in

Review Buku Very Good Lives Karya J. K. Rowling

Siapa yang tak kenal dengan J.K. Rowling, sang penulis naskah cerita Harry Potter yang legendaris dan sangat populer hingga saat ini. Buku Very Good Lives adalah salah satu buku yang ditulis oleh J. K. Rowling. Buku Very Good Lives pertama kali diterbitkan pada tahun 2015 dalam Bahasa Inggris. Buku Very Good Lives telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2018, dengan judul “Very Good Lives (Hidup yang Sangat Baik)”. Buku ini hanya memiliki total 80 halaman saja, karena ini merupakan “rangkuman” atas pidato yang pernah disampaikan J. K. Rowling di Harvard University.

“Kita tak membutuhkan sihir untuk mengubah dunia, karena kita telah mempunyai segala kemampuan yang kita butuhkan.”

Pada 2008, J.K. Rowling menyampaikan pidato yang pada acara wisuda Universitas Harvard. Pidato itu sangat menyentuh banyak orang, sehingga pada akhirnya diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul “Very Good Lives”. Buku ini memuat kata-kata bijak dari J.K. Rowling untuk siapa pun yang sedang menghadapi perubahan dalam hidupnya.

Bagaimana agar kita dapat menerima kegagalan? Dan bagaimana supaya kita bisa menggunakan imajinasi untuk memperbaiki diri kita dan orang lain? Dengan menggunakan contoh kisah-kisah dari masa kuliahnya, J. K. Rowling membahas sejumlah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling penting dalam hidup secara tajam dan menggugah.

Profil J. K. Rowling – Penulis Buku Very Good Lives

Sumber foto: telegraph.co.uk

Joanne Rowling merupakan seorang wanita kelahiran 31 Juli 1965, di Cottage Hospital, Yate, Inggris. Ibunya bernama Anne (née Volant) dan ayahnya bernama Peter “Pete” James Rowling. Joanne Rowling, CH, OBE, FRCPE, FRSL, atau yang dikenal dengan nama pena J. K. Rowling merupakan seorang penulis, penulis skenario, filantropis, dan juga produser film.

Walaupun ia dikenal dengan menggunakan nama pena J. K. Rowling, sebelum menikah, nama aslinya adalah Joanne Rowling atau dipanggil Jo. Ketika dilahirkan, Joanne tidak memiliki nama tengah. Maka dari itu, seorang karyawan dari Bloomsbury Publishing menyarankan supaya ia menggunakan dua inisial, bukan menuliskan nama lengkapnya.

Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi para pembaca yang tidak ingin membaca buku yang ditulis oleh seorang wanita. Joanne Rowling kemudian memilih nama Kathleen sebagai inisial kedua nama penanya. Kathleen merupakan nama sang nenek dari pihak ayahnya. Ia juga berpikir bahwa huruf “J” dan “K” mudah diucapkan secara berurutan. J. K. Rowling pernah bekerja sebagai peneliti dan sekretaris dwibahasa pada tahun 1990 untuk Amnesty International.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Bertepatan pada saat itu, ia sedang menyusun ide untuk seri Harry Potter. Tepatnya ketika dia berada di dalam kereta yang berangkat terlambat dari Manchester ke London. Selama tujuh tahun berikutnya, banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, seperti kematian sang ibu, kelahiran anak pertamanya, bercerai dengan suami pertamanya, dan hidup dalam kemiskinan. Sampai pada akhirnya, novel pertamanya yang berjudul Harry Potter and the Philosopher’s Stone berhasil diterbitkan pada tahun 1997.

Novel debutannya ini berlanjut hingga enam sekuel, dengan sekuel terakhir yang dirilis pada tahun 2007. Sejak saat itu, J. K. Rowling sudah menulis beberapa buku untuk pembaca dewasa, salah satunya adalah The Casual Vacancy (2012). Lalu, ia juga pernah menulis seri fiksi kriminal berjudul Cormoran Strike, dengan nama samaran Robert Galbraith. Pada tahun 2020 lalu, ia merilis buku “dongeng politik” karyanya yang berjudul “The Ickabog” dalam bentuk cerita bersambung secara daring.

Kehidupan J. K. Rowling terus mengalami perubahan sampai dapat dibilang drastis. Sebab, pada suatu waktu ia pernah hidup dengan mengandalkan tunjangan pemerintah saja, dan di waktu yang lain, ia berhasil dinobatkan menjadi penulis miliarder nomor satu di dunia oleh Forbes. Forbes mencatat bahwa J. K. Rowling kehilangan statusnya sebagai miliarder setelah menyumbang sebagian besar penghasilannya untuk amal. Oleh karena itu juga, ia dinobatkan sebagai seorang filantropis.

Total penghasilan dari penjualan buku-buku J. K. Rowling di Inggris mencapai lebih dari 238 juta euro. Pencapaian ini menjadikannya sebagai penulis buku paling laris di Inggris yang masih hidup. Sunday Times memperkirakan kekayaan J. K. Rowling pada tahun 2021 mencapai 820 juta euro, yang menjadikannya sebagai orang paling kaya ke-196 di Inggris.

Sebagai seorang penulis, kualitas karya J. K. Rowling tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari novel seri debutnya saja sudah membuktikan bahwa dia adalah seorang penulis yang mumpuni. Buku Very Good Lives menjadi salah satu buku yang berisi segelintir pengalaman hidup seorang J. K. Rowling. Maka dari itu, bagi kalian yang ingin mengenal sosok J. K. Rowling lebih mendalam, kalian disarankan untuk mendapatkan buku ini.

Sinopsis Buku Very Good Lives

Very Good Lives merupakan pidato pemberdayaan yang diberikan oleh J. K. Rowling kepada wisudawan Harvard tahun 2008. Buku ini merupakan versi teks singkat dari pidato yang dia berikan. Isi pidato itu berkaitan dengan ide-ide kegagalan dan bagaimana sebenarnya kegagalan merupakan hal yang sangat perlu untuk manusia alami, dalam proses untuk benar-benar berhasil dalam hidup. Lalu, bagaimana hanya sedikit imajinasi saja yang dapat berjalan di sepanjang jalan.

Kisah rags-to-riches J. K. Rowling mungkin merupakan salah satu kisah paling terkenal jika membahas seputar kehidupan penulis. Dalam pidato singkat ini, J. K. Rowling secara singkat menyampaikan rencana awal kehidupannya, kegagalannya, dan kekuatan imajinasinya untuk menyelamatkan dirinya dari segala hal lainnya. Ia berbicara terus terang tentang subjek kegagalan, meskipun banyak orang yang menganggap hal itu tabu. Terlebih lagi, dia mendorongnya untuk membahas tentang kegagalan, karena melalui kegagalan kita belajar tentang siapa diri kita sebenarnya.

Satu hal yang perlu diingat, kita cenderung takut gagal dalam begitu banyak hal dalam hidup, sehingga kita tidak pernah menempatkan diri di luar sana untuk mencoba. Atau kita malah menahan diri, sehingga jika kita gagal, rasa sakit dan hasilnya bisa ditolerir dan terasa lebih ringan. Ketakutan akan kegagalan menahan diri kita untuk melakukan sesuatu yang belum terjadi.

J. K. Rowling menyampaikan pidato ini dengan cerdik dan menyelipkan humor di dalamnya. Ia membuka pintu hidupnya dalam pidato ini lebih lanjut saat dia menyampaikan tentang bagaimana konsep Harry Potter benar-benar muncul. Ini mungkin sudah diketahui oleh sebagian orang, tetapi mungkin di antara anda ada yang hanya mengetahui bahwa cerita di mana J. K. Rowling membuat kisah Harry Potter untuk dongeng pengantar tidur anak-anaknya.

Ia menghabiskan banyak perjalanan dengan kereta api dan berkunjung ke kedai kopi untuk menulis cerita di atas kertas yang kemudian ditolak oleh sejumlah besar penerbit. J. K. Rowling juga pernah menemukan kegagalan dalam karya terbesarnya sepanjang sejarah itu. Namun, kegagalannya itu tidak menghentikannya sebagai seorang penulis terbaik.

Kelebihan Buku Very Good Lives

Sebagai buku yang ditulis oleh J. K. Rowling, tentunya buku ini memiliki sejumlah kelebihan. Para pembaca menilai isi pidato ini dirangkum dengan apik, seru, cerdas, dan tentunya menginspirasi. J. K. Rowling juga menyelipkan sedikit humor di tengah-tengah pidato motivasionalnya itu. Hal ini membuat pembaca tidak merasa bosan.

Buku Very Good Lives ini juga memiliki sejumlah ilustrasi yang bagus dan mendukung penjelasan narasi pidato ini. Ilustrasi tersebut berwarna, sehingga menambah nilai visual buku ini menjadi lebih segar. Selain itu, pembaca bisa mendapatkan banyak kalimat yang quotable dalam buku ini. Lalu, desain sampul buku ini juga dinilai simpel tapi elegan.

Buku Very Good Lives dalam versi terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia juga dinilai cukup baik. Terjemahan bahasanya indah dan mudah untuk dimengerti. Pembaca tidak mengalami kesulitan untuk memahami isi pidato yang disampaikan oleh J. K. Rowling.

Sebagai buku rangkuman pidato pemberdayaan yang memuat tentang pengalaman pribadi penulis, pastinya buku ini mudah untuk dijadikan bahan pembelajaran. Ditambah lagi, buku ini sangat singkat, isinya padat dan sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam.

Bagi anda yang merupakan seorang penggemar berat Harry Potter atau penggemar J. K. Rowling, maka sangat disarankan untuk segera mendapatkan buku ini. Sebab, buku ini mampu mencerahkan, memberdayakan, dan meyakinkan semua orang yang masih muda, agar bisa menghirup udara segar. Buku ini sangat cocok bagi anda yang menyukai bacaan yang dapat membangkitkan semangat dan harapan positif dalam memandang kehidupan secara lebih baik.

Kekurangan Buku Very Good Lives

Selain kelebihan, buku Very Good Lives ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada masih ditemukannya sejumlah kata yang dinilai kurang pas, karena buku ini memang buku terjemahan. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan bagi para pembaca untuk memahami isi buku ini.

Selain itu, pembaca menemukan kesan nanggung dalam menerjemahkan buku ini. Sebab, ada beberapa ilustrasi yang tetap menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini dinilai kurang memenuhi ekspektasi pembaca, di mana buku ini harusnys diterjemahkan semua sampai ke ilustrasinya juga.

Pesan Moral Buku Very Good Lives

Melalui kisah ini, kita dapat memaknai bahwa hidup bagaikan sebuah cerita. Hal yang paling penting bukan seberapa lama cerita itu berlangsung, tetapi seberapa baik hidup yang kamu jalani. Kita hendaknya fokus untuk memberikan yang terbaik dalam hidup yang kita jalani ini.

Lalu, J. K. Rowling juga mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur, karena tidak ada makhluk lain di dunia ini yang seperti manusia. Tidak ada makhluk lain yang bisa belajar dan memahami tanpa harus mengalami. Manusia mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.

Kemampuan ini menjadi sebuah kekuatan, seperti layaknya sihir yang dituliskan dalam kisah fiksi, tetapi bersifat netral secara moral. Manusia dapat memanfaatkan kemampuan ini untuk tujuan yang baik. Hendaknya kita juga tidak menyalahgunakan kemampuan ini.

Seseorang tak akan pernah benar-benar mengenal dirinya sendiri, atau betapa kuatnya suatu hubungan, hingga keduanya diuji dengan cobaan hidup. Cobaan tak selamanya bersifat buruk. Sebab, melalui cobaan, kita dapat belajar dan menginterpretasikan dunia dengan lebih baik.

Nah, itu dia Grameds ulasan buku Very Good Lives (Hidup yang Sangat Baik) karya J. K. Rowling. Bagi kalian yang belajar dari bacaan yang motivasional dan pengalaman pribadi seseorang, buku ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi anda. Yuk segera dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy