Kesehatan

Fase Luteal Adalah: Pengertian, Cara Menghitung, dan Pengaruh Fase Luteal

Written by Adinda Rizki

Fase luteal adalah – Ketika memasuki masa pubertas biasanya akan ada banyak perubahan yang mulai dirasakan oleh para wanita. Mulai dari pembersaran payudara hingga mensturasi. Semua hal tersebut akan terjadi secara alami dan menjadi tanda jika tubuh Anda sudah siap untuk menjalankan fungsi reproduksi.

Menstruasi merupakan fase yang bisa menjadikan wanita akan merasakan sedikit kebingungan. Biasanya, bagi mereka yang baru pertama kali mendapatkan masa menstruasi, mereka akan kaget karena ada darah yang keluar dari bagian vagina miliknya.

Menstruasi atau haid yang biasa disebut sebagai datang bulan kerap terjadi karena luruhnya dinding rahim yang disertai dengan endometrium. Nah, di dalam menstruasi sendiri akan ada beberapa fase yang harus dilewati oleh seorang wanita, salah satunya adalah fase luteal.

Lalu, apakah kamu sudah tahu tentang fase luteal? Nah, untuk lebih memahami apa itu fase luteal, maka penjelasan yang ada di bawah ini bisa membantu Anda.

Apa Itu Fase Luteal?

Sebelum membahas tentang fase luteal lebih jauh, hal pertama yang akan kita bahas adalah pengertian dari fase luteal itu sendiri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika fase luteal adalah salah satu tahap pada siklus menstruasi yang terjadi pada wanita.

Fase luteal akan terjadi ketika ovulasi atau indung telur melepaskan sel terus dan sebelum haid dimulai. Pada rentang waktu tersebut, lapisan rahim akan lebih menebal untuk bisa mempersiapkan kemungkinan kehamilan.

Jika Anda memiliki gangguan fase luteal, maka biasanya lapisan tersebut tidak akan tumbuh dengan baik setiap bulannya. Hal ini mungkin akan menjadikan para wanita lebih sulit untuk mendapatkan kehamilan.

Penting bagi setiap wanita untuk lebih memahami fase luteal, khususnya bagi mereka yang memang sedang menjalankan program kehamilan. Jadi, tetap simak artikel ini, sampai selesai, Grameds.

Cara Menghitung Fase Luteal

pixabay

Fase luteal merupakan paruh kedua dari siklus menstruasi. Prosesnya adalah ketika folikel melepaskan sel telur, lalu sel telur bergerak ke tuba falopi hingga akhirnya bersentuhan dengan sperma dan dibuahi. Di mana folikel tersebut nantinya juga akan berubah.

Kantung kosong yang menutupi akan berubah menjadi kuning hingga membuat struktur baru yang disebut sebagai korpus luteum. Nantinya, korpus luteum akan melepaskan progesterone dan beberapa estrogen.

Progesterone tadi akan mengentalkan lapisan rahim wanita yang menjadikan sel telur yang telah dibuahi bisa ditanamkan. Pembuluh darah tumbuh di dalam lapisan dan akan memasukkan oksigen dan nutrisi pada embrio yang sedang mengalami perkembangan.

Ketika wanita hamil, maka tubuhnya akan memproduksi hCG atau human gonadotropin. Hormon ini berguna untuk memelihara korpus luteum. Adanya hCG memungkinkan korpus luteum untuk bisa melakukan produksi progesteron sampai pada minggu ke-10 kehamilan.

Selanjutnya, plasenta akan mengambil alis produksi progesterone. Pada kehamilan biasanya tingkat progesteron akan mengalami peningkatan. Namun, ketika wanita tidak hamil, maka selama fase ini korpus luteum akan mengalami penyusutan hingga mati menjadi jaringan perut kecil.

Ketika tingkat progesteron wanita mengalami penurunan, maka lapisan rahim akan turut meluruh selama masa menstruasi yang kemudian seluruh siklus akan berulang. Pada fase luteal akan mencakup beberapa fase penting guna mempersiapkan tubuh untuk kehamilan. Fase ini bisa memakan waktu lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya jika memang ada suatu gangguan.

Maka dari itu, bagi para wanita, sebaiknya selalu dapat membuat jadwal fase luteal, agar bisa diketahui apakah sedang ada gangguan atau tidak. Gangguan pada fase luteal, akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

Bagi sebagian wanita, mungkin saja ada yang mengalami permasalahan atau gangguan ketika masa menstruasi. Pada dasarnya, semua gangguan atau permasalah itu bisa segera diatas, melalui buku Mencegah Permasalahan Menstruasi dan Kewanitaan ini, pembaca akan mengetahui cara mengatasi permasalahan menstruasi, sehingga kesehatan tetap terjaga.

 

Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Fase Luteal

Waktu yang dibutuhkan dalam fase luteal biasanya adalah sekitar 12 hingga 14 hari. Selama waktu tersebut, indung telur akan membuat hormon yang kerap disebut sebagai progesteron. Keberadaan dari hormone ini akan membantu untuk memberitahu lapisan rahim untuk tumbuh.

Ketika wanita sedang dalam kondisi hamil, bayi yang sedang berkembang akan menempel pada lapisan rahim yang telah menebal tersebut. Terkadang, ada gangguan fase luteal yang bisa terjadi ketika ovarium tidak melepaskan cukup progesteron atau tidak memberikan respon pada hormone tersebut.

Gangguan fase luteal bisa dalam kurun waktu panjang maupun pendek. Fase luteal yang singkat akan memerlukan waktu sekitar kurang dari 1-10 hari. Di mana jika terjadi fase ini, maka tidak ada kesempatan bagi lapisan rahim untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam menopang bayi yang sedang tumbuh.

Karena kondisi inilah, wanita akan lebih sulit untuk mengalami kehamilan atau mungkin bisa membutuhkan waktu lama jika ingin memiliki anak. Sedangkan untuk fase luteal panjang bisa disebabkan kondisi ketidaksimbangan hormon PCOS atau polycytic ovary syndrome.

Penyebab Gangguan Fase Luteal

pixabay

Mengetahui fase luteal, rasanya kurang lengkap apabila tidak mengetahui tentang penyebab gangguan fase luteal. Nah, pada poin ini, kita akan membahas tentang penyebab gangguan fase luteal.

Gangguan fase luteal bisa terjadi ketika ovarium gagal menghasilkan hormone progesterone dalam kadar cukup atau ketika lapisan rahim gagal melakukan respon terhadap kadar progesterone yang normal. Selain itu, teknologi reproduksi bantuan seperti IVF yang menggunakan hormon sebagai perangsang produksi telur juga bisa menyebabkan terjadi LPD atau Luteal Phase Defect.

Oleh karena itu, wanita yang sedang menjalani stimulasi ovarium akan menggunakan progesterone yang berguna untuk memastikan perkembangan dan pemeliharaan lapisan rahim yang tepat. Selain itu kondisi LPD bisa lebih memiliki kemungkinan besar terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dan kondisi kesehatan tertentu seperti yang ada di bawah ini.

  1. Obesitas
  2. Melakukan olahraga secara berlebihan
  3. PCOS atau sindrom ovarium polikistik
  4. Stress
  5. Menyusui
  6. Masalah tiroid
  7. Hiperprolaktinemia

Selain itu, sebuah penelitian menjelaskan jika adanya disfungsi hormone pada fase folikuler awal juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan fase luteal pada wanita dengan usia 30 hingga 44 tahun.

Sudah seharusnya untuk kita agar tidak menganggap kalau menstruasi sebagai hal yang tabu. Bahkan, sebaiknya para wanita mengetahui lebih dalam lagi tentang menstruasi agar kesehatan tubuhnya tetap terjaga. Untuk para wanita, bisa membaca buku Blak-Blakan Gangguan Payudara & Menstruasi agar mengetahui tentang cara untuk pola hidup sehat agar gangguan payudara dan menstruasi bisa dicegah.

 

Gejala Gangguan Pada Fase Luteal

Kebanyakan wanita yang mengalami kondisi gangguan fase luteal memang tidak menunjukkan gejala apapun. Akan tetapi, beberapa kasus terkait dengan gangguan fase luteal menunjukkan beberapa gejala yang bisa Anda baca di bawah ini.

  1. Adanya pendarahan ringan atau spotting diantara dua siklus menstruasi
  2. Jangkauan waktu siklus menstruasi begitu pendek
  3. Mengalami kondisi sulit hamil walaupun sudah berusaha
  4. Adanya keguguran
  5. Kondisi kembung
  6. Mengalami sakit kepala
  7. Adanya pembengkakan payudara yang disertai dengan rasa nyeri
  8. Adanya perubahan suasana hati
  9. Adanya kondisi penambahan berat badan
  10. Adanya perubahan hasrat seksual
  11. Kondisi sulit tidur

Pengaruh Gangguan Fase Luteal Pada Peluang Kehamilan

Seperti apa yang dijelaskan sebelumnya jika gangguan fase luteal bisa menyebabkan wanita yang mengalaminya akan kesulitan untuk hamil atau membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa hamil.

Hal ini karena wanita ketika mengalami gangguan fase luteal, lapisan rahim miliknya tidak tumbuh dan berkembang dengan baik untuk mendukung perkembangan janin. Gangguan fase luteal juga bisa menyebabkan beberapa wanita tidak mengalami kondisi ovulasi. Itu artinya, tidak ada sel telur yang bisa dibuahi untuk menghasilkan kehamilan.

Cara Mengatasi Adanya Gangguan Fase Luteal

Pengobatan gangguan fase luteal juga tergantung dari kesehatan wanita yang mengalaminya. Apakah wanita tersebut sedang mencoba untuk hamil atau tidak. Jika memang wanita tersebut tidak ingin hamil, maka wanita yang mengalami kondisi gangguan fase luteal tidak memerlukan pengobatan apapun.

Berbeda ketika seorang wanita yang mengalami kondisi gangguan fase luteal dan ingin memiliki seorang anak atau kehamilan. Mungkin dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Mislanya seperti Clomiphene Citrate atau Clomid.

Di mana obat tersebut bisa menjadi pemicu ovarium untuk membuat lebih banyak folikel yang digunakan untuk melepaskan sel telur. Lalu, ada obat seperti hCG atau Human Chorionic Gonadotropin yang bisa digunakan untuk membantu memulai ovulasi sekaligus menghasilkan banyak progesterone.

Suntikan progesterone, pil atau supositoria juga bisa digunakan setelah ovulasi yang berguna membantu lapisan rahim menjadi tumbuh. Sebelum itu, konsultasikan terhadap dokter terkait dengan pilihan pengobatan yang akan dipilih.

Studi belum menjelaskan jika dengan mengobati gangguan fase luteal akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan teknik reproduksi. Progesterone bisa membantu beberapa wanita untuk mendapatkan perawatan yang berhubungan dengan kesuburan.

Akan tetapi, tidak ada bukti jika meminumnya setelah hamil akan bisa mencegah terjadinya keguguran. Oleh karena itu, jika Anda mengalami masalah kesuburan segeralah datang ke dokter. Mungkin saja terjadi gangguan fase luteal.

Bagi para wanita, pastinya setiap bulan akan kedatangan tamu. Dalam hal ini, tamu yang dimaksud adalah menstruasi. Ingin mengetahui mitos dan fakta menstruasi? Kamu bisa mencarinya pada buku #SiTamuBulanan Fakta Mitos dan Tip Menstruasi.

 

Siklus Menstruasi Pada Wanita

Setelah sebelumnya menjelaskan tentang fase luteal yang merupakan bagian dari fase menstruasi. Berikutnya kita akan membahas tentang menstruasi itu sendiri.

Menstruasi merupakan hal umum yang akan dialami oleh semua wanita. Menstruasi sendiri adalah siklus normal bulanan bagi setiap wanita yang akan ditandai dengan adanya darah yang keluar dari vagina.

Selama siklus menstruasi tersebut, tubuh wanita sedang dalam kondisi mempersiapkan kehamilan ketika terjadi pembuahan. Namun selama siklus menstruasi tidak ada pembuahan, maka lapisan dinding rahim akan mengalami kondisi peluruhan dan keluar bersama dengan darah  dari vagina.

Secara umum, siklus menstruasi normal pada wanita akan terjadi setiap 28 hari. Akan tetapi perlu diketahui juga jika setiap wanita bisa mengalami siklus menstruasi yang berbeda-beda. Kebanyakan wanita akan mengalami siklus menstruasi pertama pada diantara usia 12 hingga 14 tahun.

Namun, Anda juga harus tahu jika setiap wanita akan memiliki kondisi yang berbeda, pasalnya ada wanita yang mengalami siklus menstruasi lebih awal maupun lebih lambat. Tak bisa diketahui secara pasti kapan menstruasi akan terjadi, tetapi Anda tetap akan merasakan gejala menstruasi pada beberapa hari sebelum terjadinya siklus tersebut.

Wanita akan berhenti mengalami siklus menstruasi ketika mereka sudah memasuki masa menopause. Masa menopause wanita biasa terjadi pada rentan usia 45 hingga 55 tahun. Dan ketika pada usia 16 tahun, seorang wanita tidak mengalami siklus menstruasi. Alangkah baiknya, dirinya melakukan konsultasi dengan dokter terkait dengan permasalahan apa yang ada pada sistem reproduksi Anda.

Fase Dalam Siklus Menstruasi Selain Fase Luteal

pixabay

Walaupun siklus menstruasi dialami oleh wanita secara rutin. Namun, di dalam siklus menstruasi masih akan mengalami beberapa fase di dalamnya. Salah satu fase yang ada di dalam siklus menstruasi adalah fase luteal.

Penjelasan akan fase luteal sudah ada di ulasan sebelumnya. Nah, di bawah ini merupakan beberapa fase yang ada di dalam siklus menstruasi selain siklus luteal.

1. Fase Menstruasi

Fase menstruasi adalah fase pertama yang ada di dalam siklus menstruasi. Fase menstruasi sendiri biasanya akan berlangsung pada rentan waktu hari pertama hingga hari kelima. Di mana fase ini akan ditandai dengan luruhnya lapisan rahim dari vagina ketika tidak mengalami pembuahan dari sel telur.

Secara umum, pendarahan pada fase menstruasi akan terjadi selama tiga hingga lima hari. Namun, terkadang ada juga yang terjadi dalam rentan waktu dua hingga tujuh hari dan hal tersebut adalah kondisi normal. Pada fase menstruasi, wanita akan merasakan beberapa gejala seperti nyeri yang diakibatkan adanya kontraksi pada rahim ketika terjadi peluruhan.

2. Fase Folikuler

Selanjutnya, ada fase folikuler yang biasanya akan terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-14. Pada fase ini, hormone estrogen akan mengalami peningkatan hingga membuat lapisan rahim menjadi berkembang dan menebal. Pada fase folikuler yang terjadi pada hari ke-10 hingga ke-14  salah satu folikel akan menghasilkan sel telur matang.

3. Fase Ovulasi

Berikutnya, ada fase ovulasi yang akan terjadi pada hari ke-14. Pada fase ini, sel telur sudah siap untuk dibuahi oleh sperma. Hal ini karena adanya peningkatan hormon pelutein. Sel telur yang telah dilepaskan pada akhirnya akan berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim.

Jika sel tidak dibuahi, maka akan bisa melebur dalam kurun waktu sekitar 24 jam lamanya setelah terjadinya fase ovulasi. Pada fase ovulasi biasanya vagina akan mengeluarkan cairan seperti lendir dari leher rahim.

4. Fase Luteal

Terakhir, ada fase luteal yang akan berlangsung dari hari ke-15 hingga ke-28. Pada fase ini sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium akan bergerak dari tuba falopi menuju ke rahim. Tingkat hormon progesterone akan mengalami peningkatan untuk mempersiapkan lapisan rahim yang digunakan pada kehamilan. Ketika sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, maka akan terjadi kondisi kehamilan.

Namun, ketika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesterone akan mengalami penurunan hingga menyebabkan peluruhan dan memasuki periode menstruasi.

Tanda Kondisi Haid Sehat

Haid yang sehat biasanya akan terjadi pada saat menstruasi datang di setiap 25 hingga 25 hari atau mungkin bisa kapan saja terjadinya namun tetap diantara rentan waktu tersebut. Ketika kurang dari hari tersebut, maka akan ada kemungkinan terjadinya permasalahan pada siklus menstruasi yang Anda alami.

Kondisi haid normal juga akan ditandai dengan waktu ovulasi yang biasanya datang pada hari ke-14 dan lebih tepatnya di pertengahan siklus menstruasi. Selain itu, kondisi haid sehat juga ditandai dengan beberapa hal seperti yang dijelaskan di bawah ini.

1. Warna Darah Selama Siklus Haid

Kondisi haid sehat akan ditandai dengan keluarnya darah dari area vagina dengan warna merah cerah. Di mana kondisi ini menjadi tanda jika aliran darah yang Anda miliki masih tergolong normal.

Namun ketika darah yang Anda keluarkan memiliki warna merah gelap, cokelat serta ada gumpalan. Maka dari itu, bisa jadi kondisi tersebut menjadi tanda adanya permasalahan pada sirkulasi rahim Anda. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa terjadi ketikan hormone dalam tubuh Anda tidak seimbang.

2. Mengalami Keputihan

Keputihan secara normal akan dialami oleh wanita pada beberapa hari menjelang siklus menstruasi tiba. Keputihan yang normal akan ditandai dengan keberadaan cairan berwarna putih, bening, kental dan lengket serta tidak menimbulkan bau.

3. Munculnya Gejala

Haid normal akan dimulai dengan adanya gejala-gejala yang muncul menjelang haid dan akan berhenti ketika hari pertama haid terjadi. Namun Anda juga perlu waspada ketika gejala yang muncul mulai menunjukkan kondisi tidak normal dari haid sebelumnya. Pada saat itu Anda perlu melakukan konsultasi pada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Nah, itulah rangkuman mengenai siklus menstruasi dan fase luteal. Semoga setelah membaca artikel ini sampai selesai, kamu jadi lebih paham tentang pentingnya memahami fase menstruasi. Jika ingin mencari buku tentang menstruasi, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik

Rujukan:

  • Https://www.haibunda.com/moms-life/20221127204335-76-290509/fase-luteal-dalam-siklus-menstruasi-dapat-yang-pengaruhi-kesuburan-bunda-perlu-paham/2
  • Https://www.orami.co.id/magazine/fase-luteal
  • Https://www.halodoc.com/artikel/4-fase-menstruasi-pada-wanita
  • Https://ciputrahospital.com/siklus-menstruasi-wanita/

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki