Matematika

Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung Skala

Written by Hendrik Nuryanto

Dalam peta, kita mengenal adanya skala. Skala ini menjadi perbandingan antara jarak sebenarnya dan jarak pada peta. Skala menjadi penting untuk menggambar peta dengan benar atau perbandingannya sesuai dengan jarak aslinya.

Lalu, bagaimana cara menghitung skala dengan benar? Grameds dapat menyimak penjelasan berikut ini.

Pengertian dan Syarat Peta Menurut Ahli

Peta bukan hanya soal gambar rupa bumi. Tetapi, juga menyangkut jarak, perkiraan waktu tempuh, pemetaan mengenai suatu hal, kemudahan dalam navigasi, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui peta lebih lanjut, Grameds dapat menyimak penjelasan di bawah ini.

International Cartographic  Association (CA) merumuskan peta sebagai objek dalam gambar dari segala unsur permukaan bumi yang digambar dengan skala kecil. Adapun menurut Bakosurtal, peta merupakan tempat penyimpanan dan penyajian data dengan kondisi lingkungan sehingga menjadi sumber informasi penting untuk digunakan dalam perencanaan serta pengambilan keputusan pada pembangunan.

Menurut Erwin Raisz, peta merupakan gambaran konvensional dari segala penampakan muka bumi yang diperkecil dengan skala dan digambar pada bidang datar. Selaras dengan Erwin Raisz, Aryono Prihandito merumuskan peta sebagai gambaran mengenai suatu permukaan bumi dengan menggunakan skala-skala tertentu yang disampaikan dalam bentuk bidang datar dengan sistem proyeksi-proyeksi yang diterapkan.

Soetarjo Soerjosumarmo mendefinisikan peta sebagai bentuk lukisan permukaan bumi yang digambarkan dengan bentuk skala melalui perbandingan ukuran tertentu dari bentuk nyata. Adapun, H. R. Wilkinson dan F. J. Moukhous berpendapat bahwa peta merupakan rakitan dari empat macam informasi (titik, nama, wilayah, dan garis) yang ditulis atau digambar dalam bentuk istilah.

Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peta adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yan menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan; denah.

Melansir dari laman indonesiastudents.com, syarat membuat peta di antaranya sebagai berikut.

  • Memberikan gambaran yang sebenarnya;
  • Mudah dipahami;
  • Tidak membingungkan bagi para pembacanya;
  • Teliti dan sesuai dengan tujuan dari keadaan yang sebenarnya;
  • Bersih dan rapi.

Untuk melihat peta Indonesia ataupun dunia, Grameds dapat membeli atlas. Buku tersebut dapat diperloleh melalui toko buku Gramedia atau secara daring dengan mengklik sampul buku atau ikon di bawah ini.

Atlas Indonesia & Dunia Superkomplet

Fungsi dan tujuan Pembuatan Peta

Segala sesuatu di bumi tidak ada yang diciptakan tanpa adanya tujuan. Begitu pula dengan peta. Melansir dari laman detik.com, berikut tujuan pembuatan peta.

  • Membantu menganalisis data spasial misalnya menghitung debit air, volume, dan sebagainya.
  • Sebagai media untuk menyimpan dan mengomunikasikan informasi yang sifatnya spasial atau keruangan.
  • Membantu dalam pembuatan suatu desain wilayah seperti perencanaan pemukiman, kompleks perniagaan, dan jalur hijau.
  • Membantu suatu pekerjaan misalnya pembuatan saluran irigasi, navigasi, dan pembuatan jalan.

Adapun fungsi pembuatan peta sebagai berikut.

  • Menunjukkan ukuran, jarak di permukaan bumi, dan luas daerah.
  • Menyajikan data mengenai potensi suatu wilayah.
  • Menunjukkan informasi mengenai posisi atau lokasi suatu wilaya di muka bumi.
  • Sebagai alat bantu dalam riset lapangan, perencanaan wilayah, operasi militer, dan lain sebagainya.
  • Memberikan gambaran kondisi fisik dan non fisik suatu daerah seperti jumlah penduduk, persebaran, kepadatan, dan sebagainya.

Jenis Peta Berdasarkan Skala

Peta dapat dikelompokkan berdasarkan skala. Berikut rinciannya.

  1. Peta kadaster merupakan jenis peta berskala besar dengan perbandingan 1 : 100-1 : 5.000. Misalnya peta Badan Pertanahan Nasional, peta perencanaan pembangunan atau proyek, dan lain sebagainya.
  2. Peta skala besar merupakan peta yang memiliki skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Contohnya peta desa, peta kelurahan, dan lain sebagainya.
  3. Peta skala menengah merupakan peta menengah berskala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Sebagai contoh peta kabupaten dan peta provinsi.
  4. Peta skala kecil merupakan peta yang memiliki skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Sebagai contoh peta negara.
  5. Peta geografi merupakan peta dengan skala lebih dari 1 : 1.000.000. Seperti peta regional benua dan peta dunia.

Pengertian Skala Menurut Ahli

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skala didefinisikan sebagai garis atau titik yang berderet-deret dan sebagainya yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur, seperti pada termometer, gelas pengukur barang cair; lajur yang dipakai untuk menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu (seperti pada peraturan gaji dan pada daftar bunga uang); perbandingan ukuran besarnya gambar dan sebagainya dengan keadaan sebenarnya.

Melansir dari katadata.co.id, skala merupakan perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya. Skala dapat dihitung menggunakan rumus skala untuk menggambar peta ataupun denah sehingga dapat mewakili keadaan sesungguhnya dari suatu daerah.

Grameds tentu mengenal peta ataupun globe. Keduanya dibuat dengan menerapkan perbandingan atau rasio antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya pada permukaan bumi dengan satuan yang sama.

Jenis-jenis Skala

Menyadur dari katadata.co.id, skala dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni skala angka, skala garis, dan skala verbal. Berikut penjelasan ketiganya.

1. Skala Angka

Skala angka menunjukkan adanya perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya. Sebagai contoh 1 : 300.000, cara membacanya, yakni 1 cm pada peta mewakili 300.000 cm jarak sebenarnya.

2. Skala Garis atau Skala Grafis

Skala garis dibuat dengan menggambar sebuah garis atau batang sebagai perbandingan jarak pada peta. Biasanya dibagi dalam beberapa ruas. Setiap ruas menunjukkan satuan panjang yang sama. Grameds dapat menyimak contoh skala garis di bawah ini.

0_2_4_6_8_10 km

0_1_2_3_4_5 cm

Skala di atas dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 2 km di lapangan. Penyebut akhir dalam satuan kilometer dibagi dengan penyebut centimeter terakhir. Dalam contoh di atas 10 : 5 = 2 km (satuan yang dipakai adalah kilometer).

3. Skala Verbal

Skala verbal adalah skala yang dinyatakan secara verbal atau dengan kalimat. Skala yang sering muncul di peta-peta tidak menerapkan satuan pengukuran matrik. Misalnya peta-peta di Inggris. Ia menggunakan satuan mil, 1 inci = 5 mil. Jenis skala ini lebih banyak digunakan di Eropa.

Skala berhubungan dengan mata pelajaran geografi. Untuk memahami lebih dalam mengenai skala dan geografi, Grameds dapat membaca buku di bawah ini.

Geografi Untuk SMA/MA Kelas XI Kur. 2013

Cara Menghitung Skala

Skala pada peta dihitung berdasarkan rumus berikut ini.

Skala = jarak pada peta : jarak sesungguhnya

Contoh:

Skala = 10 cm : 50 km = 10 : 5.000.000 = 1 : 500.000

Untuk lebih memahami cara menghitung skala, Grameds dapat menyimak beberapa soal di bawah ini yang dilansir dari laman katadata.co.id.

1. Jarak antara kota S dan kota M adalah 150 km, sedangkan jarak pada peta adalah 25 cm. Maka, berapa skala petanya?

Penyelesaian:

Skala = jarak pada peta/ jarak sebenarnya

= 25 cm/ 150 km

Untuk menentukan skala, samakan terlebih dahulu kedua satuannya.

Jarak pada peta = 25 cm

Jarak sebenarnya = 150 km = 15.000.000 cm

Maka diperoleh, skala = jarak pada peta/ jarak sebenarnya

= 25 cm/ 150 km

= 25 cm/ 15.000.000 cm

= 1/ 600.000

Jadi, skala petanya adalah 1 : 600.000. Artinya, setiap jarak 1 cm pada peta mewakili 600.000 cm = 6 km pada keadaan sebenarnya.

2. Denah rumah Bayu digambar dengan skala 1 : 150. Panjang tanah pada denah 9 cm dan lebarnya 5,5 cm. Hitung panjang dan lebar tanah rumah bayu sebenarnya.

Penyelesaian:

Panjang tanah pada denah = 9 cm

Panjang tanah sebenarnya 9 cm x 150 = 1.350 cm = 13,5 m

Lebar tanag pada denah = 5,5 cm

Lebar tanah sebenarnya = 5,5 cm x 150 = 825 cm = 8,25 m

Luas sebenarnya = panjang sebenarnya x lebar sebenarnya

= 13,5 x 8,25

= 111,375

Jadi, luas rumah bayu sebenarnya adalah 111,375 cm2

3. Apabila sebuah peta berskala 1 : 2.000.000 diperkecil dua kali, maka skala akan berubah menjadi?

Penyelesaian:

Skala diperkecil = skala x jumlah perkecilnya

= 2.000.000 x 2

= 4.000.000

Jadi, skala peta berubah menjadi 1 : 4.000.000. Namun, peta yang dihasilkan akan semakin kecil dan tidak detail.

Skala dan Tujuan Pengukuran

Skala tidak hanya digunakan dalam peta atau denah saja. Skala juga digunakan dalam pengukuran. Adapun menurut Muhammad, skala pengukuran dirumuskan sebagai penentuan atau penentuan skala atas suatu variabel berdasarkan sifatnya yang melekat dalam variabel riset.

Sugiyono mendefiisikan skala pengukuran sebagai kesepakatan yang diterapkan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendek interval pada alat ukur sehingga akan menghasilkan data kuantitatif.

Adapun tujuan dari skala pengukuran yang dilansir dari laman penelitianilmiah.com adalah sebagai berikut.

1. Mampu untuk Memutuskan Uji Statistik

Mengetahui tingkat pengukuran menjadi penting dalam proses penentuan teknik analisis statistik yang akan diterapkan. Pertimbangan utamanya adalah kesesuaian nilai yang ditetapkan.

2. Mampu Menafsirkan Variabel Penelitian

Mengetahui skala pengukuran yang tepat menjadi hal penting karena membantu dalam menentukan keputusan. Ia juga membantu dalam menafsirkan data dari suatu variabel. Variabel riset sendiri merupakan besaran yang nilainya berubah di seluruh populasi dan dapat diukur. Seperti sampel individu yang dipekerjakan.

Variabel untuk kumpulan populasi tersebut misalnya lokasi, industri, jenis kelamin, keterampilan, usia, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Setiap karyawan memiliki nilai variabel yang berbeda dalam sampel tersebut.

Skala tidak hanya digunakan untuk menghitung peta saja. Ada makna lain dari diksi “skala”, ia bisa diartikan sebagai perbandingan dalam suatu pengukuran. Seperti halnya dalam bidang psikologi.

Penyusunan Skala Psikologi

Macam-macam Skala Pengukuran

Sugiyono mengelompokkan skala pengukuran menjadi beberapa golongan sebagai berikut.

1. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok orang mengenai fenomena sosial. Dalam riset, fenomena sosial biasanya telah ditetapkan secara spesifik oleh periset. Fenomena sosial tersebut disebut dengan variabel penelitian.

2. Skala Guttman

Skala guttman merupakan skala pengukuran yang akan mendapatkan jawaban yang tegas, yakni “ya atau tidak”; “benar atau salah”; “positif atau negatif”; “pernah atau tidak”; dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berupa data interval atau ratio dikotomi.

3. Skala Differensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap. Formatnya bukan berupa pilihan handa ataupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kuntinu yang jawaban “sangat positif” terletak di bagian kanan garis dan jawaban “sangat negatif” berada di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh berupa data interval dan biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu dari seseorang.

4. Rating Scale

Ketiga data di atas berupa data kualitatif yang akan dikuantitatifkan. Sedangkan, rating scale merupakan skala yang data mentahnya berupa angka atau kuantitatif, kemudian ditafsirkan dalam penjelesan-penjelasan kualitatif.

Berbeda dengan Sugiyono, Sekaram dan Roger mengelompokkan skala pengukuran menjadi empat kelompok sebagai berikut.

1. Skala Nominal

Skala nominal menjadi skala atau tingkat pengukuran terendah daripada tiga cara lainnya dalam pengkarakterisasi data. Data nominal memiliki arti “hanya dalam nama”. Informasi atau data nominal mengacu pada data yang berkaitan dengan label, kategori, dan nama. Data-data yang diperoleh diukur dengan pendekatan kualitatif.

Skala nominal merupakan suatu pengukuran yang memungkinkan periset untuk mengelompokkan sesuai dengan kategori atau grup. Skala pengukuran ini diperbolehkan menggunakan kata, huruf, dan simbol alfanumerik lainnya. Dalam skala nominal, angka hanya digunakan untuk mengelompokkan variabel dan tidak ada urutan yang tersirat sekalipun.

Contohnya variabel dari jenis kelamin, responden dikelompokkan menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. Kedua grub ini diberikan kode A dan B.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal mengelompokkan variabel sekaligus membuat urutan menurut kategori yang disepakati. Skala ordinal menyajikan lebih banyak informasi daripada skala nominal. Dalam skala ordinal memiliki hubungan yang teratir antarvariabel riset.

Skala ordinal memberikan ruang bagi Grameds untuk mengurutkan item menggunakan nomor urut untuk menunjukkan posisi atau peringkat secara berurutan. Misalnya urutan dari paling baik ke paling buruk, dengan penomoran 1, 2, 3, dan bentuk-bentuk urutan lainnya.

3. Skala Interval

Skala interval menyajikan lebih banyak informasi daripada skala ordinal karena ada jaminan bahwa perbedaan antara nilai adalah sama. Skala data interval merupakan skala ordinal dengan nilai skala ekuivalen dari interval rendah ke tinggi.

Skala interval dapat digunakan ketika berkaitan dengan data yang dapat diurutkan, tetapi tidak memiliki titik awal. Dengan menerapkan skala interval pengukuran maka akan didapatkan data kuantitatif.

Skala interval memliki tiga karakteristik di antaranya nilai-nilai memiliki urutan yang berarti, tidak ada nol yang sesungguhnya atau nol alami, dan jarak antara peringkat dapat diukur.

Skala interval merupakan skala dengan pengelompokkan berdasarkan urutan sekaligus memberikan informasi dari beberapa variabel yang berbeda. Misalnya kecanduan seseorang terhadap gawai diberikan skala interval 1-2-3-4-5 yang mana nilainya 1: sangat tidak puas; 2: tidak puas; 3: biasa; 4: puas; 5: sangat puas.

4. Skala Rasio

Skala rasio merupakan skala yang dapat memberikan arti perbandingan atau perkalian. Skala ratio memberikan peringkat dengan memastikan adanya perbedaan yang sama antar nilai skala dan memiliki titik nol yang sebenarnya. Oleh sebab itu, skala rasio menjadi skala yang paling informatif karena menggabungkan antara skala nominal, ordinal, dan interval.

Pembagian antara titik-titik pada pengukuran skala rasio memliki jaran yang setara di antara mereka. Oleh sebab itu, pada skala pengukuran rasio, tidak hanya jumlah dan selisih yang dapat dihitung, tetapi juga rasio. Satu pengukuran dapat dibagi denganpengukuran bukan nol dan angka yang bermakna akan dihasilkan.

About the author

Hendrik Nuryanto

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.