Biologi

Daur Hidup Hewan untuk Mempertahankan Spesiesnya

Written by Nandy

Kehidupan setiap makhluk hidup di bumi memiliki siklus. Siklus itu akan terus berulah pada spesies yang sama meskipun individunya berbeda. Makhluk hidup mulai memulai kehidupannya ketika dilahirkan di bumi.

Manusia memulai kehidupan di bumi ketika dilahirkan. Ia akan tumbuh dewasa sampai tua dengan perubahan fisik dan jiwa secara bertahap sesuai dengan usianya. Ia akan menjalani kehidupan sampai meninggal, sampai napasnya terhenti.

Hewan pun sama, ia memiliki rangkaian kehidupan. Mulai dari dilahirkan sampai mati. Ia tumbuh sesuai dengan usia dan fase kehidupan. Proses tumbuh kembang hewan disebut dengan daur hidup hewan.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai daur hidup hewan, Grameds dapat menyimak penjelasan berikut ini.

Pengertian dan Ciri-ciri Hewan

Menurut Anshori, hewan atau binatang merupakan kelompok organisme yang dikelompokkan dalam kerajaan animalia atau metazoa. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bianatang merupakan makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi (seperti anjing, kerbau, semut); hewan.

Adapun menurut Wikipedia, hewan, fauna, binatang, satwa merupakan organisme eukariotik multiseluler yang membentuk kerajaan animalia. Adapun dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014, pengertian hewan dibedakan menjadi tiga, yakni hewan, hewan peliharaan, hewan ternah, dan hewan liar. Berikut penjelasan ketiganya.

  1. Pasal 1 ayat (3) menyatakan: Hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya.
  2. Pasal 1 ayat (4) menyatakan: Hewan Peliharaan adalah Hewan yang kehidupannya untuk sebagian atau seluruhnya bergantung pada manusia untuk maksud tertentu.
  3. Pasal 1 ayat (5) menyatakan: Ternak adalah Hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
  4. Pasal 1 ayat (6) menyatakan: Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

Adapun ciri-ciri hewan menurut Anshori sebagai berikut.

  1. Binatang atau hewan merupakan organisme eukariotik, multiseluler, dan hetetrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
  2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
  3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggungjawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.
  4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya.
  5. Alat pernafasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada tempat hidupnya, ada yang bernafas dengan paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea seperti serangga.
  6. Hewan memerlukan makanan untuk tumbuh berkembang dan bertahan hidup jenis makanan hewan ada tiga yaitu karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan tumbuhan), omnivora (pemakan segala).

Reproduksi Perkembangan Hewan

Penggolongan Hewan

Secara umum hewan termasuk dalam kingdom animalia. Melansir dari Kompas.com, kingdom animalia dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok invertebrata (hewan yang tidak bertulang belakang) dan kelompok vertebrata (hewan bertulang belakang). Berikut penjelasan lebih rinci mengenai kedua kelompok tersebut.

1. Kelompok Invertebrata

Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Kelompok hewan ini terdiri dari porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, dan mollusca. Berikut penjelasan jenis-jenis hewan dalam kelompok invertebrata.

a. Porifera

Porifera merupakan hewan yang memliki pori dalam struktur tubuhnya. Kata porifera berasal dari bahasa latin, yakni porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti memiliki.

Sebagian besar porifera hidup di laut dangkal sampai kedalaman 3.5 meter. Mereka hanya terdiri dari satu suku (familia) yang hidup di air tawar, yakni spongilidae. Sisanya hidup di lautan.

Bentuk tubuhnya mirip dengan vas bunga dan melekat pada dasar perairan. Ia juga terdiri dari dua lapisan sel dengan lapisan luar tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih (pinakosit). Porifera mencerna makanana melalui koanosit. Pencernaan dilakukan secara intraselluler.

Makanan yang telah dicerna akan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya.. Sementara sisa zat makanan akan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.

b. Coelenterata

Secara umum, coelenterata hidup di laut, kecuali beberapa jenis hydrozoa yang hidup di air tawar. Coelenterata sendiri disebut juga dengan hewan rongga dan anteron yang memiliki arti, yakni usus. Coelenterata termasuk da;am golongan hewan diploblastik (hewan yang memliki dua la[pisan embrionik).

Hal tersebut disebabkan karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan sel, yakni sel ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler, yakni mesoglea yang tersebar di sel-sel saraf.

Bentuk tubuh coelenterata terdiri dari dua bentuk, yakni polip dan medusa. Polip merupakan bentuk kehidupan coelenterata yang menempel pada tempat hidupnya. Sedangkan, medusa berbentuk ubur-ubur serupa dengan payung atau parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang secara bebas.

c. Platyhelminthes

Platyhelminthes atau disebut juga dengan cacing pipih memliki bentuk tubuh yang lunak, pipih, dan epidermis bersilia. Ia tidak memiliki rongga tubuh dan umumnya hidup di air laut, air tawar, dan tanah lembab. Tidak jarang juga, ia hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan.

Cacing pipih tidak memiliki sisten peredaran daran dan sistem pernapasan. Ia melakukan pencernaan tidak sempurna tanpa anus. Sementara, untuk sistem ekskresi melalui dua saluran ekskresi yang memanjang dan bermuara ke pori-pori.

Saluran tersebut terletak secara berderet-deret pada bagian dorsal. Ia juga bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api.

d. Nemathelminthes

Nemathelminthes merupakan hewan tripoblastik peseudoseomata atau dikenal juga dengan cacing benang. Cirinya, tubuhnya berbentuk bulat panjang dilapisi dengan kutikula dan dilengkapi dengan sistem pencernaan yang lengkap.

Sayangnya, cacing benang tidak memiliki sistem ekskresi dan respirasi. Habitatnya berada di tanah basah, rawa, sawah, dan air laut.

e. Annelida

Sistem saraf hewan annelida terdiri dari ganglion otak yang dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Annelida disebut juga dengan cacing gelang. Annelida memiliki asistem penvcernaan yang sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan, dan anus.

f. Mollusca

Mollusca merupakan hewan lunak yang hidup di laut, air tawar, ataupun daratan. Hewan ini memiliki cangkang, sistem pencernaan yang lengkap, dan memiliki kaki. Ia hidup di tempat yang lembap. Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang atau rongga mantel.

Perkembangan Hewan

2. Kelompok Vertebrata

Kelompok hewan bertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Kelompok ini terdiri dari kelompok pisces (ikan), amphibia (amfibi), reptilia (reptil), aves (burung), dan mamalia (hewan menyusui).

Berikut penjelasan kelima kelompok tersebut.

a. Pisces (Ikan)

Pisces atau ikan termasuk dalam dalam kelompok hewan vertebrata. Hal ini disebabkan oleh ikan yang memiliki rangka yang tersusun dari tulang keras dan mengandung kalsium fosfat.

Habitat pisces berada di dalam air. Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskeleton berupa sisik. Ia bergerak dengan ekor dan sirip. Sistem pernapasannya menggunakan insang dan tidak memiliki daun telinga.

Adapun contoh pisces, yakni ikan mas, ikan cupang, ikan bandeng, ikan tuna, dan lain sebagainya.

b. Amphibia (Amfibi)

Hewan amphibia hidup di dua alam, yakni air dan darat. Mereka bernapas dengan paru-paru dan kulitnya. Ia menggunakan insang ketika masih menjadi kecebong. Jantung yang dimilikinya terdiri dari tiga ruang.

Adapun jantungnya terdiri dari tiga ruang. Hewan amphibia berkembang biak dengan menghasilkan telur dan tidak bercangkang. Sebagai contoh adalah katak.

c. Reptilia (Reptil)

Hewan reptilia memiliki ciri berkulit keras, bersisik, dan kering. Mereka terbuat dari zat tanduk. Fungsi dari sisik reptil untuk mencegah kekeringan.

Hewan reptil menjadi hewan pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering. Ketika berjalan, ia menggunakan parut atau kaki. Hewan reptil bernapas dengan paru-paru. Sebagai contoh ular, aligator, buaya, kura-kura, kadal, dan lain sebagainya.

d. Aves (Burung)

Aves dapat dikenali melalui tubuhnya yang memiliki bulu dan paruh yang terbuat dari zat keratin. Bulu aves membentuk sayang yang berfungsi untuk membantu terbang. Habitatnya berada di udara.

Aves bernapas melalui paru-paru dan alat tambahan berupa pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara sendiri berfungsi sebagai tempat cadangan udara pernapasan ketika terbang jauh.

Cara perkembangbiakannya dengan cara bertelur. Telurnya memliki cangkang dan kuning telur berukuran besar. Contoh hewan yang masuk ke dalam kategori aves adalah ayam, burung dara, burung pipit, burung gereja dan sebagainya.

5. Mamalia (Hewan Menyusui)

Hewan mamalia menghasilkan susu untuk makanan anak-anaknya. Susu dihasilkan oleh kelenjar glandula mamme yang ada di daerah perut atau dada. Selain memiliki kelenjar susu, hewan mamalia juga memiliki tiga tulang telinga tengah dan rambut.

Biasanya, hewan mamalia hidup di daratan, tetapi ada beberapa jenis mamalia yang hidup di air. Misalnya paus dan lumba-lumba.

Adapun struktur tubuh mamalia menyesuaikan dengan caranya hidup. Beberapa hidup dengan terbang, berenang, berlari, meluncur, dan sebagainya. Perkembangbiakkannya dengan cara melahirkan anak dan pembuahannya terjadi di dalam tubuh induk.

Hewan mamalia bernapas dengan paru-paru dan memiliki diafragma sebagai alat bantu pernapasan. Adapun yang termasuk dalam hewan mamalia adalah jerapah, kuda, kucing, gajah, dan sebagainya.

Pengertian Daur Hidup Hewan

Melansir dari kumparan.com, hewan memiliki daur hidupnya sendiri. Daur hidup hewan dapat dimaknai sebagai bagian dari tahap perkembangan hewan sejak menetas atau lahir sampai dewasa.

Menurut Inggit Awanda, setiap hewan memiliki daur hidup yang berbeda-beda. Misalnya pada hewan kambing dan ayam. Keduanya memliki perubahan bentuk mirip dengan induknya atau tidak mengalami perubahan bentuk tubuh pada tahap pertumbuhannya.

Daur hidup hewan terjadi secara alami untuk mencegah adanya kepunahan. Berkembang dan perkembangbiakkan menjadi bagian dari daur hidup hewan.

Perkembangan Hewan

Jenis-jenis Daur Hidup Hewan

Daur hidup hewan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni daur hidup tanpa metamorfosis dan dengan metamorfosis. Metamorfosis sendiri merupakan duar hidup hewan yang di dalamnya terdapat tahap-tahap perkembangan secara biologis yang terjadi perubahan pada penampilan dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.

Berikut penjelasan jenis-jenis daur hidup hewan.

1. Daur Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis

Daur hidup hewan tanpa metamorfosis merupakan siklus hidup hewan yang terjadi tanpa adanya perubahan bentuk. Misalnya pada ayam dan kucing.

Ayam betina menghasilkan telur yang kemudian menetas setelah dierami induknya selama kurang lebih 21 hari. Ketika menetas, anak ayam memiliki bulu yang sangat halus. Namun, ketika dewasa, bulu anak ayam akan berubah seperti bulu yang dimiliki induknya. Lalu, ayam betina dewasa akan menghasilkan telur lagi setelah terjadi pembuahan.

Hal tersebut juga dialami oleh kucing. Kucing betina melahirkan anak-anak kucing yang akan tumbuh menjadi kucing dewasa. Ia tumbuh mirip dengan induknya. Bayi-bayi kucing ketika dewasa akan berkembang biak lagi.

2. Daur Hidup Hewan dengan Metamorfosis

Hewan yang memiliki daur hidup dengan metamorfosis akan memiliki bentuk fisik yang berbeda ketika lahir dengan saat dewasa. Perubahan fisik terjadi karena adanya pertumbuhan sel dan diferensiasi sel. Atau terjadi proses yang memungkinkan sel kurang khusus menjadi lebih khusus.

Metamorfosis dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Grameds dapat menyimak rinciannya pada paparan di bawah ini.

a. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis sempurna terjadi ketika proses perubahan bentuk tubuh hewan dari kecil hingga dewasa. Biasanya hewan yang memiliki daur hidup sempurna melalui empat tahap dalam siklus hidupnya, yakni telur-larva-pupa (kepompong)-dewasa (imago).

Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam: Daur Hidup Hewan di Lingkungan Sekitar karya Inggit Awanda, dkk menyebutkan contoh metamorfosis sempurna ada pada kupu-kupu dan nyamuk.

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur yang dihasilkan oleh betina. Telur diletakkan di atas dedaunan. Kemudian akan menetas menjadi larva (hewan muda yang akan berubah bentuk ketika dewasa). Larva kupu-kupu disebut dengan ulat.

Makanan ulat adalah daun. Semakin lama, ulat akan berkurang intensitasnya dalam memakan daun dan gerakannya menjadi lambat. Kemudian, ia diam atau tidak bergerak dan membungkus dirinya dengan benang. Benang-benang tersebut terbentuk dari air liurnya. Setelah seluruh tubuhnya terbungkus benang maka ia akan berubah menjadi kepompong atau pupa.

Ketika menjadi kepompong atau pupa, ulat berhenti makan. Secara perlahan, kempompong menjadi sempurna dan kupu-kupu akan keluar dari kepompong. Kemudian. Kupu-kupu dewasa akan mengulangi siklus mulai dari bertelur sampai menjadi dewasa.

Adapun, nyamuk melakukan perkembangbiakkan dengan bertelur di genangan air. Sekali bertelur akan menghasilkan ratusan butir telur. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi jentik-jentik atau tempayak. Ia bergerak dalam air.

Setelah beberapa hari, jentik-jentik akan berubah menjadi kepompong. Lalu, akan berubah menjadi nyamuk. Nyamuk dewasa akan bertelur kembali dan mengulangi siklus yang sama dalam daur hidupnya.

b. Metamorfosis Tidak Sempurna

Metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan belum matangnya atau belum terbentuknya bagian-bagian tubuh hewan ketika lahir. Namun, fisik hewan tersebut sama dengan induknya. Biasanya metamorfosis tidak sempurna terjadi pada serangga, misalnya kecoak.

Kecoak dewasa akan bertelur. Ketika menetas menjadi kecoak muda atau nimfa. Bentuknya mirip dengan kecoak dewasa. Namun, ukurannya lebih kecil dan belum memiliki sayap. nimfa berkembang dan mengalami pergantian kulit secara terus-menerus sebelum mencapai dewasa.

Pergantian kulit tersebut disebut dengan ekdisis. Setelah dewasa sayap kecoak akan tumbuh dengan matang. Ia juga akan akan bertelur lagi dan mengulang daur hidupnya kembali.

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya