangat atau dilakukan dengan dokter dalam prosedur yang disebut dengan sayatan dan drainase.

Untuk mengeringkan abses, dokter akan memberikan obat mati rasa dan kemudian akan memotong abses supaya cairan bisa keluar. Setelah abses mengering, maka dokter akan mengobati luka. Cara ini tentu efektif untuk membantu menyembuhkan dan juga mencegah abses untuk muncul kembali.

Setelah prosedur selesai dilakukan, maka dokter akan kemungkinan untuk meresepkan obat antibiotik untuk mencegah luka supaya tidak terinfeksi. Kasus abses kulit yang juga parah biasanya juga akan diobati dengan obat antibiotik.

  • Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan bagi penunjang berupa ultrasonografi, CT scan, serta MRI bisa membantu untuk menegakkan diagnosis lipoma pada lokasi atipikal serta dapat menyingkirkan diagnosis banding.

  • Ultrasonografi

Ultrasonografi atau USG memiliki keakuratan yang tinggi. Studi menunjukkan bahwa pemeriksaan ultrasonografi memiliki sensitivitas 95,2% dan spesifitas 94,3% dalam mendiagnosis lipoma.

  • CT Scan

Sinar-X dan ultrasonografi bisa memberikan beberapa informasi, tetapi saat menggunakan pandangan yang lebih rinci maka diperlukan, pemindaian tomografi terkomputasi (CT) biasanya merupakan langkah berikutnya.

Selama melakukan CT scan, Anda akan berbaring di mesin seperti terowongan sementara dan pada bagian dalam mesin akan berputar dan mengambil serangkaian sinar-X dari sudut yang berbeda.

Gambar-gambar ini kemudian akan dikirim ke komputer, dan mereka menggabungkan untuk membuat gambar irisan atau penampang, dari tubuh. Ct scan juga bisa digabungkan untuk mendapatkan gambar 3D dari area tubuh tertentu.

Pada CT scan, adanya radiodensitas <50 Hounsfield pada unit yang mengindikasikan adanya massa jaringan lemak, tetapi tidak bisa membedakan lipoma dan liposarcoma.

  • MRI

MRI merupakan teknik pemindaian radiologi yang bisa menggunakan gelombang radio, magnetik, dan juga komputer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh. Mesin MRI memiliki bentuk seperti tabung yang dikelilingi oleh magnet besar yang melingkar.

Gambaran MRI lipoma berupa massa berkapsul, lemak homogen, dan diskrit dengan sedikit atau tanpa septum tipis. MRI dapat membantu untuk menegakkan diagnosis massa jaringan lemak, akan tetapi sulit untuk membedakan antara lipoma dengan liposarcoma.

  • Biopsi

Biopsi pada umumnya tidak diperlukan pada lesi subkutan yang kecil. Apabila telah dilakukan biopsi, maka pada gambaran histopatologi akan menunjukkan adanya tumor jinak mesenkim dari sel lemak matur.

Pada adenolipoma, yang akan didapatkan gambaran jaringan fibrotik yang disebut sebagai hamartoma. Jenis lipoma ini dapat ditemukan pada payudara.

Pada angiolipoma justru akan ditemukan gambaran pembuluh darah yang kecil dan banyak. Sedangkan pada lipoma kardiak akan ditemukan gambaran sel lemak yang dapat bergabung dengan serat miokard.

Penanganan Lipoma

Lipoma sering kali tidak memerlukan penanganan yang khusus, memang tidak berbahaya. Tetapi, terdapat beberapa langkah yang bisa di dapat apabila dilakukan dan jika lipoma menimbulkan rasa sakit, tidak nyaman, mengganggu aktivitas, serta ukuran yang terus membesar.

Metode yang paling sering dilakukan untuk menangani lipoma adalah dengan operasi pengangkatan benjolan. Biasanya, lipoma tidak akan tumbuh kembali setelah dilakukan operasi pengangkatan benjolan.

Selain melakukan operasi pengangkatan benjolan, maka bisa melakukan sedot lemak ataupun suntik kortikosteroid dan bisa dilakukan untuk mengecilkan ukuran lipoma. Tetapi, dengan melakukan kedua metode tersebut tidak bisa menghilangkan lipoma secara total.

Penutup

Lipoma merupakan salah satu penyakit kulit yang tidak membahayakan tubuh. Meski begitu, ketika ada bagian tubuh yang muncul lipoma atau seperti benjolan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Demikian pembahasan tentang apa itu lipoma hingga gejala-gejalanya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Jika ingin mencari berbagai macam buku yang berkaitan dengan penyakit kulit, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Atau kamu bisa melihat beberapa rekomendasi buku di bawah ini.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Rujukan:

  • https://www.alodokter.com/lipoma
  • https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/lipoma/diagnosis
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/abses
  • https://www.alodokter.com/kista-epidermoid
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/ct-scan

Rekomendasi Buku Terkait

Penyakit Kulit : Perawatan, Pencegahan, Pengobatan

 

Berbagai penyakit kulit yang timbul saat ini pun tidak terlepas dari mulai rapuhnya kekebalan tubuh yang ada di tubuh kita. Asupan konsumsi yang diperoleh tubuh mulai dimasuki banyak zat kimia, yang mana hal ini tentu saja berbahaya bagi tubuh kita.

Zat kimia yang tidak dapat terserap dengan baik oleh tubuh akan menjadi racun. Racun inilah yang akan menyebabkan penyakit di dalam tubuh. Maka dari itu, penting dalam mengetahui lebih banyak tentang penyakit kulit. Salah satu buku yang bisa menambah pengetahuan tentang penyakit kulit adalah buku Penyakit Kulit : Perawatan, Pencegahan, Pengobatan.

Buku ini disusun dengan mengumpulkan berbagai sumber ilmu pengetahuan mengenai penyakit kulit dan diperuntukkan oleh orang yang ingin tahu atau sekadar menjadi pengingat dalam menyikapi penyakit kulit. Seperti diketahui bersama, saat ini semakin banyak orang yang terkena penyakit kulit.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain menurunnya kondisi kulit seseorang dikarenakan umur yang semakin tua, lingkungan yang mulai tercemari, ataupun karena hal yang lain semisal jamur, bakteri atau virus. Hal inilah yang membuat kita harus bijak dan bisa bersikap dalam menghadapi hal tersebut. Dengan begitu, saat gejala-gejala sudah terlihat akan lebih dini bisa diatasi.

Melalui buku ini pembaca akan diajak untuk lebih cerdas dalam menangani penyakit yang berhubungan dengan kulit sehingga dapat mencegah sejak dini penyebaran dari penyakit kulit tersebut. Selamat membaca!

Imun Hebat, Tubuh Kuat

Setelah melewati pandemi Covid-s19, kebanyakan orang Indonesia, mulai memperhatikan imun dan juga kesehatan tubuh. Hal ini memang perlu untuk dilakukan agar bisa menjaga kesehatan tubuh tetap terjaga, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Bagi Grameds yang ingin menjaga imun tubuh agar tubuh kuat, mama bisa membaca buku Imun Hebat, Tubuh Kuat terlebih dahulu.

Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Hans Tandra, SpPD-KEMD, PhD,FINASIM, FACE lahir di Samarinda, tanggal 7 Agustus 1951. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini pernah menjalani pendidikan di Academisch Ziekenhuis Leiden, dan menjadi Konsultan endokrinologis, metabolisme dan diabetes sejak tahun 1995.

Buku ini mengupas tuntas masalah imunitas tubuh, yang bukan saja harus dijaga, tapi perlu dipacu dan ditingkatkan. Imunitas yang semakin kuat bisa menghalau serangan virus atau bakteri, bahkan kanker. Kita akan menjadi jarang sakit dan memiliki hidup yang aktif dan sehat serta berumur panjang.

Antropologi Kesehatan Konsep dan Aplikasi Antropologi Dalam Kesehatan

 

Antropologi memiliki arti sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari sudut pandang keanekaragaman fisik dan kebudayaannya. Antropologi kesehatan adalah sub bidang antropologi pada beragam keilmuan lain seperti sosial, budaya, biologi, hingga linguistik guna memahami berbagai faktor yang berhubungan dengan kesehatan.

Lebih dari itu, antropologi kesehatan juga berfungsi untuk memahami faktor-faktor lain seperti kesejahteraan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan, hubungan sosial, dan kepentingan budaya. Dapat disimpulkan bahwa antropologi sebagai disiplin ilmu untuk dapat memahami mengenai budaya, sosial, dan kesehatan, serta penyakit di masyarakat.

Buku “Konsep dan Aplikasi Antropologi dalam Kesehatan” adalah buku yang dikarang oleh Dewi Murdiyanti Prihatin Putri. Beliau adalah dosen pengajar di Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta. Selama berproses di dunia akademik keperawatan, penulis rajin menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk suku dan tulisan ilmiah.

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki