Pulang Leila S Chudori ā Setiap negara pastinya memiliki sejarah yang kelam, termasuk negara Indonesia yang dulu pernah terjadi masa kelam yang membuat banyak orang takut untuk tinggal di Indonesia. Bagi sebagian orang mungkin saja membaca sejarah akan terasa membosankan, tetapi bagi sebagian lainnya terasa menyenangkan karena bisa mengetahui peristiwa masa lalu dan juga menambah wawasan.
Untuk mengetahui sejarah umumnya dilakukan dengan membaca buku non fiksi, tetapi terkadang beberapa orang lebih senang untuk mengetahui sejarah melalui karya sastra novel. Kemudian, baru mencari lebih jauh tentang peristiwa masa lampau tersebut.
Di Indonesia sendiri sudah banyak novel yang menceritakan tentang sejarah Indonesia terutama sejarah kelam Indonesia, salah satu novel itu adalah Pulang karya Leila S Chudori. Dengan membaca novel ini, pembaca akan mengetahui sedikit tentang sejarah kelam Indonesia pada masa orde baru.
Artikel ini akan membahas tentang review novel Pulang karya Leila S Chudori lebih lanjut. Jadi, Grameds simak ulasan ini sampai selesai, ya.
Table of Contents
Identitas Buku Novel Pulang – Leila S Chudori
Judul Buku: Pulang
Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik
Penulis Buku: Leila S. Chudori
Bahasa: Indonesia
Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: 20 February 2017
Jumlah Halaman: 474 halaman
Berat Buku: 0.4 kg
Lebar Buku: 13.5 cm
Panjang Buku: 20.0 cm
ISBN: 9786024242756
Harga Buku: Rp 120.000
Profil Penulis Buku Pulang – Leila S Chudori
Penulis buku “Pulang” adalah Leila Salikha Chudori, ia lahir di tahun 1962 pada bulan Desember tanggal 12. Leila Salikha Chudori adalah seorang penulis berkebangsaan Indonesia. Nama Leila Salikha Chudori dikenal melalui karya-karyanya yang terdiri dari novel, cerita pendek, dan skenario drama televisi.
Penulis Leila Salikha Chudori merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang memulai debut sebagai penulis sejak dirinya masih anak-anak. Leila Salikha Chudori juga sering bercerita tentang kejujuran, keyakinan, dan tekad, prinsip, dan pengorbanan.
Leila Salikha Chudori mengatakan bahwa dirinya mendapat banyak dampak serta ide dari banyaknya bacaan buku-buku yang berasal dari penulis-penulis ternama. Sebuah cerpen karya Franz Kafka yang berasal dari negara Jerman. Franz Kafka merupakan filsuf sekaligus sastrawan yang mempertanyakan akan eksistensi manusia.
Selain itu, Leila Salikha Chudori juga sering membaca buku-buku dari penulis Dostoyevsky. Ia merupakan pengarang klasik dari negara Rusia yang membahas jauh ke dalam jiwa manusia. Kemudian, ada D. H. Lawrence pengarang negara Inggris yang memperjuangkan kebebasan mutlak dari nurani manusia dan pengarang Irlandia James Joyce, yang terkenal dengan romannya Ulysses.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila Leila S. Chudori memperlihatkan tokoh-tokoh cerita yang mempunyai kesadaran yang begitu dalam dan juga hasrat jiwa yang bebas di dalamnya. Bahkan, penulis novel Pulang ini tak asing lagi dengan Baratayudha maupun Ramayana dari dunia pewayangan karena banyaknya bacaan yang memengaruhinya sejak dahulu kala.
Penulis Leila Salikha Chudori juga merupakan mahasiswa terpilih untuk mewakili negara Indonesia untuk mendapat beasiswa dalam menempuh pendidikan di “Lester B. Pearson College of the Pacific (United World Colleges)” di Victoria, Kanada. Lulus sarjana Political Science dan Comparative Development Studies dari Universitas Trent, Kanada.
Sejak tahun 1989 hingga kini dirinya bekerja sebagai wartawan majalah berita āTempoā. Pada tahun-tahun awal kariernya, Leila Salikha Chudori dipercayakan untuk melakukan liputan masalah internasional terutama pada negara Filipina dan juga berhasil dalam mewawancarai Presiden Cory Aquino di tahun 1989.
Tidak hanya itu, di tahun 1991 di Istana Malacanang Fang Lizhi seorang ahli Fisika dan salah satu pemimpin gerakan Tiananmen, Tiongkok, WWC di Cambridge University. Presiden Fidel Ramos di Manila pada tahun 1992, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di Jakarta, pada tahun 1992, Pemimpin PLO Yasser Arafat pada tahun 1992 dan 2002 di Jakarta, Nelson Mandela pada tahun 1992 di Jakarta, dan Pemimpin Zimbabwe Robert Mugabe pada tahun 2003, di Jakarta.
Kini Leila adalah Redaktur Senior Majalah Tempo, yang bertanggungjawab pada rubrik bahasa dan masih rutin menulis resensi film di majalah tersebut.
Buku Karya Leila S. Chudori
- Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984)
- Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen (1989) diterbitkan kembali oleh Penerbit KPG pada tahun 2009
- Menagerie 2 (Editor) (1993)
- Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo oleh Amarzan Loebis, Goenawan Mohamad,
- Leila S. Chudori (Editor), Bambang Bujono (Editor)(2008)
- 9 dari Nadira (2009)
- Pulang: Sebuah Novel (2012)
- Laut Bercerita (2017)
Skenario Karya Leila S. Chudori :
- Dunia Tanpa Koma (2006)
- Drupadi (2009)
Penghargaan Leila S. Chudori :
- Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji (2006 āDunia Tanpa Komaā)
- Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia (2011 ā9 Dari Nadiraā)
Sinopsis Novel Pulang – Leila S Chudori
Paris, Mei 1968 Ketika gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintahan Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta; Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya, yaitu Nugroho, Tjai, dan Risjaf terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari yang merupakan isteri Hananto yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
Jakarta, Mei 1998. Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinannya dengan Vivienne Deveraux, akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya.
Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya.
Bersama Sedara Alam, putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia, kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Buku ini memiliki tokoh dan juga para karakter yang bisa dikatakan sederhana, karena kesederhanaannya tokoh di dalam buku ini dengan mudah melekat di pikiran kita para pembacanya.
Penulis Leila S Chudori memilih nama yang sederhana dan tidak asing serta dalam novel ini cukup sederhana. Namun, sangat mudah melekat dalam benak pembacanya.
Banyak tokoh yang memiliki karakter positif. Karakter-karakter ini membuat para pembaca yang tidak memiliki minat untuk paham tentang dunia politik menjadi larut dan secara tidak langsung justru menjadi paham beberapa kondisi politik yang diceritakan di dalam buku Pulang ini.
Review Novel “Pulang” Karya Leila S Chudori
Buku Pulang ini mengajak kita pembacanya untuk kembali ke waktu dan masa masa lalu. Pertama pada masa 1965 di bulan September di mana pada masa saat itu negara Indonesia sedang ada pada situasi penculikan yang terjadi pada para jenderal.
Kedua adalah pada tahun 1968 bulan Mei, di Prancis dan ketiga adalah pada tahun 1998 bulan Mei, di Indonesia. Pada masa kerusuhan 1998 yang disebabkan akibat penembakan terhadap empat mahasiswa Trisakti.
Buku ini juga akan menggunakan sudut pandang orang pertama yang menggunakan banyak insight juga serta menggunakan point of view atau sudut pandang dari banyak tokoh seperti Dimas, Bimo, Alam, Lintang, dan juga Vivienne. Maka dari itu, terkadang pada beberapa bagian cerita akan sulit dipahami karena menggunakan sudut pandang dari banyak tokoh
Perubahan sudut pandang orang pertama dalam buku ini tidak akan membuat kita pembacanya menjadi bingung karena penulis Leila S. Chudori mengemasnya dengan baik, sehingga buku ini akan membuat kita menjadi penasaran saat banyak konflik demi konflik yang terjadi di dalamnya walaupun buku ini bisa dikatakan tebal, tetapi tidak membuat kita pembacanya menjadi malas untuk melanjutkan buku ini.
Tokoh dari buku ini juga dibuat oleh penulis begitu menarik agar dapat membuat kita sebagai pembacanya jatuh hati karena tokoh Dimas yang sangat begitu mencintai tokoh Surti ini sangat dalam dan ditulis oleh penulis dengan begitu mengagumkan.
Selain itu, fokus pada buku Pulang karya Leila S. Chudori ini memiliki kisah kehidupan dari para buronan politik yang berpetualang dari negara satu ke negara lainnya seperti Prancis.
Karena diketahui negara Indonesia yang memiliki keadaan tidak menentu di mana pada tahun 1965 saat itu sedang pasca terjadi pemberontakan akan PKI, di mana saat itu tokoh Dimas yang merupakan seorang wartawan dari salah satu perusahaan āBerita Nusantaraā jadi terdampar di Paris.
Saat itu, di Indonesia sedang terjadi demokrasi di antara para golongan pro PKI dan juga anti PKI yang hal tersebut memengaruhi lingkungan dari tempat kerjanya. Pada kasus itu membuat tokoh Dimas berada pada suatu kondisi politik yang menuntut para penduduknya untuk memilih berada di pihak hitam atau putih.
Pada saat pekerja di kantornya sedang berdiskusi dan berdebat akan ideologi yang menurut paling benar menurut mereka, tokoh Dimas memilih untuk cenderung lebih akomodatif yang bertujuan untuk lebih menjaga pertemanan dengan para pekerja di kantornya. Para pekerja, seperti Nugroho dan Hananto lebih memilih haluan kiri sedangkan pekerja Mas Amir lebih memilih haluan kanan.
Tokoh Dimas sebenarnya memilih haluan netral karena dirinya tidak ingin terlalu terkotak-kotakan oleh sebuah ideologi, tetapi sebagian waktu hidupnya membuat tokoh Dimas ini hampir dihabiskan bersama pekerja kantornya tersebut sebagai teman (Nugroho, Hananto Prawiro, dan Risjad). Hal ini dikarenakan, mereka sudah mengenal satu sama lain ketika menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Namun, salah satu dari teman Dimas, yaitu Hananto memaksa Dimas untuk menentukan pilihan politiknya.
Hingga suatu malam teman-teman dari tokoh Dimas janjian untuk bertemu bersama-sama di warung kopi yang sering mereka kunjungi yang berlokasi di Pasar Senen, Jakarta. Pertemuan itu mereka lakukan untuk membicarakan hal-hal penting, tetapi saat itu tokoh Dimas masih memiliki perasaan kesal karena sikap dari temannya Hananto yang biasa di panggil dengan Mas Han.
Kekesalan itu muncul karena Mas Han kemarin malam menemui selingkuhan yang bernama Marni dan dengan mudahnya Mas Han menyebut istrinya yang merupakan mantan kekasih dari tokoh Dimas ini adalah seorang istri dan juga pendamping hidup sedangkan selingkuhannya Marni hanyalah untuk menyalurkan nafsu dari kaum Proletar yang sedang bergelora.
Pembicaraan malam itu membuat hidup dari tokoh Dimas ini dipenuhi dengan banyak tantangan yang baru saja dimulai, yang diawali dengan bersembunyi di banyak negara karena dirinya dianggap sebagai musuh negara sendiri dan akhirnya bertemu dengan tokoh Vivienne Deveraux. Gadis cantik itu merupakan calon istri di masa depan tokoh Dimas.
Lalu, Dimas memutuskan untuk mendirikan sebuah restoran ala Indonesia di negara Prancis serta melakukan pernikahan dengan kekasihnya yaitu Vivienne Deveraux dan dikaruniai seorang anak yang dinamai dengan Lintang Utara yang akan menjadi tokoh utama dalam kisah buku ini selain tokoh Dimas.
Kutipan dalam Novel Pulang – Leila S Chudori
Beberapa kutipan yang menjadi favorit untuk saya di dalam buku āPulangā karya Leila S. Chudori adalah,
āMenjadi wartawan, bagiku adalah jalan yang tak bisa ditolak. Wartawan adalah profesi yang memperlakukan kekuatan kata sama seperti koki menggunakan kekuatan bumbu masakan.ā (halaman 65)
āLe coup de foudre. Siapa yang percaya pada le coup de foudre? Cinta pada pandangan pertama adalah sebuah kalimat romantis yang ditanamkan pada mereka yang menganggap Paris kota cahaya yang tak pernah kehabisan persediaan amour (bhs Prancis: Cinta).ā (halaman 199)
āKau tidak boleh menyeret-nyeret nasib dan perasaan orang hingga hati orang itu tercecer ke mana-mana. Kau harus berani memilih dengan segala resikonya.ā (halaman 446)
Nah, itulah review buku Pulang yang ditulis oleh Leila S. Chudori yang merupakan novel bertemakan self Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik, Grameds. Seperti yang dapat dilihat bahwa buku ini mengajarkan kita pembacanya akan spa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya.
Bersama Sedara Alam, putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Keunggulan Novel Pulang – Leila S Chudori
Alur Cerita yang Menarik
Alur cerita yang ada pada novel Pulang sangat menarik karena penulis menghadirkan alur maju mundur, sehingga pembaca akan mengetahui masa lalu dari beberapa tokoh. Dengan begitu, penokohan pada novel yang berlatar belakang sejarah ini akan semakin terbentuk.
Selain itu, alur yang menarik juga membuat pembaca merasa seperti dibawa pada masa-masa di mana Indonesia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Mengetahui Sejarah Kelam Indonesia
Selain alur yang menarik, novel Pulang juga memiliki keunggulan berupa pembaca dapat mengetahui gambaran tentang sejarah kelam Indonesia. Selain itu, pembaca juga bisa merasakan kekelaman Indonesia pada masa-masa itu. Maka dari itu, ketika membaca novel ini bukan hanya terhanyut terbawa pembawaan cerita saja, tetapi membuka wawasan kita.
Kekurangan Novel Pulang – Leila S Chudori
Sudut Pandang yang Terlalu Banyak
Novel Pulang karya Leila S Chudori ini terdiri dari beberapa tokoh yang di mana setiap tokohnya memiliki karakter yang unik-unik. Akan tetapi, ketika membaca novel ini, pada beberapa bagian cerita akan sulit dipahami karena penulis menggunakan beberapa sudut pandang, sehingga bagi pembaca terkadang perlu membaca beberapa cerita beberapa kali.
Berceritakan Tentang Suatu Peristiwa
Meskipun berlatar belakang sejarah, tetapi bagi seseorang yang sangat awam dengan suatu peristiwa yang ada di dalam novel, maka akan sulit memahami jalan ceritanya. Oleh karena itu, sebelum membaca novel ini, sebaiknya mengetahui sedikit kekelaman Indonesia pada masa orde baru.
Rekomendasi Novel Karya Leila S. Chudori
Novel Nadira
Laut Bercerita
Malam Terakhir
Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai novel Pulang maupun buku-buku bergenre Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik lainnya, kalian dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia.com yang pastinya mudah dipahami dan kamu bisa mendapatkan informasi #LebihDenganMembaca
Penulis: Chelsea
Baca juga:
- Review Buku Kematian Sebuah Bangsa
- Review Novel Possessive Pilot
- Review Buku Patah Untuk Tumbuh
- Review Novel Sweet Falls
- Review Novel The Ballads of Songbirds and Snakes
- Review Novel The Seven Husbands
- Review Buku Very Good Lives
- Review Novel Kitab Omong Kosong
- Review Novel Run to Me
- Review Novel Halaqah Cinta
- Review Buku Bandarmology vs Teknikal
- Review Novel KKN: Kuliah Kerja Ngebaper
- Review Novel Stalker In Love
- Review Novel Mengenang Kenang
- Review Novel Sabda Palon
- Review Novel Gong Nyai Gandrung
- Review Novel The Arson Project
- Review Novel Hold Me
- Review Novel Twin Flames
- Review Novel Solo Leveling
- Sinopsis Novel Arthan Lolimilky
- Review Novel Alkana
- Review Novel Pride and Prejudice
- Review Novel Pulang